LABORATORIUM LINGKUNGAN
ANALISIS BESI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sekarang ini memerlukan banyak zat besi didalam tubuh untuk membawa
oksigen dan mengantarkannya kejaringan tubuh.Kekurangan suatu zat besi yang
dapat menyebabkan anemia, pusing dll.Yang dimana kita ketahui besi yaitu logam
yang beraneka ragam penggunaannya serta melimpah keberadaannya.Besi yang
dapat dikonsumsi oleh manusia dalam bentuk ionnya yaitu Fe2+ dan Fe3+. Besi esensial
memproduksi hemoglobin yang berfungsi dalam mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan tubuh.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi dan jarang ditemukan dalam
keadaan unsur bebas.Besi banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari
dan juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.Besi adalah logam paling melimpah
nomor dua setelah setelah alumunium.Bumi kita ini juga mengandung unsur
Besi.Selain itu, besi juga memiliki sifat fisika dan sifat kimia.
Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang
mempelajari interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik.
Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa
hamburan (scattering), absorpsi (absorption), emisi (emission). Interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan atom atau molekul yang berupa absorbsi melahirkan
spektrofotometri absorpsi antara lain spektrofotometri ultraviolet (UV), spektrofotometri
sinar tampak (VIS), spektofotometri infra merah (IR).
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa dapat melakukan analisis air dengan parameter Besi (Fe) dalam
sampel air secara Spektrofotometri.
b. Mahasiswa dapat memahami metode tiosianat dalam melakukan analisis besi
menggunakan spektofotometri.
c. Mahasiswa dapat mengetahui penentuan kadar besi dalam air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jelaskan Pengertian Sifat Besi Dalam Kandungan Air
Buangan industri yang mengandung persenyawaan logam berat Fe bukan hanya
bersifat toksik terhadap tumbuhan tetapi juga terhadap hewan dan manusia. Hal ini berkaitan
dengan sifat-sifat logam berat yang sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam
lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit dihilangkan, dapat terakumulasi
dalam biota perairan termasuk kerang, ikan dan sedimen, memiliki waktu paruh yang tinggi
dalam tubuh biota laut serta memiliki nilai factor konsentrasi yang besar dalam tubuh
organisme. Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaannya dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah berlebih dapat
menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak terhadap
kesehatan manusia diantaranya bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan usus,
penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker,
sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, hipertensi, insomnia
(Supriyantini dan Endrawati ,2015).
Kandungan besi dalam air dapat berasal dari larutan batu-batuan yang mengandung
senyawa Fe seperti Pyrit. Dalam buangan limbah industri kandungan besi berasal dari korosi
pipa-pipa air mineral logam sebagai hasil elektro kimia yang terjadi pada perubahan air yang
mengandung padatan larut mempunyai sifat menghantarkan listrik dan ini mempercepat
terjadinya korosi. Mangan tidak bersifat toksik tetapi keberadaannya dapat mengendalikan
kadar unsur toksik lainnya di perairan seperti logam berat Dan kandungan timbal banyak
digunakan dalam bidang industri, seperti industri kimia, industri percetakan, dan industri yang
memproduksi logam, dan cat serta asap dari kendaraan bermotor. Pb yang berasal dari limbah
buangan pabrik dapat mancemari lingkungan perairan sungai, Pb dalam tubuh akan
terakumulasi sehingga mengakibatkan penumpukan dalam tubuh dan menimbulkan
kerusakan organ tubuh (Fathirizki et all,2018).
Bahan polutan umumnya bersifat racun (toksik) yang berbahaya bagi organisme.
Polutan yang sering ditemukan seperti seng (Zn), timbal (Pb), cadmium (Cd), dan terutama
terdapat di besi (Fe)(2). Besi (Fe) secara alami elemen yang melimpah di alam, Fe bersifat
resisten korosif, padat dan memiliki titik lebur yang rendah. Apabila terakumulasi di dalam
tubuh Fe dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, misalnya pada manusia
menyebabakan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker
dalam jangka panjang(2). Sesuai penelitian sebelumnya yang menunjukan adanya kandungan
besi, dengan kadar besi dalam air berada pada rentang 0,7486- 39,2775 ppm dan penelitian
yang dilakukan dialiran sungai yang melewati Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh kandungan
rata-rata 7,40;2,00; dan 0,73mg/L, rata-rata ini berada diatas baku mutu air minum (kelas 1)
yang diperbolehkan untuk dikonsumsi (Nurhaini dan Affandi ,2016).
Disiapkan
Hasil
3.2.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Disiapkan
5 ml larutan
potassium tiosianat
3 ml HCl
Aquades
Ditambahkan ke dalam labu ukur
hingga tanda batas
Spektrofotometer
Digunakan untuk mengukur
Serapan dari semua larutan
Pada 460 nm lalu buat kurva
Hasil
kalibrasinya
3.2.3 Cara Kerja Spektrofotometri
Disiapkan
Spektrofotometri
Dicolokkan ke stopkontak
Tombol ON
Ditekan
Panjang gelombang
Diatur 460 nm
Spektrofotometer
Ditekan
Tombol a
Ditekan sampai muncul angka
0.0 pada display
Larutan 0.1
Dimasukkan ke dalam
spektrofotometer
Tombol %T
Ditekan
Aquades
Dimasukkan dalam spektrofotometer,
Lalu ulangi untuk larutan
(0.2)(0.3)(0.4) ml
Hasil
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
➢ Praktikan
No. Volume (mL) Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
1. 0,1 0,885 -0,097
2. 0,2 0,4475 -0,023
3. 0,3 0,2983 -0,01
4. 0,4 0,22375 0,06
Rata-rata -0,0175
➢ Asisten
No. Volume (mL) Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
1. 0,1 0,885 0,067
2. 0,2 0,4475 0,065
3. 0,3 0,2983 0,062
4. 0,4 0,22375 0,060
Rata-Rata 0,0635
0,0432 1000
= ×
482,25 50
= 0,001792
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Pottasium Tiosianat Dalam Larutan
Penelitian analisa Fe(III) masih belum dilakukan dengan adanya pengaruh gangguan
ion As3+. Ion As3+ termasuk dalam golongan logam berat yang merugikan dan kemungkinan
mengganggu analisa pengukuran Fe(III) dalam batuan. Oleh karena itu, dilakukan analisa
gangguan ion As3+ dengan menghitung konsentrasi As3+ secara presisi dan akurasi dimana
ion tersebut kemungkinan dapat mengganggu analisa besi dalam cuplikan. Pada penentuan
analisa Fe(III) ini, digunakan pengompleks 1,10-fenantrolin dan tiosianat yang diukur panjang
gelombangnya dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum larutan kompleks Fe(III)- fenantrolin dan Fe(III)-tiosianat. Terdapat perbedaan
dimana nilai absorbansi data praktikan sangat fliktuatif yaitu -0,097; -0,023; -0,01 dan 0,06
dengan rata-rata -0,0175 mungkin hal tersebut yg mempengaruhi nilai praktikum kali ini
(Agustina, 2017)
4.6.4 Pengaruh Yang Ditimbulkan Jika Air Yang Mengandung Besi Dikonsumsi Oleh
Makhluk Hidup
Besi (Fe) dibutuhkan tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Banyaknya besi dalam
tubuh dikendalikan oleh fase adsorpsi. Tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan besi
(Fe), karenanya mereka yang sering mendapat transfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam
karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual
apabila dikonsumsi. Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis yang besar dapat
merusak dinding usus. Kematian sering disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar
Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila
kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
Debu Fe juga dapat diakumulasi dalam alveoli dan menyebabkan berkurangnya fungsi
paruparu (Febriana, 2014).
5.1 Kesimpulan
Buangan industri yang mengandung persenyawaan logam berat Fe bukan hanya bersifat
toksik terhadap tumbuhan tetapi juga terhadap hewan dan manusia. Hal ini berkaitan dengan
sifat-sifat logam berat yang sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan
perairan dan keberadaannya secara alami sulit dihilangkan, dapat terakumulasi dalam biota
perairan termasuk kerang, ikan dan sedimen, memiliki waktu paruh yang tinggi dalam tubuh
biota laut serta memiliki nilai factor konsentrasi yang besar dalam tubuh organisme. Logam Fe
merupakan logam essensial yang keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan
oleh organisme hidup, namun dalam jumlah berlebih dapat menimbulkan efek racun.
Tingginya kandungan logam Fe akan berdampak terhadap kesehatan manusia diantaranya
bisa menyebabkan keracunan (muntah), kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian
mendadak, radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes,
diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, hipertensi, insomnia . praktikum yang ke 6 kali ini
membahas analisis kadar besi dalam perairan. Tujuan praktikum kali ini adalah mahasiswa
dapat melakukan analisis air dengan parameter Besi (Fe) dalam sampel air secara
Spektrofotometri, mahasiswa dapat memahami metode tiosianat dalam melakukan analisis
besi menggunakan spektofotometri dan mahasiswa dapat mengetahui penentuan kadar besi
dalam air. dan metode yang digunakan untuk analisis besi adalah spektrofotometri dengan
potasium tiosianat.
Berdasarkan tabel data yang telah didapat antar tabel praktikan dan asisten. Untuk
data volume dapat diketahui dan memiliki jumlah volume yang sama yaitu 0,1, 0,2, 0,3 dan
0,4. Kemudian untuk data konsentrasi juga memiliki nilai yang sama yaitu 0,885; 0,4475;
0,2983 dan 0,22375. Kedua data sama dikarenakan proses perhitungan menggunakan rumus
yang sama yaitu rumus molaritas. Akan tetapi mengalami perbadaan data pada absorbansi
dikarenakan nilai yang didapat berasal dari pengukuran. Terdapat perbedaan dimana nilai
absorbansi data praktikan sangat fliktuatif yaitu -0,097; -0,023; -0,01 dan 0,06 dengan rata-
rata -0,0175, hal ini bisa terjadi akibat kesalahan dalam proses pengukuran dengan
spektrofotometer atau adanya kerusakan pada alat. Di sisi lain data asisten mengalami
penurunan absorbansi yang cukup stabil yaitu 0,067; 0,065; 0,062 dan 0,060 dengan rata-
rata-0,0635. Dan jika dibandinglkan keduanya memiliki perbedaan antar nilai yang ada bahkan
nilainya sampai minus (-).Langkah pertama untuk mencari data perhitungannya dimulai
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
dengan mencari nilai molaritas larutan standart dengan rumus 𝑀 = 𝑀𝑟
𝑥 𝑉
.
5.2 Saran
Menurut saya praktikum kali ini sudah berjalan lancar , namun saya lebih
menginginkan praktikum secara langsung karena saya juga menginginkan skill dalam
melakukan praktikum ini dan semoga wabah ini segera berakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani S, Idiawati N, Destiarti L, Arianie L . 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Daging Buah Asam
Paya (Eleiodoxa conferta Burret) Dengan Metode DPPH Dan Tiosianat . JKK,Tahun
2014,Volum 3(1)
Dinora G Q , Purnomo Alfan . 2013 . Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah
dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih . JURNAL
TEKNIK POMITS Vol 2 No 2.
Fathirizki A K , Kamarati, Ivanhoe A M , Sumaryono M. 2018. Kandungan Logam Berat Besi
(Fe), Timbal (Pb) dan Mangan (Mn) Pada Air Sungai Santan. JURNAL Penelitian
Ekosistem Dipterokarpa Vol 4 No 1.
Hayati E I .2015 . Pemanfaatan Serbuk Biji Asam Jawa (Tamarindusindica L) Untuk
Pengolahan Limbah Cair Industri Tempe . Skipsi . Semarang : UNS .
Kusumaningtyas N M, Sulistyarti H, Fardiyah Q .2015. Optimasi Metode Spektrofotometri
Untuk Penentuan Tiosianat Berdasarkan Pembentukan Senyawa Hidrindantin
Menggunakan Oksidator Hipoklorit . Kimia Student Journal Vol 1 No 1.
Mufakhir F R, Sinaga J M, Oediyani S, Widi A . 2019. Pelarutan Emas pada Pelindian
Konsentrat Emas Hasil Roasting Menggunakan Reagen Tiosianat . Jurnal Rekayasa
Proses, Vol 12 No 1.
Nurhaini R ,Affandi A . 2016. Analisa Logam Besi (Fe) Di Sungai Pasar Daerah Belangwetan
Klaten Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom. Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 2
No 1.
Putri L E . 2017 . Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KmnO 4 Dengan Metoda
Spektroskopi UV Visible.Jurnal Natural Science Volume 3 Nomor 1.
Supriyantini E , Endrawati H .2015. Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen,
Dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Tanjung Emas Semarang. Jurnal Kelautan
Tropis Juni 2015 Vol 18 No 1.
Yanlinastuti, Fatimah S . 2016. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Untuk Menentukan Kadar
Zirkonium Dalam Paduan U-Zr Dengan Menggunakan Metode Spektrofometri UV-VIS .
Jurnal Batan Vol 17 no 9.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Agustina, Nur Azizah. 2017. The Effect Of As3+ Ion On Iron(III) Analysis With 1,10-Penantroline
And Thiocyanate Using Spectrophotometry UV-VIS. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November
Febrina, Laila dan Astrid Ayuna. 2014. Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn)
Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi Jakarta:
Universitas Sahid Jakarta
Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi Dalam Penentuan Kadar
Flavonoid Untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Padang: Universitas Negeri
Padang
Putri, Arum Darastha Nilna, Yudhi Utomo dan Irma K. Kusumaningrum. 2013. Analisis
Kandungan Besi Di Badan Air Dan Sedimen Sungai Surabaya.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
Data Hasil Praktikum
➢ Praktikan
No. Volume (mL) Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
1. 0,1 0,885 -0,097
2. 0,2 0,4475 -0,023
3. 0,3 0,2983 -0,01
4. 0,4 0,22375 0,06
Rata-rata -0,0175
➢ Asisten
No. Volume (mL) Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
1. 0,1 0,885 0,067
2. 0,2 0,4475 0,065
3. 0,3 0,2983 0,062
4. 0,4 0,22375 0,060
Rata-Rata 0,0635
0,0432 1000
= ×
482,25 50
= 0,001792