Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS KUALITAS AIR LIMBAH REUSED PADA PROSES

WASTE WATER TREATMENT PLANT (WWTP) DI PLTU


SULUT-3

PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA

KARTIKA SANDRA TIRA


20031102004

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 3
1.3 Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Air Limbah 4
2.1.1 Sumber Air Limbah 5
2.1.2 Karakteristik Air Limbah 6
2.2 Sistem Pengolahan Air Limbah 8
2.3 Air Limbah Reused 11
2.4 Dampak Penggunaan Air Limbah Reused Pada Tanah 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14
3.1 Tempat dan Waktu 14
3.2 Alat dan Bahan 14
3.3 Metode Penelitian 14
3.4 Variabel Penelitian 15
3.5 Prosedur Penelitian 15
3.5.1 Observasi dan Wawancara 15
3.5.2 Tahap Pengumpulan Data 15
3.5.3 Tahap Preparasi Sampel 16
3.6 Analisis Data 16
3.7 Jadwal Penelitian 18
3.8 Anggaran Penelitian 18
DAFTAR PUSTAKA 19

ii
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Baku mutu air limbah 11

2. Jadwal Penelitian 18

3. Anggaran Penelitian 18

iii
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman
1. Unit Coal Settling Pond 12

2. Unit Reused Water Pond 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia yang berkembang pesat dewasa ini terutama

dalam bidang industri telah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik meningkat

dari tahun ke tahun. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan

pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan

energi listrik. Data dari laporan PLN pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa

Indonesia memiliki total 126 unit PLTU yang tersebar di berbagai wilayah kerja

PLN (Muhammad, 2023). Di Indonesia sendiri salah satu industri seperti

pembangkit listrik banyak yang didominasi oleh PLTU batubara, sedangkan

untuk konsumsi air PLTU batubara di Indonesia mencapai 222 juta kiloliter

setiap tahunnya.

Pada PLTU, air berperan penting dalam proses pembangkitan. Air tersebut

biasanya digunakan untuk memproduksi uap yang dapat menggerakan sudu turbin

dan juga digunakan sebagai keperluan sanitasi di seluruh area pembangkit.

Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar

terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal (Hammada

Abbas, 2019). Salah satu pembangkit yang menggunakan air laut sebagai sumber

bahan baku dan batu bara sebagai bahan bakar adalah PLTU Sulut-3.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sulawesi Utara-3 (PLTU SULUT-3)

berkapasitas 2x50 MW (Mega Watt) merupakan salah satu industri yang berada

di Sulawesi Utara, Kabupaten Minahasa Utara, Desa Kema 1. PLTU Sulut-3

1
berada dibawah naungan anak perusahaan Toba Bara Group yaitu PT. Minahasa

Cahaya Lestari dan mulai beroperasi pada tahun 2021 dan akan beroperasi

hingga 2045 sesuai kontrak dengan PLN.

Selayaknya sebuah proses produksi, PLTU ini juga menghasilkan berbagai

macam limbah dalam proses produksinya, salah satunya limbah yang berasal dari

air bersih dan sudah dimanfaatkan kemudian diolah di Waste Water Treatment

Plant (WWTP) adalah limbah cair. WWTP merupakan infrastruktur pengolahan

air limbah yang bertujuan untuk mengurangi kandungan bahan pencemar yang

terkandung dalam air limbah (Wulandari, 2014).

Seperti diketahui, air limbah PLTU umumnya mengandung bahan atau zat

yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta berpotensi mengganggu

lingkungan hidup apabila terlepas ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih

dahulu. Selain memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap lingkungan hidup

perairan, air limbah dari PLTU juga dapat berpengaruh terhadap keseimbangan

alam seperti pencemaran pada tanah dan kerusakan tanaman (Sahlan, 2013).

Menurut Anggraini (2018), air limbah adalah air yang membawa sampah

(limbah) dari rumah tinggal, bisnis dan industri yaitu campuran air dan padatan

terlarut atau tersuspensi dapat juga merupakan air buangan dari hasil proses yang

dibuang kedalam lingkungan. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh

air limbah tergantung kualitas kandungan dan karakteristik air limbah.

Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup (2004), kualitas air merupakan

salah satu faktor penting untuk menentukan tingkat pencemaran dan pemanfaatan

dalam aktivitas manusia.

2
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan masalah yang ditemui

dilapangan adalah dampak kandungan dari air limbah reused yang belum

memenuhi standar baku mutu kemudian digunakan untuk penyiraman tanaman

dapat mengalami gejala keracunan karena pencemaran pada tanah. Oleh karena

itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di industri terkait kualitas

air limbah melalui analisis kandungan reused water pond dalam reduksi parameter

meliputi pH, Fe, Mn, dan TSS pada air limbah reused di PLTU SULUT-3.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dalam air limbah dengan

menganalisis kualitas air limbah reused di PLTU SULUT-3.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi pengetahuan berupa data

ilmiah terkait parameter kualitas air limbah yang baik dan tidak mencemari

lingkungan serta sudah memenuhi standar baku mutu setelah pengolahan pada

salah satu proses instalasi pengolahan air limbah di PLTU SULUT-3.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Limbah

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, air limbah adalah sisa dari

suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Sedangkan menurut Ehlers dan

Steel dalam Chandra (2006), air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari

rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya. Air limbah biasanya

mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia

serta mengganggu kelestarian lingkungan.

Air limbah yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah

sesuai dengan peraturan yang berlaku bagi kondisi lingkungan dimana kegiatan

industri sedang berlangsung. Karena itu setiap parameter harus tersedia nilainya

sebelum masuk sistem pengolahan dan setelah limbah keluar system pengolahan

harus diterapkan nilai-nilai parameter kunci yang harus dicapai. Artinya harus

diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah dan apakah

limbah ini memenuhi syarat baku mutu (Ginting,Ir.Perdana 2007).

Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya

mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya

bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila volume suspensi padat kurang dari 100

mg/l maka air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/l disebut

kuat.

4
2.1.1 Sumber Air Limbah

Kualitas air limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari

jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di

dalam air limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter

dan semakin kecil konsentrasinya menunjukkan semakin kecilnya peluang untuk

terjadinya pencemaran lingkungan (Sofyanto, 2015). Air limbah terdiri dari 99,7%

air dan 0,3% bahan lain. Bahan lain tersebut adalah bahan organik dan bahan

anorganik (South, A. E., & Nazir E, 2016). Limbah cair dibagi kedalam 3

kategori, yaitu:

a) Domestic wastewater (Limbah cair domestik) meliputi: limbah cair dari

dapur, kamar mandi, laundry dan sejenisnya.

b) Sanitary wastewater yang meliputi: domestic wastewater, komersial,

kantor, dan fasilitas sejenisnya.

c) Industrial wastewater berasal dari industri (sangat bervariasi sesuai

dengan jenis industrinya). Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi

tergantung dari bahan baku yang digunakan, pemakaian air dalam proses,

dan bahan adiktif yang digunakan selama proses produksi. Limbah industri

bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung

maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung

dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan

proses produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir

pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi

sebelum proses maupun sesudah proses produksi (Ginting, Ir.Perdana,

2007).

5
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi

tergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses

industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Apabila

industri tersebut memanfaatkan kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan

lebih kecil lagi (Sugiharto, 2008). Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan

oleh air limbah tergantung jenis dan karakteristik air limbah. Sifat kimia air

limbah adalah kandungan bahan kimia dalam air limbah dan sering merugikan

lingkungan dan Bahan kimia (Imamuddin M, 2016).

2.1.2 Karakteristik Air Limbah

Menurut Keputusan Menteri LH No. P68 Tahun 2016, air limbah memiliki

karakteristik fisik (bau, warna, padatan, suhu, kekeruhan), karakteristik kimia

(organik dan anorganik) dan karakteristik biologis (mikroorganisme). Limbah cair

baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa karakteristik sesuai

dengan sumbernya, dimana karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada

karakteristik fisik, kimia, dan biologi yang diuraikan sebagai berikut (Metcalf and

Eddy, 2008).

a. Karakteristik Fisik

Karakteristik fisika air limbah yang perlu diketahui adalah total solid,

bau, temperatur, density, warna, dan turbidity.

1) Total Solid (TS)

Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi

pada suhu 103-105°C. Karakteristik yang bersumber dari saluran air

domestik, industri, erosi tanah, dan infiltrasi ini dapat menyebabkan

6
bangunan pengolahan penuh dengan sludge dan kondisi anaerob dapat

tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan.

2) Bau

Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi

materi atau penambahan substansi pada limbah.

3) Temperatur

Temperatur ini mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut di dalam

air. Air yang baik mempunyai temperatur normal 8°C dari suhu

kamar 27°C. Semakin tinggi temperatur air (>27°C) maka kandungan

oksigen dalam air berkurang atau sebaliknya.

4) Density

Density adalah perbandingan anatara massa dengan volume yang

dinyatakan sebagai slug/ft3 (kg/m3 ).

5) Warna.

Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu

dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang

abu–abu menjadi kehitaman.

6) Turbidity

Turbidity (kekeruhan) diukur dengan perbandingan antara intensitas

cahaya yang dipendarkan oleh sampel air limbah dengan cahaya yang

dipendarkan oleh suspensi standar pada konsentrasi yang sama (Eddy,

2008).

7
b. Karakteristik Kimia

Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang

berasal dari air bersih dan zat organik dari limbah itu sendiri. Saat

keluar dari sumber air limbah bersifat basa. Namun air limbah yang

sudah lama atau membusuk akan bersifat asam karena kandungan

bahan organiknya telah mengalami proses dekomposisi yang dapat

menimbulkan bau tidak menyenangkan. Air limbah mengandung

material organik dan anorganik. Zat organik terdiri dari karbohidrat,

protein lemak, surfaktan, pestisida dan bahan lainnya. Zat anorganik

mengandung logam berat, pH, alkaliniti, chlorine, dan lain-lain.

c. Karakteristik Biologi

Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar untuk mengontrol

timbulnya penyakit yang dikarenakan organisme pathogen.

Karakteristik biologi tersebut seperti bakteri dan mikroorganisme

lainnya yang terdapat dalam dekomposisi dan stabilitas senyawa

organik (Eddy, 2008).

2.2 Sistem Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah harus dilakukan sebelum dibuang atau dilepas ke

lingkungan. Limbah wajib diolah karena di dalam limbah terdapat pencemar

yang berbahaya atau dapat mencemari serta merusak lingkungan dan berpotensi

membahayakan manusia. Limbah diolah dengan tujuan untuk mengambil

bahan-bahan berbahaya didalamnya dan atau mengurangi/menghilangkan

senyawa-senyawa kimia maupun non-kimia yang berbahaya dan beracun (Adi

Rahmadi dkk, 2022).


8
Umumnya air yang digunakan untuk air proses di PLTU berasal dari air

laut, yang kemudian di olah dalam proses WTP (water treatment plant). Di

PLTU tentunya terdapat air limbah berwujud cair, yang kemudian akan di olah

kembali. Limbah cair tersebut setelah melalui pengolahan di WWTP (waste

water treatment plant) umumnya ada yang masih bisa di gunakan, karena air

limbah tersebut di perkirakan masih cukup layak untuk di gunakan kembali

(Pratiwi, 2023).

Air limbah yang dihasilkan akan dilakukan pengolahan dengan proses

yang disebut Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mengurangi kadar

pencemaran lingkungannya sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Air hasil

pengolahan IPAL dapat dibuang ke lingkungan atau dapat digunakan kembali

untuk mendukung kegiatan operasional sehingga dapat mengurangi penggunaan

air bersih.

Sistem pengolahan pada IPAL akan memproses air limbah sehingga dapat

diuraikan oleh mikroorganisme di alam sehingga pengolahan air ini selaras

dengan pemurnian air bersih secara alami. Proses pengolahan air limbah secara

biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada

suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan

aktifitas mikroorganisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada

dalam air akan terurai.

Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau

memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi. Salah satu

contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau

kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut

9
kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi

(Nusa Idaman Said, 2006).

Operasional PLTU akan menghasilkan berbagai jenis limbah, yaitu:

limbah bahang air pendingin kondensor, air lindi/leachate dari penimbunan

batubara dan penimbunan fly ash, air limbah demineralisasi, air limbah domestik,

dan limbah ceceran minyak. Air bekas pendingin kondensor mempunyai suhu

yang relatif tinggi namun akan langsung dibuang ke outlet, suhu air pada outlet

akan ditentukan berdasarkan hasil permodelan matematis. Batas maksimum kadar

air limbah yang diperbolehkan sesuai baku mutu Peraturan Menteri LH 08 tahun

2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pembangkit

Listrik Tenaga Termal, sumber kegiatan pendukung.

Terdapat 5 sistem pengolahan air limbah (WWTP) yang dihasilkan dari kegiatan

proses di PLTU dan kegiatan pendukung yaitu:

a. Sistem pengolahan air limbah pendingin kondensor, yaitu air limbah

yang berasal dari air pendingin kondensor di unit pembangkit.

b. Sistem pengolahan air limbah air limbah reject water, yaitu air limbah

yang berasal dari water treatment plant.

c. Sistem pengolahan air limbah proses (IPAL Proses), yaitu instalasi

pengolahan air limbah yang berasal dari kegiatan chlorinasi, service

water, blowdown boiler, reject water demineralized dan drainase area

ash.

d. Sistem pengolahan air limbah domestik yang akan menggunakan

sewage treatment plant type biofilter. Air limbah yang diolah dihasilkan

10
dari kegiatan domestik di areal PLTU SULUT-3, seperti kegiatan

perkatoran.

e. Sistem pengolahan air limbah dari areal penimbunan batubara, yaitu

berupa kolam sedimentasi/pengendapan.

Tabel 1. Baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik
tenaga termal yang digunakan kembali.
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH - 6-9
TSS mg/L 200
Fe mg/L 5
Mn mg/L 2
Sumber : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2009.

2.3 Air Limbah Reused

Berdasarkan Permen LHK No 5 tahun 2021 tentang Tata Cara Penerbitan

Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian

Pencemaran Lingkungan, limbah cair dapat dimanfaatkan pada proses utama

sebagai proses produksi dan flushing; sebagai air penunjang untuk operasional

boiler dan cadangan air baku; serta sebagai penyiraman dan pencucian untuk

siram tanaman, jalan, hydrant, kolam rekreasi, dan cuci kendaraan.

Air limbah yang didaur ulang (recycle) untuk pemakaian kembali adalah

reused. Air yang masuk ke Reused berasal dari IPAL Industrial dan Coal

Treatment. Proses Penggunaan kembali bertujuan untuk mengurangi pemakaian

air bersih pada industri. Namun jika air limbah tersebut dalam keadaan jumlah

dan konsentrasi yang tinggi maka sudah melebihi standar baku mutu sehingga

dapat mencemari lingkungan.

11
Gambar 1. Unit Coal Settling Pond & Reused Water Pond PLTU SULUT-3

2.4 Dampak Penggunaan Air Limbah Reused Pada Tanah

Berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah sehingga

dapat mengganggu ekosistem yang ada dan juga kesehatan makhluk hidup

terutama manusia salah satunya akibat air limbah. Pencemaran tanah yang

disebabkan oleh air limbah ini bukan hanya terjadi di permukaan tanah saja

namun juga hingga ke tanah lapisan dalam karena sifatnya yang dapat menyerap.

Seperti yang telah diketahui, bahwa tanah merupakan tempat penampungan

limbah setelah laut, udara dan sungai, maka perlu mempertahankan tanah dari

kerusakan akibat limbah khususnya limbah cair.

Di bawah permukaan, sulit untuk mengamati secara langsung rembesan

limbah, sejauh mana limbah tersebut akan mengalir dan berapa cepat limbah itu

mengalir sehingga perlu dilakukan penelitian mengingat limbah tersebut dapat

mempengaruhi kualitas air tanah sekitar. Air limbah industri yang masih
12
mengandung residu logam berat dapat penyebabkan pencemaran dan merembas

ke lapisan tanah sehingga mengkontaminasi air tanah (Premananda. W.H, 2023).

13
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2023 – Mei 2023,. Jangka

waktu tersebut mencakup observasi dan pengambilan data sekunder di lapangan.

Penelitian ini berlokasi di PLTU SULUT-3, Desa Kema Satu Kecamatan Kema

Kabupaten Minahasa Utara dimana pengambilan dan analisis sampel dilakukan

pada bulan Januari 2024.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah: botol sampel plastic, cool

box ( penyimpanan sampel), ATK.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air limbah pada reused water

pond yang sudah melalui pengolahan di PLTU SULUT-3.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif secara deskriptif

dengan grab sampling yaitu pengambilan sampel dengan melakukan pemantauan

secara manual kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Penggunaan metode

ini bertujuan mengetahui pengaruh air limbah terhadap lingkungan dan

menganalisa data hasil pengolahan air limbah di PLTU SULUT-3 kemudian

dibandingkan dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 08 Tahun

14
2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Kegiatan Pembangkit

Listrik Tenaga Termal.

3.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti. Adapun

variabel yang digunakan antara lain mengukur parameter pH, TSS, dan logam

berat yaitu Fe dan Mn.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Observasi dan Wawancara

Langkah awal dalam penelitian ini ialah observasi dan dilengkapi dengan

wawancara terkait settling pond yang digunakan sebagai sistem pengolahan air

limbah reused di PLTU SULUT-3. Observasi dan wawancara dilakukan untuk

memperoleh informasi yaitu sumber-sumber air limbah yang masuk di unit

settling pond, dan mengetahui bagaimana metode serta proses dari pengolahan air

limbah di settling pond dari inlet hingga outlet.

3.5.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data pada penelitian ini meliputi pengambilan data

sekunder dan data primer yang melalui prosedur berikut:

a. Data Primer meliputi data yang diperoleh langsung. Data primer dalam

penelitian ini diambil dari hasil analisis kandungan di laboratorium dengan

mengukur parameter pH, TSS, Fe dan Mn. Titik pengambilan sampel pada

outlet dimana merupakan air limbah yang telah mendapatkan perlakuan

pengolahan limbah dari Coal wastewater treatment dan siap dimanfaatkan

kembali.

15
b. Data Sekunder meliputi data-data diperoleh secara tidak langsung dari objek

yang diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini ialah data yang diperoleh

dari perusahaan terkait profil perusahaan secara umum dan terkait settling

pond, data debit air pada reused serta data hasil analisis laboratorium pada

inlet yaitu coal settling pond (kolam pengendapan).

3.5.3 Tahap Preparasi Sampel

a. Lokasi pengambilan sampel yaitu di reused water pond PLTU SULUT-3

dengan kapasitas 2x50 MW (Mega Watt).

b. Titik pengambilan sampel di 4 titik pada proses reused, yaitu pada aliran

outlet.

c. Metode yang digunakan adalah contoh sesaat (grab sampel). Alat

pengambil sampel menggunakan alat pengambil sederhana yaitu botol

secara langsung.

d. Sampel yang telah diambil dimasukkan kedalam wadah yang kemudian

ditutup rapat.

e. Analisis sampel di laboratorium.

3.6 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk penentuan kualitas dari outlet akan

dilakukan uji laboratorium dan hasil yang didapat dari outlet akan dibandingkan

dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun

2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit

Listrik Tenaga Termal sebagai standar untuk parameter pH, TSS, Fe, dan Mn.

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan kualitas air. Perhitungan efektifitas

16
settling pond di PLTU SULUT-3 dihitung setelah didapat jumlah atau kadar dari

masing-masing parameter pemeriksaan pada inlet dan outlet kemudian dihitung

menggunakan rumus efektivitas menurut Metcalf & Eddy (2003):

Ef = × 100%

Keterangan:

Ef = Efektifitas
Xinlet = Nilai parameter awal yang diperoleh dari inlet

Xoutlet = Nilai parameter akhir yang diperoleh dari outlet

Kriteria Pengukuran Efektifitas:

Sangat Efektif : 100%

Efektif : 90-99%

Cukup Efektif : 80-89%

Kurang Efektif : 60-80%

Tidak Efektif : <60%

Penghitungan nilai efektifitas dilakukan agar diketahui tingkat efektif dari sistem

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam mengolah limbah cair. Nilai

efisisensi digunakan untuk menentukan besarnya presentase penurunan setiap

parameter penurunan setiap parameter sebelum dan sesudah masuk pengolahan.

17
3.7 Jadwal Penelitian

Tabel 2. Jadwal Penelitian


Jadwal Pelaksanaan
Jenis
No
Kegiatan April Mei Januari Februari
Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi
Pembimbinga
1 n
Observasi &
2 Wawancara
Pengambilan
3 Data
Seminar
4 Proposal
Pengambilan
5 Sampel
Pengujian
Sampel di
6 Laboratorium
Analisis Data
Hasil
7 Pengukuran
Penyusunan
Hasil
Penelitian &
8 Laporan

3.8 Anggaran Penelitian

Tabel 3. Anggaran Penelitian


Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1
Pengujian Sampel di Laboratorium Rp. 500. 000
1
2 Rp. 200. 000
Transportasi
2
3
Print, Peralatan pengambilan sampel & ATK Rp. 200. 000
3
4
Lain-lain Rp. 100. 000
4
TOTAL Rp. 1.000. 000

18
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, H., Jamaluddin., M, Arif & Amiruddin. Analisa Pembangkit Tenaga


Listrik Dengan Tenaga Uap Di PLTU. Jl. Perintis Kemerdekaan km.9 No.
29 Makassar, Indonesia 90245. ILTEK, Volume 14, Nomor 01, April 2019.

Abdul, R, Sahlan. (2019). Sistem Pengolahan Air Limbah Pada Pembangkit


Listrik Tenaga Uap (PLTU) : Studi Kasus PLTU Muara Karang. Jurnal
Power Plant ISSN No :2356-1513.

Agus, W. (24, April 2022). Mengenal Lebih Jauh tentang IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) Komunal di Kabupaten Lampung Timur.
Prosiding Seminar Nasional Keinsinyuran (SNIP) Volume 2 Nomor.

Anggraini, A.N. (2018). Proses Pengolahan dan Analisis Air Limbah Industri PT.
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Surabaya, Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya, Surabaya.

Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. (Jakarta : EGC. 2006).

Ginting, I.P. (2007). Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Edisi
Pertama, Yrama Widya, Bandung.

Hernaningsih, T. (Desember 2021). Daur Ulang Air Limbah Sebagai Kontribusi


Sumber Air. JRL. Vol. 14 No.2, Desember – 2021 : 193 – 207.

Imamuddin, M. Re-Use Air Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) Guna
Mengurangi Daya Rusak Air Di Upt Puskesmas Rawat Inap Ajibata
Sumatera Utara. Jurnal Konstruksia | Volume 7 Nomer 2 | April 2016.

Irawan, A. S. E, I.W. Budiarsa Suyasa dan I.W. Suarna. Analisis Karakteristik


Kandungan Pencemar Air Limbah Dan Proses Pengolahan Air Minum
Kabupaten Badung. Volume 7 Nomor 1 Tahun 2012.

Metcalf and Eddy.(2008). Wastewater Engineering Treatment, Disposal, and


Reuse. McGraw-Hill. Inc-USA.

19
Minarsih, T. Analisa Pengaruh Adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah terhadap
Kadar Chrom pada Limbah Batik Pabrik di Kabupaten Pekalongan.
Volume 6 no 3 - 1 November 2009.

Muhammad, A.R. (2023). Sebaran PLTU di Indonesia, Kapasitas Terpasang


Tertinggi Ada di Jawa. https://sahitya.id/. Diunduh 19 Nopember 2023.

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nusa Idaman Said. Paket Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Yang
Murah Dan Efisien. Jai Vol. 2 , No.1 2006.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021.


Tentang : Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan Surat Kelayakan
Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:


P.68/Menlhk-Setjen/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 08 Tahun 2009 tentang Baku


Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga
Termal.

Pratiwi I, Dian Kurnia Sari. Penentuan Dosis Optimumm dari Pencampuran Air
Limbah WWTP (Waste Water Treatment Plant) dengan Air Sungai
Lematang Sebagai Air Produksi Terhadap Parameter pH, Conductivity,
Turbidity, dan Silika menggunakan Koagulan pac di PT X. Jurnal Teknik
Putra Akademika. Volume 14 No. 01 Juli 2023.

Premananda W.H & Dewa. J.P. (2023). Efisiensi Penggunaan Air Bersih Dengan
Memanfaatkan Kembali Air Limbah Memggunakan Teknologi Instalasi
Pengolahan Air Limbah (Ipal) Aerob - Anaerob Biofilter. Volume 3 No. 2
(Juli 2023), Page: 238-257 E-ISSN : 2798-1428. Denpasar.

Rahmadi A, Noor Mirad Sari & Ekorini Indriyani. (Januari 2022). Pemanfaatan
Limbah Industri. ISBN : 978-623-5774-08-4.

20
Simanjutak, D. Sofyanto. 2015. Peningkatan Mutu Limbah Cair Tahu (Bod, Cod,
Tss, Ph) Dengan Menggunakan Rumput Vetiver (Vetiveria Zizanioides L)
Pada Beberapa Konsentrasi Limbah.

South, A.E. and Nazir. 2016. Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga pada Salah
Satu Perumahan Menengah Keatas di Tanggerang Selatan. Jurnal Ecolab,
10(2), pp. 80–88.

Sugiharto. 2008. "Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah", Universitas Indonesia


Press, Jakarta.

Suyasa, Budiarsa. 2015. Pencemaran Air dan Pengolahan Air Limbah. Udayana
Press : Denpasar.

Wulandari PR. 2014. Perencanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Terpusat (studi
kasus) di Perumahan PT. Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatera.
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. 2(3): 499-509.

21

Anda mungkin juga menyukai