gagal jantung
1 2
gagal jantung sebelah kiri (ventrikel Gagal jantung sebelah kanan (kerusakan
kiri) jantung tidak dapat memompa pada ventrikel kanan jantung yang
darah dengan baik keseluruh tubuh menyebabkan proses pengambilan osigen di
menyebabkan tubuh kekurangan darah dalam paru-paru oleh darah tidak berjalan
yang mengandung oksigen) dengan baik
3
Gagal jantung sistolik (otot jantung 4
tidak dapat berkontraksi dengan baik Gagal jantung distolik (jantung sulit terisi
sehingga proses penyaluran darah yang darah akibat kekakuan pada otot organ
mengandung oksigen keseluruh tubuh tesebut
menjadi terganggu
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA), dan pembagian stage menurut
American Heart Association (AHA). Tingkatan gagal jantung diklasifikasi berdasarkan kelainan
struktural jantung dan kapasitas fungsional. Klasifikasi gagal jantung yang tertera di Pedoman
Tatalaksana Gagal Jantung oleh Perki tahun 2015,
Klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung Klasifikasi berdasarkan kapsitas fungsional (NYHA)
(AHA) Kelas I Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas
Stadium A Memiliki risiko tinggi untuk berkembang fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan,
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat gangguan palpitasi atau sesak nafas.
struktural atau fungsional jantung, tidak terdapat tanda Kelas II Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat
atau gejala keluhan saat istrahat, namun aktifitas fisik sehari-hari
Stadium B Telah terbentuk penyakit struktur jantung menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
yang berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, Kelas III Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat
tidak terdapat tanda atau gejala. keluhan saat istrahat, tetapi aktfitas fisik ringan menyebabkan
Stadium C Gagal jantung yang simptomatik kelelahan, palpitasi atau sesak.
berhubungan dengan penyakit struktural jantung yang Kelas IV Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan.
mendasari. Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan meningkat saat
Stadium D Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala melakukan aktifitas
gagal jantung yang sangat bermakna saat istrahat
walaupun sudah mendapat terapi medis maksimal
(refrakter)
Penyebab gagal jantung
ACE-1 harus diberikan pada semua pasien gagal jantung ventrikel kiri < 40% kecuali ada
kontraindikasi. ACE-I memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi
perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung, dan meningkatkan angka
kelangsungan hidup. ACE-I terkadang menyebabkan perburukan fungsi ginjal, hiperkalemia,
hipotensi simtomatik, batuk, dan angioedema (jarang). Oleh sebab itu, ACE-I hanya diberikan
pada pasien dengan fungsi ginjal adekuat dan kadar kalium normal.
Indikasi pemberian ACE-I
1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri <40% dengan atau tanpa gejala
2. Fraksi ejeksi ventrikel kiri >40% dengan tanda dan gejalah gagal jantung
Penyekat reseptor ß, Obat-obatan inotropik intravena seperti
Kecuali terdapat kontraindikasi, diberikan pada dobutamin, dopamin, epinefrin, milrinon, dan
semua pasien gagal jantung simtomatik dan fraksi levosimendan dapat digunakan sebagai
ejeksi ventrikel kiri. Beta-blocker (BB) dapat dukungan sementara pada pasien gagal jantung
menangkal efek aktivasi simpatis kronis pada gagal akut dengan syok kardiogenik dan perfusi
jantung, menstabilkan denyut jantung, dan sistemik/organ akhir yang buruk. Dobutamin
meningkatkan pengisian diastolik ventrikel kiri. dan/atau milrinon dapat digunakan sebagai lini
Indikasi pertama terapi penyelamatan. Epinefrin dapat
1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri digunakan pada hipotensi refrakter dan perfusi
2. Gejala ringan sampai berat organ akhir yang buruk. Levosimendan dapat
3. Pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan digunakan pada gagal jantung dekompensasi
dosis diuretic, tidak ada kebutuhan intropik, dan akut yang tidak responsif dengan agen inotropik
tidak ada tanda retensi cairan berat) lainnya
ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKERS (ARB), tetap
simtomatik walaupun sudah diberikan ACE-1 dan peyekat β
kecuali terdapat kontraindikasi dan juga mendapat antagonis
aldosterone direkomedasikan
sebagai alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE-
I.
Studi prospektif terkait terapi farmakologis pada anak dengan gagal jantung masih belum
sebanyak orang dewasa sehingga prinsip terapi gagal jantung pada anak umumnya mengadopsi
hasil studi pada orang dewasa. Terapi farmakologis yang sering digunakan meliputi kombinasi
diuretik, ACE-I, BB, antagonis aldosteron, dan digoksin.
Diuretik digunakan pada anak dengan gagal jantung simtomatik yang disertai kongesti sistemik
atau pulmonal. Furosemide merupakan diuretik loop yang paling sering digunakan, umumnya
diberikan secara intravena pada gagal jantung dekompensasi akut.
Captopril dan enalapril merupakan ACE-I yang paling sering digunakan pada anak dengan
gagal jantung. Pemberian rutin ACE-I direkomendasikan pada anak dengan disfungsi ventrikel
kiri.
ARB seperti losartan dapat diberikan pada pasien yang intoleran terhadap ACE-I (misalnya
batuk atau angioedema)
Beta Blocker seperti carvedilol, metoprolol, atau bisoprolol dapat digunakan pada anak
dengan disfungsi sistolik sedang atau berat. Pemberian BB dimulai dengan dosis rendah dan
dititrasi secara bertahap.
Dosis obat gagal jantung pada anak
Thank
You