OPTIMASI DAN VALIDASI SERTA PENETAPAN KADAR ZAT BESI (Fe) DALAM
DAUN BAYAM HIJAU (Amarantus hybridus L.) MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER VISIBEL
Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu menetapkan kadar Fe (besi) pada sayur bayam hijau menggunakan metode
spektrofotometri visible
1.3.2 Mampu menghitung jumlah kadar Fe (besi) pada sayur bayam hijau menggunakan
metode spektrofotometri visibel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Besi (Fe) merupakan unsur kimia dengan nomor atom 26 dan nomor massa
55,847 gram/mol. Besi berupa logam berwarna putih keperakan dengan titik lebur 535ºC
dan titik didih ± 3000ºC. Kelimpahan besi dalam kerak bumi berada pada urutan
keempat. Unsur ini memiliki bilangan oksidasi +2 dan +3 (Svehla, 1985).
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam- asam kuat baik tunggal
maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Teknik
destruksi basah dilakukan dengan memanaskan sampel organik dengan penambahan
asam mineral pengoksidasi atau campuran dari asam-asam mineral tersebut. Penambahan
asam mineral pengoksidasi dan pemanasan dapat mengoksidasi sampel secara sempurna,
sehingga menghasilkan ion logam dalam larutan asam sebagai sampel anorganik untuk
dianalisa selanjutnya. Destruksi basah biasanya menggunakan H2SO4, HNO3, HClO4
atau campuran dari ketiga asam tersebut, atau bisa juga dengan basa (seperti NaOH)
tergantung dari jenis sampel yang akan diukur (Anderson, 1987).
2.6 Akurasi
2.7 Presisi
Presisi adalah suatu tindakan persetujuan antara hasil perhitungan dengan hasil
penentuan pengulangan pada metode analitik yang sama. Umumnya, presisi dari metode
analitik dinyatakan dalam standar deviasi (s), standar deviasi standar (RSD), dan
koefisien variasi (CV). Berikut ini adalah persamaan dari masing-masing presisi :
s s
RSD = X 1000 CV = X 100%
x x
Keterangan :
S = simpangan baku x = hasil perhitungan masing-masing
x = hasil perhitungan rata-rata n = jumlah pengulangan
METODE PENELITIAN
3.4.9.3 Batas Deteksi (Limit of Detection) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation)
Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ) dapat ditentukan
dengan menggunakan data penetapan kurva baku dan dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
SD = simpangan baku residual
B = slope (kemiringan) dari kurva baku
3.4.10 Penetapan Kadar Fe(III) pada Bayam
Larutan sampel diambil sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Sebanyak 5 mL larutan KSCN 1,5 M ditambahkan dan dihomogenkan
dengan memutar tabung. Larutan didiamkan selama OT yang didapatkan. Larutan
diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri visible dengan panjang
gelombang maksimal yang telah didapatkan sebelumnya. Dilakukan replikasi
sebanyak 3 kali.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. 1987. Samples Pretreatment and Separation. New York : John Wiley and Sons Inc.
Atmajadiningrum, Irma. 2014. Pengaruh Penambahan Ion K+ dalam Analisa Besi(II) dengan
Destruksi Basah dan Kering dengan Spektrofotometri Serapan Atom. Medan : USU.
Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Harmita,. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian vol 1 (3).
Kristianingrum, Susila. 2012. Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya.
Maria, Sanni. 2009. Penentuan Kadar Logam Besi dalam Tepung Gandum dengan Cara
Pengompleks 1,10- Fenantrolin pada pH 4,5 menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Surabaya : FMIPA ITS.
Narain, R., and Ilango,V.,2015.Analysisof Iron Contentof Selected Vegetarian Food Items in
Dubai, UAE. International Journal of Science, Environment, and Technology, 4(3), 543-
552.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.
Svehla, G. 1985. Vogel : Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.