Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Disetujui di
Medan, 09 Agustus 2018
ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar selulosa dan lignin dari serat tandan
kosong kelapa sawit melalui pembuatan pulp menggunakan proses soda
berdasarkan lama waktu pemanasan dengan menggunakan reaktor. Analisa ini
bertujuan untuk mengetahui kadar selulosa dan lignin yang terdapat pada serat
tandan kosong kelapa sawit. Hasil yang diperoleh dari kadar selulosa serat TKKS
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 14-1303-1989) terdapat
pada lama waktu pemansan 60 menit dan 75 menit sebesar 82% dan 80 %.
Sedangkan kadar lignin dari serat TKKS diperoleh sebesar rata-rata 6%. Nilai ini
lebih kecil dibandingan SNI 14-0492-1990 yang berkisar 20-50%.
ABSTRACT
Determination the content of cellulose and lignin from the fiber of empty
oil palm bunches through pulping using a soda process based on the length of
heating time using a reactor. This analysis aims to determine the levels of
cellulose and lignincontained in the empty fruit bunches of oil palm. The results
obtained from the levels of TKKS fiber cellulose in accordance with Indonesian
National Standards (SNI 14-1303-1989) were found at 60 minutes and 75 minutes
for heating time of 82% and 80%. While lignin levels and TKKS fibers were
obtained at an average of 6%. This value is smaller than SNI 14-0492-1990,
which rangers from 20-50%.
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan berkatNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program studi D3 Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara dengan
judul “PENENTUAN KADAR SELULOSA DAN LIGNIN DARI SERAT
TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MELALUI PEMBUATAN PULP
MENGGUNAKAN PROSES SODA BERDASARKAN LAMA WAKTU
PEMANASAN”.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak menemukan kendala.
Namaun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik. Atas bantuan,
bimbingan dan dukungan berbagai pihak maka pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, S.Si, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
3. Bapak Dr.Minto Supeno, MS selaku Ketua Program Studi D3 Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Mimpin Ginting, MS selaku Dosen Pembimbing yang memberikan
bimbingan kepada penulis dan bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan
pikirin dalam membantu penulisan Tugas Akhir ini.
5. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta serta saudara dan saudari saya yang
telah memberikan bantuan berupa dukungan moril dan material yang sangat
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Dr. Tjahjono Hennawan selaku Kepala Laboratorium Oleo Kimia
PPKS yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Halaman
PERNYATAAN i
PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 3
1.3 Hipotesis 3
1.4 Tujuan Percobaan 3
1.5 Manfaat Percobaan 3
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 22
1.3 Hipotesis
Kadar selulosa dan lignin pulp dengan metode soda memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI) 14-0444-1989.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika
Barat, pada kenyatannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya,
seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu
memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Indonesia merupakan
penghasil utama minyak sawit (Fauzi, 2003).
Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Perkebunannya dapat ditemukan antara lain di
Sumatera Utara dan Aceh, produk olahannya yang berupa minyak sawit
merupakan salah satu komoditas yang handal (Risza, 1995).
Untuk Indonesia saat ini, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan perkebunan nasional. Selain dapat menciptakan kesempatan kerja
yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat juga sebagai sumber devisa negara
(Fauzi, 2003).
Tandan kosong kelapa sawit adalah salah satu jenis limbah padat industri
kelapa sawit. Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya. Komponen
terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa. Selain dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pupuk organik, tandan kosong kelapa sawit juga menghasilkan
serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai hal, diantaranya serat berkaret
sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, polipot (pot kecil), papan ukuran
kecil, dan bahan pengepak industri. Serat kelapa sawit memiliki diameter yang
lebih besar, lebih kaku dan lebih lentur dibandingkan dengan serat kelapa. Pabrik
dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam mampu menghasilkan serat
sebanyak 30 ton per hari (Tim Penulis, 1997).
Serat alami yang berasal dari pabrik kelapa sawit (PKS) mencapai ratusan
ton per hari per PKS yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit maupun serat
buah. Tentu saja hal ini menimbulkan masalah pengolahan limbah padat dari PKS
dan areal perkebunan, yang dalam ini limbah serat alami tersebut masih dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Serat perasan buah sawit mwrupakan
limbah yang diperoleh dari buah dalam proses pemerasan. Ada yang
menggunakan limbah ini sebagai bahan bakar dan abunya digunakan sebagai
pupuk karena kaya akan unsur kalium (K) (Tim Penulis, 1997).
2.2. Pulping
2.3. Selulosa
Selulosa alkali, biasanya dipreparasi dari bubur kayu yang dipisahkan dari
lignin melalui reaksi dengan larutan alkali dan dibiarkan menjadi matang yang
Antar gugus hidroksil pada rantai yang berdekatan. Faktor ini dipandang
menjadi penyebab kekristalan yang tinggi dari serat selulosa. Jika ikatan hidrogen
berkurang, gaya antaraksi pun berkurang dan oleh karenanya gugus hidroksil
selulosa harus diganti sebagian atau seluruhnya oleh pengesteran. Hal ini dapat
dilakukan dan ester yang dihasilkan larut dalam sejumlah pelarut. Selulosa juga
larut dalam larutan tembaga (II) hidroksida beramonia.
Degradasi pada selulosa dapat terjadi selama proses pembuatan pulp. Keadaan ini
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Degradasi oleh hidrolisa asam
Terjadi pada temperatur yang cukup tinggi dan berada pada media asam dalam
waktu yang cukup lama. Akibat dari degradasi ini adalah terjadinya reaksi yaitu
selulosa terhidrolisa menjadi selulosa dengan berat molekul yang rendah.
Keaktifan asam pekat untuk mendegradasi selulosa berbeda-beda. Untuk keaktifan
yang sangat tinggi dimiliki oleh asam oksalat, asam nitrat, asam sulfat, dan asam
klorin. Asam sulfat yang pekat (75%) akan menyebabkan selulosa berbentuk
gelatin, asam nitrat pekat akan menyebabkan selulosa membentuk ester sementara
asam pospat pada temperatur rendah akan menyebabkan sedikit berpengaruh pada
selulosa.
2. Degradasi oleh oksidator
Senyawa oksidator sangat mudah mendegradasi selulosa menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil yang disebut oksiselulosa. Hal ini terjadi tergantung dari
oksidator dan kondisinya. Macam-macam oksidator adalah sebagai berikut:
NO2 mengoksidasi hidroksil primer dari selulosa menjadi karboksil. Oksidasi ini
tidak akan memecah rantai selulosa kecuali jika terdapat alkali.
Klorin mengoksidasi gugus karboksil dan aldehid. Oksidasi karboksil menjadi
CO2 dan H2O sedangkan oksidasi aldehid menjadi karboksil dan bila oksidasi
diteruskan akan menjadi CO2 dan H2O.
Hipoklorit akan menghasilkan oksidasi selulosa yang mengandung presentase
gugus hidroksil tinggi pada kondisi netral atau alkali.
3. Degradasi oleh panas
Pengaruh panas lebih besar bila dibandingkan dengan asam atau oksidator. Pada
serat-serat selulosa yang dikeringkan ditemperatur tinggi akan mengakibatkan
2.4 Lignin
1. Lignin guasil : terdapat pada kayu daun jarum (26 – 32%), produk
polimerisasi dari koniferol alkohol
3.1 Tempat
Penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan
3.2.2 Bahan
1. serat tandan kosong kelapa sawit
2. Air suling(l)
3. KOH(s)
B. Pulping
Ditimbang serat tandan kosong kelapa sawit sebanyak 2000 gram,
kemudian dimasukkan kedalam reaktor. Kemudian ditambahkan larutan
KOH 5,6 %, hingga serat TKKS terendam seluruhnya, kemudian ditutup
rapat reaktor. Dinyalakan alat reaktor dengan waktu menyala hingga waktu
yang ditentukan. Kemudian dimatikan dan ditunggu hingga dingin. Setelah
C. Penentuan selulosa
Dicuci besih serat TKKS yang diperoleh dari reaktor dengan air suling
hingga bersih. Kemudian di oven pada suhu 105oC hingga kering. Lalu
didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai berat tetap. Dihitung
rendemen selulosa dengan perhitungan sebagai berikut:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑙𝑜𝑠𝑎 = 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
4.1 Hasil
Dari perhitungan Kadar selulosa dan lignin pulp didapatkan hasil sebagai
berikut :
Kadar Lignin yang diperoleh rata-rata sebesar 6%, hasil yang diperoleh
tidak memenuhi SNI dimana kadar lignin sesuai SNI 14-0492-1990 berkisar 20-
50%. Hasil yang diperoleh sangat rendah, hal ini disebabkan kurang optimalnya
pada proses pengerjaan.
5.1 Kesimpulan
1. Hasil penentuan kadar selulosa yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI 14-1303-1989) diperoleh dengan waktu pemanasan 45, 60,
75 dan 90 menit dengan kadar berturut-turut sebesar 60%, 82%, 80% dan
88%.
2. Hasil penetuan kadar lignin yang diperoleh dengan waktu pemanasan 45,
60, 75 dan 90 menit dengan kadar rata-rata sebesar 6%.
5.2 Saran
Haygreen JG, JL Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu : Suatu Pengantar.
Sutjipto A. Hadikusuma, penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Terjemahan dari : Forest Products and Wood Science,
An Introduction
Lubis, A.U. 1994. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Indonesia. Pematang
Siantar: Pusat Penelitian Perkebunan.
Poedjiadi,A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: ITB Bandung .384
Prayitno, T.A. 1994. Bentuk Batang dan Sifat Fisik Kayu Kelapa Sawit.
Yogyakarta: UGM Lap. Penelitian Fak.Kehutanan
Putra R,. 2012. Ekstraksi Serat Selulosa Dari Tanaman Enceng Gondok
(Eichornia Crassipes) Dengan Variasi Pelarut. Jakarta : Universitas
Indonesia
Risza, S. 1995. Kelapa Sawit. Semarang: Penerbit Kanisius
Shinoj,S. 2011. Oil palm fiber (OPF) and its composites. Directorate of Oil Palm
Research.Indian Council of Agricultural Research. Pedavegi. Eluru.
Andhra Pradesh 534 450. India.
Salam, A. 2007. Bleaching of Kenaf and Cornhusk Fibers Industrial and
Engineering Chemistry Research, 46, 1452-1458
Sjostrom E. 1998. Kimia Kayu. Dasar-Dasar Penggunaan. Edisi Kedua.
Hardjono S, penerjemah; Soenardi P, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Terjemahan dari: Wood Chemistry : Fundamentals and
Applications.
Rendmen selulosa = 60 %