Anda di halaman 1dari 38

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe) PADA AIR LIMBAH

DOMESTIK OUTLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI


DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PDAM TIRTANADI CEMARA MEDAN

TUGAS AKHIR

ABNER TARIGAN
162401056

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


PENENTUAN KADAR LOGAM BESI ( Fe ) PADA AIR LIMBAH
DOMESTIK OUTLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PDAM TIRTANADI CEMARA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat


memperoleh gelar Ahli Madya

ABNER TARIGAN
162401056

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR LOGAM BESI ( Fe ) PADA AIR LIMBAH
DOMESTIK OUTLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PDAM TIRTANADI CEMARA MEDAN

ABSTRAK

Pemeriksaan kadar logam Besi (Fe) pada Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL)
Domestik Outlet Cemara Medan dengan menggunakan metode spektrofotometer.
Berdasarkan hasil pemeriksaan berturut-turut diperoleh kadar besi. Kadar besi (Fe)
yang diperoleh berasal dari sampel Air Limbah Domestik Outlet. Sampel diambil
dari stasiun pembuangan akhir yang diambil pada pengolahan air limbah domestik.
Diperoleh kadar besi untuk analisa kadar Besi (Fe) pada tanggal 21 januari 2019
yaitu 0,025 mg/L, kadar Besi yang diperoleh pada tanggal 28 Januari 2019 yaitu
0,025 mg/L, dan kadar Besi yang diperoleh pada tanggal 04 januari 2019 yaitu 0,024.
Hal ini menunjukkan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PDAM
Cemara Medan telah memenuhi standar yang telah ditentukkan dalam Peraturan
Pemerintah No 82 Tahun 2001.

Kata Kunci : Besi (Fe), Spektrofotometer, Outlet, Limbah

Universitas Sumatera Utara


DETERMINATION OF IRON (Fe)IN DOMESTIC OUTLET
WASTE WITH SPECTROFOTOMETRIC METHOD
IN WASTEWATER TREATMENT PLANT
PDAM TIRTANADI CEMARA MEDAN

ABSTRACT

An examination of heavy metal content of iron (Fe) on wastewater treatment plant


domestic outlet at cemara medan by using the spectrophotometer method. Based on
the results of consecutive examinations obtained iron content. The iron (Fe) content
obtained comes from samples of Domestic Outlet Wastewater. Samples were taken
from final disposal stations taken in domestic wastewater treatment. Iron content
was obtained for analysis of Iron (Fe) levels on January 21, 2019 which is 0.025 mg
/ L, Iron content obtained on January 28, 2019 which is 0.025 mg / L, and Iron
content obtained on January 4, 2019 which is 0.024. This shows that Wastewater
Treatment Plant Cemara Medan has met the standards set forth in Government
Regulation No. 82 of 2001.

Keywords : Iron (Fe), outlet, spectrophotometer, waste

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayahnya yang telah diberikan kepada penulis,sehinga penulis
dapat menyelesaikan tuga akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini disusun
sebagai persyaratan untuk meyelesaikan pendidikan Program studi D-III Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Sumatera Utara
dengan judul “ Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) Pada Air Limbah Domestik
Outlet Dengan Metode Spektrofotometri di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
PDAM Tirtanadi Cemara Medan.”
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala.
Namun berkat bantuan,bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik. Atas
bantuan,bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka pada keempatan ini
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua Ayahanda O.Tarigan dan Ibunda G. Br Peranginangin serta
seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan moril maupun materil serta
doa restu demi kesuksesan penulis.
2. Bapak Kerista Sebayang, MS selaku Dekan FMIPA USU.
3. Ibu Dr. Cut Fatimah Zahra, S.Si., M.Si selaku Ketua Departemen Kimia
FMIPA USU yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Dr. Minto Supeno,MS selaku Ketua Program Studi D-III Kimia
FMIPA USU yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan
tulus memberikan bimbingan kepada penulis dan bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulisan tugas akhir ini.
6. Seluruh Karyawan dan Staff PDAM Tirtanadi Cemara Medan yang telah
banyak memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini.
7. Kepada Saudara-saudara terkasih Yanpaulus Tarigan, dan Lelielista br
Tarigan yang selalu memberi semangat dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
8. Kepada sahabat-sahabat terkasih Isna Rianti, Dhita Maranthia, rahmi
Tambunan, Desriana Magdalena Silitonga, Crismonelita Ginting, Basa
Talenta, Eka Anjari, Dippos Purba, Eddy Lagrado, Robby Apramana, Ikhsan
Agus yang selalu setia menemani serta membantu dalam mengerjakan Tugas
Akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


9. Teman-teman seperjuangan D-III Kimia stambuk 2016 dan seluruh pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu penulis
sehingga selesainya tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. segala bentuk masukan
yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis mengucapkan
terima kasih. Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Medan, Juli 2019

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i
PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR SINGKATAN x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 11
1.2 Permasalahan 12
1.3 Tujuan 12
1.4 Manfaat 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 14


2.1 Air 14
2.1.1 Peranan Air Dalam Kehidupan Manusia 15
2.1.2 Sifat-sifat Air 16
2.2 Sumber Air 17
2.2.1. Pencemaran Air 19
2.3 Limbah Cair 20
2.3.1 Karakteristik Limbah 22
2.3.2 Sumber Limbah Cair 23
2.3.3 Proses Pengolahan Limbah Domestik di PDAM Instalasi 24
Pengolahan Air Limbah Cemara Medan
2.4 Logam Berat 27
2.5 Besi (Fe) 27
2.5.1 Dampak Besi (Fe) 28
2.6 Spektrofotometer 29

BAB 3 METODE PERCOBAAN 32


3.1 Alat 32
3.2 Bahan 32
3.3 Prosedur Percobaan 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 34


4.1 Data 34

Universitas Sumatera Utara


4.2 Pembahasan 34

BAB 5 KESIMPULAN 35
5.1 Kesimpulan 35
5.2 Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 37

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


Tabel 4.1 Data Hasil Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) 34
pada Air Limbah Domestik Outlet PDAM IPAL
Cemara Medan

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang di ketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain dalam
sistem tata surya dan menutupi hampir 71% permukaan bumi. Wujud bisa berupa
cairan es(padatan), uap/gas. Dengan kata lain karena air, bumi menjadi satu-satunya
planet dalam tata surya yang memiliki kehidupan. (Kodoatie, 2010)

Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah


tangga, terutama berbeda pada setiap tempat, tiap lingkingan krhidupan atau untuk
tiap masyarakat. Semakin tinggi tingkat kehidupan, semakin meningkat pula
kebutuhan manusia terhadap air. Air adalah zat carir yang tidak mempunyai rasa,
warna dan bau yang terdiri dari hydrogen dan oksigen. Air yang tersedia tidak lepas
dari pengaruh pencemaran (Adriani,2015).

Molekul air terdiri dari ikatan 2 molekul hidrogen dan 1 molekul oksigen dan
membentuk senyawa dengan rumus molekul H2O. Air yang murni tidak berwarna ,
tidak berasa ,dan tidak berbau. Di dalam analisa air komponen-komponen yang ada
biasanya dipisah-pisahkan ke dalam kelompok fisika, kimia, dan biologi (Budiyono,
2013).

Banyak orang mengalami masalah-masalah pencemaran dan lingkungan yang


biasanya merupakan akibat aktifitas industri, tetapi tetap saja tidak menyadari
implikasi penting yang dapat terjadi. Sebagian penduduk bumi berada di Negara-
negara berkembang. Kalau penduduk tersebut harus mendapat sumber air yang
layak, dan jika mengingat ekkonomi mereka berkembang dan berindustrialisasi,
maka masalah-masalah yang kini ada harus dicarikan solusinya. Namun, masalah
persediaan air tidak mungkin ditangani secara terpisah dari masalah-masalah lainnya.
Buangan air yang tidak layak dapat mencemari sumber air. Dan sering kali tidak
teratasi. Ketidaksempurnaan dalam layanan pokok sistem saluran hujan yang kurang
baik, pembuangan limbah padat yang buruk juga dapat menyebabkan kesengsaraan
manusia. Oleh karna itu pemerintah di Negara maju dan negara berkembang harus

Universitas Sumatera Utara


memusatkan diri terutama pada air dan sanitasi. Dalam jangka panjang yang sangat
penting dilakukan adalah pengintegrasian layanan-layanan publik kedalam satu paket
pengolahan air, sanitasi, saluran drainase, dan limbah padat yang komperhensif
(Sanin,B, 2011).

Cemaran logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan,


baik manusia maupun hewan, tergantung pada tempat mana logam berat tersebut
terikut dalan tubuh dan besar dosis paparannya. Efek toksis dari logam berat ini
mengalami kerja enzim sehingga metabolisme tubuh menjadi terganggu. Efek
lainnya dapat menyebabkan muntagen, teratogen, dan karsinogen bagi tubuh manusia
dan hewan (Darmono, 1995 ).

1.2 Permasalahan
- Berapakah kadar besi (Fe) pada Air Limbah Domestik Outlet di PDAM
Tirtanadi IPAL Cemara Medan
- Apakah kadar Besi (Fe) yang terdapat dalam air limbah rumah tangga di
PDAM Tirtanadi IPAL Cemara telah memenuhi persyaratan dan standar
yang ditetapkan menurut peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 82
Tahun 2001.

1.3 Tujuan
- Untuk menentukan kadar besi ( Fe ) pada Air Limbah Domestik Outlet di
PDAM Tirtanadi IPAL Cemara.
- Untuk mengetahui apakah kadar (Fe) yang terdapat dalam air limbah
rumah tangga di PDAM Tirtanadi IPAL Cemara telah memenuhi
persyaratan dan standar yang ditetapkan menurut peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 82 Tahun 2001.

1.4 Manfaat
- Dapat mengetahui kadar besi ( Fe ) pada Air Limbah Domestik Outlet di
PDAM Tirtanadi IPAL Cemara.

Universitas Sumatera Utara


- Dapat mengetahui apakah kadar (Fe) yang terdapat dalam air limbah
rumah tangga di PDAM Tirtanadi IPAL Cemara telah memenuhi
persyaratan dan standar yang ditetapkan menurut peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 82 Tahun 2001.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidpan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Manusia dan semua makhluk hidup
lainnya butuh air. Air merupakan material yang membuat kehidupan yang terjadi di
bumi. Untuk tanaman kebutuhan air juga mutlak. Pada kondisi tidak ada air terutama
kemarau tanaman akan segera mati. Air merupakan zat yang paling esensial
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Juga dapat dikatakan bahwa air merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa. Untuk tanaman kebutuhan air juga mutlak. Pada kondisi
tidak ada air terutama kemarau tanaman akan segera mati (Kondoatie, 2010 ).

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serata makhluk hidup
yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarng maupun generasi
yang akan datang ( Effendi, 2003 )

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat bagian sari tubuh kita tediri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga
digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di
sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam
kebakaran, tempat rekreasi transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang
menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi
tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.

Air tidak pernah murni kecuali dalam brntuk uap. Air selalu mengandung
kotoran baik dari alam maupun yang berasal dari limbah. Apabila air mengandung
ammonia, nitrit atau nitrat, maka air tersebut kemungkinan telah tercemar oleh air

Universitas Sumatera Utara


limbah baik dari aktivitas pertanian, domestik, atau kegiatan industri. Air sangat
diperlukan karena dapat dipergunakan seperti :

a. sumber air bersih dari air permukaan ( sungai, danau ) dapat


dipergunakan sebagai sumber air minum ;
b. sumber air bersih dari permukaan dapat digunakan sebagai habitat ikan
atau fauna liannya;
c. sumber air bersih dapat digunakan untuk air irigasi; dan
d. air permukaan dapat juga digunakan sebagai lokasi rekreasi dan
transportasi air

kegunaan air seperti yang di atas dapat dilakukan apabila kriteria fisika, kimia, dan
biologi dapat diterima ( Machdar, I, 2018 ).

Peraturan pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengelompokkan kualitas air


menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun penggolongan air
menurut peruntukkannya adalah :

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan untuk air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum .
c. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.

d. Golongan D, yaitu air yang digunakan untuk keperluan pertanian, usaha


diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi, 2003)

2.1.1 Peranan Air Dalam Kehidupan Manusia

Air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50-70% dari seluruh berat badan.
Air terdapat diseluruh badan, ditulang terdapat air sebanyak 22% berat tulang,
didarah dan diginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat
jumlah air yang ada di dalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari
tulang, 75 % dari urat saraf 80% dari ginjal, 70% dari hati, dan 75 % dari otot adalah
air..Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian.
Karena orang dewasa perlu minum minimum 1,5-2 liter sehari (Soemirat, 2007).

Universitas Sumatera Utara


Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap
orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara
berkembang, termasuk indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per
hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan
untuk minum ( Notoatmojo, 2003).

2.1.2 Sifat-Sifat Air

a. Pada kisaran suhu yang sesuai kehidupan, yakni 0ºC (32º F) – 100ºC, air
berwujud cair.Suhu 0ºC merupakan titik beku (freezing point) dan pada
suhu 100ºC merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut,
air yang terdapat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang
terdapat di laut, sungai , danau, dan badan air yang lain akan berada dalam
bentuk gas atau padatan , sehingga tidak akan mungkin terdapat kehidupan
muka bumi ini, karena sekitar 60%-90% bagian sel makhluk hidup adalah
air (Pecl, 1990).
b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak
menjadi panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang
lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya
perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi
makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan
sebagai pendingin mesin.
c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan
(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini
memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses
perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energy panas
yang besar. Pelepasan energy ini merupakan salah satu penyebab mengapa
kita merasa sejuk pada saaat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu
faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di
bumi.

Universitas Sumatera Utara


d. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang
sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga
35.000 mg/liter (Tebbut,1992). Sifat ini memungkinkan unsur hara
(nutrient) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan
memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh
makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali.
e. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan
memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan
tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki
sifat membasahi suatu bahan secara baik (hugher wetting ability). Tegangan
permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya system kapiler, yaitu
kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang
kecil).
f. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.
Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas
(massa/volume) yang lebih rendah daripada air.

2.2 Sumber air

Secara garis besar dapat dikatakan air bersumber dari:

1. Air laut

Kadar garam pada air laut sangat bervariasi dari setiap tempat. Misalnya
hitam mempunyai kadar garam sangat tinggi dibandingkan dengan kadar garam pada
Samudra Pasifik. Air laut mendapat pencemaran dari 3 tempat yaitu dari darat, udara
dan laut. Dari darat hamper 90% bahan pencemar berasal dari darat, melalui sungai,
air rembesan yang belum tersaring dengan baik, melalui pipa WC. Dari udara; bahan
pencemar dibuang dari pesawat terbang. Dari laut; bahan pencemar dibuang dari
kapal laut dan perahu nelayan.

Universitas Sumatera Utara


2. Air hujan

Air hujan setelah dianalisis maka diperoleh hasil sebagai berikut (data dikutip
dari buku “Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat” oleh Sugiharto, M.Sc,SPPH
Tanjung karang,1993 yang berupa kutipan dari New York State Departement of
Public Health);

1. Hardness/kekerasan (19 mg/l sebagai CaCO3);

2. Calcium (16 mg/l sebagai CaCO3);

3. Magnesium (3 mg/l sebagai MgCO3);

4. Sodium (6 mg/l sebagai Na);

5. Amonium (0,8 mg/l sebagai N);

6. Bicarbonate (12 mg/l sebagai CaCO3);

7. Acidity (4 mg/l sebagai CaCO3);

8. Chlorida (9 mg/l sebagai Cl);

9. Sulfate(10 mg/l sebagai SO4);

10. Nitrate (0,1 mg/l sebagai N);

11. pH 6,8

3. Air Tanah

Air tanah disebut pula air tawar oleh karena tidak terasa asin. Berdasarkan
lokasi air maka air tanah dapat dibagi dalam 2(dua) bagian yaitu:

1. Air permukaan tanah

2. Air jauh permukaan tanah (Gabriel,2001).

Universitas Sumatera Utara


2.2.1 Pencemaran air

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga peningkatan


aktivitas manusia. Namun tidak jarang, aktivitas aktivitas manusia sendiri juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas (mutu) air. Bila penurunan mutu air tidak
diminimalkan maka akan terjadi pencemaran air. Peraturan pemerintah RI No. 28
tahun 2001 menyebutkan:

“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkanya makhluk hidup, zat,


energi, dan atu komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air
oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak dapat lagi berfungsi sebagai
peruntukannya”.

Secara umum, pencemaran air dapat dikategorikan sebagai berikut:

 Infections Agents
Bahan-bahan yang paling sering menyebabkan gngguan kesehatan manusia
adalah mikrooranisme patogen. Penyakit-penyakit bawaan air umumnya
disebabkan pencemaran air yang berasal dari kategori ini. Sumber utama
mikroorganisme patogen berasal dari excreta manusia dan hewan yang
tidak dikelola dengan baik.
 Zat-zat pengikat oksigen
Jumlah oksigen trlarut (Dissolved Oxygen) dalam air merupakan
indicator yang baik untuk menentukan kualitas air dan kehidupan di
dalam air. Air dengan kandungan oksigen diatah 6ppm dapat
mendukung kehidupan ikan dan kehidupan air lainnya.
 Sendimen
Sendimen meliputi tanah dan pasir yang umumnya masuk ke badan iar
akibat erosi atau banjir. Sendimen dapat mengakibatkan pendangkalan
badan air (misalnya sungai). Selain itu keberadaan sendimen dalam air
dapat meningkatkan kekeruhan di dalam air.
 Nutrisi/ unsur hara
Nutrisi/ unsur hara, khususnya Nitrat dan Posfat dapat mengakibatkan
peningkatan produktivitas primer perairan.

Universitas Sumatera Utara


 Pencemar Anorganik
Banyak pencemar anorgnik, seperti logam, garam, asam dan basa dapat
masuk kedalam air melalui proses alam ataupun sebagai akibat aktivitas
manusia. Beberapa jenis logam seperti Mercuri, Timbal, Cadmium dan
Nikel, dengan konsentrasi yang relatif kecil sudah dapat membahayakan
makhluk hidup.
 Zat kimia organik
Banyak dari zat kimia organik yang memilki toksisitas yang tinggi.
Kontaminasi air permukaan dan air tanah dengan zat kimia organik
dapat mengancam kesehatan manusia. Sumber utama zat kimia organik
berbahaya adalah limbah industri dan rumah tangga yang tidak dikelola
dengan semestinya.
 Energi panas
Kenaikan atau penurunan temperatur air dari kondisi normal dapat
memperburuk kualitas air dan kehidupan di dalamnya. Kenaikan
temperatur sebagai akibat pembuangan air limbah yang mengandung
panas juga menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut di dalam air.
 Zat radioaktif
Pembuangan sisa zat radioaktif ke lingkungan air secara langsung tidak
diperbolehkan. Pengaruh zat radioaktif dapat bersifat akut atau kronis.
Pada kadar yang tinggi, pengaruh radioaktif terhadap makhluk hidup
bersifat akut (Mulia,R, 2005).

2.3 Limbah Cair

Beberapa pengertian limbah cair menurut beberapa pendapat antara lain:

a. Menurut Sugiharto (1987), limbah cair atau wastewater adalah kotoran dari
manusia, rumah tangga, dan berasal dari industri, atau air permukaan serta
buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang
bersifat kotoran umum.
b. Menurut Azwar (1990), limbah cair adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau

Universitas Sumatera Utara


hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri
dan limbah rumah tangga.
c. Menurut Notoatmadjo (2003), limbah cair atau air buangan adalah sisa air
yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-
tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat
yang membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup(Zulfikar, A, 2017).

Limbah adalah buangan yang dihasilkan oleh suatu proses produksi baik
industri maupun domestik ( rumah tangga ). Berbagai jenis limbah dihasilkan dari
pemukiman masyarakat. Limbah padat labih dikenal dengan sampah, yang tidak
dikehendaki kehadiranya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau dari
segi kimiawi, limbah terdiri dari senyawa organik dan senyawa anorganik. Kehadiran
limbah di lingkungan berdampak negatif pada konsentrasi dan jumlah tertentu,
terutama bagi kesehatan manusia. Tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Berdasarkan sumbernya limbah
dibagi menjadi 2 kelompok besar, yakni limbah domestik dan limbah non domestik

1. Limbah domestik yakni limbah yang sehari-hari dihasilkan oleh akibat


kegiatan manusia secara langsung. Limbah kelompok ini dapat meliputi;
limbah dari rumah tangga, pasar, sekolah pusat keramaian, pemukiman,
rumah sakit dan lain sebagainya.
2. Limbah non domestik adalah limbah yang sehari-hari dihasilkan oleh
kegiatan manusia, tetapi tidak secara langsung. Limbah kelompok ini
meliputi; limbah dari pabrik, industri, pertanian, pertermakan, perikanan,
kehutanan, transportasi , dan lain sebagainya (waluyo, L, 2018).

Pada awalnya tujuan dari pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan
bahan-bahan tersuspensi dan terapung, pengolahan bahan organik biodegradable
serta mengurangi organisme patogen. Namun sejalan dengan perkembanganya,
tujuan pengolahan air limbah sekarang juga terkait dengan aspek estetika dan
lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara almiah maupun dengan
bantuan peralatan(Mulia, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Secara umum limbah domestik yang berasal dari rumah tangga dan yang
tidak memiliki akses terhadap bangunan pengolahan merupakan sumber pencemaran
utama bagi lingkungan yang dapat menimbulkan dampak yang air limbah. Black
water berasal dari air buangan WC, sedangkan greywater berasal dari buangan dapur,
kamar mandi dan tempat cuci. Tanpa adanya sistem penataan dan pengelolaan yang
baik terhadap air limbah serius karena dapat dengan mudah masuk ke badan air
ataupun meresap ke badan tanah. Karekteristik limbah cair domestik sendiri di
dominasi oleh organik. Limbah cair domestik diklasifikasikan menjadi black water
dan greywater. Black water berjumlah 20%, sedangkan greywater berjumlah sekitar
80% dari total domestic secara komperhensif dari hulu ke hilir maka akan berdampak
pada pencemaran dan menurunnya kualitas air lingkungan secara makro dalam
jangka panjang. Intrusi air limbah domestik ke lingkungan tanpa melalui proses
pengolahan dan pengelolaan akan mengakibatkan menurunya kualitas air di badan
penerima air, seperti sungai, waduk, dan lainnya (Aji, A , 2018).

Air limbah dapat dibagi menjadi 2 yaitu limbah cair kakus yang disebut black
water dan limbah cair dari mandi-cuci yang disebut grey water. Black water oleh
sebagian penduduk dibuang melalui septic tank, namun sebagian dibuang langsung
ke sungai, sedangkan grey water hampir seluruhnya dibuang ke sungai-sungai
melalui saluran(Mara, 2004).

2.3.1 Karakteristik limbah

Adapun karakteristik limbah adalah sebagai berikut:

1. Berukuran mikro, mkasudnya ukuran terdiri atas partikel-partikel kecil.


2. Dinamis, artinya limbah tidak diam di tempat, selalu bergerak, dan berubah
sesuai dengan kondisi lingkungan.
3. Penyebaranya berdampak luas, artinya lingkungan yang terkena limbah tidak
hanya pada wilayah tertentu melainkan berdampak pada factor yang lainnya.
4. Berdampak jangka panjang. Masalah limbah tidak dapat diselesaikan dalam
waktu singkat, karena dampaknya akan timbul pada generasi mendatang.

Universitas Sumatera Utara


Karakteristik limbah terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Karakteristik fisik: zat padat, bau, suhu, warna, dan kekeruhan.
2. Karakteristik kimia: bahan organic, BOD (Biological Oxigen Demand),
DO (Dessolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen demand), pH
(Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat (Zulkifli, A, 2017).

2.3.2 Sumber limbah cair

Pengelompokan limbah berdasarkan sumbernya yaitu:

a. Limbah domestik atau rumah tangga


Limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman
penduduk atau rumah tangga dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran,
gedung perkantoran, dan sebagainya.
b. Limbah industri
Limbah industri merupakan hasil buangan dari hasil proses industri
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun
perkebunan.

d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan berasal dari daerah pertambangan. Jenis limbah
yang dihasilkan terutama berupa material tambang, seperti logam dan
batuan.
e. Limbah parawisata
Kegiatan parawisata menimbulkan limbah yang berasal dari saran
transportasi yang membuang limbahnya ke udara, sampah yang
menumpuk tambah adanya tumpukan minyak serta oli yang dibuang oleh
kapal atau perahu .
f. Limbah medis
Limbah yang berasal dari dunia kesehatan atau limbah madis mirip dengan
sampah domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia
adalah beberapa contoh limbah medis(Zulkifli, A, 2017).

Universitas Sumatera Utara


Pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawamya:
a. Limbah organik
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhuk hidup yang
bersifat mudah membusuk atau terurai.
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik merupakan segala jenis limbah yang tidak dapat
atau sulit terurai secara alami oleh mikroorganisme pengurai.

c. Limbah bahan berbahaya dan bercun (B3)


Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah kelompok limbah yang
secara langsung dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan,
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lainnya.

2.3.3 Proses Pengolahan Limbah Domestik di PDAM Tirtanadi


InstalasiPengolahan Air Limbah Cemara Medan

Proses Pengolahan Air Limbah Domestik di PDAM IPAL Cemara Medan


sebagai berikut :

1. Inlet
Merupakan bak pengumpul utama air limbah yang masauk secara gravitasi
melalui Trunk Sewer RCP Dia 1200 mm dari pumping station di Jalan
Perumahan Cemara Asri dengan debit maksimum 2.945 m 3/hari.
2. Screw Pumps
Berfungsi untuk memompakan air limbah dari Inlet pada elevasi +8,87
sampai pada ketinggian +16,59 yang cukup untuk dapat mengalirkan air
limbah secara gravitasi ke unit instalasi pengolahan air limbah selanjutnya.
Pompa yang digunakan adalah jenis Ardrimedia Screw. Tipe pompa ini
merupakan jenis yang tepat digunakan untuk mengangkat air terutama bila air
limbah mengandung partikel atau benda yang keras dan besar. Pada kondisi
saat ini (tahap 1) dibutuhkan 2 (dua) unit pompa dengan kapasitas masing-
masing 1.310m3/jam, 1 (satu) pompa untuk kondisi normal dan 1 (satu) unit

Universitas Sumatera Utara


lagi untuk kapasitas maksimum. Unit ini dilengkapi pula dengan pipa by pass
ke Sungai Kera (overflow)
3. Screen
Screen (saringan) berfungsi untuk menyisihkan benda-benda yang
terbawa dalam aliran. Dengan demikian tidak mengganggu aliran dan dapat
penyumbatan atau kerusakan atau peralatan pada unit-unit instalasi
pengolahan dari kemungkinan penyumbatan atau peralatan pada unit-unit
selanjutnya.
Screen terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Screen kasar dengan jarak antara kisi adalah 50 mm, bekerja secara
normal.
b. Screen halus dengan jarak antara kisi adalah 6 mm.
Kotoran yang terkumpul pada screen dibuang ke dalam kontainer yang
selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan akhir.
4. Grit Chamber
Fungsi unit ini untuk memisahkan kerikil dan pasir yang terbawa
dalam aliran untuk mencegah penyumbatan dan terbentuknya endapan pasir
dalam reaktor UASB. Pemisahan pasir ini dilaksanakan secara mekanika dan
dilengkapi dengan alat untuk membuat pasir.
5. Splitter Box
Splitter Box adalah tangki pembagi aliran yang berfungsi untuk
mendistribusikan aliran ke unit pengolahan utama (reaktor UASB). Tangki
pembagi aliran ini mempunyai 6 (enam) outlet yang masing-masing memiliki
kapasitas 450m3/jam.
6. UASB Reactor
UASB merupakan singkatan dari Up Flow Anaerobic Sludge Blanket,
yang sering juga dikenal dengan istilah Pengolahan Air Limbah
menggunakan selimut lumpur Anaerobic Sistem Aliran ke atas. Sesuai
dengan namanya, air buangan yang masuk dialirkan ke atas dan akan
mengalami kontak dengan mikroorganisme yang terdapat pada selimut
lumpur. Pada selimut lumpur ini terjadi proses pengolahan air buangan
tersebut. Saat ini terdapat 1 (satu) unit reaktor UASB dengan volume masing-

Universitas Sumatera Utara


masing 3.040 m3 (19,2 m x 9,02 m x 4,06 m). Dengan waktu detensi rata-rata
7 (tujuh) jam, diharapkan efisiensi pemisahan BOD pada proses ini adalah
79% (tujuh puluh sembilan persen). Dalam proses ini juga akan dihasilkan
gas methane yang dapat dimanfaatkan sebagai tenaga listrik.

7. Sludge Drying Beds


Lumpur dari reaktor UASB dipompakan dan dikeringkan pada unit
Sludge Drying Beds ini. Berdasarkan pengalaman, lumpur dari reaktor UASB
mempunyai karakteristik pengeringan yang sangat baik. Untuk desain ini
direncanakan periode 4 (empat) minggu baik untuk siklus pengisian,
pengeringan, pembersihan, dan perbaikan dari Drying Bed ini. Setela kering,
lumpur dipisahkan dengan scraper manual atau mekanis. Supernatan dari
sistem sludge drying bed dialirkan kembali ke stasiun pompa (intake).
Lumpur yang telah dikeringkan ini tidak diolah lagi untuk ke tahapan
selanjutnya karena PDAM Tirtanadi Cemara masih belum memiliki
alat/teknologi untuk itu. Lumpur yang telah dikeringkan biasanya hanya
diambil dan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman - tanaman yang ada di
kawasan Kantor PDAM Tirtanadi Cemara.
8. Skimming Tank
Skimming Tank berfungsi untuk menghilangkan scum dari effluent
UASB yang terjadi. Unit ini dilengkapi dengan spray nozzle untuk
memecahkan scum.
9. Aerated and Facultative Pond
Merupakan kelanjutan proses pengolahan air limbah dari UASB
sehingga memenuhi kriteria persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Kolam
aerasi ini dilengkapi dengan 2 (dua) unit aerator yang berfungsi untuk
menginjeksi oksigen agar kadar oksigen di dalam air cukup sehingga
mikroorganisme dapat hidup dan air menjadi lebih bersih. Kedalaman kolam
±2.5 m untuk mencegah dasar kolam tergerus oleh turbulensi dari
aerator. Kolam fakultatif berfungsi untuk memisahkan suspended solid yang
berasal dari proses aerasi. Total luas kolam ±3.1 ha (PDAM Tirtanadi, 2016).

Universitas Sumatera Utara


2.4 Logam Berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
g/cm3, terletak di sudut kanan bawah pada sistem periodik unsur,mempunyai afinitas
yang tinggi terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari periode 4
sampai 7.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terpisah dari benda-benda yang bersifat
logam.Benda ini kita gunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga seperti
sendok, garpu, pisau dan lain-lain, sampai pada tingkat perhiasan mewah yang tidak
dapat dimiliki oleh semua orang seperti emas, perak dan lain-lain.Secara gamblang,
dalam konotasi keseharian kita beranggapan bahwa logam diidentikkan dengan
besipadat, keras, berat dan sulit dibentuk (Palar, 2008).

Logam berat jika sudah terserap kedalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan
tetapi akan tetap tinggal didalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses
ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama perairan telah
terkontaminasi logam berat maka proses pembersihannya akan sulit sekali dilakukan.
Kontaminasi logam berat ini dapat berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung
berapi dan kebakaran hutan atau faktor manusia seperti pembakaran minyak bumi,
pertambangan, peleburan, proses industri, kegiatan pertanian, peternakan dan
kehutanan, serta limbah buangan termasuk sampah rumah tangga. (Putra, J.A, 2006)

2.5 Besi (Fe)

Besi dengan nomor atom 26 dan massa atom 55,85, dalam SPU terletak pada
periode 4 golongan VIII B. Besi melebur pada suhu 1535ºC,titik didihnya
3000ºC,dan mempunyai densitas 7,87 g/cm3. Besi yang murni adalah logam
berwarna putih perak yang kukuh dan liat (Vogel 1994).

Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi
ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe 2+) dan ferri (Fe3+). Pada perairan alami
dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro yang bersifat
mudah larut dioksidasi menjadi ion ferri. Pada oksidasi ini terjadi pelepasan elektron.
Sebaliknya, pada reduksi ferri menjadi ferro terjadi penangkapan elektron. Proses

Universitas Sumatera Utara


oksidasi dan reduksi besi tidak melibatkan oksigen dan hidrogen.Proses oksidasi dan
reduksi besi biasanya melibatkan bakteri sebagai mediator.

Pada pH sekitar 7,5 – 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan
hidroksida membentuk Fe(OH)3 yang bersifat tidak larut dan mengendap (presipitasi)
di dasar perairan, membentuk warna kemerahan pada substrat dasar. Pada perairan
alami, besi berikatan dengan anion membentuk senyawa FeCl 2, Fe(HCO3), dan
Fe(SO4). Pada perairan yang diperuntukkan bagi keperluan domestik, pengendapan
ion ferri dapat mengakibatkan warna kemerahan pada porselin, bak mandi, pipa air,
dan pakaian. Kelarutan besi meningkat dengan menurunnya pH.

Besi termasuk unsur esensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan termasuk algae,
besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan
selain dapat mengakibatkan timbulnya warna merah juga mengakibatkan karat pada
peralatan yang terbuat dari logam. Pada tumbuhan, besi berperan dalam sistem enzim
dan transfer elektron pada proses fotosintesis. Besi banyak digunakan dalam kegiatan
pertambangan, industri kimia, bahan celupan, tekstil, penyulingan, minyak, dan
sebagainya (Effendi, 2003).

2.5.1 Dampak Besi (Fe)


Kelebihan Fe jarang terjadi akibat konsumsi yang berasal dari makanan,
tetapi oleh konsumsi suplemen Fe. Kerusakan-kerusakan jaringan karena akumulasi
Fe disebut hemokromatosis. Hal itu terjadi karena hemosiderin sulit melepaskan Fe.
Hemokromatosis adalah penyakit karena meningkatnya absorpsi Fe sehingga tidak
mampu mengatur absorpsi Fe dari usus. Penderita hemokromatosis menunjukkan
akumulasi Fe di hati, limpa, tulang sumsum, jantung dan jaringanjaringan lainnya.
Penderita hemokromatosis beresiko terserang kanker hati, penyakit jantung, dan
berbagai penyakit lainnya (Widowati,W.2008).
Kadar Fe yang berlebihan selain dapat mengakibatkan timbulnya warna
merah juga mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat
memudarkan bahan celupan dan tekstil (Effendi,H.2003).
Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak
dinding usus.kematian sering kali disbabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe

Universitas Sumatera Utara


juga dapat diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru
– paru ( Slamet, J,S.,2013).

2.6 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorbansi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditranmisikan, direfleksikan, atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer
dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan diperoleh seperti prisma, grating atau pun celah optis (Khopkar,2003).
Berdasarkan sistem optiknya spektrofotometer dapat digolongkan dalam tiga
macam yaitu :
1. Sistem optik radiasi berkas tunggal (single beam)
2. Sistem optik radiasi berkas ganda (double beam)
3. Sistem optik radiasi berkas terpisah (spilitter beam)
Pada umumnya spektrofotometer UV-Vis berupa susunan peralatan optik
yang terkonstruksi sebagai berikut :
- Light Source
- Monochromator
- Sample Compariment
- Detector
- Amplifier
- Display
Setiap bagian peralatan optik dari spektrofotometer UV-Vis memegang
fungsi peranan tersendiri yang saling terkait fungsi dan peranannya. Setiap fungsi
dan peranan setiap bagian dituntut ketelitian dan ketepatan optimal. Sehingga
diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketepatannya.

Universitas Sumatera Utara


a. Light Source (sumber radiasi)
Sumber radiasi yang digunakan pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu
deuterium, lampu tungsten-iodine, lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium dapat
dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm sampai 380 nm. Sumber radiasi
tungsten merupakan campuran dari filamen tungsten dan gas iodin, oleh sebab itu
disebut sebagai sumber radiasi “tungsten-iodine”. Sumber radiasi tungsten-iodine ini
digunakan pada panjang gelombang 380-900 nm. Sumber radiasi merkuri, adalah
suatu sumber radiasi mengandung uap merkuri dan biasanya sumber radiasi merkuri
ini digunakan pada panjang gelombang 365 nm.

b. Monokromator
Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari
sumber radiasi yang memancarkan radiasi polikromatis. Monokromator pada
spektrofotometer UV-Vis biasanya terdiri dari susunan : celah (slit) masuk-filter
prisma-kisi(grating)-celah keluar.

c. Sample compratment
Harus diusahakan dalam keadaan bersih dan tertutup rapat untuk
spektrofotometer UV-Vis dengan detektor tabung penggandaan foton. Kuvet atau sel
merupakan wadah sampel yang akan dianalisis, ditinjau dari bahan yang dipakai
membuat kuvet, ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silika (kuarsa) yang dapat
dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah pengukuran 190 – 1100
nm dan kuvet dari bahan gelas dipakai pada daerah pengukuran (380 – 1100 nm)
karena bahan dari gelas mengabsorpsi radiasi UV.

d. Detektor
Detektor merupakan salah satu bagian spektrofotometer UV-Vis yang
penting. Fungsi detektor didalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi
yang diterima menjadi sinyal elektronik.

Universitas Sumatera Utara


e. Amplifier
Amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal yang dikeluarkan oleh
detektor.

f. Visual display atau meter


Digunakan untuk mencatat sinyal yang diberikan oleh amplifier (Mulia,1995).

Universitas Sumatera Utara


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat
Nama alat Ukuran
-Botol sampel plastik/glass
-Spektrofotometer DR 3900
-Kuvet 10 ml
-Gelas beaker 50 ml
-Gelas ukur 25 ml
-Labu ukur 100 ml
-Pipet volume 5 ml
-Pipet tetes
-Stopper
-Botol aquadest

3.2 Bahan
Nama bahan
-Ferrover Iron Reagen Powder Pilows
-Asam Nitrat
-Natrium Hidroksida 5N
-Larutan Standar Iron Voluette 50 Mg/L
-Ammonium Hidroksida
-Larutan standar besi 100 Mg/L
-Asam klorida (HCl)
-Rover Rust Remover
-Sampel air
-Aquadest
-Kertas saring

Universitas Sumatera Utara


3.3 Prosedur Percobaan Penentuan Kadar Besi
1. Tekan POWER pada alat spectrophotometer DR3900
2. Tekan nomor 265 dan tombol START, layar akan menunjukan Fe FeroVer
3. Siapkan sampel, tuang 10 mL sampel ke dalam kuvet
4. Tambahkan satu kandungan reagen sulfaVer powder pillow ke dalam kuvet
5. Tutup kuvet dengan stopper. Putar kuvet searah jarum jam hingga reagen
bercampur. Bubuk yang tidak terlarut tidak mempengaruhi akurasi
6. Tekan tombol TIMER. Waktu reaksi akan mulai selama 3 menit
7. Siapkan sampel, tuang10 mL sampel ke dalam kuvet
8. Jika waktu telah tercapai, bersihakn kuvet berisi blanko.
9. Tempatkan kuvet pada dudukan kuvet lalu tekan ZERO. Layar akan
menunjukkan 0 mg/L Fe
10. Lap kuvet kedua berisi sampel. Tempatkan kuvet pada dudukan kuvet.
11. Tekan READ. Hasil hasil akan ditunjukkan dalam mg/L Fe

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Dari hasil pemeriksaan kadar besi ( Fe ) pada air limbah domestik outlet di
PDAM Tirtanadi IPAL Cemara Medan dengan metode spektrofotometer DR 3900
pada panjang gelombang 665 nm didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Hasil Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) pada Air Limbah Domestik
Outlet PDAM IPAL Cemara Medan
Hasil pembacaan ( mg/L ) Hasil
Rata-
No Tanggal Sampel Parameter 1 2 3 4 5
rata

1 21/01 A5 Besi 0,024 0,026 0,026 0,025 0,025 0,025


( Fe )
/2019

2 28/01 A5 Besi 0,025 0,025 0,026 0,025 0,025 0,025


( Fe )
/2019

3 04/02 A5 Besi 0,024 0,025 0,025 0,024 0,024 0,024


( Fe )
/2019

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data percobaan penentuan kadar logam Besi (Fe) pada Air Limbah
Domestik Outlet di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PDAM TIRTANADI
Cemara Medan diperoleh hasil yaitu pada tanggal 21 Januari 2019 yaitu 0,025, pada
tanggal 28 Januari 2019 yaitu 0,025, dan pada tanggal 04 Februari 2019 yaitu 0,024.
Dari data yang telah di peroleh kadar logam Besi (Fe) setiap minggunya tetap stabil
dan tidak memiiki perbedaan yang cukup signifikan.

Universitas Sumatera Utara


Pada peraturan pemerintah No.82 tahun 2001 kadar besi yang diperbolehkan
dalam baku mutu kualitas air kelas I sebesar 0.3 mg/L. Konsentrasi logam Fe air
limbah melebihi 1.0 mg/I yang dapat membahayakan kehidupan organisme akuatik,
Konsentrasi unsur besi dalam air limbah melebihi ± 2 mg/L akan menyebabkan
noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih, air limbah yang
mengandung besi lebih tinggi dari 1 mg/L dapat menyebabkan warna air menjadi
kemerah-merahan, dan memberi rasa tidak enak pada minuman. Standar konsentrasi
maksimum besi dalam air minum yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI
sebesar 0.1-1.0 mg/L. Oleh karena itu air buangan limbah sebaiknya tidak digunakan
untuk kegiatan rumah tangga dan konsumsi air minum, serta pengairan dan budidaya
perikanan.

Sehingga dari data analisa kadar logam Besi (Fe) pada Air Limbah Domestik
Outlet pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PDAM Tirtanadi Cemara
Medan telah memenuhi persyaratan dan standar sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2001.

Besi merupakan logam berat yang dibutuhkan dimana zat ini dibutuhkan
dalam proses untuk menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan pigmen
pernapasan (hemoglobin). Logam ini akan menjadi racun apabila keadaannya
terdapat dalam konsentrasi di atas normal (Hasbi, 2007). Berdasarkan sudut pandang
toksikologi, logam berat ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah
logam berat esensial dimana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan
oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan
efek racun, contoh logam berat ini adalah Fe.
Kadar Fe yang berlebihan selain dapat mengakibatkan timbulnya warna merah
juga mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam. Sekalipun Fe
diperlukan oleh tubuh, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.
Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Debu Fe juga dapat
diakumulasi di dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru – paru.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kadar Besi (Fe) pada Air Limbah Domestik Outlet pada tanggal 21 januari
2019 yaitu 0,025 mg/L, pada tanggal 29 januari 2019 yaitu 0,025 mg/L, dan
pada tanggal 04 Februari 2019 yaitu 0,024 mg/L.

2. Kadar logam Besi (Fe) pada Air Limbah Domestik Outlet di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) PDAM Tirtanadi Cemara Medan telah
memenuhi standar yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup No. 82
tahun 2001 yaitu sebesar 0,3 mg/L.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan analisis pada air outlet limbah domestik di PDAM Tirtanadi
IPAL Cemara Medan dilakukan secara rutin agar diketahui kadar Besi (Fe)yang
terkandung sehingga layak dibuang ke sungai

2. Sebaiknya sebelum melakukan analisis pada air outlet limbah domestik di PDAM
Tirtanadi IPAL Cemara Medan dilakukan preparasi sampel dan preparasi alat
sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Budiyono, dan Sumardiono, S. 2013. Teknik Pengolahan Air. Yokyakarta: Graha


Ilmu

Darmono, 1995. Logan Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI-Press

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yokyakarta: Erlangga

Gabriel. J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Hipokrates

Khopkar. S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

Kodoatie, R. J. dan Sjarief, R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Penerbit Andi

Mara, D. dan Cairncross, S. 1994. Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta. Bandung:
ITB

Machardar, I. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran. Yogyakarta: CV Budi


Utama.

Mulia, R. M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mulia dan Suharman,1995, Analisis Instrumental, Surabaya : AirlanggaUniversity


Press
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat :Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta : PT. Rineka Cipta

Palar, H, 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta

Slamet, J. S. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yokyakarta: Gajah Mada

Slamet, J. S. 2013. Kesehatan Lingkungan. Yokyakarta: Universitas Gajah Mada

Tebbut, T.H.Y. 1992. Priciples of Water Quality Control. Fourth edition. Oxford:
Pergamon Press
Vogel.1994.KimiaAnalisisKuantitatif Anorganik.EdisiKeempat.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Waluyo, L. Bioremidiasi Limbah. Malang: Universitas Muhamadiah Malang

Widowati, Wahyu, dkk.2008.EfekToksik Logam.Yogyakarta:ANDI

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai