TUGAS AKHIR
PRANSISKA DIANA
162401053
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli
Madya
PRANSISKA DIANA
162401053
TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
PRANSISKA DIANA
162401053
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kadar fosfat (PO43-) pada air badan air di
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara. Penetuan kadar fosfat
secara asam askobat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer uv-visible
dengan panjang gelombang 880 nm. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kadar
fosfat yang terkandung dalam air badan air yang diuji di Laboratorium Kesehatan
Daerah Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan baku mutu air kelas II menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Dari hasil analisa diperoleh kadar
fosfat sebesar 0.6 mg/L untuk air badan air dengan kode 3144, 0.4 mg/L untuk air
badan air dengan kode 3145, 0,5 mg/L untuk air badan air dengan kode 3146, 0,4
mg/L untuk air badan air dengan kode 3147, dan 0,3 mg/L untuk air badan air
dengan kode 3148. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar fosfat pada
semua air badan air tersebut tidak memenuhi nilai standar baku mutu air kelas II,
karena berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tanggal 14 Desember 2001
nilai maksimum fosfat dalam air badan air untuk kelas II adalah 0,2 mg/L.
ii
ABSTRACT
Phosphate level (PO43-) analysis has been carried out on water body water in
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera utara. Determination of
ascorbic acid phosphate levels was carried out using a UV-visible
spectrophotometer with a wavelength of 880 nm. This analysis is carried out to
determine the phosphate levels contained in water bodies of water tested at
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera utara in accordance to class II
water quality standards according to Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
From the results of the analysis obtained phosphate levels of 0.6 mg / L for water
body water with code 3144, 0.4 mg / L for water body water with code 3145, 0.5 mg /
L for water body water with code 3146, 0 , 4 mg / L for water body water with code
3147, and 0.3 mg / L for water body water with code 3148. From these results it can
be concluded that the phosphate level in all water bodies of the water does not meet
the class water quality standard II, because based on the Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 the maximum value of phosphate in water for body water for
class II is 0.2 mg / L.
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah ini dengan baik. Penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi syarat dalam mengikuti ujian akhir Diploma 3 Kimia di Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
Karya Ilmiah ini ditulis berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan
Praktek Lapangan Kerja (PKL) dengan judul “ANALISA KADAR FOSFAT (PO43-)
PADA AIR BADAN AIR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DI
LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”
Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis banyak menemukan kendala.
Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada
kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Minto Supeno, Ms selaku ketua program studi D3 Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing yang banyak memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini.
4. Bapak/Ibu Dosen serta pegawai Program Studi Diploma III Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah
mendidik penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini.
5. Seluruh Pihak UPT LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PROVINSI
SUMATERA UTARA yang telah banyak membantu dan membimbing penulis
dalam pengerjaan Karya Ilmiah ini.
iv
PRANSISKA DIANA
Halaman
PENGESAHAN TUGAS AKHIR i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTARTABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
vi
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN 39
vii
Nomor Judul
Halaman
Tabel
Tabel 2.1 Komposisi air laut 8
Tabel 2.3 Senyawa fosfor anorganik yang biasa terdapat diperairan 24
Tabel 4.1 Data Absorbansi Larutan Seri Standar 33
Tabel 4.2 Data Konsentrasi Sampel 33
Tabel 4.3 Data penentuan persamaan garis regresi dengan metode 35
Least Square
Tabel 4.4 Harga Y baru untuk larutan standar fosfat 36
viii
Nomor Judul
Halaman
Lampiran
1 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 39
Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air
ix
mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah
pemantauan kualitas air.
Kualitas air ditentukan oleh banyak faktor, yaitu zat yang terlarut, zat yang
tersuspensi dan makhluk hidup, khususnya jasad renik di dalam air. Air murni yang
tidak mengandung zat yang terlarut, tidak baik untuk kehidupan kita. Sebaliknya zat
yang terlarut ada yang bersifat racun. Apabila zat yang terlarut, zat yang tersuspensi
dan makhluk hidup di dalam air membuat kualitas air menjadi tidak sesuai dengan
kehidupan kita, air ini disebut tercemar. Pencemaran dapat berasal dari beberapa
sumber. Sumber yang paling utama di negara kita ialah limbah rumah tangga, yakni
penggunaan detergen dan sabun yang mengandung fosfor (Soemarwoto, 1984).
Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat penting dan sering
menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah satu dari beberapa
unsur yang essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air. Pertumbuhan
ganggang yang berlebihan disamping hasil hancuran biomas dapat menyebabkan
pencemaran kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah industri, hanyutan dari pupuk,
limbah domestik, hancuran bahan organik, dan mineral fosfat. Fosfor dalam air
terdapat baik sebagai bahan padat maupun bentuk terlarut. Fosfor dalam bentuk
padat dapat terjadi sebagai suspensi garam-garam yang tidak larut, dalam bahan
biologik, atau terabsorbsi dalam bahan padat. Fraksi yang paling baik dari senyawa
fosfat yang terlarut paling mungkin terdapat dalam bentuk senyawa organik,
sedangkan fosfor anorganik yang terlarut terjadi terutama sebagai bentuk ion
ortofosfat (PO43-). Protonasi sempurna dari ion ortofosfat menghasilkan H 3PO4 yang
mempunyai nilai pK1= 2,17 ; pK2=7,31 ; pK3= 12,36. Dari nilai konstanta disosiasi
asam ini dapat disimpulkan bahwa H3PO4 adalah asam yang sangat kuat dan PO43-
sangat basa bila terdapat dalam perairan alami. Oleh karena itu ion fosfat terbentuk
sebagai H2PO4- atau HPO42-. Fosfat juga dapat berada sebagai ligan dalam sebuah
kompleks logam. Karena fosfat bereaksi dengan sejumlah zat membentuk senyawa
yang tidak larut, dan mudah diadsorpsi oleh tumbuh-tumbuhan., konsentrasi dari
fosfat anorganik terlarut dalam kebanyakan perairan konstan. Kenaikan konsentrasi
fosfat merupakan adanya zat pencemar dalam perairan (Achmad, 2007)
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat dan fosfa-organis. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H 2PO4-,
HPO42-, dan PO43-, sedangkan polifosfat merupakan senyawa polimer seperti (PO 3)63-
(heksametafosfat), P3O105- (tripolifosfat) dan P2O74- (pirofosfat). Fosfat organis
adalah fosfor yang terikat dengan senyawa-senyawa organis sehingga tidak berada
dalam larutan secara terlepas. Dalam air alam atau buangan, fosfor yang terlepas dan
senyawa fosfor selain yang disebutkan diatas hampir tidak ditemui (Alaerts dan
Santika, 1987).
Fosfat sangat berguna untuk pertumbuhan organismedan merupakan faktor
yang menentukan produktivitas badan air. Air limbah rumah tangga, industri, dan
pertanian menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang berlebihan. Selain itu fosfat
berada pada sedimen dan lumpur air bersama kehidupan biologis yang berada di atas
air. Fosfat merupakan parameter untuk mendeteksi pencemaran air. (Sutrisno dan
Suciastuti, 2002)
1.2 Permasalahan
1. Berapakah kadar fosfat yang terdapat di air badan air yang dianalis
2. Apakah kadar fosfat dalam air badan air tersebut masih memenuhi standar baku
mutu air kelas II ( 0,2 mg/L) menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001.
2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan mahluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan
dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan
manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan ruangan
tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-
aktivitas lainnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai
reaksi dalam proses ekskresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman
maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air.
Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan
pelarut air. Juga hara-hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk
larutannya. Oleh karena itu kehidupan ini tidak mungkin dapat dipertahankan tanpa
air. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai,
oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus diperhatikan
(Achmad, 2007).
Sepanjang sejarah, kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan
manusia merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan. Kualitas air
berhubungan dengan adanya bahan-bahan lain terutama senyawa-senyawa kimia
baik dalam bentuk senyawa organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme
yang memegang peranan penting dalam menentukan komposisi kimia air. Air dalam
bentuk padat juga ditemukan di bumi yaitu yang membentuk salju di daerah kutub
utara dan kutub selatan. Air permukaan terdapat dalam danau,sungai dan sumber-
sumber air lainnya, sedangkan air tanah terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat
melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Sebagian besar
mikroorganisme yang semula ada dalam air tanah berangsur-angsur disaring sewaktu
air meresap dalam tanah. Terdapat perbedaan yang cukup besar antara air tanah
dengan air permukaan. Hal ini disebabkan oleh kandungan berbagai zat, baik yang
terlarut maupun yang tersuspensi dalam perjalanan menuju ke laut. Air permukaan
yang terkumpul dalam danau atau waduk mengandung nutrisi penting untuk
pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang mengandung bahan organik mudah
terurai dalam konsentrasi tinggi secara normal akan mengandung bakteri dalam
jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas air
permukaan. Ada keterikatan yang sangat kuat antara lapisan air (hydrosphere)
dimana air berada dengan lapisan tanah/lahan (geosphere) dimana keduanya
dipengaruhi oleh kegiatan manusia. Misalnya, gangguan terhadap hutan menjadi
lahan pertanian dapat menyebabkan reduksi negative yang ada diatasnya dan
mengurangi proses transpirasi yaitu penguapan air oleh tanaman. Hal itu dapat
mempengaruhi iklim mikro (mikro climate) di wilayah tersebut. Akibat dari hal
tersebut adalah meningkatnya limpasan air, erosi, dan akumulasi dari lumpur dalam
badan air (sungai) serta dapat meningkatkan unsur-unsur hara dipermukaan air,
sehingga siklus nutrient akan dipercepat. Terjadinya percepatan siklus tersebut akan
sangat memberikan pengaruh terhadap karakteristik kimia dan biologi dari badan air.
Air yang digunakan oleh manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.
Pada daerah kering sebagian kebutuhan airnya berasal dari lautan, suatu sumber yang
akan menjadi penting setelah persediaan air tawar dunia relative berkurang
dibandingkan kebutuhan. Meningkatnya kebutuhan air ini bukan hanya disebabkan
oleh jumlah penduduk dunia yang makin bertambah juga sebagai akibat dari
peningkatan taraf hidupnya yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan air untuk
keperluan rumah tangga, industri, rekreasi disamping pertanian (Achmad, 2007)
Kapasitas kalor lebih tinggi dibandingkan dengana cairan lain kecuali ammonia 7.
Panas laten dan peleburan lebih tinggi daripada cairan lain kecuali ammonia
(Achmad, 2007)
bakteri pengurai yang menyebabkan air dilapisan ini kekurangan oksigen sehingga
bersifat anaerobik. Dengan demikian, jenis-jenis zat kimia di lapisan ini secara
dominan terdapat dalam bentuk reduksi.
Selama musim gugur, suhu epilimnion dingin. Pada saat suhu epilimnion dan
hypolimnion sama, seluruh badan air mempunyai suhu yang tidak berbeda.
Hilangnya stasifikasi termal ini menyebabkan badan air mempunyai satu satuan
hidrologi dan proses pencampuran yang terjadi dikenal sebagai peristiwa pembalikan
(turn-over). Selama peristiwa pembalikan, sifat-sifat fisika dan kimia badan air
menjadi lebih seragam. Aktivitas biologi dapat meningkat yang diakibatkan oleh
pencampuran zat-zat hara yang lebih sempurna. Tipe lain dari badan air adalah
estuaria. Estuaria dibentuk oleh pertemuan aliran air tawar ke dalam air asin (air laut)
sehingga badan air ini mempunyai sifat-sifat kimia dan biologi yang unik. Estuaria
merupakan daerah tempat berkembang biaknya kebanyakan dari kehidupan laut yang
membuat kelestarian menjadi sangat penting bagi mahluk-mahluk tersebut (Achmad,
2007)
Zn 0,01 Os -
Ga 0,00003 Ir -
Ge 0,0006 Pt -
As 0.003 Au 0,00001
Se 0.0009 Hg 0,0002
Br 65 Ti <0,0001
Kr 0.0002 Pb 0,00003
Rb 0,12 Bi 0,00002
Sr 8,0 Po -
Y 0,00001 At -
Zr 0,00002 Rn 0,6 x10-5
Nb 0,00001 Fr -
Mo 0,01 Ra 1,0 x10-10
Tc - Ac -
Ru 0,0000007 Th 0,000001
Rh - Pa 2,0 x10-9
Pd - U 0,003
Dikutip dari Sybul P. Parker ”Grolier Concise Encyclopedia of Science and
Technologi”, Vol.Q-S hal. 1541.
b. Karakteristik air laut
Kadar garam pada air laut sangat bervariasi dari setiap tempat. Misalnya Laut
Hitam mempunyai kadar garam sangat tinggi dibandingkan dengan kadar garam
pada Samudera Pasifik. Larutan garam ini merupakan larutan elektrolit.
Perbandingan molekul air dengan molekul garam sekitar 100 berbanding 1.
Sedangkan perbandingan molekul-molekul air dengan ion sekitar 150 berbanding 1.
Di sekitar ion mempunyai medan listrik yang tinggi dan air di sekitar ion ikut pula
mempunyai medan listrik yang tinggi. Akibat garam terdapat di dalam air laut maka
secara fidik air laut dibedakan dengan air tanah.
c. Pencemaran air laut
Air laut mendapat pencemaran dari 3 tempat, yaitu dari darat, udara, dan laut.
Dari darat, hampir 90% bahan pencemar berasal dari darat, melalui sungai, air
rembesan yang belum tersaring dengan baik. Dari udara, bahan pencemar dibuang
dari pesawat terbang. Dari laut, bahan pencemar dibuang dari kapal laut dan perahu
nelayan.
d. Bahan cemaran/pencemar
Bahan cemaran berupa sampah keluarga, bahan kimia dari industri (organik
maupun anorganik), yang paling celaka adalah bahan sisa radioaktif. Oleh karena
suatu kecelakaan, misalnya tenggelamnya kapal tenker pembawa minyak bumi
sehingga laut dicemari bahan tambang berupa minyak bumi. Hal ini sangat tidak
diharapkan karena sulit mengatasi cemaran tersebut.
2. Air hujan
Pada musim panas, matahri memanasi permukaan bumi seperti sungai, danau,
air laut sehingga terjadi evaporasi (penguapan), tumbuh-tumbuhan, hewan maupun
manusia terjadi proses transpirasi/penguapan pula. Uap air ini akan membumbung
naik ke atas sampai suatu titik dimana suhu udara sekitarnya sama dengan suhu uap
air yang menguap, selanjutnya terjadi titik kondensasi dan terbentuk awan. Pada saat
ini akan terjadi proses presipitasi melalui 2 teori:
Teori Bergeron. Awan yang terletak diatas dari uap air, mengandung kristal
es, sedangkan uap air dalam fase dibawah titik beku disebut dalam keadaan super
coated, sehingga air cenderung sublimasi langsung di atas kristal es. Kristal es
tumbuh menjadi besar dan oleh karena gaya gravitasi es akan jatuh ke bumi. Namun
karena suhu udara di bawah awan berada di atas titik beku es, maka kristal es akan
mencair dan jatuh sebagai hujan.
Teori Collision (teori tumbukan dan penyatuan). Teori ini menjelaskan bahwa
uap air itu saling bertumbukan dan kemudian terjadi penyatuan sehingga terbentuk
uap air/bintik-bintik yang lebih besar dan karena pengaruh gaya gravitasi, butir-butir
air itu akan jatuh sebagai hujan.
3. Air tanah
Air tanah disebut juga air tawar oleh karena tidak terasa asin. Berdasarkan
lokasi air maka air tanah dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu:
b. Tanah liat/padas: biasanya kedalaman 40-60 meter akan diperoleh air yang baik
dan air akan naik mencapai 7 meter dari permukaan tanah
c. Tanah berkapur: biasanya sumur dibuatdengan kedalaman di atas 60 meter
kemungkinan baru mendapat air dan apabila ada air, airnya sukar/tidak bisa naik
ke atas dengan sendirinya.
d. Tanah berbukit: biasanya sumur dibuat di atas 100 meter atau 200 meter,
kemungkinan tipis sekali untuk memperoleh air. Air yang diperoleh sukar/ tidak
bisa naik ke atas dengan sendirinya.
Setelah membuat sumur bor, lubang sumur bor harus dipasang casing atau
PVC (paralon), terutama pada tanah berpasir pengeboran baru beberapa meter harus
segera memasang casing agar pasir tidak rontok menutupi hasil pengeboran tersebut.
Keadaan/ sifat air sumur bor adalah air jernih dan rasanya sejuk, pencemaran sukar
terjadi, jumlah bakteri jauh lebih kecil dari sumur gali, jumlah algae didalam air
sumur bor jauh lebih banyak dibandingkan dengan air sumur gali.
2. Sifat kimia
Menurut (Darmono, 2001) baik air laut, air hujan maupun air tanah/air tawar
mengandung mineral. Macam-macam mineral yang terkandung dalam air tawar
bervariasi tergantung struktur tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral
yang terkandung dalam air itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut
dari suatu substansi misalnya sari batu andesit (dari batu vulkanis). Sifat kimia yang
lain yaitu konduktivitas listrik pada air paling sedikit 1000 kali lebih besar daripada
cairan non metalik pada suhu ruangan.
a. Air dapa terurai oleh pengaruh arus listrik
b. Air merupakan pelarut yang baik
c. Air dapat bereaksi dengan asam kuat dan basa kuat
d. Air bereaksi dengan berbagai substansi membentuk senyawa padat dimana air
terikat dengannya, misalnya seperti hidrate.
instrumen analisis ( Atomic Absorption Spectrophotometer untuk metal gas dan Gas
Liquid Chromatography untuk zat organik), non instrumen untuk mengatur zat
organik non metal, teknik separasi kimia dan instrumen untuk mengukur
radioaktivitas dan untuk mengukur radionuklei.
b. Metode analisis fisik
Memakai tes organoleptik untuk mengetahui rasa air, bau yang sangat
bermakna bagi konsumen dalam hal menilai kualitas air yang siap diminum. Warna
air ditentukan dengan metode spektrophotometer dan dengan mengamati secara
langsung. Konduktiitas listrik diukur dengan elektrometer dan secara tidak langsung
sebagai indikasi sisa larutan (resisu). Residu larutan air dapat pula diukur dengan
gravimeter. Sisa suspensi memakai suspensi solid test. Untuk air siap minum perlu
sekali mrnganalisis tentang kekeruhan air dan kejernihan. Dan memakai
nephelometri yaitu pemakaian lilin yang menyala untuk menentukan kedalaman
sumber air.
c. Analisis biologi
Analisis biologi bertujuan untuk menentukan ada tidaknya organisme di
dalam
air dan efek substansi di dalam air. Dalam melakukan pekerjaan analisis biologi
metode klasik yang dipakai meliputi laboratorium percobaan, penggunaan mikroskop
untuk mengidentifikasi dan menghitung organisme di dalam air.
b. Air bersih
Air bersih adalah air yan sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi
belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, dan
air dari sumber mata air.
c. Air siap minum/air minum
Air siap minum/air minum adalah air yang sudah terpenuhi secara fisik,
kimia, bakteriologi serta level kontaminasi maksimum (LKM). Level kontaminasi
maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhandan bakteri coliform yang
diperkenankan dalam batas-batas aman.
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Menurut definisi di atas, bila suatu sumber air yang dapat digunakan sebagai
air baku air minum mengalami pencemaran yang berasal dari air limbah suatu
industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk air baku air minum, maka
kualitas sumber air tersebut telah tercemar. Secara umum pencemar air dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Infections Agents
Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan
manusia adalah mikroorganisme patogen. Penyakit-penyakit bawaan air umumnya
disebabkan pencemar air yang berasal dari kategori ini. Sumber utama
mikroorganisme patogen berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola
dengan baik.
b. Zat-zat pengikat oksigen
Jumlah Oksigen terlarut ( Dissolved Oxygen) dalam air merupakan indikator
yang baik untuk membentuk kualitas air dan kehidupan dalam air.Air dengan
kandungan Oksigen di atas 6 ppm dapat mendukung kehidupan ikan dan kehidupan
air lainnya. Air dengan kandungan oksigen lebih kecil dari 2 ppm hanya
mengandung kehidupan cacing, bakteri, jamur dan mikroorganisme pengurai.
Oksigen terlarut ke air berasal dari proses difusi oksigen yang terdapat di atmosfer,
khususnya ketika terjadi pergolakan air. Oksigen terlarut ke air dapat juga berasal
dari proses fotosintesis tumbuhan hijau, alga dan cyano bakteri yang terdapat dalam
air. Masuknya bahan organik seperti sisa makanan menyebabkan peningkatan
mikroorganisme pengurai dalam air. Mikroorganisme pengurai ini mengkonsumsi
oksigen yang terlarut dalam air untuk proses respirasinya. Sebagai akibatnya terjadi
penurunan kadar oksigen dalam air sehingga terjadi kepunahan sebagian besar
mahluk hidup di dalam air. Bila ini terus terjadi hingga kadar oksigen terlarut
menurun sampai 2 ppm, di dalam air tersebut hanya hidup cacing, bakteri, jamur dan
mikroorganisme pengurai.
c. Sedimen
Sedimen meliputi tanah dan pasir yang pada umumnya masuk ke badan air
akibat erosi atau banjir. Sedimen dapat mengakibatkan pendangkalan badan air
(misalnya sungai). Disamping itu, keberadaan sedimen di dalam air mengakibatkan
terjadinya peningkatan kekeruhan air. Hal ini menghambat penetrasi sinar matahari
sehingga proses fotosintesis dalam air akan terganggu. Hal ini memperlambat laju
penambahan oksigen terlarut di dalam air. Kekekruhan air juga dapat menghambat
transfer oksigen dari atmosfir ke dalam air.
d. Nutrisi/unsur hara
Nutrisi/unsur hara, khususnya nitrat dan posfat dapat mengakibatkan
peningkatan produktivitas primer perairan. Peningkatan produktivitas primer
perairan sebagai pengayaan air dengan nutrien/unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan disebut Eutrofikasi. Eutrofikasi tersebut menyebabkan pertumbuhan
tumbuhan air, khususnya alga dan bakteri melimpah. Hal ini menyebabkan badan air
menjadi keruh dan bau. Selain itu juga, bakteri dan alga yang tumbuh di permukaan
air dapat menghambat proses aerasi. Aerasi adalah proses transfer oksigen ke
perairan melalui proses difusi. Akibatnya terjadi penurunan kadar oksigen terlarut di
dalam air.
e. Pencemar anorganik
Banyak pencemar anorganik, seperti logam, garam, asam dan basa dapat
masuk ke badan air melalui proses alam ataupun sebagai akibat aktivitas manusia.
Beberapa jenis logam seperti Mercury, Timbal, Cadmium dan Nikel, dengan
konsentrasi yang relatif kecil sudah dapat membahayakan mahluk hidup. Logam
merupakan yang sangat persisten sehingga adapat berakumulasi pada rantai makanan
dan menyebabkan dampak kumali pada manusia. Keberadaan asam di dalam air
umunya berasal dari produk samping (by-product) proses industri seperti peleburan
dan pelapisan logam. Asam dan Basa menyebabkan perubahan pH air, sehingga
dapat mengganggu kehidupan mahluk air.
2.2 Spektrofotometer
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih
dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating
ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang
diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter,
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,
melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh
dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk
larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi
antara sampel dan blangko ataupun pembanding.(Khopkhar, 2002)
kemampuan instrumen untuk tetap memelihara keadaan tunak (steady state) selama
waktu penggunaan sehingga pengaruh drift pada akurasi pengkuran bersifat tidak
signifikan.
g. Akurasi Fotometrik
Kebanyakan penggunaan UV-Vis untuk tujuan analisis kuantitatif melibatkan
pengukuran standar dan sampel dari suatu konsentrasi yang diperbandingkan dengan
urutan yang cepat menggunakan instrumen yang sama. Sepanjang pengukuran-
pengukuran fotometrik bersifat reprodusibel dan respons yang dihasilkan linier pada
kisaran tertentu, akurasi fotometrik absolut bukanlah sesuatu yang kritis. Meskipun
demikian, akurasi fotometrik merupakan sesuatu yang penting dalam pengukuran
yang akurat dari suatu koefisien ekstingsi yang digunakan untuk mengarakterisasi
analit dan untuk menjamin bahwa data transmitan dan absorbansi dapat
dibandingkan antar spektrofotometer dalam laboratorium-laboratorium yang berbeda.
h. Linieritas
Kisaran dinamik linieritas pengukuran dibatasi oleh adanya sesatan sinar pada
absorbansi yang tinggi dan oleh derau pada absorbansi yang rendah. Untuk
pengukuran rutin yang melibatkan sampel-sampel dan standar-standar kimia referen
yang terkait, akurasi kuantifikasi sampel tergantung pada presisi dan linieritas
pengukuran.
2.3 Fosfat
Menurut (Effendi, 2003) Di perairan, unsur fosfor tidak ditemukan dalam
bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa organik yang
terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyaea organik yang berupa partikulat. Fosfor
membentuk kompleks dengan ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak
larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae
akuatik.
Ortofosfat :
Trinatrium fosfat Na3PO4
Dinatrium fosfat Na2HPO4
Mononatrium fosfat NaH2PO4
Diamonium fosfat (NH3)2HPO4
Polifosfat :
Natrium heksametafosfat Na3(PO3)6
Natrium tripolifosfat Na5P3O10
Tetranatrium pirofosfat Na4P2O7
Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Karakteristik fosfor sangat berbeda dengan unsur-unsur utama lain yang merupakan
penyusun biosfer karena unsur ini tidak terdapat di atmosfer. Pada kerak bumi,
keberadaan fosfor relatif sedikit dan mudah mengendap. Fosfor juga merupakan
unsur yang esential bagi tumbuhan tingkat tinggi dan algae, sehingga unsur ini
menjadi faktor pembatas bagi tumbuhan dan algae akuatik serta sangat
mempengaruhi tingkat produktivitas perairan. Jones dan Bachmann (1976) dan Davis
dan Cornwell (1991) mengemukakan korelasi positif antara kadar fosfor total dengan
klorofil a. Hubungan antara kadar fosfor total dan klorofil a tersebut ditunjukan
dalam persamaan berikut:
Log (klorofil a) = 1,09 + 1,46 Log Pt
Keterangan: klorofil a = Konsentrasi klorofil a ( mg/m3)
Pt = Fosfor total ( mg/m3)
Fosfor berperan dalam transfer energi didalam sel, misalnya yang terdapat
pada ATP (Adenosine Triphosphate) dan ADP (Adenosine Diphosphate). Ortofosfat
yang merupakan produk ionisasi dari adam ortofosfat adalah bentuk bentuk fosfor
yang paling sederhana di perairan. Reaksi ionisasi asam ortofosfat adalah sebagai
berikut:
H3PO4 H+ + H2PO4-
H2PO4- H+ + HPO42-
HPO42- H+ + PO43-
Fosfor banyak digunakan sebagai pupuk, sabun atau detergen, bahan industri
keramik, minyak pelumas, produk minuman dan makanan, katalis, dan sebagainya.
Dalam industri, polifosfat ditambahkan secara langsung untuk mencegah terjadinya
pembentukan karat dan korosi pada peralatan logam. Fosfor tidak bersifat toksik bagi
manusia, hewan, dan ikan. Kadar fosfor yang diperkenankan bagi kepentingan air
minum adalah 0,2 mg/liter dalam bentuk fosfat (PO 4). Kadar fosfor pada perairan
alami berkisar antara 0,005-0,02 mg/liter P-PO4, sedangkan pada air tanah biasanya
sekitar 0,2 mg/liter P- PO4. Kadar fosfor dalan ortofosfat (P- PO4) jarang melebihi
0,1 mg/liter, meskipun pada perairan eutrof. Kadar fosfor total pada perairan alami
jarang melebihi 0,1 mg/liter.
Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulir ledakan pertumbuhan algae di perairan. Algae yang
berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air, yang selanjutkan dapat
menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga kurang
menguntungkan bagi ekosistem perairan. Pada saat perairan cukup mengandung
fosfor, algae mengakumulasi fosfor di dalam sel melebihi kebutuhannya. Fenomena
yang demikian dikenal dengan istilah konsumsi lebih. Kelebihan fosfor yang diserap
akan dimanfaatkan pada saat perairan mengalami defisiensi fosfor, sehingga algae
masih dapat tumbuh selama beberapa waktu selama periode kekurangan pasokan
fosfor. Selama defisiensi fosfor algae juga dapat memanfaatkan fosfor organik
dengan bantuan enzim alkalin fosfat yang berfungsi memecah senyawa organofosfor.
Keberadaan enzim alkalin fosfat akan meningkat jika terjadi defisiensi fosfor di
perairan.
Berdasarkan kadar ortofosfat, perairan diklasifiaksikan menjadi tiga, yaitu:
perairan oligotrofik yang memiliki kadar ortofosfat 0,003 - 0,01 mg/liter; perairan
mesotropik yang memiliki kadar ortofosfat 0,011 - 0,03 mg/liter; perairan eutropik
yang memiliki kadar 0,031 - 0,1 mg/liter. Berdasarkan kadar fosfor total, perairan
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: perairan dengan tingkat kesuburan rendah, yang
memiliki kadar fosfat total berkisar antara 0 - 0,02 mg/liter; perairan dengan tingkat
kesuburan sedang, yang memiliki kadar fosfat total 0,021 - 0,05 mg/liter; dan
perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, yang memiliki kadar fosfat total 0,051 –
0,1 mg/liter.
3.1.2 Bahan
a. H2SO4 5N
b. K(SbO)C4H4O6.½ H2O
c. (NH4)6 Mo7O24.4H2
d. C6H8O6 0,1 M
e. KH2PO4
f. Air Suling
g. Indikator Phenolphthalein
h. Air badan air
e. Masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapannya
pada panjang gelombang 880 nm dalam kisaran waktu antara 10 menit sampai 30
menit
f. Buat kurva kalibrasi dari data di atas atau tentukan persamaan garis lurusnya.
4.2 Perhitungan
a. Pembuatan larutan standar fosfat 10 mg/L
V1.N1 = V2.N2
V1.500 mg/L = 100 mL.10 mg/L
V1= 2 mL
b. Pembuatan larutan seri standar fosfat
a. 0,0 mg/L
V1.N1 = V2.N2
V1.10 mg/L = 250 mL.0,0 mg/L
V1= 0 mL
b. 0,2 mg/L
V1.N1 = V2.N2
V1.10 mg/L = 250 mL.0,2 mg/L
V1 = 5 mL
c. 0,4 mg/L
V1.N1 = V2.N2
V1.10 mg/L = 250 mL.0,4 mg/L
V1 = 10 mL
d. 0,8 mg/L
V1.N1 = V2.N2
V1.10 mg/L = 250 ml.0,8 mg/L
V1 = 20 mL
e. 1,0 mg/L
V1.N1 = V2.N2
V1.10 mg/L = 250mL.1,0 mg/L
V1 = 25 mL
Tabel 4.3 Data penentuan persamaan garis regresi dengan metode Least Square
No. X Y X2 Y2 XY
1 0,0 0,003 0 0,000009 0
2 0,2 0,233 0,04 0,054289 0,0466
3 0,4 0,452 0,16 0,204304 0,1808
4 0,8 0,863 0,64 0,744769 0,6904
5 1,0 1,160 1 1,3456 1.160
n=5 ∑X=2,4 ∑Y=2,711 ∑X2=1,84 ∑Y2=2,348971 ∑XY=2,0778
( ) ( )( )
a=
( ) ( )
( ) ( )( )
a=
( ) ( )
( ) ( )
a=
( ) ( )
a=
a = 1,1286
( )( ) ( )( )
b=
( ) ( )
( )( ) ( )( )
b=
( ) ( )
( ) ( )
b=
( ) ( )
b=
b = 0,0004
c. Penentuan nilai Y baru
Y = ax + b
Y1 = 1,1286 (0,0) + 0.0004 = 0,0004
Y2 = 1,1286 (0,2) + 0,0004 = 0,2261
Y3 = 1,1286 (0,4) + 0,0004 = 0,4518
Y4 = 1,1286 (0,8) + 0,0004 = 0,9032
Y5 = 1,1286 (1,0) + 0,0004 = 1,1290
Tabel 4.4 Harga Y baru untuk larutan standar fosfat
No. Konsentrasi (x) Absorbansi (Y)
mg/L
1 0,0 0,0004
2 0,2 0,2261
3 0,4 0,4518
4 0,8 0,9032
5 1,0 1.1290
r=
√ )
r=
√
r=
r = 0,9985
e. Perhitungan untuk konsentrasi sampel
X=
X3144 =
= 0,6 mg/L
X3145 =
= 0,4 mg/L
X3146 =
= 0,5 mg/L
X3147 =
= 0,4 mg/L
X3148 =
= 0,3 mg/L
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisa diperoleh kadar fosfat dari masing-masing air badan air
adalah, 0.6 mg/L untuk air badan air dengan kode 3144, 0.4 mg/L untuk air badan air
dengan kode 3145, 0,5 mg/L untuk air badan air dengan kode 3146, 0,4 mg/L untuk
air badan air dengan kode 3147, dan 0,3 mg/L untuk air badan air dengan kode 3148.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar fosfat pada semua air badan air
tersebut tidak memenuhi nilai standar baku mutu air kelas II, karena berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tanggal 14 Desember 2001 nilai maksimum fosfat
dalam air badan air untuk kelas II adalah 0,2 mg/L. Sehingga air badan air tersebut
tidak dapat digunakan sebagai air minum.
Kenaikan kadar fosfat disebabkan oleh ortofosfat yang berasal dari bahan
pupuk, yang masuk ke dalam sungai melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat
dapat memasuki sungai melalui air buangaan penduduk dan industri yang
menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat seperti industri pencucian,
industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk
(tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang
terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat
bagi pertumbuhannya. Bermacam-macam jenis fosfat juga dipakai untuk pengolahan
anti karat dan anti kerak pada pemanas air (boiler).
Keberadaan fosfat yang berlebihan menstimulir terjadinya eutrofikasi
perairan. Eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan air dengan nutrien/unsur hara
berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan
terjadinya peningkatan produktivitas perairan. Nutrien yang dimaksud adalah fosfor
dan nitrogen. Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan
nitrogen dapat menstimulir ledakan pertumbuhan algae di perairan. Algae yang
berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air, yang selanjunya dapat
menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga kurang
menguntungkan bagi ekosistem perairan. Bila kadar fosfat pada air alam sangat
rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang,
keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar fosfat serta nutrien lainnya tinggi,
pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi keadaan ini dinamakan
eutrop.
5.1 Kesimpulan
Dalam penulisan tugas akhir ini telah diuraikan bagaimana analisa kadar
fosfat dilakukan, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1 Dari hasil analisa diperoleh kadar fosfat dari masing-masing air badan air adalah,
0.6 mg/L untuk air badan air dengan kode 3144, 0.4 mg/L untuk air badan air
dengan kode 3145, 0,5 mg/L untuk air badan air dengan kode 3146, 0,4 mg/L
untuk air badan air dengan kode 3147, dan 0,3 mg/L untuk air badan air dengan
kode 3148
2 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar fosfat pada semua air badan air
tersebut telah melebihi nilai standar baku mutu air kelas II, karena berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 nilai maksimum fosfat dalam air
badan air untuk kelas II adalah 0,2 mg/L. Sehingga air badan air tersebut tidak
dapat digunakan sebagai air minum.
5.2 Saran
Adapun saran untuk membuat analisa kadar fosfat lebih baik lagi adalah
sebagai berikut:
1. Sampel yang diterima dari konsumen sebaiknya langsung dianalisa, karena
penyimpanan sampel dapat mempengaruhi hasil analisa.
2. Sebaiknya kita sebagai masyarakat lebih memperhatikan pembuangan limbah
rumah tangga karena dapat menyebabkan kenaikan kadar fosfat diperairan.
Boron mg/L 1 1 1 1
Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01
Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2 Bagi pengelolaan
air minum secara
konvensional, Cu
≤ 1 mg/L
Gross-B bg/L 1 1 1 1
KIMIA ORGANIK
Minyak dan ug/L 1000 1000 1000 (-)
Lemak
Detergen ug/L 200 200 200 (-)
sebagai
MBAS
Senyawa ug/L 1 1 1 (-)
fenol sebagai
fenol
BHC ug/L 210 210 210 (-)
Aldrin/Dieldri ug/L 17 (-) (-) (-)
n
Chlordane ug/L 3 (-) (-) (-)
DDT ug/L 2 2 2 2
Heptachlor ug/L 18 (-) (-) (-)
dan
Heprachlor
epoxide
Lindane ug/L 56 (-) (-) (-)
Methoxyctor ug/L 35 (-) (-) (-)
Endrin ug/L 1 4 4 (-)
Toxaphan ug/L 5 (-) (-) (-)
Keterangan:
mg = miligram
ug = mikrogram
mL = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methylene blue Active Substance
ABAM = Air Baku Untuk Air Minum
Logam berat merupakan logam terlarut
Nilai diatas merupakan batas maksimum,kecuali untuk pH dan DO.
Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai
yang tercantum.
Nilai DO merupakan batas maksimum.
Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut
tidak dipersyaratkan.
Tanda adalah ≤ lebih kecil atau sama dengan
Tanda < adalah lebih kecil