Anda di halaman 1dari 62

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Kimia Kertas Karya Diploma

2017

Penetapan Kadar Logan Besi (Fe) dan


Mangan (Mn) dalam Air Sumber Tanah
Bor dan Air dalam Tangki DMI (De
Manganese Iron) dengan Metode
Spektrofotometri di PT. Tirta Sukses

Damanik, Ornia Dreamy


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4439
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN
(Mn) DALAM AIR SUMBER TANAH BOR DAN AIR
DALAM TANGKI DMI (DE MANGANESE IRON )
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DI PT.TIRTA SUKSES PERKASA

TUGAS AKHIR

ORNIA DREAMY DAMANIK


142401027

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN
(Mn) DALAM AIR SUMBER TANAH BOR DAN AIR
DALAM TANGKI DMI (DE MANGANESE IRON )
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DI PT.TIRTA SUKSES PERKASA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli
Madya

ORNIA DREAMY DAMANIK


142401027

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN

Judul : Penetapan Kadar Logan Besi (Fe) dan Mangan


(Mn) Dalam Air Sumber Tanah Bor Dan Air
Dalam Tangki DMI (De Manganese Iron) Dengan
Metode Spektrofotometri Di PT. Tirta Sukses
Perkasa
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Ornia Dreamy Damanik
Nomor Induk Mahasiswa : 142401027
Program Studi : Diploma (D3) Kimia
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Juni 2017

Disetujui Oleh
Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Pembimbing,
Ketua,

Dr. Minto Supeno, MS Dra. Herlince Sihotang, M.Si


NIP . 196105091987031002 NIP. 195503251986012002

Disetujui Oleh
Departemen Kimia FMIPA USU
Ketua,

Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si


NIP. 197404051999032001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN


(Mn) DALAM AIR SUMBER TANAH BOR DAN AIR
DALAM TANGKI DMI (DE MANGANESE IRON )
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DI PT.TIRTA SUKSES PERKASA

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing- masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2017

ORNIA DREAMY DAMANIK


NIM. 142401027

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
kasih karunia-Nya serta setiap kasihnya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan judul “Penetapan Kadar Logam Besi (Fe) Dan Mangan
(Mn ) Dalam Air Sumber Tanah Bor Dan Air Dalam Tanki DMI (De
ManganeseIron) Dengan Metode Spektofotometri Di PT. Tirta Sukses Perkasa”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun tugas akhir ini tidak terlepas
dari bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai pihak. Dengan kerendahan
hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku ketua Departemen Kimia FMIPA
USU
2. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku ketua Program Studi D3 Kimia
FMIPA USU
3. Ibu Dra. Herlince Sihotang, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis
menyelesaikan tugas akhir.
4. Seluruh Bapak/Ibu selaku dosen dan staff FMIPA USU
5. Ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk kedua Orang tua saya yaitu
Bapak Juli Agusmen Damanik dan Ibu Nurma Tio Situngkir yang telah
memberikan perhatian, nasehat, kasih sayang dan doa buat penulis serta
dukungan moril dan materil yang tiada berkesudahan, penulis juga
mengucapkan terima kasih buat kakak Meri Bidani Damanik, Adik Suci
Elisabeth Damanik, Adik Kevin Harganda Damanik, Adik Manda Dewita
Damanik yang selalu memberi dukungan serta kepada keluarga penulis
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
6. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Rimenda Sinulingg selaku
kepala Lab di PTTirta Sukses Perkasa yang memberikan materi
danpengalaman kerja semasa PKL, terimakasih juga buat Ibu Revida
Purba yang banyak membantu penulis untuk menyelesaikan kegiatan dan
tugas serta nasehat yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
tugas akhir. Terimakasih juga buat pak Alyosius selaku Manajer yang
bersedia memberikan kesempatan untuk penulis dapat PKL di perusahaan
tersebut. Dan kepada seluruh Staff dan karyawan yang bekerja yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
7. Ucapan terimakasih juga kepada teman satu Kelompok PKL, yaitu
Mustika Siagian, Siska Amelia Purba yang telah banyak membantu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


penulis selama Pkl, memberikan masukan, dukungan, dan telah
bekerjasama dengan baik selama PKL.
8. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat penulis Sinta
Agustina surbakti, Mustika siagian, Siska Amelia purba, Lasmaria
Simanjuntak atas kebersamaannya selama kurang lebih 3 tahun selama
kuliah, dan untuk motivasi dan dukungan serta nasehat untuk
menyemangati penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
9. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman- teman
seperjuangan D3 Kimia Stambuk 2014 yang sama-sama berjuang semoga
kita semua diberikan kesuksesan dan kesehatan selalu.

Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan, maka dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermamfaat
bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENETAPAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN MANGAN
(Mn) DALAM AIR SUMBER TANAH BOR DAN AIR
DALAM TANGKI DMI (DE MANGANESE IRON )
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
DI PT.TIRTA SUKSES PERKASA

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa kadar Besi dan Mangan pada Air Sumber Tanah Bor dan
Air dalam Tangki DMI yang diproduksi oleh PT. Tirta Sukses Perkasa. Penentuan
kadar Logam Besi dan Mangan dilakukan dengan Metode Spektrofotometri. Dari
hasil analisa diperoleh kadar logam besi pada air Sumber adalah 0,03 – 0,07 mg/L
dan kadar Logam Mangan adalah 0,029 - 0,038 mg/L sedangkan air dari DMI
kadar logam Besi adalah < 0,02 dan kadar Logam Mangan adalah 0,000 mg/L.
Dari hasil yang diperoleh ditunjukan bahwa air dari DMI sudah memenuhi standar
kualitas air bersih sedangkan air sumber juga memenuhi standar kualitas air
namun dibutuhkan kadar yang lebih kecil untuk Kadar Logam Besi dan Mangan.

Kata kunciAir: baku, Besi, Mangan, Spektrofotometri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DETERMINATION OF LEVEL OF IRON (FE)
AND MANGANESE (Mn) IN DRILL SOURCES
GROUNDWATER AND WATER IN THE
TANK DMI (DE MANGANESE IRON)
WITH SPECTROPHOTOMETRY
METHOD IN PT.TIRTA
SUKSES PERKASA

ABSTRACT

The analysis of iron and Manganese in Drill Sources Ground Water and Water in
the Tank DMI (De Manganese Iron) produced by PT. Tirta Sukses Perkasa.
Determination of Iron and Manganese metal performed with Spectrophotometric
methods. From the results of the analysis, the Iron content in the sources water is
0,03 – 0,07 mg/L and the concentration of Manganese is 0,029 – 0,038 mg/L,
whereas the water of DMI the Iron content is <0,02 and Manganese content is
0,000 mg/L. From the results obtained indicated that the water of DMI has met the
water quality standarts while the Source water also meets the water quality
standarts but it needs smaller levels for iron and manganese iron content.

Keywords : sources water, Iron, Manganese, Spectrophotometric

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN....................................................................................... i
PERNYATAAN ........................................................................................ ii
PENGHARGAAN .................................................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Permasalahan ....................................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah............................................................ 4
1.4 Tujuan Penulisan ................................................................. 4
1.5 Manfaat Penulisan ............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Air ........................................................................................ 5
2.2 Fungsi Air ............................................................................ 5
2.3 Sifat Air ............................................................................... 6
2.3.1 Sifat Fisika Air ......................................................... 6
2.3.2 Sifat Kimia Air ........................................................ 8
2.4 Sumber Air........................................................................... 10
2.4.1 Air Permukaan ......................................................... 11
2.4.2 Air Tanah ................................................................. 12
2.4.3 Air Hujan ................................................................. 13
2.5 Standart Kualitas Air Minum............................................... 14
2.6 Pengolahan Air .................................................................... 19
2.7 Kandungan Logam Berat ..................................................... 20
2.7.1 Logam Fe ................................................................. 21
2.7.1.1 Sifat Kimia Logam Besi (Fe) ..................... 22
2.7.1.2 Sifat Fisika Logam Besi (Fe) ..................... 24
2.7.2 Logam Mn ............................................................... 25
2.7.2.1 Sifat Kimia Logam Mangan (Mn) ............. 26
2.7.2.2 Sifat Fisika Mangan ................................... 27
2.8 Spektrofotometri .................................................................. 27
2.8.1 Prinsip Kerja Metode Spektrofotometri................... 28
2.9 Proses Ozonisasi .................................................................. 29
2.10 Desinfektan klorin .............................................................. 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat ...................................................................................... 32
3.2 Bahan ................................................................................... 32
3.3 Prosedur Kerja ..................................................................... 33
3.3.1 Penetapan Kadar Besi Dalam Air ........................... 33
3.3.2 Penetapan kadar Mangan (Mn) Dalam Air ............. 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..................................................................................... 35
4.2 Pembahasan ......................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .......................................................................... 38
5.2 Saran .................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1.1 Hasil Pemeriksaan Air Baku (Source Water) dan Air DMI 35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Lamp

1. Gambar Alat Spektrofotometer DR 900 HACH untuk Logam


Mangan 41
2. Gambar Alat Spektrofotometer MaxiDirect Lovibond untuk
Logam Besi 42
3. Gambar Alat Turbidimeter 2100Q HACH untuk Mengukur
kekeruhan Air 43
4. Gambar Air Dalam Tangki DMI 44
5. Syarat Mutu Air Menurut PERMENKES RI
No.492/MENKES/PER/2010 45
6. Syarat Mutu Air Mineral (SNI-01-3553-2015) 46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk semua makhluk hidup.

Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk

berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan

kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan

dan pelestarian sumber daya air harus ditambahkan pada segenap pengguna air

(Effendi, H.2003).

Air digunakan manusia untuk berbagai keperluan, seperti keperluan rumah

tangga, pertanian, perikanan, industri, sumber energi, sarana transfortasi, dan

tempat rekresi. Menurut Robert, Air adalah kebutuhan untuk semua aktifitas

manusia mulai dari air minum, pertanian, energi, pengembangan industri, sampai

pada virtual water (pemamfaatan tak langsung) untuk kepentingan manusia dan

kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun

kuantitas mutlak diperlukan. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas,

kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia

(Arifin dan Hadiwidodo,2007)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Air sangat erat hubungannya dengan kesehatan manusia. Melalui penyediaan

air bersih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, maka penyebaran penyakit

diharapkan bisa ditekan seminimal mungkin. Oleh karena itu, diperlukan

pengolahan dan perlindungan sumber daya air dengan baik (Sutrisno, 1991).

Persoalan air tanah identik dengan persoalan air permukaan yaitu menyangkut

kuantitas dan kualitas dan dampak lain terjadinya land subsidence. Pencemaran

air tanah adalah Zat pencemar (pollutant) dapat didefinisikan sebagai zat kimia

biologi, radio aktif yang berwujud benda cair, padat, maupun gas, baik yang

berasal dari alam kehadirannya yang kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak

langsung) ataupun dari kegiatan manusia (anthropogenic origin) yang telah

diidentifikasi memiliki efek buruk bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Semua itu dipicu oleh aktivitas manusia (Kodoatie,R.J.2010).

Logam besi dan Mangan merupakan salah satu logam yang banyak

dijumpai di kulit bumi. Kandungan Logam besi dan Mangan didalam air secara

berlebihan dapat menyebabkan atau menimbulkan efek negatif misalnya logam

mangan dapat menimbulkan gangguan pada hati, dan logam besi dapat

mengakibatkan kanker hati ( Palar,H.2004 ).

Logam bersifat toksik karena logam tersebut terikat dengan ligan dari struktur

biologi. Sebagian besar logam menduduki ikatan tersebut dalam beberapa jenis

sistem enzim dalam tubuh (Darmono,1995).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Logam besi dan mangan serta senyawa lainnya dideminerilisasi dalam tangki

DMI yang menyaring Besi dan Mangan yang berasal dari sumber air tanah bor.

Untuk memastikan bahwa air sudah bebas dari logam besi dan Mangan sehingga

dilakukan penggecekan setiap 2 jam sekali dengan mengambil sampel air dari

keran tangki DMI. Dalam penentuan logam besi dan Mangan dengan metode

Spektrofotometri.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk “Menentukan

Kadar Logam Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Dalam Air Sumber Tanah Bor dan Air

dalam Tanki DMI (De Manganese Iron) Dengan Metode Spektrofotometri di

PT.Tirta Sukses Perkasa. “

1.2 Permasalahan

Berdasarkan penjelasan di atas maka permasalahan yang timbul adalah

1. Berapakah kadar logam besi dan mangan pada air sumber tanah bor dan air

dalam tangki DMI

2. Apakah Kadar logam Besi dan Mangan sudah memenuhi standar kualitas air

bersih menurut PERMENKES RI No.492/Menkes/Per/IV/2010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.3. Pembatas Masalah

Kadar logam yang ditentukan dibatasi hanya untuk Besi dan Mangan. Dan

Air yang diperiksa yaitu Air sumber tanah bor dan air dalam tangki DMI.

1.4 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kadar Besi dan Mangan yang terkandung pada air sumber

tanah bor dan air dalam tangki DMI di PT.Tirta Sukses Perkasa

2. Untuk Mengetahui apakah kadar besi dan mangan yang terkandung pada air

sumber dan air dalam tangki DMI sudah memenuhi syarat sebagai air minum

berdasarkan PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010

1.5 Manfaat Penulisan

1. Dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh buruk logam besi dan mangan

jika terkandung dalam air minum

2. Dapat digunakan untuk mengetahui proses pengolahan air pada PT. Tirta

sukses perkasa

3. Dapat digunakan untuk mengetahui Standar kualitas air Minum di PT. Tirta

Sukses Perkasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air

Air adalah zat yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup termasuk manusia,

hewan serta tumbuh – tumbuhan. Manfaat air bermacam- macam misalnya untuk

diminum, pembawa zat makanan , zat terlarut, pembersih dan lain sebagainya.

Oleh karena itu penyediaan air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi

manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjai faktor penentu dalam

kesehatan dan kesehjahteraan masyarakat (Sastrawijaya.A.T.2000).

Air bersih mutlak diperlukan, karena merupakan salah satu media dari

berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit- penyakit perut. Dari

penelitian- penelitian yang dilakukan, bahwasanya penduduk yang menggunakan

air bersih mempunyai kecendrungan lebih kecil untuk menderita sakit

dibandingkan dengan penduduk yang tidak menggunakan air bersih. Melalui

penyediaan air bersih, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya disuatu daerah,

diharapkan dapat menghambat penyebab penyakit menular. Agar air yang masuk

kedalam tubuh manusia berupa minuman dan makanan tidak mengandung bibit

penyakit, maka pengolahan air baik yang berasal dari sumber air dan jaringan

transmisi ataupun distribusi adalah sangat diperlukan (Sastrawijaya,A.T.2000).

2.2 Fungsi Air

Air sangat penting dalam kehidupan kita.Tanpa air kelangsungan hidup

hanya beberapa hari saja. Air merupakan bahan bangunan dari setiap sel;

kandungan air bagi setiap jaringan tubuh sangat bervariasi misalnya jaringan otot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sekitar 7,5 %; jaringan lemak sekitar 2 %; darah sekitar 90 %. Air merupakan

bahan pelarut didalam tubuh dan membantu dalam pelembutan makanan. Suhu

tubuh secara tidak langsung diatur oleh air dengan cara penyerapan melalui paru-

paru dan keringat melalui kulit. Kebutuhan air untuk diminum setiap hari sekitar 2

liter (bagi orang dewasa). Setiap individu memerlukan air sekitar 60 liter/hari

(untuk minum, cuci, dan sebagainya).

Air banyak diperlukan dalam berbagai bidang, antara lain:

1. Keperluan industri; dipakai sebagai bahan pelarut, sebagai bahan pendingin.

2. Keperluan pembangkit tenaga listrik dikenal dengan nama PLTA

3. Keperluan irigasi (pertanian).

4. Keperluan transportasi

5. Sebagai sarana olahraga(ski air, berselancar,kolam renang)

6. Sebagai sarana parawisata (air terjun)

7. Keperluan perternakan

8. Keperluan kedokteran (hidoterapi, sebagai bahan pelarut obat, sebagai bahan

infus) (Gabriel,2001).

2.3 Sifat Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa

kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

2.3.1 Sifat Fisika Air :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00C (320 F) -1000 C, air

berwujud cair. Suhu 00 C merupakan titik beku (freezing point). Dan suhu 1000 C

merupaka titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di

dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat dilaut, sungai,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


danau, dan bahan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan;

sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60 % -

90% bagian sel makhluk hidup adalah air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi

panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah

terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang

mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini

juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air memerlukan suhu yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan

energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air

menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan

energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat

berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan

terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki

tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar molekul cairan tersebut tinggi.

Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi

suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi

juga memungkinkan terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak

dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil).

Dengan adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat

membawa nutrien dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis-

jenis insekta, dapat menyerap dipermukaan air.

5. Air merupakan satu – satunya senyawa yang merenggang sehingga es memiliki

nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah dari pada air. Dengan demikian,

es akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau – danau di daerah yang

beriklim dingin akan membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah

permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organisme akuatik tetap

berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di

dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 gr/cm3

terjadi pada suhu 3,950 C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,950 C,

densitas air lebih kecil dari satu (Moss,1993).

2.3.2 Sifat Kimia Air

Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral.

Macam- macam mineral yang terkandung dalam air tawar bervariasi tergantung

struktur tanah dimana air itu diambil. Sifat kimia air lainnya yaitu :

1. Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik dengan reaksi

H2 0  H+ + OH-

2. Air merupakan pelarut yng baik (Gabriel,J.F.2001).

3. Air mempunyai konstanta dielektrik yang sangat tinggi sehingga berpengaruh

besar terhadap sifat- sifat pelarutnya (Achmad,2004).

4. Memiliki tingkat kesadahan yang rendah (Alaerts,G.1984).

5. Air yang bersih mempunyai pH 6,5 – 8,5. Derajat keasaman suatu perairan

mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan

pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Adanya karbonat, hidroksida,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan bikarbonat melainkan kebasaan air. Dalam penyediaan air, pH merupakan

satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari

air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan,

misalnya dalam melakukan koagulasi kimiawi, desinfeksi, pelunakan air dalam

pencegahan korosi. pH yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 8,5 akan

dapat menyebabkan korosi pada pipa- pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa

senyawa kimia berubah menjadi racun yang menggangu kesehatan.

6. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia, sehingga disebut sebagai

pelarut universal. Sifat ini memungkinkan terjadinya pengangkutan nutrien yang

larut ke seluruh jaringan makhluk dan pengeluaran bahan- bahan toksik yang

masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup.

7. Air bersifat tidak berbau, dan tidak berasa. Bau dan rasa biasanya terjadi

bersama- sama dan biasanya disebabkan oleh adanya bahan- bahan organik yang

membusuk. Bahan- bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari

berbagai sumber. Intesitas bau dan rasa dapat meningkat, bila terhadap air

dilakukan khlorinasi

8. Air memiliki sifat tidak berwarna. Warna dalam perairan ditimbulkan oleh

adanya bahan organik dan bahan anorganik, karena keberadaan plankton, humus,

dan ion- ion logam (misalnya besi dan mangan), serta bahan – bahan lainnya. Air

yang memiliki nilai kekeruhan rendah biasanya memiliki nilai warna tampak dan

warna sesungguhnya yang sama dengan standart. Intensitas warna cenderung

meningkat dengan meningkatnya pH. Warna dapat menghambat penetrasi cahaya

ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis (Effendi,2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9. Air merupakan elektrolit yang sangat lemah, terionisasi menjadi ion hidrogen

dan gugus hidroksil serta berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia di dalam

tubuh (Sumardjo,D.2009).

2.4 Sumber Air

Jumlah air di alam relatif konstan dan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca,

sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Secara umum, siklus

hidrologi diawali dengan air menguap akibatnya panasnya matahari. Penguapan

ini terjadi pada air permukaan, air yang berada dalam lapisan tanah bagian atas

(evaporasi), air yang ada dalam tumbuhan (transpirasi), hewan dan manusia

(transpirasi, respirasi). Uap air ini memasuki atmosfer. Didalam atmosfer uap ini

akan menjadi awan, dan dalam kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan

berubah bentuk menjadi tetesan – tetesan air dan jatuh kembali ke permukaan

bumi sebagai hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam

permukaan (run off), ada yang meresap ke dalam tanah (perkolasi) dan menjadi

air tanah, baik yang dangkal maupun yang dalam dan ada juga yang diserap oleh

tumbuhan. Air tanah akan timbul kepermukaan sebagai mata air dan menjadi air

permukaan. Air permukaan bersama- sama dengan air tanah dangkal dan air yang

berada dalam tubuh akan menguap kembali menjadi awan, maka siklus hidrologi

akan kembali terulang (Mulia,2005). Air permukaan yang mengalir dipermukaan

bumi, umumnya berbentuk sungai - sungai dan jika melalui suatu tempat rendah

(cekung) maka air akan berkumpul, membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi

banyak di antaranya yang mengalir ke laut kembali dan kemudian akan mengikuti

siklus hidrologi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4.1 Air permukaan

Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water)

dan air tanah (grand water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai,

danau, waduk, rawa, dan badan air lainnya, yang tidak mengalami infiltrasi ke

bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut

watersheds. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut

limpasan permukaan (surface run off), dan air yang mengalir disungai menuju laut

disebut aliran air sungai (river run off).

Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama

pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang – batang kayu, daun – daun, kotoran

industri, dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing- masing air

permukaan akan berbeda –beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan

air ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia,dan

bakteriologi.

Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar

bahan- bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya

bersifat asam, dengan nilai pH sekitas 4,2 . Setelah jatuh kepermukaan bumi, air

hujan mengalami kontak dengan tanah dan melarutkan bahan –bahan yang

terkandung didalam tanah ( Effendi,2003).

Air permukaan ada 2 macam yakni:

a. Air Sungai

b. Air rawa/danau (Pandia,S,dkk.2006).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.4.2 Air Tanah

Air tanah ( ground water) merupakan air yang berada di bawah permukaan

tanah. Air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat;

kecepatan arus berkisar antara 10-10 – 10-3m/detik dan dipengaruhi oleh porositas,

permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge).

Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan pergerakkan

yang sangat lambat dan waktu tinggal ( residence time) yang sangat lama, dapat

mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat

dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali

jika mengalami pencemaran ( Effendi, 2003).

Pada dasarnya air tanah dapat berasal dari air hujan (presipitas), baik

melalui proses infiltrasi secara langsung ataupun secara tak langsung dari air

sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya. Air yang yang terdapat di rawa-

rawa sering kali dikategorikan sebagai peralihan antara air permukaan dan air

tanah. Dinamika pergerakan air tanah pada hakikatnya terdiri atas pergerakan

horizontal air tanah; infiltrasi air hujan, sungai, danau, dan rawa ke lapisan akifer;

dan menhilangnya atau keluarnya air tanah melalui spiring (sumur), pancaran air

tanah, serta aliran air tanah memasuki sungai dan tempat – tempat lain yang

merupakan tempat keluarnya air tanah ( Effendi, 2003).

Keberadaan air tanah sangat erat hubungannya dengan air permukaan.

Berdasar hukum darcy, dijelaskan jika tinggi muka air tanah mengalami

penurunan yang berkelanjutan, akibat dari eksploitasi air tanah yang berlebihan

maka memungkinkan terjadinya rembesan air sungai ke akuifer sangat besar. Jika

aliran sungai cukup besar, maka rembesan tersebut tidak terlalu berpengaruh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


terhadap debit sungai. Namun jika akuifer terbentuk dari tanah yang memiliki

permeabilitas besar dan pencemaran yang terjadi di sungai cukup tinggi, maka

akan berpengaruh terhadap adanya pencemaran air tanah (Kodoatie,R.J. 2010).

Air tanah biasanya memiliki kandungan besi relatif tinggi. Jika air tanaah

mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksigenasi, ion ferri pada ferri

hidroksida [Fe(OH) 3 ] yang banyak terdapat dalam air tanah akan teroksidasi

menjadi ion ferro. Dan segera mengalami presipitasi (pengendapan) serta

membentuk warna kemerahan pada air. Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk

berbagai peruntukan, sebaiknya air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih

dahulu selama beberapa saat untuk mengendapkan besi. Selain itu, perlakuan ini

juga bertujuan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan menaikkan kadar

oksigen terlarut ( Effendi,2003)

2.4.3 Air Hujan

Air hujan berasal dari penguapan air permukaan. Air hujan sebagian besar

menguap balik ke atmosfer atau mengalir langsung ke sungai, sebagian lagi ke

dalam tanah menuju air tanah. Air hujan bersifat asam, mengandung partikel

/debu dan polutan lain dari emisi. Karakteristik air hujan sangat dipengaruhi oleh

kondisi pencemaran udara setempat. Air hujan berpotensi digunakan untuk daerah

daratan tinggi atau daerah langka air permukaan dan air tanah.

Pencemaran air tidak hanya terjadi pada saat air berada di dalam atau di

permukaan tanah, tetapi juga dapat terjadi pada saat air berada di udara

(atmosfer). Pada saat air di udara, air bereaksi dengan karbon dioksida dan

membentuk asam karbonat, sehingga air hujan bersifat asam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Titik keseimbangan pH air hujan bersih adalah sekitar pH 5,6. Nilai pH air

hujan dapat mencapai 3,0 dan dapat berpengaruh negatif pada bangunan-

bangunan dan produktifitas pertanian (Davis dan Cornwell,1991). Air hujan

merupakan jenis air yang paling murni, namun dalam perjalanannya turun ke

bumi, air hujan akan melarutkan partikel –partikel debu dan gas yang terdapat

dalam udara, misalnya ga CO 2 , gas N 2 O 3 , dan gas S 2 O 3 sehingga beberapa reaksi

kimia berikut dapat terjadi dalam udara.

1. Gas CO 2 + air hujan menghasilkan asam askorbat

2. Gas S 2 O 3 + air hujan menghasilkan asam sulfat

3. Gas N 2 O 3 + air hujan menghasilkan asam nitrit

Dengan demikian, air hujan yang sampai di permukaan bumi sudah tidak murni

dan reaksi diatas dapat mengakibatkan keasaman pada air hujan sehingga akan

terbentuk hujan asam (rain acid).

(Chandra,B.2006)

2.5 Standart Kualitas Air minum

Air minum yang ideal sebenarnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan

tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung bakteri patogen, tidak

mengandung zat kimia yang mengubah fungsi tubuh, tidak korosif, dan tidak

meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Atas dasar pemikiran

tersebut, dibuat standar air minum yaitu peraturan yang memberi petunjuk

tentang konsentrasi berbagai parameter yang diperbolehkan ada dalam air minum

(Slamet,J.2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERMENKES RI NO.492/MENKES/PER/IV/2010 mengartikan air

minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan

yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, beberapa

parameter yang wajib ada dalam air minum.

1. Parameter Fisika

Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut.

Parameter fisika meliputi kekeruhan, warna, bau, dan, rasa, padatan total, terlarut,

dan tersuspensi, serta suhu.

1. Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang

tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan

anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Kekeruhan

dinyatakan dalam satuan unit turbiditas yang setara dengan 1 mg/l SiO 2 ,

kekeruhan sering diukur dengan metode Nephelometric.Pada netode ini , sumber

cahaya hanya dilewatkan pada sampel dan intesitas cahaya yang dipantulkan oleh

bahan – bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi

polimer Formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan

metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Turbidity Unit)

(Effendy,H.2003).

2. Warna

Warna perairan dapat dikelompokkan menjadi warna sesungguhnya (true

color). Yang disebabkan oleh bahan – bahan kimia terlarut. Pada penentuan warna

sesungguhnya,bahan–bahan tersuspensi penyebab kekeruhan sebaiknya

dipisahkan terlebih dahulu, dan warna tampak (apparent color) adalah warna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh bahan

tersuspensi. Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan bahan

anorganik seperti ion- ion logam misalnya logam mangan. Adanya oksida mangan

dalam perairan dapat menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman.

Kadar mangan sebanyak 0,05 mg/liter sudah cukup dapat menimbulkan warna

pada perairan.

Warna pada perairan dapat diamati secara visual (langsung) dengan

membandingkan warna air sampel dengan warna standar. Air yang memiliki nilai

kekeruhan rendah biasanya memiliki nilai warna tampak dan warna sesungguhnya

yang sama dengan standar (Davis dan Cornwell,1991).

3. Bau dan Rasa

Bau dan rasa pada air minum akan mengurangi penerimaan pada masyarakat

terhadap air. Air minum yang berbau, selain tidak estetis dapat memberi petunjuk

akan kualitas air (Slamet,2003). Bau dan rasa terjadi oleh adanya bahan- bahan

organik yang membusuk. Bahan- bahan tersebut berasal dari berbagai sumber,

sehingga intensitas bau dan rasa dapat meningkat, bila di lakukan klorinisasi pada

air (Sutrisno dan Suciastuti,1991). Air yang tidak tawar dapat menunjukkan

kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Rasa logam, pahit,

asin, dan sebagainya pada air dapat menimbulkan bahaya serta efeknya

bergantung pada penyebab timbulnya rasa tersebut (Slamet,J. 2003).

4. Padatan Total, Terlarut, Tersuspensi

Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi

dan pengeringan pada suhu tertentu. Padatan tersuspensi total adalah bahan-

bahan tersuspensi yang memiliki diameter >1 µm.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Padatan tersuspensi total terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad- jasad

renik. Padatan terlarut total adalah bahan – bahan terlarut yang memiliki diameter

> 10-2µm yang berupa senyawa- senyawa kimia (Effendi,2003).

2. Parameter Kimia

Kandungan bahan- bahan kimia di dalam air berpengaruh terhadap

kualitas air. Beberapa parameter kimia secara umum, yaitu pH (derajat keasaman),

kesadahan, dan kandungan bahan organik dan anorganik.

1. pH (derajat keasaman)

Keberadaan ion hidrogen dalam air menggambarkan nilai pH(derajat

keasaman), dengan persamaan pH = - log [H+]. Dalam penyediaan air, pH

merupakan satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat

keasaman dan air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan

dilakukan pH air minum sebaiknya netral, tidak asam ataupun basa. Kualitas air

minum yang melebihi standar pH yakni lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari

9,2 berakibat korosi pada pipa –pipa air, dan dapat menyebabkan beberapa

senyawa kimia berubah menjadi racun yang menggangu kesehatan (Sutrisno dan

Suciastuti,1991).

2. Kesadahan

Kesadahan air diartikan sebagai gambaran kation logam valensi dua.

Kation- kation ini dapat bereaksi dengan sabun membentuk endapan maupun

anion – anion yang terdapat di dalam air membentuk endapan atau karat pada

peralatan logam. Air sadah biasanya ditemukan pada air tanah dan kesadahan air

ada yang bersifat sementara yang disebabkan oleh adanya kation – kation dari

kalsium dan magnesium dengan anion bikarbonat, juga air sadah yang bersifat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


permanen yang terjadi bila terdapat kation – kation dari kalsium dan magnesium

dengan anion sulfat, nitrat, dan klorida.

Menurut Tebbut (1992), nilai kesadahan tidak memiliki implikasi

langsung terhadap kesehatan manusia. Kesadahan yang tinggi dapat menghambat

sifat toksik dari logam berat karena kation – kation penyusun kesadahan (kalsium

dan magnesium) membentuk senyawa kompleks dengan logam berat tersebut.

Air permukaan biasanya memiliki nilai kesadahan yang lebih kecil dari pada air

tanah. Menurut PERMENKES RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, batas

maksimum kesadahan pada air minum adalah 500 mg/l.

3. Kandungan bahan organik dan anorganik

Adanya bahan organik dalam air dapat menimbulkan perubahan fisik pada

air seperti warna, bau, dan rasa, dan kekeruhan. Standar kekeruhan bahan organik

maksimal dalam air minum yang di perbolehkan adalah 10 mg/l (Sutrisno dan

Suciastuti,1991).

Senyawa anorganik terdiri atas logam dan logam berat yang pada

umumnya bersifat toksik. Bahan kimia anorganik dalam bentuk asam, garam, dan

logam yang dianggap toksik seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar tinggi dapat

menyebabkan air tidak enak untuk diminum (Darmono,2001). Senyawa anorganik

biasanya berasal dari limbah dosmetik dan industri (Effendi,2003).

3. Parameter Mikrobiologi

Parameter mikrobiologi pada air minum yang tidak boleh mengandung

organisme patogen sama sekali seperti bakteri, protozoa, virus, cacing yang dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit juga tidak boleh mengandung bakteri

golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Walaupun bakteri coli merupakan bakteri nonpatogen tetapi bila ditemukan

diperairan maka air tersebut telah terkontaminasi dan dapat menyebabkan

penyakit dan gangguan kesehatan (Sutrisno dan Suciastuti, 1991).

4. Parameter radioaktif

Parameter selanjutnya yang menentukan kualitas air yaitu parameter

radioaktif. Parameter ini terdiri atas tiga radiasi yakni alpha partikel, beta partikel,

radiasi gamma. Pengaruh radioaktif dapat bersifat akut atau kronis. Pada kadar

yang tinggi, pengaruh radioaktif terhadap makhluk hidup bersifat akut yakni

menggangu proses pembelahan sel dan mengakibakan rusaknya konsentrasi setiap

organ tubuh memperlihatkan respon yang berbeda terhadap radioaktif.

(Effendi,2003).

2.6 Pengolahan Air

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengolahan

terhadap air yang akan diperlukan sebagai bahan baku air minum mutlak

diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan

yang dimaksud bisa dimulai dari yang sangat sederhana sampai pada pengolahan

yang sempurna. Sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut.

Semakin kotor maka semakin berat pengolahan yang dibutuhkan, dan semakin

banyak ragam zat pencemar akan semakin banyak pula teknik–teknik yang

dibutuhkan untuk mengolah air tersebut, agar bisa dimanfaatkan sebagai bahan

baku air minum. Oleh karena itu dalam praktek sehari –hari maka pengolahan

adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber

tersebut bisa dipakai sebagai sumber penyediaan atau tidak (Pandia, S,dkk.2006).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.6.1 Sarana Pengolahan Air Sebagai Bahan Baku Air Minum

Pada dasarnya pengolahan air sebagai bahan baku air minum meliputi tiga

tahap ssebagai berikut:

a. Tahap I adalah pengolahan secara Fisik

Bertujuan untuk mengurangi/ menghilangkan kotoran-kotoran, lumpur, dan pasir,

serta mengurangi kandungan senyawa organik dalam air yang diolah.

b. Tahap 2 adalah pengolahan secara kimia

Dengan penambahan senyawa kimia tertentu untuk membantu/menyempurnakan

proses pengolahan selanjutnya. Misalnya penambahan alum untuk meningkatkan

penghilangan padatan terlarut/tersuspensi.

c. Tahap 3 adalah pengolahan bakteriologis

Tahap ini bertujuan untuk memusnakan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air

melalui penambahan desinfektan (Pandia.S,dkk.2006).

2.7 Kandungan Logam Berat

Logam- logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi

tertentu dan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan.

Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh satu jenis logam berat terhadap

semua biota perairan tidak sama, namun kehancuran dari satu kelompok dapat

menjadi kan terputusnya satu mata rantai kehidupan. Pada tingkat lanjutnya,

keadaan tersebut tentu saja dapat menghancurkan satu tatanan ekosistem perairan

(Palar, H.2004).

Logam berat (heavy metals) atau logam toksik (toxic metals) adalah

terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen–

elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


makhluk hidup. Logam berat yang terdapat baik dilingkungan maupun di dalam

tubuh manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai trace

metals.Trace metals seperti kadmiun (Cd), timbal (Pb), dan merkuri (Hg)

mempunyai berat jenis sedikitnya 5 kali lebih besar dari pada air.

Logam- logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang

tercemar limbah industri adalah merkuri atau air merkuri (Hg), Nikel (Ni),

Kromium (Cr), Kadmium (Cd), Arsen (As), dan Timbal (Pb).

Logam- logam tersebut dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan

tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi

(Nugroho, A.2006).

2.7.1 Logam Fe

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir

setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air

(Alaerts,G.1987). Logam Fe ditemukan dalam inti bumi berupa hematit. Fe

hampir tidak dapat ditemukan sebagai unsur bebas. Fe diperoleh dalam bentuk

tidak murni sehingga harus melalui reaksi reduksi guna mendapatkan Fe murni.

Fe ditemukan terutama sebagai mineral hematit (Fe 2 O 3 ); magnetit (Fe 3 O 4 );

mineral lain yang merupakan sumber Fe adalah limonit (FeO(OH)nH 2 O), siderit

(FeCO 3 ), dan tekonit. Inti bumi sebagian besar terdiri dari aloy besi – nikel (Fe-

Ni) dan kira-kira 5 % meteorit yang mengandung alloy Fe-Ni (Widowati,2008).

Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukkan hemoglobin, banyaknya

Fe di dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat

mengeskresikan Fe. Karenanya mereka yang sering mendapat transfusi, warna

kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe (Slamet,J.S. 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi

didalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini

dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur. Dalam air minum Fe

menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan

bakteri besi dan kekeruhan. Zat besi merupakan suatu komponen dari berbagai

enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh.

(Nainggolan,H and Susilawati. 2011).

2.7.1.1. Sifat Kimia Logam Besi (Fe)

Pada umumnya besi yang ada dalam air dapat bersifat :

1. Terlarut sebagai Fe 2+ (fero) atau Fe 3+ (feri);

2. Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar, seperti

Fe 2 O 3 , FeO, FeO(OH), Fe(OH) 3 dan sebagainya.

3. Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat)

(Alearts, 1987).

4. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara lembab cepat teroksidasi membentuk

besi (III) oksida hidrat.

5. Besi memiliki Nomor Massa sebesar 57

6. Besi (Fe) memiliki berat atom sebesar 55,845 g/mol

7. Besi (Fe) merupakan logam transisi dan memiliki nomor atom 26

(Alearts,1984)

8. Pada pH sekitar 7,5-7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan dengan

hidroksida membentuk Fe(OH) 3 yang bersifat tidak larut dan mengendap di dasar

perairan, pembentuk warna kemerahan pada substrat dasar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Oleh karena itu, besi hanya ditemukan pada perairan yang berada dalam kondisi

anaerob (anoksik) suasana asam.

Fe3+ + 3OH- Fe(OH) 3

(Vogel,A.I.1990).

9. Besi bereaksi dengan Asam Klorida encer atau pekat sehingga melarutkan

besi, yang akan menghasilkan garam – garam besi (II) dan gas hidrogen :

Fe + 2H+ Fe2+ + H2

Fe + 2HCl Fe2+ + 2Cl- + H2

10. Secara umum Fe(II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 -10 mg/l,

namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/l dapat juga

ditemukan dalam air tanah ditempat – tempat tertentu. Air tanah yang

mengandung Fe (II) mempunyai sifat –sifat yang unik. Dalam kondisi ada oksigen

air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen

yang berasal dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi

sebagai berikut :

4 Fe2 + + O2 + 10H2 O 4 Fe (OH) 3 + 8OH-

Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat

ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang

asam. Limbah yang bersifat H2 SO 4 yang dihasilkan oleh oksidasi dari oksidasi

FeS 2 (biji besi) melalui reaksi sebagai berikut :

2 FeS 2 (s) + 2H2 O + 7O 2 4 H+ + 4 SO 4 2- + 2 Fe 2+

(Achamad,2004).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.7.1.2. Sifat Fisika Logam Besi (Fe)

1. Besi (Fe) memiliki titik leleh sebesar 1,538 0 C.

2. Besi memiliki masa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm3

3. Titik lebur besi sebesar 1811 K (1538 0 C, 2800 0F)

4. Mempunyai kalor peleburan 3134 K

5. Kalor penguapan 340 kJ/mol

6. Kapasitas Kalor (25o C) 25,10 j/(mol.K)

7. Besi bersifat keras dan kuat

8. Mempunyai daya hantar listrik dan panas yang baik. Karena memiliki ikatan

ganda dan ikatan kovalen logam.

9. Besi (Fe) memiliki titik didih sebesar 2,861 0C. Fe menempati urutan sepuluh

besar sebagai unsur di Bumi. Fe menyusun 5 – 5,6 % dari kerak bumi dan

menyusun 35 % dari masa bumi. Fe menempati berbagai lapisan bumi.

Konsentrasi tertinggi terdapat pada lapisan dalam dari inti bumi dan sejumlah

kecil terdapat di lapisan terluar kerak bumi. Beberapa tempat di bumi bisa

mengandung Fe mencapai 70 % (Widowati,2008).

10. Di dalam air minum Fe menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada

dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan (Slamet,J.S.2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.7.2 Logam Mn

Mangan (Mn) adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia

serupa dengan besi. Mangan berada pada bentuk manganous (Mn2+) dan
4+
manganik (Mn ). Di dalam tanah, Mn 4+ berada dalam bentuk senyawa mangan

dioksida. Pada perairan dengan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik
4+
dengan kadar yang tinggi, Mn pada senyawa mangan dioksida mengalami
2+
reduksi menjadi Mn yang bersifat larut. Mn2+ berikatan dengan nitrat, sulfat,

dan klorida, dan larut dalam air. Mangan dan Besi valensi dua hanya terdapat

pada perairan yang memiliki kondisi anaerob. Jika perairan kembali mendapat

cukup aerasi, Mn2+ mengalami reosidasi membentuk Mn4+ yang selanjutnya

mengalami presipitasi dan mengendap di dasar perairan (Effendi,2003).

Meskipun tidak bersifat toksik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur

toksik di perairan, misalnya logam berat. Jika dibiarkan di udara terbuka dan

mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn 2+) tinggi (lebih dari 0,01
2+
mg/l) akan membentuik koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn menjadi

Mn 4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna cokelat gelap sehingga

air menjadi keruh (Effendi,2003).

Logam mangan (Mn) adalah metal keabu-kemerahan. Keracunan

seringkali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang

timbul berupa gejala susunan syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki dan

otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng.

Bila pemaparan berlanjut maka, bicaranya melambat dan monoton, terjadi

hyperrefleksi (Slamet,J.S.2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.7.2.1 Sifat Kimia Logam Mangan (Mn)

1. Mangan merupakan logam keras, mudah retak, serta mudah teroksidasi.

2. Mangan memiliki nomor atom 25.

3. Mangan (Mn) memiliki elektron valensi +2, +3, +4, +6, dan +7.

4. Mangan yang elektron valensinya +2 mudah bereaksi dengan asam

hidroklorit membentuk MnCl 2.

5. Sedangkan elektron valensi +3 (manganit) bersifat tidak stabil dan mudah

berubah menjadi elektron valensi +2 (Widowati,2008).

6. Mangan bereaksi dengan air yang akan membentuk mangan (II) hidroksida

dan gas hidrogen:

Mn + 2H2 O Mn(OH) 2 + H2

7. Mangan bereaksi dengan asam mineral encer atau asam- asam klorida encer

yang akan menghasilkan garam mangan (II) atau ion mangan (II) dan gas

hidrogen :

Mn + 2H+ Mn 2+ + H2

8. Mangan bereaksi dengan Asan Sulfat pekat, yang akan menghasilkan gas

belerang dioksidasi :

Mn + 2H2 SO4 Mn2+ + SO 4 2- + SO 2 + 2H2 O

(Vogel,A.l.1990)

9. Mangan bereaksi dengan larutan natrium hidroksida sehingga

menghasilkan endapan mangan (II) hidroksida yang berwarna putih dengan

reaksi:

Mn2+ + 2OH- Mn(OH) 2

MnCl 2 + 2NaOH Mn(OH) 2 + 2NaCl

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.7.2.2 Sifat Fisika Mangan

1. Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu –abu keputihan.

2. Mangan memiliki densitas 7,43 g/cm 3 pada 20 0 C.

3. Mangan melebur pada kira – kira 1250 0 C.

4. Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk akan terbakar

dengan oksigen.

5. Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang. Kadar

yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam.

Perairan asam dapat mengandung mangan sekitar 10 – 150 mg/liter. Pada air

minum, kadar mangan maksimum 0,05 mg/liter (Effendi,2003).

6. Mangan merupakan unsur yang dalam keadaan normal memiliki bentuk

padat.

7. Massa jenis mangan pada suhu kamar yaitu sekitar 7,21 g/cm3.

8. Titik didih mangan ada pada suhu 2061 0C. Kapasitas kalor pada suhu ruang

adalah sekitar 26,32 J/mol. K.

2.8 Spektrofotometri

Alat yang digunakan untuk analisis spektrofotometri adalah

spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitasi atau

absorbansi suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap

suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat

dilakukan. Alat- alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau

perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap. Spektrofotometer

terdiri atas alat spektrometer dan fotometer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditransmisikan atau diabsorbansikan (Khopkar,1990).

Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri adalah

berdasarkan absorbsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu

larutan yang mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya.

Proses ini disebut “absorbsi spektrofotometri”, dan jika panjang gelombang yang

digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai kolorimetri,

karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri

juga merupakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan infra merah.

2.8.1 Prinsip Kerja Metode Spektrofotometri

Prinsip kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorbsi oleh larutan

sebanding dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan. Prinsip ini dijabarkan

dalam Hukum Beer – Lambert, yang menghubungkan antara absorbansi cahaya

dengan konsentrasi pada suatu bahan yang mengabsorpsi, berdasarkan persamaan

berikut:

𝐼0
Log I0 = - A εbC
𝐼𝑡

Keterangan : A = absorban (serapan)

ε = koefisen ekstingsi molar (M-1 cm-1)

B = tebal kuvet (cm)

C = konsentrasi (M)

I 0 = intensitas radiasi yang masuk

I t = intensitas radiasi yang ditransmisikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dengan I 0 adalah intensitas radiasi dikenal sebagai absorban dan radiasi yang

masuk; I t adalah intensitas radiasi yang ditransmisikan; A dikenal sebagai

absorban dan merupakan ukuran jumlah cahaya (Watson, G.2007).

Kesalahan–kesalahan dalam spektrofotometer dapat dicegah dengan

memperhatikan :

1. Sel –sel contoh harus bersih

2. Sidik jari dapat menyerap radiasi ungu

3. Penempatan sel dalam sinar harus dapat ditiru kembali

4. Gelombang gas tidak boleh ada dalam lintasan optik

5. Penerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti

6. Penyimpangan atau ketidakstabilan di dalam sirkuit harus diperbaiki

7. Ketidaktetapan contoh dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan jika

pengukuran tidak direncanakan dengan hati – hati

(R.A.Day,Jr, dan A..L.Underwood.1989)

2.9 Ozon

Penggunaan ozon untuk proses purifikasi air telah dilakukan oleh

beberapa negara. Ozon memiliki kemampuan yang besar untuk mengoksidasi

asam organik dalam skala yang luas selain juga kemampuan untuk memecahkan

dinding sel mikroorganisme. Kemampuannya yang terakhir itu menyebabkan

penggunaan ozon sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme dalam air.

Proses Ozonisasi di PT. Tirta Sukses Perkasa dilakukan di tangki Storage yang

terdapat proses ozon Mixing yang dimana ozon merupakan oksidator kuat yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bereaksi dengan cepat dengan hampir semua zat organik. Ozon dapat mengubah

senyawa organik komplek menjadi senyawa organik sederhana.

Beberapa keuntungan didalam penggunaan ozon.

1. Sebagai desinfektan berspektrum luas

2. Menghilangkan bau,warna,dan rasa

3. Menambah kandungan oksigen dalam air

4. Proses desinfeksi cepat

5. Dalam konsentrasi rendah masih bisa berfungsi

6. Tidak membentuk senyawa beracun dalam air

2.10 Desinfektan Klorin

Deinfektan ini paling banyak digunakan karena harganya murah. Spektrum

jenis mikroorganisme yang dapat dimatikan luas, meliputi bakteri gram positif

maupun negatif , dan spora bakteri. Desinfektan ini juga mudah penggunannya

dan tetap aktif dalam air yang sadah. Kelemahan desinfektn berbahan dasar klorin

adalah dapat menyebabkan korosi pada pH rendah. Kelemahan yang lainnya

adalah cepat inaktif bila terdapat bahan organik, dan pembilasan yang harus

sempurna untuk mencegah korosi. Klorin atau natrium Hipoklorit (NaoCl) dalam

air akan terhidrolisis membentuk asam hipoklorit (HOCl).

(Purnawijayanti,H.2001)

Pada PT.Tirta Sukses Perkasa Tangki DMI berfungsi sebagai tempat

penyaringan tahap awal untuk memfilter Logam Fe dn Mn dengan penambahan

NaoCl, dan juga digunakan untuk membunuh bakteri patogen dan non patogen.

Reaksi gas Khlorine dengan NaOH Yaitu:

Cl 2 + 2NaOH NaCl + NaOCl + H2 O.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada reaksi tersebut Gas Khlorine dengan Natrium hidroksida menghasilkan

Natrium Hipoklorit. Natrium Hipoklorit merupakan pemutih yang digunakan

unuk membunuh bakteri.

Kegunaan Klorin yaitu :

1. Memiliki sifat bakterisidal germisidal

2. Dapat mengoksidasi zat besi, mangan dan hidrogen sulfida

3. Dapat menghilngkan bau dan rasa tidak enak pada air

4. Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut

yang dapat mengubah bau dan rasa pada air

5. Dapat membantu proses koagulasi.

(Chandra,B.2005)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Alat

- Photometer MaxiDirect Lovibond

- Photometer DR/2100Q Hach USA

- Batang Pengaduk

- Botol Akuades

- Chamber

- Beaker gelas 50 ml pyrex

- Botol Sampel 10 ml

- Blanko

3.2 Bahan

- Tablet Iron LR (s)

- Asam askorbat (s)

- Kalium Sianida (l)

- Larutan Indikator PAN 0,1 % (l)

- Air Sumber tanah bor (aq)

- Air dari Tangki DMI (aq)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penetapan Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumber

- Dihidupkan alat dengan menekan tombol ON

- Dimasukkan tube berisi 10 ml air sumber yang akan dianalisa kedalam

chamber

- Kemudian tekan enter, tekan tombol shift+ 220 lalu tekan enter kembali

- kemudian tekan Zero dan dibiarkan beberapa detik sampai keluar tulisan

Test

- Dikeluarkan tube dari chamber setelah kata test muncul di layar

- Dimasukkan 1 (satu ) tablet Iron LR.

- Dilarutkan tablet Iron LR dengan batang pengaduk yang bersih hingga

tablet tersebut larut seluruhnya.

- Dikeringkan tube sampai kering dengan tissue halus dan dimasukkan

kembali kedalam chamber.

- Kemudian tekan tombol TEST dan tunggu periode reaksi selama 5 menit

sampai muncul di layar monitor. Angka yang muncul di layar menyatakan

jumlah mg/l Fe dalam Air sumber.

- Bila pemeriksaan telah selesai, matikan alat dengan menekan tombol OFF

dan sampel dalam chamber dibuang, tube dibersihkan.

- Lakukan hal yang sama pada Air DMI.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.3.2 Penetapan Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumber

- Disiapkan 2 tube bersih, tube 1 isi dengan air Akuades (blanko) 10 ml dan

tube yang kedua isi dengan air sumber 10 ml.

- Masing – masing tube ditambahkan 1 (satu) sachet asam askorbat

sebanyak1 gram lalu kocok sampai larut.

- Kemudian masing- masing tube ditambahkan 12 tetes Kalium sianida,

tutup tube dan kocok sampai larut.

- Ditambahkan 12 tetes larutan indikator PAN 0,1 %, kocok sampai larutan

berwarna kuning merata.

- Masukkan tube pertama (Blanko) ke dalam chamber dan ditutup dengan

penutup alat, tekan tombol Zero, tunggu beberapa detik.

- Setelah selesai, keluarkan tube pertama dari dalam chamber. Hal ini

dilakukan untuk kalibrasi alat.

- Masukkan tube kedua (air sumber) ke dalam chamber dan tekan tombol

READ, tunggu beberapa detik sampai muncul angka pembacaan alat di

layar monitor.

- Angka yang ada di layar monitor menunjukkan jumlah mg/l Mn dalam air

sumber.

- Lakukan hal yang sama pada air DMI.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar Besi dan Mangan pada

air sumber tanah bor dan air dalam tangki DMI dipaparkan pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.1.1 Hasil Pemeriksaan Air Baku (Source Water) dan Air DMI

Pemeriksaan Air Pemeriksaan Air DMI


Kamis
No. Sumber
09 Februari 2017
(Dari jam 07.00 – 22.00) (Dari jam 16.00-22.00)
1. Besi (mg/l) 0,03 - 0,07 <0,02

2. Mangan (mg/l) 0,029 - 0,038 0,000

3. Kekeruhan (NTU) 0,31 - 0,38 0,10 - 0,17

4.2 Pembahasan

Dari hasil analisa yang dilakukan dalam air baku diperoleh kadar logam

Besi dan Mangan dengan Range 0,03- 0,07 dan 0,029 – 0,038 mg/L, sedangkan

air dalam tangki DMI diperoleh kadar logam Besi dan Mangan dengan Range

<0,02 dan 0,000 mg/L. Nilai Kekeruhan pada air baku dan air DMI yaitu 0,31 -

0,38 NTU dan 0,10 -0,17 NTU.

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa kadar logam Besi dan Mangan

pada Air sumber sudah tercemar oleh logam- logam dan mengalami beberapa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kontaminasi, yang disebabkan dari kandungan zat-zat mineral dalam konsentrasi

tinggi. Konsentrasi tinggi dari zat-zat mineral yaitu logam berat seperti besi dapat

menimbulkan rasa, warna (kuning), pengendapan pada dinding pipa, dan

kekeruhan yang tinggi. Sehingga menyebabkan nilai kekeruhan pada air baku

lebih tinggi dibandingkan pada air DMI, kekeruhan disebabkan oleh endapan atau

gumpalan koloid dari okisida besi dan oksida mangan. Sebaliknya, kadar Logam

Besi dan Mangan tidak terdapat pada air DMI, karena pada DMI telah dilakukan

penyaringan tahap awal yang dilakukan proses doxing pam (penambahan klorin

NaOCl). Khlorinisasi terdiri dari sistem pembubuhan (injeksi) bahan kimia

dengan beberapa unit filter. Klorin sebagai desinfektan bekerja dalam bentuk

asam Hipoklorit (HOCl) dan sebagian kecil dalam bentuk ion Hipoklorit (OCl-).

Cara kerja Khlorine didalam air akan berubah menjadi asam–asam kloride. Zat ini

kemudian akan dinetralkan sifat basa dari air sehingga akan terurai menjadi ion

hidrogen dan ion hipoklorit dengan reaksi sebagai berikut:

Reaksi Hidrolisis :

H2 O + Cl 2 H+ + Cl+ + HOCl

Reaksi Ionisasi :

HOCl H+ + OCl-

Reaksi Oksidasi antara Besi dan Mangan dengan Khlorine yaitu:

2Fe2+ + Cl 2 + 6H2 O 2Fe(OH) 3(s) + 2Cl- + 6H+

endapan coklat kemerahan

2Mn 2+ + Cl 2 + 6H2 O 2Mn(OH) 4(s) + 2Cl- + 6H+

endapan berwarna kehitaman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Besi dan Mangan yang terlarut dalam air umumnya berada dalam keadaan

bervalensi dua (divalent) yang dimana larut dalam air. Oleh karena itu didalam

sistem pengolahan air senyawa Mangan dan Besi bervalensi dua tersebut dengan

cara oksidasi diubah menjadi senyawa yang bervalensi lebih tinggi yang tak larut

dalam air sehingga dapat dipisahkan dengan mudah secara fisik. Dari reaksi

tersebut dapat dilihat adanya endapan yang akan dibuang sedangkan sisa residu

klorin akan dihilangkan dengan proses ozonisasi dengan reaksi sebagai berikut:

NaOCl + H2 O 2 H2 O + NaCl + O 2

Jika NaOCl dilarutkan dalam air akan terurai secara perlahan, yang

melepaskan klor, oksigen, dan natrium hidroksida dengan reaksi yaitu:

4NaOCl + H2 O 4NaOH +2Cl 2 + O 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap air sumber dan air dalam tanki

DMI di PT .Tirta Sukses Perkasa diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

- Pada air baku diperoleh kadar Besi dan Mangan adalah 0,03 – 0,07 mg/L dan

0,029 - 0,038 mg/L.

- Pada air dalam tangki DMI diperoleh kadar Besi dan Mangan adalah <0,02

dan 0,000 mg/L.

2. Dari data diatas kadar logam Besi dan Mangan pada air DMI sudah memenuhi

standar yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan No.

492/MENKES/PER/IV/2010 namun masih perlu diolah lagi untuk menghilangkan

kadar logam besi dan Mangan sehingga layak diproduksi. Sedangkan air sumber

juga sudah memenuhi standar namun pada PT.Tirta Sukses Perkasa menetapkan

kadar yang lebih kecil dari standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan No.

492/MENKES/PER/IV/2010.

5.2 Saran

Dalam penentuan kadar logam Besi dan Mangan pada air sumber dan air

DMI sebaiknya dilakukan analisa secara rutin setiap 2 jam sekali dilakukan

pengecekkan secara berkala untuk memastikan tidak terjadi kekeruhan yang tinggi

disebabkan oleh kebocoran gas klorin yang diinjeksikan .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Acmad,R.2004.Kimia Lingkungan. Yogyakarta : Penerbit Andi

Alaerts,G.1984.Metoda Penelitian Air. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional

Arifiani,N.F dan Hadiwidodo,M.2007. Evaluasi Desain Instalasi Pengolahan


Air PDAM ibu Kota Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.Jurnal
Presipitasi. Vol. 3 No. 2

Chandra, B. 2006.Pengantar Kesehatan Lingkungan. Buku Kedokteran EGC.


Jakarta.
Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya Dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia. Jakarta.

Davis,M.L,and Cornwell,D.A.1991. Introduction to Enviromental Engineering.


Second Edition. Mc-Graw Hill, Inc, New York.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air.Kanisius. Yogyakarta.

Gabriel,J.F. 2001. Fisika Lingkungan Hiprokrates. Jakarta.

Khopkar, S.M.2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press

Kodoatie,R.J.2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta : Penerbit Andi

Moss, B.1993. Ecology of Freshwaters. Second Edition. Black well Scientific


Publications. London

Mulia,R.2005. Kesehatan Lingkungan. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Nainggolan,H and Susilawati. 2011. Pengolahan Limba Cair Industri Perkebunan

Dan Air Gambut Menjadi Air Bersih. Edisi Pertama. Medan: Usu- Press.

Nugroho,A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit


Universitas Trisakti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Palar, H.2004. Pencemaran dan Toksiologi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta

Pandia,S.dkk. 2006. Teknologi Air dan Buangan Industri.Medan : Departemen


Teknik Kimia .Universitas Sumatera Utara.
Purnawijayanti,H.2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan.Yogyakarta :Kanasius
R.A.Day,Jr, dan A..L.Underwood.1989.Analisa Kimia Kuantitatif.Jakarta:
Erlannga.
Sastrawijaya,A.T.2000. Pencemaran Lingkungan . Cetakan Kedua. Jakarta:
Erlangga

Slamet.J.S.2013.Kesehatan Lingkungan. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta

Slamet,J.2003.Toksikologi Lingkungan. Universitas Gajah Mada.Yogyakarta

Sumardjo,D.2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran Dan Program Strata Fakultas Biosekta. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Sutrisno,T dan Suciastuti,E.1991.Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT.Rineka


Cipta, Jakarta.
Tebbut,T.H.Y.1992. Principles of Water Quality Control. Fourth edition.
Pergamon Press. Oxford

Vogel,A.I.1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro


Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Watson,G.2007.Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Penerbit Buku


Kedokteran EGC. Jakarta

Widowati,W.2008.Efek Toksik Pencegahan dan Penanggulangan


Pencemaran. Yogyakarta : Andi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Gambar Photometer DR 900 HACH untuk Logam Mangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Gambar Photometer MaxiDirect Lovibond untuk Logam Besi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Gambar Photometer DR/2100Q HACH Untuk Mengukur

kekeruhan Air

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. Gambar Tangki DMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. Syarat Mutu Air Menurut PERMENKES

RI No.492/MENKES/PER/IV/2010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. Syarat Mutu Air Mineral (SNI-01-3553-2015)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai