Disusun oleh :
Golongan : B1
PJ laporan : Dian
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2017
ACARA IV
A. TUJUAN
Mampu menetapkan kadar besi ( Fe ) sebagai cemaran dalam smpel air dengan metode
SSA.
B. DASAR TEORI
Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur
logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara analisis ini
memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada
bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis
kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1
ppm), pelaksanaannya relative sederhana, dan interferensinya sedikit. Spektroskopi
serapan atom didasarkan pada penyerapan energy sinar oleh atom-atom netral, dan
sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau ultraviolet. Dalam garis besarnya
prinsip spektroskopi serapan atom sama saja dengan spektrofotometri sinar tampak
dan ultraviolet. Perbedaannya terletak pada bentuk spectrum, cara pengerjaan sampel
dan peralatannya (Gandjar, 2007).
Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di
bumi pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada
dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+. Besi (Fe) meruakan salah satu
logam berat yang bersifat esensial bagi manusia, yaitu logam yang dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme, namun dalam jumlah yang berlebihan
dapat menimbulkan efek toksik (Sutrisno, 2010).
Dalam air, besi tersuspensi dan berwarna kecoklatan. Suspense yang terbentuk
akan segera menggumpal dan mengendap di dasar badan air. Besi (Fe) termasuk
dalam golongan logam transisi. Suatu sifat khas logam ini, ialah kebanyakan logam ini
cenderung untuk memperlihatkan beberapa keadaan oksidasi. Sifat-sifat yang lain
adalah unsur-unsur transisi memiliki orbital d atau f yang belum terisi penuh
(Sutrisno,2010).
Zat besi (Fe) merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang
mempengaruhi seluruhreaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar
diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar 75%,
yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke
jaringan tubuh. Logam besi (Fe) sebenarnya adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
untuk pembentukan hemoglobin terdapat pada buah, sayuran, serta suplemen
makanan. Pada tanaman lamun besi merupakan bagian dari enzim tertentu dan protein
yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang pada fotosintesis dan
respirasi (Pratama, 2012).
Bahan :
Sampel air
Aquademineralisata
Fe standard sulution ( Agilent) 1000 ppm
D. CARA KERJA
1. Pembuatan seri larutan baku Fe
Pembuatan larutan stok Fe (1000 g/mL)
Fe standard solution (agilent) 1000 g/mL dipipet 10 L dimasukkan ke dalam
labu takar 10 mL
2. Pengukuran absorbansi Fe
Baku
Semua larutan disaring terlebih dahulu menggunakan milipore sebelum diukur
pada system SSA
E. PERHITUNGAN
Baku
2 10 ppm
2 ppm
X 1000 ml = 50 ml
2 ppm x 25 ml
1000 ppm
4 ppm
4 ppm x 25 ml
X 1000 ml = 100 ml
1000 ppm
6 ppm
6 ppm x 25 ml
X 1000 ml = 150 ml
1000 ppm
8 ppm
8 ppm x 25 ml
X 1000 ml = 200 ml
1000 ppm
10 ppm
10 ppm x 25 ml
X 1000 ml = 250 ml
1000 ppm
Baku
x (ppm) Y (abs)
2 ppm 0,2236
4 ppm 0,4008
6 ppm 0,5469
8 ppm 0,6433
10 ppm 0,7162
Sampel Fe
x (mg/mL) Y
0,174 0,0195
0,167 0,0188
0,168 0,0189
Rumus
Pengenceran
25
Fp = =
2,5
Kadar Fe ( besi)
10
Kadar = x . Fp
5 1,697
% kesalahan = | | 100% = 66,06%
5
F. PEMBAHASAN
Tujuan pada praktikum ini adalah menetapkan kadar Fe sebagai cemaran
dalam sampel air dengan metode SSA.
Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat di
bumi pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya besi yang ada
dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+. Besi (Fe) meruakan salah satu
logam berat yang bersifat esensial bagi manusia, yaitu logam yang dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme, namun dalam jumlah yang berlebihan
dapat menimbulkan efek toksik (Sutrisno, 2010).
Dalam air, besi tersuspensi dan berwarna kecoklatan. Suspense yang terbentuk
akan segera menggumpal dan mengendap di dasar badan air. Besi (Fe) termasuk
dalam golongan logam transisi. Suatu sifat khas logam ini, ialah kebanyakan logam ini
cenderung untuk memperlihatkan beberapa keadaan oksidasi. Sifat-sifat yang lain
adalah unsur-unsur transisi memiliki orbital d atau f yang belum terisi penuh (sutrisno,
2010).
Zat besi (Fe) merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang
mempengaruhi seluruhreaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun sukar
diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin yaitu sekitar 75%,
yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke
jaringan tubuh. Logam besi (Fe) sebenarnya adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
untuk pembentukan hemoglobin terdapat pada buah, sayuran, serta suplemen
makanan. Pada tanaman lamun besi merupakan bagian dari enzim tertentu dan protein
yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang pada fotosintesis dan
respirasi
(Pratama, 2012).
Pada emisi, radiasi dipancarkan oleh atom yang tereksitasi, sedangkan pada
AAS atom-atom yang meresap energy pada tingkat energi terendah. AAS dinyatakan
tidak bergantung pada temperatur. Pada dasarnya, baik pengukuran emisi maupun
absorbs dapat menggunakan alat yang sama, tetapi pengukuran absorpsi tambahan
sumber cahaya. Selain itu terdapat perbedaan bentuk alat pembakar. Perbedaan
lainnya, pada AAS radiasi lampu ditahan- diteruskan berganti-ganti menggunakan
chopper untuk membedakan dari radiasi yang dipancarkan oleh nyala api (Day &
Underwood, 2007).
Detektor SSA berfungsi untuk menentukan intensitas foton dari gas yang
resonansi yang keluar dari monokromator dan mengubahnya menjadi arus listrik.
Detektor yang paling banyak digunakan adalah photomultifier tube. Terdiri dari
katoda yang dilapisi senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu
mengumpulkan elektron. Ketika foton menumbuk katode maka elektron akan
dipancarkan dan bergerak menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat dinoda-
dinoda yang mampu menggandakan elektron.
Lampu yang digunakan pada praktikum ini yaitu lampu khusus Fe. Hasil yang
diperoleh dari praktikum ini diperoleh konsentrasi baku (x) 2ppm,4ppm,6ppm,8ppm,
10ppm dengan absorbansinya (y) masing-masing 0,2236; 0,4008; 0,5469; 0,6433;
0,7162. Sedangkan sampel 1-3 masing-masing didapatkan konsentrasi(x) 0,174 mg/L;
0,167 mg/L; 0,168 mg/ L dan absorbansi (y) 0,0195; 0,0188; 0,0189. Faktor
pengencernya 10. Didapatkan x rata-rata yaitu 1,697; SD = 0,38; CV = 2,239%.
Sedangkan % kesalahan tidak sesuai teoritis yaitu 66,06%. Seharusnya yang sesuai
teoritis 5 ppm. Hal-hal yang menyebabkan % kesalahan > 5% adalah kesalahan pada
pembuatan larutan baku, yang seharusnya 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 ppm, sedangkan yang
dibuat 2; 4; 6; 8; 10 ppm. Sehingga berpengaruh pada kurva yang didapat yaitu
kurvanya melengkung, dengan persamaannya y= ax2 + bx + c.
Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini iperoleh
dengan alat pengurai.
Sederhana
Spesifik
Sensitif
Dapat dipakai untuk analisis zat uji dalam jumlah atau kadar yang kecil.
Sampel yang dianalisis suasana asam, sehingga semua sampel yang akan
dianalisis harus dibuat dalam suasana asam dengan pH antara 2-3.
Biaya operasional lebih tinggi dan harga peralatan yang mahal
(Hamzah, 2013).
G. KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu x rata-rata yaitu 1,697; SD =
0,38; CV = 2,239%. Sedangkan % kesalahan tidak sesuai teoritis yaitu 66,06%. Data
yang didapat tidak akurat karena persentase kesalahan melebihi 5% dan kurang
presisi karena nilai CV melebihi 2%.
H. DAFTAR PUSTAKA
Day, JR. dan Underwood., 2007. Spectroscopic Methods in Organic Chemistry.Sixth
Edition. New York. 121-125.
Gandjar, I. G., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hamzah, N., 2013. Analisis Kimia Metode Spektrofotometri. Makasar. Alauddin
University Press. 111.
Khopkar, S. M., 2008. Basic Concepts of Analitical Chemistry.5th Edition. New York.
119-121.
Sutrisno, T., 2010. Teknologi Penyiapan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta. 48.
Pratama, A.B., 2012. Kandungan Logam Berat Pb dan Fe Pada Air, Sedimen, dan
Kerang Hijau (Perna Viridis) di Sungai Tapak. Semarang. Journal of Marine
Research. 1 (1) : 4-5.