Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2019
I. Latar Belakang
Kulit merupakan bagian terluar tubuh manusia yang selalu terpapar dengan lingkungan
sekitar, dari mulai paparan sinar matahari, suhu dan kelembaban udara. Dimana secara umum jenis
kulit dibagi menjadi 3 berdasarkan pada kandungan air dan minyak yang terdapat pada kulit yaitu
kulit normal, kulit kering dan kulit berminyak. Kulit normal adalah kulit yang memiliki kadar air
tinggi dan kadar minyak rendah sampai normal, sedangkan kulit berminyak yang memiliki
kandungan air dan minyak tinggi. Kulit yang kering mengandung kadar air kurang atau rendah,
hal tersebut tentunya mengganggu keseimbangan kulit sehingga kelembaban kulit menurun dan
menjadi kering. Kulit kering yang berkelamaan akan menimbulkan gangguan kulit yang serius
dapat terjadi iritasi dan peradangan atau keratinisasi abnormal yang melemahkan kulit. Untuk itu
diperlukan suatu kosmetika pelembab kulit yang dapat mencegah terjadinya dehidrasi kulit (Ariani
dan Ririn, 2018).
Sediaan kosmetika topikal yang dapat dengan mudah diaplikasikan pada seluruh tubuh
antara lain hand and body lotion (H&B lotion). H&B lotion merupakan sediaan emulsi yang
diaplikasikan secara topikal. Emulsi yang digunakan pada kulit dapat berupa minyak dalam air
(M/A) atau air dalam minyak (M/A). Konsistensi sediaan lotion berbentuk cair sehingga
memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit jika dibandingkan dengan
sediaan krim atau salep (Pujiastuti dan Monica, 2019). Lotion umumnya mudah menyebar rata dan
untuk lotion tipe minyak dalam air (M/A) lebih mudal dibersihkan atau dicuci dengan air. Emulsi
M/A merupakan tipe lotion yang paling banyak digunakan untuk penggunaan dermatologi topikal
karena memiliki kualitas absorbsi yang sangat baik dan dapat diformulasikan menjadi produk
kosmetik yang elegan(Mardikasari,dkk, 2017).
Lotion adalah bentuk sediaan setengah padat yang diaplikasikan pada tubuh, mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan diformulasi
sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air (Mardikasari,dkk, 2017).
II. Informasi Produk
Nama Produk : R&J Hand Body Lotion with Vitamin E
Dengan demikian maka RJ Hand & Body Lotion with Vitamin E aman digunakan karena
dalam produk yang dipilih tidak terdapat komposisi yang tercantum di annex 2, namun
terdapat komposisi yang tercantum pada annex 3 sehingga perlu pengawasan agar tetap
sesuai dengan yang dicantumkan pada annex 3.
R& J Hand Body lotion dapat digunakan untuk membantu memberikan nutrisi dan merawat
keremajaan kulit. Diperkaya dengan kombinasi dari aloe vera dan avocado yang
meningkatkan kelembapan kulit tubuh. Serta antioksidan dan Vitamin E menjadikan kulit
lembap, lembut dan sehat.
Faktanya memang benar atau sesuai dengan claim bahwa Chlorella Pyrenoidosa Extract
berfungsi pada kulit sebagai penunda penuaan. Aloe vera sebagai pelembab dan avocado
berfungsi memperlambat hilangnya air dari kulit dengan membentuk penghalang di
permukaan kulit. Serta Grape Seed Oil dapat memperbaiki penampilan dari kulit yang rusak
atau kering dengan menurunkan pengelupasan atau sebagai emollient dan vitamin E
(Tocopheryl Acetate) merupakan salah satu vitamin tambahan dalam lotion yang digunakan
untuk membantu menjaga kelembaban kulit, kandungan antioksidan yang ada di dalam
vitamin E ini dapat menetralisir dari radikal bebas yang di sebabkan karena paparan sinar
matahari atau ultra violet.
IV. Metode Analisis
Analisis Umum Sediaan
1. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan
lotion dan untuk memastikan tidak adanya partikel kasar yang akan menimbulkan
ketidaknyamanan dalam pengaplikasiannya dikulit tubuh. Pengujian homogenitas
dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 0,1 g H&B lotion. H&B lotion diletakkan di
tengah object glass lalu diratakan dan ditutup dengan object glass lainnya. Homogenitas
lotion diamati menggunakan kaca pembesar, dan diperhatikan ada tidaknya partikel-
partikel kasar atau ketidakhomogenan pada sediaan( Pujiastuti dan Monica, 2019).
2. Uji pH
Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui derajat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu sediaan yang dapat mempengaruhi kenyamanan pada saat diaplikasikan.
Pengujian pH perlu dilakukan untuk memastikan pH lotion sesuai dengan pH kulit yaitu
4,5-6. Karena lotion yang memiliki pH terlalu basa dapat menyebabkan kulit menjadi
kering, sedangkan jika pH terlalu asam akan menimbulkan iritasi. Pengujian pH dilakukan
dengan menggunakan pH universal. Jika digunakan kertas pH, maka lotion dioleskan saja
pada kertas pH dan dilakukan pengamatan terjadinya perubahan warna pada kertas pH.
Warna yang muncul pada kertas pH selanjutnya dicocokan dengan indikator pH yang ada(
Pujiastuti dan Monica, 2019).
3. Uji Daya Lekat
Pengujian daya lekat dilakukan untuk mengetahui lamanya lotion melekat ketika
diaplikasikan di kulit tubuh. H&B lotion ditimbang sebanyak 0,1 g diletakkan di tengah
object glass dan ditutup dengan object glass lainnya. Anak timbangan 50 g diletakkan di
atas object glass penutup selama 5 menit. Ujung object glass penutup dan ujung object
glass bagian bawah dikaitkan dengan penjepit pada alat uji daya lekat, lalu penyangga
beban dilepas. Lama waktu kedua object glass terlepas dari alat uji dicatat sebagai waktu
lekat sediaan( Pujiastuti dan Monica, 2019).
4. Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan menyebar lotion saat
diaplikasikan pada kulit. lotion yang baik adalah yang mudah menyebar pada kulit, tanpa
menggunakan tekanan yang besar. Pengujian daya sebar dilakukan dengan menimbang
sediaan H&B lotion sebanyak 0,5 g diletakkan di tengah kaca bundar berskala, diatas
sediaan diletakkan kaca bundar lain yang telah ditimbang lalu didiamkan selama 1 menit
dan dicatat diameter penyebarannya. Beban seberat 50 g ditambahkan diatas kaca penutup
dan didiamkan selama 1 menit lalu dicatat diameter penyebarannya.Pemberat ditambahkan
dengan kelipatan 50 g hingga mencapai 200 g, kemudian diukur diameter dan luas
penyebarannya( Pujiastuti dan Monica, 2019).
5. Uji viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan suatu sediaan. Berkaitan juga
dengan kemampuan daya sebar lotion. Pengujian viskositas sediaan H & B lotion akan
dilakukan dengan memasukkan 120 gram sediaan ke dalam wadah,kemudian diukur
viskositasnya menggunakan viskometer Brookfield tipe DV-E. Pengukuran dimulai
dengan melakukan pemasangan spindle nomor 64 dengan memutar pengunci spindle
searah jarum jam. Kecepatan spindle diatur pada kecepatan 10 rpm. Pengukuran viskositas
dicatat dari angka yang paling lama dan sering muncul pada layar viscometer (Pujiastuti
dan Monica, 2019).
6. Uji Daya Proteksi
Pengujian daya proteksi dilakukan untuk mengetahui kemampuan proteksi atau
perlindungan terhadap pengaruh asing dari luar yang dapat mengurangi efektivitas dari
H&B lotion. Pengujian daya proteksi dilakukan dengan cara membasahi kertas saring
berdiameter 10 cm dengan indikator phenolphthalein (PP), kemudian dikeringkan. Sediaan
H&B lotion sebanyak 0,5 g dioleskan pada kertas saring secara merata pada seluruh
permukaan kertas saring. Kertas saring tersebut ditutup dengan kertas saring lain dengan
ukuran 2,5 x 2,5 cm yang diberi pembatas paraffin padat yang sudah dicairkan, kemudian
ditetesi area dengan 1 tetes KOH 0,1N. Dicatat waktu hingga terjadi perubahan warna pada
kertas saring. Hasil uji kemampuan proteksi ditunjukkan dengan munculnya noda
berwarna merah muda pada kertas saring ( Pujiastuti dan Monica, 2019).
7. Uji Stabilitas Hand Body Lotion
Pengujian stabilitas emulsi dilakukan untuk mengetahui kestabilan H&B lotion. Pengujian
stabilitas H&B lotion dilakukan dengan metode uji mekanik. Metode ini dilakukan dengan
cara sebanyak 14 mL H&B lotion dimasukkan ke dalam tabungsentrifugasi. Tabung
sentrifugasi dimasukkan ke dalam alat sentrifugator pada kecepatan 3600 rpm selama 4,5
jam, kemudian sediaan diamati perubahan fisik yang ditandai dengan pemisahan fase
emulsi( Pujiastuti dan Monica, 2019).
Isolasi Bahan
Untuk persiapan ekstrak etanol dan metanol,gel daun segar dikeringkan dalam oven pada
suhu 80 0C selama 48 jam dan lalu dibuat bubuk. Dua puluh gram bubuk ini direndam 200ml.
dari masing-masing pelarut yaitu etanol dan methanol selama 24 jam. Isinya kemudian disaring
melalui Whattman kertas saring no. 1 dan filtrat diuapkan sampai kering. Ekstrak kering ini
selanjutnya bubuk dan dilarutkan dalam air sulingan. Ekstrak aseton disiapkan dalam sejenis
cara kecuali bahwa bubuk diekstraksi dilarutkan dalam 0,15N NaOH dan selanjutnya
dinetralkan dengan 0,15N HCl. Senyawa yang berbeda dalam metanol dan etanol ekstrak A.
vera gel diisolasi dengan mengelusi dalam sistem pelarut gradien bertahap ditentukan dalam
TLC . Dalam ekstrak methanol MeOH: Sistem pelarut EtOAc dengan polaritas yang meningkat
(10-85% MeOH dalam EtOAc, v / v) total 22 fraksi diperoleh. Demikian pula 16 fraksi ekstrak
etanol diperoleh dalam fraksinasi EtOH: EtOAc (10-80%, v / v). Fraksi dengan Rf serupa nilai
dikumpulkan bersama dan diberi label sesuai. Selanjutnya, untuk membedakan fraksi ekstrak
metanol dan etanol memiliki perbedaan penomoran sistem juga (Lawrence, et al., 2009).
Dikarenakan terdapat potassium hydroxide pada annex 3, yang diklaim sebagai remover
(pembersih) dan pelembut kulit atau pelembab kulit yang jika terdapat dalam produk
kadarnya harus 1,5%. Maka diperlukan uji untuk melihat kadar dari potassium hydroxide
tersebut. Pengujian dilakukan dengan melarutkan 5 gram sampel dalam 100 mL etanol 96%,
Sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat, diikuti dengan beberapa batu didih dan beberapa
tetes phenolphthalein. Dipasang pendingin tegak pada labu, lalu labu dipanaskan di atas
pemanas ±30 menit. Larutan dititrasi dengan HCl dalam alkohol hingga warna merah tepat
hilang . Kemudian kadar potassium hydroxide dihitung ( Khairunisa, 2016).
V × N × 0,056
Kadar potassium hydroxide = × 100%
W
Keterangan:
V = Volume HCl yang digunakan untuk titrasi (mL)
N = Normalitas HCl
W = Bobot sabun cair (g)
0,056 = Bobot setara KOH
DAFTAR PUSTAKA
Ariani,L.W., dan Ririn,S., 2018. Pelembab Alami Sediaan Shooting Gel Kombinasi Lidah Buaya
Dan Buah Rambutan. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta. 50.
Khairunisa,U,N. 2016. Optimasi Formula Sabun Cair Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirih
Merah (Piper Crocatum Ruiz &Pav ) Dengan Variasi Konsentrasi Crude Palm Oil (Cpo)
Dan Kalium Hidroksida. Naskah Publikasi. Fakultas Kedokteran. Universitas
Tanjungpura. Pontianak. 6.
Lawrence, R., Tripathi, P., dan Jeyakumar, E., 2009. Isolation, Purification And Evaluation Of
Antibacterial Agents From Aloe Vera. Brazilian Journal of Microbiology. 40: 906-915.
Mardikasari,S.A., Andi ,N.T., Wa,O.S., dan Endeng,J., 2017. Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion
dari Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Antioksidan. Jurnal
Farmasi, Sains, dan Kesehatan. 3(2). 28-29.
Pujiastuti,A., dan Monica,K., 2019. Formulation and Mechanical Stability Test for Hand and
Body Lotion fromTomato Juice (Licopersiconesculentum Mill.) as Antioxidants. Jurnal
Farmasi Indonesia. 16(1). 43.
Rowe,R.C., Paul,J.S., Sian,C.O., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. USA :
Pharmaceutical Press.