Anda di halaman 1dari 16

Kelompok

gagal jantung

1. Gratia Mariani 518 011 324


2. Petronela Boleng 518 011 324
pengertian

Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari struktur


jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Secara klinis, gagal jantung
merupakan kumpulan gejala yang kompleks dimana seseorang memiliki
tampilan berupa: gejala gagal jantung; tanda khas gagal jantung dan
adanya bukti obyektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat
istirahat. Gagal jantung diawali dengan terjadinya kerusakan pada
jantung atau miokardium diikuti penurunan curah jantung.
Ada 4 jenis gagal jantung

1 2
gagal jantung sebelah kiri (ventrikel Gagal jantung sebelah kanan (kerusakan
kiri) jantung tidak dapat memompa pada ventrikel kanan jantung yang
darah dengan baik keseluruh tubuh menyebabkan proses pengambilan osigen di
menyebabkan tubuh kekurangan darah dalam paru-paru oleh darah tidak berjalan
yang mengandung oksigen) dengan baik

3
Gagal jantung sistolik (otot jantung 4
tidak dapat berkontraksi dengan baik Gagal jantung distolik (jantung sulit terisi
sehingga proses penyaluran darah yang darah akibat kekakuan pada otot organ
mengandung oksigen keseluruh tubuh tesebut
menjadi terganggu
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA), dan pembagian stage menurut
American Heart Association (AHA). Tingkatan gagal jantung diklasifikasi berdasarkan kelainan
struktural jantung dan kapasitas fungsional. Klasifikasi gagal jantung yang tertera di Pedoman
Tatalaksana Gagal Jantung oleh Perki tahun 2015,

Klasifikasi berdasarkan kelainan struktural jantung Klasifikasi berdasarkan kapsitas fungsional (NYHA)
(AHA) Kelas I Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktifitas
Stadium A Memiliki risiko tinggi untuk berkembang fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan,
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat gangguan palpitasi atau sesak nafas.
struktural atau fungsional jantung, tidak terdapat tanda Kelas II Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak terdapat
atau gejala keluhan saat istrahat, namun aktifitas fisik sehari-hari
Stadium B Telah terbentuk penyakit struktur jantung menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas
yang berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, Kelas III Terdapat batasan aktifitas bermakna. Tidak terdapat
tidak terdapat tanda atau gejala. keluhan saat istrahat, tetapi aktfitas fisik ringan menyebabkan
Stadium C Gagal jantung yang simptomatik kelelahan, palpitasi atau sesak.
berhubungan dengan penyakit struktural jantung yang Kelas IV Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan.
mendasari. Terdapat gejala saat istrahat. Keluhan meningkat saat
Stadium D Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala melakukan aktifitas
gagal jantung yang sangat bermakna saat istrahat
walaupun sudah mendapat terapi medis maksimal
(refrakter)
Penyebab gagal jantung

Gagal jantung dapat terjadi akibat adanya masalah pada struktur


atau fungsi jantung. Secara umum, penyebab gagal jantung antara
lain:
1. Kerusakan atau penyakit otot jantung
2. Penyakit jantung bawaan yang dapat terjadi sejak lahir dan
mempengaruhi fungsi normal dari jantung
3. Masalah pada katup jantung
4. Aritmia (gangguan irama detak jantung
5. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
6. Hipertiroid (gondok yang besar)
7. Konsumsi alcohol dan obat-obatan terlarang
Deteksi gagal jantung
Dokter spesialis jantung mendiagnosa gagal jantung berdasarkan pemeriksaan fisik dan
gejala. Namun pasien juga perluh menjalani sejumlah tes untuk menenmukan penyebab dan
menentukan jenis gagal jantung yang diderita agar perawatan yang diberikan tepat, ada
beberapa tes yaitu:
1. Pemeriksaan laboratorium pada gagal jantung bertujuan untuk mengkonfirmasi
diagnosis, memberikan informasi tambahan terkait keparahan penyakit, atau
menyingkirkan kemungkinan diagnosis lainnya. Pemeriksaan laboratorium yang dapat
dilakukan meliputi darah lengkap, elektrolit, fungsi renal, fungsi liver, fungsi tiroid,
analisa gas darah, dan biomarker jantung.
2. Pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan pada setiap kecurigaan gagal jantung untuk
menilai ukuran jantung, aliran darah paru, edema paru, efusi pleura, dan tanda infeksi.
3. Elektrokardiogram, memeriksa sistem jantung terkait dengan irama detak jantung
4. Ekhokardiogram, meliputi ukuran dan bentuk jantung sekaligus memeriksa bagian kerja
jantung saat memompa darah
Tatalaksana non-farmakologi

Manajemen perawatan dapat didefinisikan sebagai Ketaatan pasien untuk


tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menjaga berobat dapat
stabilitas fisik, menghindari perilaku yang dapat mempengaruhi morbiditas,
memperburuk kondisi dan mendeteksi gejalah awal mortalitas dan kualitas
perburukan gagal jantung. Manajemen perawatan hidup pasien. Berdasarkan
mandiri mempunyai peran penting dalam literatur, hanya 20-60%
keberhasilan pasien yang taat pada
pengobatan gagal jantung dan dapat memberi terapi farmakologi maupun
dampak non-farmakologi
bermakna untuk perbaikan gejala gagal jantung,
kapasitas fungsional, kualitas hidup, morbiditas,
dan
prognosis
Lanjutan…

Pemantauan berat badan mandiri,


Pasien harus memantau berat badan rutin setap
hari,
jika terdapat kenaikan berat badan > 2 kg dalam
3 hari, pasien harus menaikan dosis diuretik atas
pertimbangan dokter
Asupan cairan
Restriksi cairan 900 ml–1,2 liter/hari (sesuai berat
badan) dipertimbangkan terutama pada pasien dengan
gejala berat yang disertai hiponatremia. Restriksi
cairan rutin pada semua pasien dengan gejala ringan
sampai sedang tidak memberikan keuntungan klinis
Pengurangan berat badan, Kehilangan berat badan tanpa rencana,
Pengurangan berat badan Malnutrisi klinis atau subklinis umum dijumpai pada
pasien obesitas dengan gagal gagal jantung berat. Kaheksia jantung (cardiac
cachexia) merupakan prediktor penurunan angka
jantung dipertimbangkan
mortalitas. Jika selama 6 bulan terakhir terjadi
untuk mencegah perburukan kehilangan berat badan >6 % dari berat badan stabil
gagal jantung, mengurangi sebelumnya tanpa disertai retensi cairan, pasien didefinisikan
gejala dan meningkatkan sebagai kaheksia. Status nutrisi pasien
kualitas hidup harus dinilai dengan hati-hati

Latihan fisik, direkomendasikan kepada


semua pasien gagal jantung kronik
stabil. Program latihan fisik
memberikan efek yang sama baik
dikerjakan di rumah sakit atau di rumah
Terapi farmakologi
Diuretik merupakan obat utama untuk mengatasi gagal jantung akut yang selalu disertai dengan kelebihan
cairan yang bermanifestasi sebagai kongesti paru atau edema perifer. Penggunaan diuretik dapat
menghilangkan sesak napas dan meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas fisik. Diuretik mengurangi
retensi air dan garam sehingga mengurangi volume cairan ekstrasel, alir balik vena, dan tekanan pengisian
vertikel.
Diuretik Dosis awal(mg) Dosis harian (mg)
Diuretik loop
Furosemide 20 – 40 40 – 240
Bumetanide 0,5 – 1,5 1–5
Torasemid 5 – 10 10 – 20
Tiazid
Hidroklortiazid 25 12,5 – 100
Metolazon 2,5 2,5 – 10
Indapamid 2,5 2,5 – 5
Diuretik hemat kalium
sprilonolakton (+ACE-1/ARB 12,5-25 +ACE-1/ARB 50
(-ACE-1/ARB 50 -ACE-1/ARB 100-200
Lanjutan…

 ANGIOTENSIN-CONVERTING ENZYME INHIBITORS (ACE-I)

ACE-1 harus diberikan pada semua pasien gagal jantung ventrikel kiri < 40% kecuali ada
kontraindikasi. ACE-I memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi
perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung, dan meningkatkan angka
kelangsungan hidup. ACE-I terkadang menyebabkan perburukan fungsi ginjal, hiperkalemia,
hipotensi simtomatik, batuk, dan angioedema (jarang). Oleh sebab itu, ACE-I hanya diberikan
pada pasien dengan fungsi ginjal adekuat dan kadar kalium normal.
Indikasi pemberian ACE-I
1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri <40% dengan atau tanpa gejala
2. Fraksi ejeksi ventrikel kiri >40% dengan tanda dan gejalah gagal jantung
 Penyekat reseptor ß, Obat-obatan inotropik intravena seperti
Kecuali terdapat kontraindikasi, diberikan pada dobutamin, dopamin, epinefrin, milrinon, dan
semua pasien gagal jantung simtomatik dan fraksi levosimendan dapat digunakan sebagai
ejeksi ventrikel kiri. Beta-blocker (BB) dapat dukungan sementara pada pasien gagal jantung
menangkal efek aktivasi simpatis kronis pada gagal akut dengan syok kardiogenik dan perfusi
jantung, menstabilkan denyut jantung, dan sistemik/organ akhir yang buruk. Dobutamin
meningkatkan pengisian diastolik ventrikel kiri. dan/atau milrinon dapat digunakan sebagai lini
Indikasi pertama terapi penyelamatan. Epinefrin dapat
1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri digunakan pada hipotensi refrakter dan perfusi
2. Gejala ringan sampai berat organ akhir yang buruk. Levosimendan dapat
3. Pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan digunakan pada gagal jantung dekompensasi
dosis diuretic, tidak ada kebutuhan intropik, dan akut yang tidak responsif dengan agen inotropik
tidak ada tanda retensi cairan berat) lainnya
ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKERS (ARB), tetap
simtomatik walaupun sudah diberikan ACE-1 dan peyekat β
kecuali terdapat kontraindikasi dan juga mendapat antagonis
aldosterone direkomedasikan
sebagai alternatif pada pasien yang intoleran terhadap ACE-
I.

Spironolakton dan eplerenon merupakan obat-obat golongan


antagonis aldosteron yang bekerja dengan memblok reseptor
mineralokortokoid. Di ginjal, antagonis aldosteron menghambat
reabsorpsi natrium dan ekskresi potasium. Sehingga antagonis
aldosteron juga memiliki efek diuretik.
Pengobatan pada anak

Studi prospektif terkait terapi farmakologis pada anak dengan gagal jantung masih belum
sebanyak orang dewasa sehingga prinsip terapi gagal jantung pada anak umumnya mengadopsi
hasil studi pada orang dewasa. Terapi farmakologis yang sering digunakan meliputi kombinasi
diuretik, ACE-I, BB, antagonis aldosteron, dan digoksin.
Diuretik digunakan pada anak dengan gagal jantung simtomatik yang disertai kongesti sistemik
atau pulmonal. Furosemide merupakan diuretik loop yang paling sering digunakan, umumnya
diberikan secara intravena pada gagal jantung dekompensasi akut.
Captopril dan enalapril merupakan ACE-I yang paling sering digunakan pada anak dengan
gagal jantung. Pemberian rutin ACE-I direkomendasikan pada anak dengan disfungsi ventrikel
kiri.
ARB seperti losartan dapat diberikan pada pasien yang intoleran terhadap ACE-I (misalnya
batuk atau angioedema)
Beta Blocker seperti carvedilol, metoprolol, atau bisoprolol dapat digunakan pada anak
dengan disfungsi sistolik sedang atau berat. Pemberian BB dimulai dengan dosis rendah dan
dititrasi secara bertahap.
Dosis obat gagal jantung pada anak
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai