Anda di halaman 1dari 36

PENELITIAN TENTANG KETERSEDIAAN AIR BERSIH

DI KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA

Mata Kuliah : Prasarana Wilayah dan Kota


Dosen Pengampu : Ir. Ismu Rini Dwi Ari, MT., Ph.D.

Disusun Oleh :
Muhammad Rizal Firdaus 225060600111007
Ellyna Nurdiana 225060600111009
Ayu Fauziah 225060600111016
Rendyka Achmad M. F. 225060600111023

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penelitian Tentang Kesediaan Air Bersih di Kecamatan Gubeng Kota Surabaya”.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Prasarana PWK.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga selesai. Ucapan terima kasih kami sampaikan pada Ibu Ir. Ismu Rini
Dwi Ari, MT., Ph.D. selaku dosen mata kuliah Prasarana PWK.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang kami yakini diluar batas kemampuan kami. Maka dari itu kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi
penduduk Kecamatan Gubeng agar lebih bijak dalam menggunakan air, agar generasi
yang akan mendatang memiliki ketersediaan air bersih yang cukup.

Malang, 4 Oktober 2022

Kelompok 7

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
BAB II 7
LANDASAN TEORI 7
2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih 7
2.2 Sumber Air Bersih 7
2.3 Syarat Air Bersih 8
BAB III 10
METODE PENELITIAN 10
BAB IV 12
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 12
4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kecamatan Gubeng 12
4.1.1 Data Perkembangan Penduduk Kecamatan Gubeng 2012-2021 12
4.1.2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Gubeng 2021-2031 13
4.1.3 Kebutuhan Air Sambungan Rumah 13
4.1.4 Kebutuhan Air Hidran Umum 14
4.1.5 Kebutuhan Air Fasilitas Pendidikan 15
4.1.6 Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan 15
4.1.7 Kebutuhan Air Fasilitas Pasar 17
4.1.8 Kebutuhan Air Fasilitas Perkantoran 17
4.1.9 Kebutuhan Air Fasilitas Pertokoan 17
4.1.10 Kebutuhan Air Fasilitas Puskesmas 18
4.1.11 Kebutuhan Air Fasilitas Rumah Sakit 18
4.1.12 Total Jumlah Kebutuhan Air 19
4.2 Ketersediaan Air Bersih yang Dimiliki PDAM Kecamatan Gubeng 21
4.2.1 Standar Penyediaan Air 21
4.2.2 Perhitungan Kebutuhan Air Yang Perlu Diproduksi 22
4.3 Kualitas Pelayanan PDAM Kecamatan Gubeng Kota Surabaya Dalam
Memberikan Suplai Air Bersih 25
4.4 Konsep Pendanaan dan Pengelolaan Sistem Air Bersih di Kecamatan Gubeng
33
BAB V 36

4
PENUTUP 36
5.1 Kesimpulan 36
5.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang


merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi. Manusia
menggunakan air untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti keperluan rumah
tangga, pertanian, industri dan lain-lain. Oleh karena itu sumberdaya air tersebut
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Kebutuhan air bersih yang layak merupakan kebutuhan dasar bagi setiap
manusia. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi dengan sistem penyediaan air
bersih yang berkualitas, efisien, efektif, dan terintegrasi kepada sektor sanitasi. Air
yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk
sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna,
produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada
akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam.
Penduduk adalah modal utama untuk melakukan pembangunan. Penduduk
yang besar memiliki manfaat sebagai modal sumber daya manusia, namun dapat
merugikan bila hanya menjadi beban pembangunan, untuk itu diperlukan suatu
pendataan agar mempermudah pemerintah dalam melakukan pembangunan.
Kecamatan Gubeng merupakan salah satu kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi di Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan oleh peningkatan jumlah
penduduk yang semakin tahun semakin bertambah, mengingat bahwa Kota
Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan. Peningkatan jumlah penduduk
ini akan menimbulkan permasalahan-permasalahan terutama permasalahan limbah.
Jika permasalahan ini terus dibiarkan, maka persediaan air bersih di Kecamatan
Gubeng akan berkurang dan tentunya akan menimbulkan permasalahan lain yang
lebih kompleks. Oleh karena itu perlu adanya proyeksi mengenai ketersediaan air
bersih pada masa yang akan datang.
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk membuat makalah ini. Kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi
penduduk Kecamatan Gubeng agar lebih bijak dalam menggunakan air, agar
generasi yang akan mendatang memiliki ketersediaan air bersih yang cukup.

6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka yang menjadi fokus penulis pada
rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Berapa kebutuhan air yang diperlukan di Kecamatan Gubeng?


2. Apakah ketersediaan air bersih yang dimiliki PDAM Kecamatan Gubeng
mencukupi?
3. Bagaimana kualitas pelayanan PDAM Kecamatan Gubeng Kota Surabaya dalam
memberikan supply air bersih?
4. Bagaimana konsep pendanaan dan pengelolaan sistem air bersih di Kecamatan
Gubeng?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari penulisan yang akan dilakukan oleh penulis maka tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis adalah :

1. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih yang dibutuhkan di Kecamatan


Gubeng.
2. Untuk mengetahui apakah ketersediaan air bersih dan kebutuhan air yang
diperlukan mencukupi.
3. Untuk mengetahui kualitas pelayanan PDAM Kecamatan Gubeng Kota Surabaya
dalam memberikan supply air bersih.
4. Untuk memahami konsep pendanaan dan pengelolaan sistem air bersih di
Kecamatan Gubeng.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai proyeksi
air bersih di masa yang akan datang agar masyarakat lebih memperhatikan
masalah air bersih yang ada di Kecamatan Gubeng. Selain itu penelitian ini juga
bermanfaat untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya prodi
perencanaan wilayah dan kota agar kedepannya dapat mengabdi kepada
masyarakat.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Penyediaan Air Bersih


Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di
bumi ini. Sedangkan yang dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih
dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi
sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas
fisik, kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan
efek samping.
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan kesehatan. Fungsi
terpenting dari sistem penyediaan air bersih adalah pencegahan penyebaran
penyakit melalui air.
Tujuan sistem penyediaan air bersih adalah agar dapat
menyalurkan/menyuplai air bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup.
Bagian terpenting dalam sistem penyediaan air bersih adalah sumber air baku.

2.2 Sumber Air Bersih


Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, diatas, maupun dibawah permukaan tanah. Sumber air bersih pada
bangunan dapat diperoleh dari beberapa sumber, (SNI 03-6481-2000) yaitu :
1. Sumber air PDAM
Sumber air yang didapat dari PDAM sudah melewati tahapan secara klinis
untuk memenuhi standar kebutuhan air bersih. Sumber air PDAM juga bersifat
kontinu atau dapat menyuplai kebutuhan air bersih selama 24 jam. Sumber air ini
dapat langsung ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank) yang lalu
dipompakan ke tangki air atas (roof tank).
2. Sumber air Deep Wheel
Sumber air bersih yang didapat dari deep well tidak kontinu seperti sumber
air bersih dari PDAM. Sumber air yang didapat dari pengeboran harus dilakukan
pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan telah memenuhi syarat air bersih.
Jika belum memenuhi persyaratan, maka air harus diolah terlebih dahulu sebelum
ditampung pada tangki air bawah (Ground Water Tank). Jika air dari deep wheel

8
telah memenuhi persyaratan dapat langsung dialirkan untuk dapat ditampung pada
tangki air bawah. (SNI 03-7065-2005)

2.3 Syarat Air Bersih


Menurut SNI 03-7065-2005 Kriteria air bersih meliputi tiga aspek yaitu
kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Disamping itu pula harus memenuhi persyaratan
tekanan air.
a. Syarat Kualitas
Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air
minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas
air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila
dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.
b. Syarat Kuantitas
Air bersih yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke dalam sistem
plambing harus memenuhi syarat dari aspek kuantitas, yaitu kapasitas air bersih
harus mencukupi untuk berbagai kebutuhan bangunan tersebut. Untuk menghitung
besarnya kebutuhan air bersih dalam bangunan didasarkan pada pendekatan
jumlah penghuni bangunan dan jumlah unit beban alat plambing.
c. Syarat Kontinuitas
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam.
Artinya, kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat
diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat
musim kemarau maupun musim hujan.
d. Syarat Tekanan
Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam
pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena
pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan menambah
kemungkinan timbulnya pukulan air. Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam
suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakaian atau
alat yang harus dilayani. Tekanan air yang berada pada sistem plambing (pada
pipa) tekanannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu,
untuk perumahan dan hotel antara 2,5 kg/cm2 atau 25 meter kolom air (mka)
sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka). Tekanan tersebut tergantung dari
peraturan setempat. (SNI 03-6481-2000)

9
10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian


Metode penelitian dalam penyusunan karya tulis ini menggunakan deskripsi
kualitatif. Data dideskripsikan dan dianalisis ke dalam bentuk tabel yang diperoleh
dari hasil perhitungan yang dilakukan untuk kebutuhan air bersih di Kecamatan
Gubeng, Kota Surabaya.

3.2 Objek Penelitian


Objek yang diteliti adalah kebutuhan air bersih di 6 Kelurahan di Kecamatan
Gubeng dengan cara memproyeksikan perhitungan kebutuhan air bersih 10 tahun
kedepan.

3.3 Tempat Penelitian

Tempat
penelitian ini adalah Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tambaksari. Sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Sukilo dan Mulyorejo. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Wonokromo dan Wonocolo. Sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Tegalsari.

11
3.4 Cara Menganalisis Data

3.4.1 Mencari Data


Peneliti mengumpulkan data dari referensi website di internet yang
relevan dengan bahan penelitian. Pustaka ini untuk memperkuat argumen serta
mencegah plagiarisme.

3.4.2 Merevisi Data


Peneliti merevisi dan menghitung data secara benar agar hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Selain itu, revisi juga perlu
dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian, perhitungan maupun
penulisan.

3.4.3 Menyusun Laporan


Peneliti menyusun laporan sesuai sistematika penyusunan laporan
penelitian yang benar. Dengan menyusun laporan, peneliti berhasil dalam
membuat karya yang kreatif, inovatif bertanggung jawab, dan mandiri. Dengan
demikian, peneliti juga mengapresiasi pembaca laporan penelitiannya.

12
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih di Kecamatan Gubeng

4.1.1 Data Perkembangan Penduduk Kecamatan Gubeng 2012-2021

Dari perhitungan pertumbuhan penduduk tersebut, didapatkan rumus :

Dari data di atas kita dapat melihat bahwa perkembangan penduduk di


Kecamatan Gubeng cenderung mengalami penurunan, dan penurunan yang
paling ekstrim di 2013 ke 2014 terjadi penurunan penduduk sebanyak 42.326
penduduk. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor salah satunya adalah
migrasi penduduk.

13
Berdasarkan analisis perkembangan penduduk 10 tahun dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2021 dapat diketahui bahwa perkembangan penduduk
Kecamatan Gubeng fluktuatif dengan rata-rata laju pertumbuhan tahunan
sebesar -0,31%.

4.1.2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Gubeng 2021-2031

Proyeksi pertumbuhan Kecamatan Gubeng diperoleh dengan rata-rata


data aritmatika dan geometrik tahunan. Sehingga hasil akhir perkiraan jumlah
penduduk tahun 2031 adalah 125.117 jiwa

4.1.3 Kebutuhan Air Sambungan Rumah

Perhitungan konsumsi unit sambungan rumah yang diharapkan untuk


tahun 2021-2031 dilakukan dengan mengekstrapolasi jumlah penduduk
Kecamatan Gubeng yang memenuhi kriteria perencanaan 10 tahun ke depan
dari Ditjen Cipta Karya Tahun PU, 1996. Kecamatan Gubeng berdasarkan

14
kriteria jumlah penduduk Tingkat pelayanan minimal 90% dari populasi,
dengan rata-rata konsumsi kota sedang yaitu 100 liter/org/hari.

Proyeksi konsumsi air bersih Kecamatan Gubeng pada tahun 2031


menunjukkan angka sebesar 130,33 liter/detik. Berdasarkan data kebutuhan
air bersih hingga tahun 2031 maka diperlukan penambahan debit air
sebanyak 11,17 l/detik.

4.1.4 Kebutuhan Air Hidran Umum

Standar konsumsi air rata - rata hidran umum Kecamatan Gubeng


berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU adalah 30
lt/jiwa/hari dianggap sama untuk 10 tahun kedepan. Berikut proyeksi
kebutuhan air untuk kebutuhan hidran umum Kecamatan Gubeng.

4.1.5 Kebutuhan Air Fasilitas Pendidikan

Standar kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan sebesar 10


lt/orang/hari berdasar kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya PU tahun 1996
dimana kebutuhan air bersih untuk 10 tahun kedepan dianggap sama.
Adapun rincian dari perkiraan kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan
di Kecamatan Gubeng sampai tahun 2031 sebagai berikut.

15
4.1.6 Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan

A. Masjid
Jumlah masjid tahun 2021 yaitu 70 unit diperoleh dari sumber BPS
Kecamatan Gubeng dalam angka tahun 2021. Perhitungan proyeksi jumlah
masjid dihitung dengan asumsi tiap 5 tahun bertambah 1 unit.

Proyeksi kebutuhan air untuk kebutuhan fasilitas peribadatan masjid pada


tahun 2031 menunjukkan angka sebesar 216.000 lt/hr. Berdasarkan data
kebutuhan air bersih hingga tahun 2031 maka perlu adanya penambahan
debit air yang dimiliki sebanyak sekurang kurangnya 6,000 lt/hr mulai dari
tahun 2021.

16
B. Mushola
Jumlah musholla tahun 2021 yaitu 50 unit diperoleh dari sumber BPS
Kecamatan Gubeng dalam angka tahun 2021. Perhitungan proyeksi jumlah
musholla dihitung dengan asumsi tiap 2 tahun bertambah 1 unit.

Proyeksi kebutuhan air untuk kebutuhan fasilitas peribadatan mushola


pada tahun 2031 menunjukkan angka sebesar 110.000 lt/hr. Berdasarkan
data kebutuhan air bersih hingga tahun 2031 maka perlu adanya
penambahan debit air yang dimiliki sebanyak sekurang kurangnya 10,000
lt/hr dari tahun 2021.

4.1.7 Kebutuhan Air Fasilitas Pasar

Standar kebutuhan ini telah ditetapkan dalam Ditjen Cipta Karya, yakni
sebesar 36000/120000 m²/jiwa. Ada pula konsumsi air rata-rata yang dilihat
dari sumber yang sama, sebesar 12000 lt/m²/hari. Jumlah pemakaian didapat
dari kebutuhan luas yang dikalikan dengan konsumsi air rata-rata. Berikut
adalah rincian proyeksi jumlah kebutuhan air dalam 10 tahun kedepan.

17
4.1.8 Kebutuhan Air Fasilitas Perkantoran

Jumlah pegawai yang tercantum dalam data ini didapat dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, dengan asumsi penambahan pegawai
baru sebanyak 2 orang setiap tahunnya. Jumlah konsumsi rata-rata tercantum
dalam Ditjen Cipta Karya, yaitu sebesar 10 lt/orang/hari. Adapun rinciannya
sebagai berikut.

4.1.9 Kebutuhan Air Fasilitas Pertokoan

Perhitungan proyeksi kebutuhan air untuk pertokoan untuk 10 tahun


kedepan dilakukan dengan cara mengalikan jumlah pegawai toko dengan
standar kebutuhan. Standar kebutuhan ini telah ditetapkan dalam Ditjen Cipta
Karya, yakni sebesar 10 liter/jiwa. Jumlah pemakaian didapat dari jumlah
pegawai toko yang dikalikan dengan konsumsi air rata-rata. Berikut adalah
rincian proyeksi jumlah kebutuhan air dalam 10 tahun kedepan.

18
4.1.10 Kebutuhan Air Fasilitas Puskesmas

Jumlah unit diasumsikan konstan. Standar kebutuhan air bersih untuk


fasilitas puskesmas di Kecamatan Gubeng sebesar 2000 lt/unit/hari berdasar
kriteria perencanaan Ditjen Cipta Karya PU tahun 1996. Adapun rincian dari
perkiraan kebutuhan air bersih puskesmas di Kecamatan Gubeng sampai
tahun 2031 sebagai berikut.

4.1.11 Kebutuhan Air Fasilitas Rumah Sakit

Jumlah bed diasumsikan konstan. Standar kebutuhan air bersih untuk


fasilitas rumah sakit di Kecamatan Gubeng sebesar 200 lt/bed/hari
diasumsikan 1 rumah sakit tersedia 70 bed/rumah sakit. berdasar kriteria
perencanaan Ditjen Cipta Karya PU tahun 1996. Adapun rincian dari

19
perkiraan kebutuhan air bersih rumah sakit di Kecamatan Gubeng sampai
tahun 2031 sebagai berikut:

4.1.12 Total Jumlah Kebutuhan Air

Lanjutan tabel :

20
4.2 Ketersediaan Air Bersih yang Dimiliki PDAM Kecamatan Gubeng
Untuk memproduksi air bersih diperlukan sarana untuk memproduksi air
bersih tersebut, antara lain: air baku, bangunan pengolahan, pipa transmisi, jaringan
pipa distribusi dan perlengkapan lainnya. Di samping itu juga diperlukan organisasi
dan tenaga pelaksana untuk mengelola sistem penyediaan air bersih.
Mengingat kebutuhan air bersih dari tahun ketahun yang terus mengalami
perubahan, maka sarana/sistem penyediaan air bersih yang sudah ada mungkin
tidak dapat melayani kebutuhan air pada masa yang akan datang. Sedangkan untuk
merencanakan dan membangun sarana penyediaan air bersih tersebut,
memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu kita perlu memperkirakan
berapa tahun air bersih pada masa yang akan datang, sehingga dengan demikian
kita dapat mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk memproduksi air bersih
sesuai dengan kebutuhan pada masa yang akan datang. Di samping itu, dengan
mengetahui kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang kita dapat
memperkirakan kebutuhan tenaga dan biaya untuk mengelola sistem penyediaan
air bersih pada masa yang akan datang.
Pada bab ini akan dijelaskan pula secara singkat mengenai:
a. Standar Penyediaan Air
b. Perhitungan Kebutuhan Air Yang Perlu Diproduksi
c. Kesimpulan

4.2.1 Standar Penyediaan Air

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan


dasar/suatu unit konsumsi air, dimana kehilangan air dan kebutuhan air untuk
pemadam kebakaran juga diperhitungkan. Kebutuhan dasar dan kehilangan

21
tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan skala jam, hari, minggu, bulan
selama kurun waktu satu tahun.
Besarnya air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan tersebut
dikenal dengan pemakaian air. Besarnya konsumsi air yang digunakan dipengaruhi
faktor seperti :
• Ketersediaan air baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
• Kebiasaan penduduk setempat
• Pola dan tingkat kehidupan
• Harga air
• Teknis ketersediaan air seperti fasilitas distribusi, fasilitas pembuangan limbah
yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih dan kemudahan dalam
mendapatkannya.
• Keadaan sosial ekonomi penduduk setempat
Standar Kebutuhan air bersih ada dua macam yaitu:
a. Standar Penyediaan Air Domestik
Standar Penyediaan Air domestik ditentukan oleh jumlah konsumen domestik
yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar penyediaan
kebutuhan domestik ini meliputi minum, mandi, masak, dan lain-lain.
Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh kebiasaan
pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial ekonomi.
Dengan demikian untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan
datang, antara lain kita perlu mengetahui jumlah penduduk pada masa yang
akan datang.
Dengan kata lain kita perlu mengetahui :
• Jumlah penduduk pada saat ini, perlu diketahui sebagai dasar untuk
menghitung jumlah penduduk pada saat yang akan datang.
• Kenaikan penduduk. Dengan adanya data tersebut, maka kita dapat
menghitung/memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang.
b. Standar Penyediaan Air Domestik
Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banykannya konsumen
non domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan, industri,
komersial, umum, dan lainnya. Konsumsi non domestik terbagi menjadi
beberapa kategori yaitu :
• Umum, meliputi : tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor dan
lain sebagainya
• Komersial, meliputi : hotel, pasar, pertokoan, rumah makan dan sebagainya
• Industri, meliputi : peternakan, industri dan sebagainya

22
4.2.2 Perhitungan Kebutuhan Air Yang Perlu Diproduksi

Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama dengan kebutuhan air
yang sebenarnya. Selain dipengaruhi jumlah air yang sebenarnya dibutuhkan,
jumlah air yang diproduksi juga dipengaruhi oleh:
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan kata lain dipengaruhi
oleh pendapatan masyarakat.
Kedua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi persentase jumlah
penduduk atau sarana yang direncanakan akan diberi pelayanan air bersih.
Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah
menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut mungkin tidak
perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari PDAM. Demikian juga dengan
penduduk yang sudah banyak menggunakan air sumur berkualitas cukup baik,
mungkin tidak memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat adanya sumber air
lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan mendapat pelayanan
dari PDAM, misalnya penduduk yang mendapat pelayanan air bersih dari
PDAM hanya 75% dari jumlah penduduk yang ada.
• Walaupun PDAM bukan suatu perusahaan yang hanya mencari untung, tetapi
perlu dipikirkan adanya pendapatan yang dapat digunakan untuk biaya operasi,
pemeliharaan dan pengembangan sistem penyediaan air. Oleh karena itu
kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi jumlah air dan tingkat pelayanan
air bersih pada konsumen. Dengan tingkat pelayanan air yang berbeda,
biasanya harga jual air dan jumlah air yang dapat digunakan akan berbeda.
Sebagai contoh harga air yang didapat dari sambungan rumah lebih mahal
dibandingkan dengan kran umum.
Di samping itu untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang diproduksi
pada masa yang akan datang, perlu diperhitungkan kebutuhan air untuk operasi
dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya untuk menguras
reservoir, filter dan sebagainya. Selain itu harus diperhitungkan pula air yang hilang
atau bocor.
Pada umumnya kebutuhan air bersih akan meningkat terus menerus. Untuk
itu perlu diperkirakan kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang. Hal ini
dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sarana yang dibutuhkan sesuai dengan
peningkatan kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang dengan baik,
efisien dan ekonomis.

23
Dalam memperhitungkan jumlah air yang diproduksi dan tingkat pelayanan air
bersih pada masa yang akan datang perlu diperhatikan:
• Jenis dan jumlah fasilitas yang membutuhkan air
• Kebutuhan air tiap jenis pemakai air
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air
Dengan demikian, jika dari pihak PDAM mampu memperhatikan dan
memperhitungkan aspek - aspek penting tersebut, dapat dipastikan kebutuhan serta
ketersediaan air yang dibutuhkan Kecamatan Gubeng Kota Surabaya tercukupi.

4.3 Kualitas Pelayanan PDAM Kecamatan Gubeng Kota Surabaya Dalam


Memberikan Suplai Air Bersih
Pelayanan publik merupakan salah satu fungsi pemerintah sebagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas pengadaan jasa yang diperlukan oleh
masyarakat. Pelayanan yang diberikan tidak hanya sekedar membantu memenuhi
kebutuhan dari pelanggan, tapi juga harus memberikan pelayanan yang baik,
responsif, dan efisien kepada masyarakat. Menurut Moenir (2014:26) pelayanan
secara umum adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan landasan faktor materiil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu
dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Definisi lain menurut Sampara dikutip Sinambela (2014:5) pelayanan adalah suatu
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara
seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik,dan menyediakan kepuasan
pelanggan.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik hal ini
dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Sedangkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa pelayanan
publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan
publik ini menjadi penting karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dari
masyarakat yang memiliki berbagai macam kepentingan dan tujuan masing-masing

24
serta peran dari pemerintah sebagai salah satu penyelenggara pelayanan publik
guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
menyebutkan asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik yang meliputi
kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan
kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan/tidak diskriminatif,
keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan,
ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Pelayanan
yang kurang baik nantinya akan menjadi citra buruk bagi organisasi pemerintah
sebagai salah satu penyelenggara pelayanan publik. Oleh karena itu setiap
penyelenggara pelayanan publik wajib memenuhi asas-asas pelayanan publik
tersebut agar dapat memberikan pelayanan yang baik.
Organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan dituntut untuk
memberikan pelayanan yang baik, hal ini disebabkan karena masih ditemukannya
keluhan dan kekecewaan dari masyarakat selaku penerima layanan. Pelayanan
yang diberikan dianggap terlalu berbelit-belit sehingga pelayanan yang diterima oleh
masyarakat terkesan tidak efektif dan efisien, serta sering adanya keluhan
masyarakat terkait dengan pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan standar
operasional yang seharusnya. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya
perbaikan yang dilakukan secara berkala agar tercipta kualitas pelayanan yang
baik. Menurut Taufiqurokhman & Satispi kualitas pelayanan publik merupakan suatu
kondisi dimana pelayanan mempertemukan atau memenuhi atau bahkan melebihi
dari apa yang menjadi harapan konsumen dengan sistem kinerja aktual dari
penyedia jasa. Pelayanan yang baik dapat tercermin dari efektivitas dan efisiensi
setiap pelaksanaan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanannya.
Kebutuhan dari masyarakat saat ini menjadi semakin kompleks sehingga dapat
dikatakan bahwa pelayanan publik tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik untuk
memenuhi kebutuhan yang kompleks tersebut disebutkan setidaknya terdapat 3
jenis pelayanan antara lain jenis pelayanan barang publik, pelayanan jasa publik,
serta pelayanan administratif.
Pelayanan air bersih termasuk ke dalam salah satu dari pelayanan barang
publik yang dapat digolongkan ke dalam pelayanan barang berupa penyediaan atau
pengelolaan air yang didistribusikan langsung kepada masyarakat selaku
konsumen. Ketersediaan air bersih digunakan dalam mendukung kemakmuran dan
kesejahteraan dari masyarakat. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3)
menyebutkan antara lain bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung

25
didalamnya dikuasai oleh Negara untuk kemakmuran rakyat. Pasal tersebut
termasuk landasan filosofis dalam menentukan pengelolaan sumber daya alam
yang didalamnya termasuk pengelolaan sumber daya air, dalam kehidupan
bernegara. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air pada
Pasal 6 ayat (2) juga menyebutkan bahwa penguasaan sumber daya air
diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan tetap
mengakui hak ulayat masyarakat hukum adat setempat dan hak yang serupa
dengan itu, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan
peraturan perundang-undangan. Sebagai realisasinya maka dalam hal penyediaan
sebagian besar kebutuhan air bersih di Indonesia dilakukan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) yang terdapat pada tiap provinsi, kabupaten dan
kotamadya di Indonesia. PDAM didirikan untuk mengelola dan melayani penyediaan
air bersih kepada warganya di setiap daerah.
Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada merupakan perusahaan
penyedia air minum yang berada di Kota Surabaya. Menurut Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum disebutkan
bahwa PDAM didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat
II Surabaya Nomor 7 Tahun 1976 tentang Perusahaan Daerah Air Minum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Surabaya Nomor 14 Tahun 1986. Adapun tujuan dari didirikannya PDAM ini adalah
untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ruang lingkup
usahanya, memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah, dan turut serta
meningkatkan perekonomian daerah. Kemudian Peraturan Walikota Surabaya
Nomor 29 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan dan Penyediaan Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum
Surya Sembada menyebutkan bahwa PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah
yang diberi wewenang untuk mengusahakan pelayanan air minum dan air bersih
bagi masyarakat. Untuk mengusahakan pelayanan air minum tersebut, PDAM
melaksanakan beberapa kegiatan yang diantaranya ialah memproduksi air minum
yang memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan sesuai ketentuan
perundang-undangan, mendistribusikan air minum kepada pelanggan atau
masyarakat, mengelola instalasi pengolahan dan jaringan distribusi air minum, dan
memberikan pelayanan administrasi dan teknis kepada pelanggan/masyarakat.
Dalam memudahkan proses pendistribusian air minum, PDAM Surya
Sembada membagi Kota Surabaya menjadi 5 zona pelayanan yang terdiri dari zona
1, zona 2, zona 3, zona 4, dan zona 5. Pembagian zona ini mengikuti batas yang
ada yaitu sungai dan jalan. Zona 1 terdiri dari wilayah dengan nomor pelanggan

26
diawali angka 1 yang terdiri dari beberapa kecamatan, yang termasuk ke dalam
zona 1 diantaranya ialah Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar,
Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Wonocolo, Kecamatan Gayungan,
Kecamatan Jambangan, dan sebagian Kecamatan Wonokromo. Zona 2 terdiri dari
wilayah dengan nomor pelanggan diawali angka 2 yang terdiri dari beberapa
kecamatan, yang termasuk ke dalam zona 2 diantaranya ialah Kecamatan Sukolilo,
Kecamatan Gubeng, Kecamatan Mulyorejo, sebagian Kecamatan Wonokromo,
sebagian Kecamatan Bulak, sebagian Kecamatan Kenjeran, dan sebagian
Kecamatan Tambaksari. Zona 3 terdiri dari wilayah dengan nomor pelanggan
diawali angka 3 yang terdiri dari wilayah dengan nomor pelanggan diawali angka 3
yang terdiri dari beberapa kecamatan, yang termasuk ke dalam zona 3
diantaranya ialah Kecamatan Semampir, Kecamatan Simokerto, sebagian
Kecamatan Bulak, sebagian Kecamatan Kenjeran, sebagian Kecamatan
Tambaksari, sebagian Kecamatan Genteng dan sebagian Kecamatan Pabean
Cantikan.
Zona 4 terdiri dari wilayah dengan nomor pelanggan diawali angka 4
yang terdiri dari beberapa kecamatan, yang termasuk ke dalam zona 4
diantaranya ialah Kecamatan Krembangan, Kecamatan Bubutan, Kecamatan
Asemrowo, Kecamatan Tegalsari, sebagian Kecamatan Genteng, sebagian
Kecamatan Pabean Cantikan, sebagian Kecamatan Sawahan, sebagian
Kecamatan Sukomanunggal, sebagian Kecamatan Tandes, sebagian Kecamatan
Benowo, dan sebagian Kecamatan Pakal. Dan yang terakhir zona 5 terdiri dari
wilayah dengan nomor pelanggan diawali angka 5 yang terdiri dari beberapa
kecamatan, yang termasuk ke dalam zona 5 diantaranya ialah Kecamatan
Karangpilang, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Dukuh Pakis, Kecamatan
Lakarsantri, sebagian Kecamatan Sambikerep, sebagian Kecamatan Sawahan,
sebagian Kecamatan Sukomanunggal, sebagian Kecamatan Tandes, sebagian
Kecamatan Benowo, dan sebagian Kecamatan Pakal. Selama kurun waktu tahun
2017 sampai pada tahun 2019, pelanggan dari PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya jumlahnya mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan laju pertumbuhan penduduk yang cepat, serta semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai arti pentingnya air bersih untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berikut ini disajikan kenaikan jumlah
pelanggan dari tahun 2017 sampai tahun 2019:

Tabel 1.1
Jumlah Pelanggan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2017-2019

27
Tahun Jumlah Pelanggan Persentase Kenaikan

2017 555.584 1,4 %

2018 562.381 1,2%

2019 574.173 2,1 %

Sumber : PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2020

Semakin meningkatnya jumlah pelanggan ini harus diimbangi dengan


pelayanan penyediaan air dan pendistribusian air yang baik. Hal ini perlu
diperhatikan agar seluruh masyarakat Kota Surabaya selaku pelanggan dari PDAM
Surya Sembada Kota Surabaya mendapatkan air minum dengan distribusi yang
merata di setiap daerah. Tetapi nyatanya dengan adanya peningkatan pelanggan ini
masih belum diimbangi dengan kualitas dan kuantitas air yang didistribusikan oleh
PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan
masyarakat mengenai kualitas air yang didistribusikan oleh PDAM Surya Sembada
Kota Surabaya seperti adanya keluhan oleh pelanggan mengenai air yang kotor
maupun air yang berwarna kuning. Hal ini dikutip dari laman jawapos.com, yang
menyatakan bahwa,
“Tapi, airnya jadi kuning seperti itu,” ujar Atun saat ditemui di rumahnya
kemarin (2/8). Air berwarna kuning tersebut kerap menimbulkan kerak di bak mandi.
Karena itu, Atun harus menguras bak mandinya setiap hari. Kerak kuning akan
menempel jika dibiarkan lebih dari dua hari. Jijik juga lihatnya,’’ paparnya.”
Keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan penyediaan air oleh PDAM
Surya Sembada Kota Surabaya tidak hanya berasal dari tentang kualitas air yang
didistribusikan. Keluhan lain dari masyarakat juga bisa dilihat dari adanya keluhan
mengenai tingginya tarif yang dianggap tidak wajar oleh masyarakat terkait salah
satu pelayanan yang disediakan oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Hal ini
diketahui dari berita yang dikutip dari laman sentralone.com menyatakan bahwa,

“Tagihan keterlambatan hingga tiga bulan tanpa ada peringatan dan belum
tentu melebihi jatuh tempo dikenai sanksi buka bendeng meteran air (bukaan
kembali) dengan membayar Rp 165.000 jauh lebih mahal dari harga bulanan
pembayaran air yang terpakai. Ini terlihat jelas diduga ada permainan tarif yang
ditentukan seharusnya. Karena denda Bukaan Kembali lebih mahal dari rekening
yang dikenakan kepada pelanggan.”

28
Keluhan yang disampaikan pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
tidak hanya terkait tentang kualitas air serta tingginya salah satu tarif pelayanan
PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, tetapi ada juga warga yang mengeluhkan
mengenai biaya tagihan yang melonjak. Hal ini disampaikan oleh Djumadi melalui
lapor.go.id yang menyatakan bahwa,
“Selamat siang, saya Djumadi alamat Jln.Tambak Medokan Ayu 6c/33
Rungkut, Surabaya. disini melaporkan tagihan pdam melonjak semenjak 4 bulan
terakhir, sudah ada laporan ke pihak pdam smpai dengan penggantian meteran di
bulan kemarin namun tagihan tetap sama tinggi. Di bulan ini pdam full selama satu
bulan tidak kita buka dan air kami salurkan di saudara sebelah rumah, artinya tidak
ada pemakaian sama sekali namun tagihan di bulan ini masih terbilang Rp 590.000.
kemudian kami pengguna rumah tangga tetapi di bukti yg kami lampirkan berikut
tertulis PDAM golongan 3c yg peruntukanya bukan untuk rumah tangga dan
merupakan perubahan yg sebelumnya golongan 4b tanpa adanya konfirmasi. Kami
sudah membuat laporan ke pihak pdam, tetapi yg d lakukan hanya penggantian
meteran dan hasilnya tetap tidak ada perubahan di tagihan.mohon untuk
ditindaklanjuti, terima kasih”.
Keluhan lain juga disampaikan pelanggan pada PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya juga berasal dari adanya bekas galian PDAM. Hal ini karena masih
terdapatnya sisa pembongkaran dari jalan untuk proses pembenahan pipa tetapi
masih belum kunjung dirapikan. Hal ini dikutip dari laman surabaya.tribunnews.com
yang menyatakan bahwa,
“Bekas galian pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada
Kota Surabaya di Jalan Jojoran I Surabaya yang belum seratus persen rampung
dikeluhkan oleh warga. Sejumlah warga Kampung Jojoran menyayangkan
pembongkaran jalan untuk pembenahan pipa tersebut, namun, tak kunjung
dirapikan.”

Terdapat juga keluhan dari warga yang akan menjadi salah satu pelanggan
dari PDAM Surya Sembada mengenai lamanya waktu pelayanan pemasangan
baru. Keluhan ini disampaikan oleh akun Facebook Daniar Putri Widianti melalui
komentar di Fanspage Facebok PDAM Surya Sembada. Adapun keluhan yang
disampaikan sebagai berikut, “B20190007909 ini kapan dipasang ya? Udah daftar
bulan 11-2019 sudah pelunasan. Kok belum terpasang juga! Nunggu berapa lama”.
Ada Pula warga yang mengeluhkan mengenai sistem pengaduan di PDAM
Surya Sembada Kota Surabaya. Keluhan ini disebabkan adanya rasa tidak puas
warga terhadap sistem pengaduan yang sudah ada, karena warga yang

29
bersangkutan sudah beberapa kali mengajukan laporan ke PDAM Surya Sembada
Kota Surabaya tapi masih tidak ada respon yang jelas mengenai laporan yang
diajukan. Hal ini dikutip dari laman jawapos.com yang menyatakan bahwa,
“Dia sudah bolak-balik lapor ke PDAM. Baik melalui telepon ke call center
maupun via WhatsApp (WA). Dia merasa jawaban petugas PDAM tidak nyambung
Karena rumahnya sangat dekat dengan lokasi proyek, air di tempat John lebih dulu
mati total ketimbang wilayah lain. Dia sangat menyayangkan tidak adanya petugas
PDAM yang datang.
Keluhan dari masyarakat selaku pelanggan dari PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya ini muncul akibat munculnya rasa kurang puas terhadap pelayanan yang
diterima. Karena nyatanya tidak menutup kemungkinan setiap pelayanan pasti
memiliki peluang munculnya rasa tidak puas yang kemudian menjadi alasan
pelanggan mengajukan keluhan. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya sudah
memberikan kemudahan pelayanan pada pelanggan dalam penyediaan sarana
layanan pengaduan yang mudah dan cepat. Dapat dilihat dari adanya tujuh akses
layanan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan keluhannya,
antara lain call center (bebas pulsa 24 jam) 08001926666, SMS center
08123316666, media sosial di fanpage facebook PDAM Surya Sembada, Twitter
@PDAMSurabaya, email humas@pdam-sby.go.id, website www.pdam-sby.go.id,
serta yang terbaru aplikasi berbasis smartphone yang bisa didapatkan di Android
dan IOS dengan keyword PDAM Surabaya. Hal ini membuktikan bahwa PDAM
Surya Sembada Kota Surabaya sudah berupaya untuk mendengarkan keluhan
memecahkan setiap permasalahan yang dialami oleh pelanggannya.

Tabel 1.2
Jumlah Pengaduan Keluhan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun
2018-2019

Tahun Jumlah Rata-rata

pengaduan pengaduan

2017 276.597 23.050

2018 209.129 17.427

2019 250.311 20.859

Sumber : PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2020

30
Menurut data yang diperoleh dari PDAM Surya Sembada Kota Surabaya,
diketahui bahwa jumlah pengaduan keluhan pelanggan dari tahun 2017-2019
mengalami fluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2017 jumlah pengaduan
keluhan pelanggan berada pada angka yang cukup tinggi, tetapi pada tahun 2018
angka ini mengalami penurunan kemudian mengalami kenaikan lagi pada tahun
2019.

Tabel 1.3
Jumlah pengaduan keluhan dan jumlah pengaduan yang selesai ditangani oleh
PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2018-2019

Tahun Jumlah Keluhan Jumlah Keluhan Sudah


Ditangani

2017 276.597 248.488

2018 209.129 195.574

2019 250.311 135.915

Sumber : PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Tahun 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pengaduan dari


tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami penurunan pada jumlah pengaduan tetapi
pada tahun 2019 jumlah pengaduan di PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
kembali mengalami kenaikan setelah pada tahun sebelumnya mengalami
penurunan jumlah pengaduan. Melihat dari jumlah keluhan yang sudah ditangani
pihak oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya sejak dari tahun 2017 hingga
tahun 2019 menunjukan angka penurunan jumlah keluhan yang telah ditangani
artinya PDAM masih kurang optimal dalam menangani keluhan yang mereka terima
dari masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa penanganan keluhan yang dilaksanakan
di PDAM Surya Sembada Kota Surabaya masih belum efektif sehingga masih
banyak keluhan pelanggan yang belum teratasi. PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya seharusnya lebih meningkatkan pelayanan mengenai air bersih agar
kesejahteraan masyarakat Kota Surabaya menjadi lebih baik.

31
4.4 Konsep Pendanaan dan Pengelolaan Sistem Air Bersih di Kecamatan
Gubeng
Berdasarkan peraturan Walikota No. 55 tahun 2005 tanggal 29 November
2005 tentang tarif air minum dan struktur pemakaian air minum perusahaan daerah
air minum Kota Surabaya, dan berdasarkan peraturan perusahaan, perusahaan
daerah air minum Kota Surabaya No. 4 tahun 2008 tanggal 03 maret 2008 tentang
klasifikasi kelompok pelanggan air minum, maka dengan ini ditetapkan
pengelompokan pelanggan PDAM Kota Surabaya sebagai berikut.

Pemakaian Air Tarif Air Pemakaian


3
(𝑚 ) (Rp/𝑚 )
3 Min./Bulan
3
(𝑚 )

KELOMPOK I Non Progresif 600 10


1. Hidran umum
2. Tempat ibadah
3. Rusunawa

KELOMPOK II 0-10 360 10


1. Sekolah 11-20 600
2. Rumah Tangga 1 21-30 900
>30 1.800

KELOMPOK III 0-10 500 10


1. Layanan 11-20 1.000
kesehatan milik >20 2.250
pemerintah
2. Kamar mandi
umum

KELOMPOK IV 0-10 500 10


1. Rumah tangga 2 11-20 1.200
>20 1.900

KELOMPOK V 0-10 1.500 10


1. Rumah sakit 11-20 3.500
swasta >20 6.000
2. Layanan
kesehatan milik
pemerintah yang di
komersial
3. Industri rumah
tangga

KELOMPOK VI 0-10 2.300 10


1. Sekolah swasta 11-20 4.000
akreditas A&B >20 5.500
2. Pasar tradisional
3. Perguruan tinggi
selain akreditas A

32
4. Ruko
5. Rumah tangga 5

KELOMPOK VII 0-10 1.000 10


1. Rumah tangga 3 11-20 1.500
2. Rusun milik >20 2.500
dengan penjualan
non curah

KELOMPOK VIII 0-10 1.500 10


1. Kantor 11-20 2.200
Pemerintah/Asing >20 3.500
2. Apartemen milik
3. Rumah tangga 4

KELOMPOK IX 0-10 4.000 10


1. Usaha pabrik/ 11-20 6.000
industri besar >20 7.500
2. Rumah sakit
kategori besar
3. Perguruan tinggi
akreditasi A

KELOMPOK X 0-10 6.000 10


1. Gudang, kantor 11-20 8.000
2. Restoran, rumah >20 9.500
makan
3. Lembaga
pendidikan profesi
4. Hotel berbintang
5. Stasiun TV

KELOMPOK XI Non Progresif 10.00 10


1. Pelabuhan udara
2. Pelabuhan laut

33
BAB V
PENUTUP

Pada bagian sebelumnya telah dibahas berbagai temuan yang diperoleh


dari penelitian. Pada bagian akhir ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan
saran yang didapat dari hasil análisis mengenai Ketersediaan Air Bersih di
Kecamatan Gubeng Kota Surabaya.

5.1 Kesimpulan

1. Penduduk di Kecamatan Gubeng cenderung mengalami penurunan, dan


penurunan yang paling ekstrim di 2013 ke 2014 terjadi penurunan
penduduk sebanyak 42.326 penduduk.
2. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kecamatan Gubeng pada tahun 2021 -
2031, didapat dari perhitungan menggunakan rumus aritmatik dan
geometrik, cenderung mengalami penurunan. Jumlah proyeksi rata - rata
penduduk terendah ada pada tahun 2031, dengan total 125117 jiwa.
3. Dari perhitungan kebutuhan air sambungan rumah Kecamatan Gubeng
untuk rentang waktu 2021 - 2031, didapat jumlah kebutuhan air tertinggi
ada pada tahun 2021 (77,04 lt/dt), sedangkan untuk yang terendah berada
pada tahun 2031 (70,96 lt/dt)
4. Sama halnya dengan perhitungan kebutuhan air sambungan rumah
Kecamatan Gubeng, pada perhitungan kebutuhan air hidran umum, fasilitas
pendidikan, dan fasilitas pasar Kecamatan Gubeng didapat jumlah
kebutuhan air tertinggi ada pada tahun 2021, sedangkan untuk yang
terendah berada pada tahun 2031. Hal yang paling mungkin menjadi
penyebab hal ini terjadi adalah proyeksi penduduk yang jumlahnya
mengalami penurunan tiap tahunnya.
5. Dari perhitungan kebutuhan air fasilitas peribadatan, perkantoran, dan
pertokoan Kecamatan Gubeng pada tahun 2021 - 2031 didapat jumlah
kebutuhan air semakin naik tiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena
adanya asumsi yang diberikan bahwa pada tiap selang waktu tertentu,
jumlah unit dari jenis fasilitas tersebut bertambah.

34
6. Pada perhitungan jumlah total kebutuhan air Kecamatan Gubeng, bisa
dilihat bahwa jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah total
kebutuhan air itu sendiri. Hal ini membuktikan, jumlah ketersediaan dan
kebutuhan air sangat sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk, terutama
pada fasilitas-fasilitas yang telah dianalisis pada bab - bab sebelumnya.
7. Melihat dari jumlah keluhan yang sudah ditangani pihak oleh PDAM Surya
Sembada Kota Surabaya sejak dari tahun 2017 hingga tahun 2019
menunjukan angka penurunan jumlah keluhan yang telah ditangani artinya
PDAM masih kurang optimal dalam menangani keluhan yang mereka
terima dari masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa penanganan keluhan
yang dilaksanakan di PDAM Surya Sembada Kota Surabaya masih belum
efektif sehingga masih banyak keluhan pelanggan yang belum teratasi.

5.2 Saran

1. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya seharusnya lebih meningkatkan


pelayanan mengenai air bersih agar kesejahteraan masyarakat Kota
Surabaya menjadi lebih baik., terutama dalam hal penanganan keluhan
yang mereka terima dari masyarakat.

2. Sudah seharusnya pembangunan air minum mewujudkan kesejahteraan


masyarakat yang berkelanjutan dalam arti keberlanjutan dalam aspek
pembiayaan, aspek teknik, aspek lingkungan hidup, aspek kelembagaan
dan aspek sosialnya agar bisa menghasilkan pembangunan air minum
yang efektif dan bermanfaat.

3. Dari perhitungan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk dan analisis


kebutuhan air di berbagai aspek pada masa mendatang, dapat dipastikan
akan adanya perubahan kebutuhan air pada masyarakat. Pihak PDAM
diharapkan mampu sedari dini memperhatikan dan memperhitungkan
aspek - aspek penting tersebut, agar ketersediaan air yang dibutuhkan
Kecamatan Gubeng Kota Surabaya tercukupi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, Abimanyu Luthfi Rizq. 2021. Pentingnya Sistem Jaringan Untuk Mendukung
Kegiatan Pembelajaran dan Pembangunan Sanitasi Air Bersih Bagi Masyarakat
Kampung Garung, Desa Leuwibatu. Universitas Pembangunan Jaya, Tangerang
Selatan.

Nelwan, Fenny. 2013. Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Kima Bajo Kecamatan
Wori. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi. 5

Amalia, Bunga Irada. 2014. Ketersediaan Air Bersih dan Perubahan Iklim: Studi Krisis Air
di Kedungkarang, Kabupaten Demak. Fakultas Teknik, Jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro. 1-8

Mungkasa, Oswar Muadzin. 2006. Dampak Investasi Air Minum Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi dan Distribusi Pendapatan di DKI Jakarta. Universitas Indonesia. 132-154.

Lestari, Ratna Indah. 2021. Air dan Dampak Kelangkaannya Bagi Perekonomian
Masyarakat Urban: Studi Pustaka Pulau Jawa. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya. 5
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2013. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2012
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2014. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2013
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2015. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2014
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2016. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2015
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2017. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2016
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2018. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2017
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2019. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2018
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2020. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2019
Pemerintah Kota Surabaya.
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2021. Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2020
Pemerintah Kota Surabaya.

36
Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. 2022 Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2021
Pemerintah Kota Surabaya.

37

Anda mungkin juga menyukai