Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang paling penting dalam


menunjang kehidupan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Air juga
merpakan sumber daya vital dalam menunjang pembangunan ekonomi
seperti sector industri, perdagangan, pertanian, perikanan, transportasi,
pembangkit listrik, pariwisata dan rumah tangga. Tetapi air dapat
berubah menjadi sumber bencana apabila tidak dikelola dengan baik.
Kekeringan, kegagalan panen, dan kelangkaan air adalah beberapa
kemungkinan bencana yang mungkin terjadi. Manusia dan semua
makhluk hidup membutuhkan air. Air merupakan material yang
membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua organisme yang hidup
tersusun dari sel – sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas
metaboliknya mengambil tempat dilarutan air. Pemanfaatan air tanah
dalam jumlah besar seperti lingkungan industri, komplek perumahan,
pertanian modern, dan aktivitas manusia yang memerlukan air dalam
jumlah yang besar umumnya memanfaatkan sumur dalam guna
mencukupi kebutuhan air yang diperlukan. Dalam sistem pengelolaan
air tanah akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Pada tingkat
pengelolaan seperti ini informasi tentang potensi air yang ada
didaerahnya menjadi penting. Oleh karenanya, potensi tersebut perlu
dipetakan untuk perencanaan pemanfaatan selanjutnya. Seperti halnya
tinggi muka air tanah, tinggi pizometrik juga dapat dipetakan (peta
kontur) dengan cara mengukur tinggi permukaan air sumur yang dibuat
khusus untuk maksud – maksud pengukuran tinggi muka air tanah ( Chay
Asdak,2002).

Irigasi adalah proses penambahan air untuk memenuhi kebutuhan

1
lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman (Israelsen dan Hansen 1980)
adapula pada PP 77/2001 tentang irigasi yaitu usaha penyediaan dan
pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi
irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah. irigasi pompa dan irigasi
rawa. Kebutuhan air untuk keperluan irigasi dewasa ini semakin
bertambah, hal ini sejalan dengan bertambahnya kebutuhan pangan
akibat pertambahan penduduk yang semikin meningkat. Untuk
mengatasi meningkatnya kebutuhan air untuk irigasi ini, telah dibuat
bangunan – bangunan air disungai sebagai langkah menanggulangi
kebutuhan air didalam irigasi.Dengan sistem ini berarti irigasi tergantung
dari adanya air sungai untuk wadah aliran air irigasi, sehingga pada
musim kemarau disaat debit aliran sungai mulai berkurang, pemberian
air untuk irigasi inipun berkurang.Untuk mangatasi kekurangan air
irigasi tersebut dan menjamin hasil pertanian lebih teratur maka
masalah utama yang dihadapi adalah mengusahakan tambahan air
irigasi.

Air memiliki peranan yang sangat penting bagi pertanian utamanya


bagi usaha tani padi sawah , jagung dan tanaman pertanian yang lainnya.
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air,
khususnya pada saat tumbuh mereka harus selalu tergenangi air.Agar
produktivitas padi dapat efektif dalam satu satuan luas lahan, maka
dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Irigasi merupakan
prasarana untuk meningkatkan produktifitas lahan dan meningkatkan
intensitas panen pertahun. Tersedianya air irigasi yang cukup terkontrol
merupakan input untuk meningkatkan produksi padi.

Mengingat begitu pentingnya irigasi maka kebijaksanaan pemerintah


dalam pembangunan pengairan harus diikuti dengan perluasan jaringan
irigasi. Pembangunan dan rehabilitas jaringan irigasi perlu ditingkatkan
untuk memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi

2
bagi pertanian. Dalam rangka usaha meningkatkan pembangunan di
sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan khususnya beras,
salah satu upaya pemerintah Indonesia adalah menempatkan
pembangunan di sektor irigasi. Oleh karena itu, untuk menunjang
ketersediaan air bagi usaha tani padi haruslah dilakukan pengelolaan air
secara kontinyu baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehinggga
menjamin padi agar tidak mengalami kekurangan air yang akan
menurunkan hasil produksi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari tugas besar ini adalah:
1. Sebagai syarat kelulusan Mata Kulian SI-3131 Irigasi dan Drainase
2. Merencanakan lokasi lahan pertanian dengan sistem pengairannya; dan
menyelesaikan permasalahan pengairan di lokasi daerah pertanian
3. Merencanakan Petak Tersier Irigasi
4. Merencanakan Trase Saluran Pemberi dan Pembuang
5. Menentukan Pola Tanam dan Menghitung Kebutuhan Air
6. Menghitung Debit Andalan
7. Merencanakan Skema Jaringan Irigasi dan Skema Bangunan Irigasi
8. Menghitung Modulus Drainase
9. Menghitung Dimensi Saluran Pemberi dan Pembuang
10. Merencanakan Bangunan Ukur dan Bangunan Pengatur
11. Menghitung Kebutuhan Elevasi Muka Air di Bangunan Pengambilan
12. Menggambar Peta Situasi, Potongan Memanjang, Potongan Melintang:
a. Saluran Pembawa dan Pembuang.
b. Bangunan Bagi, Bangunan Sadap atau Bangunan Bagi Sadap
c. Bangunan Pengatur dan Penguku

1.3 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam laporan ini agar dapat mencapai tujuan
yang tertulis diatas adalah sebagai berikut :

3
1. Melakukan Studi Literatur
Studi yang dilakukan didasarkan pada konsep-konsep Pengembangan
Sumber Daya Air. Konsep utama yang digunakan adalah Hidrologi,
Irigasi, dan Bangunan Air.
2. Mengumpulkan Data Wilayah, Hidrologi, dan Klimatologi
Data yang dikumpulkan merupakan data yang merepresentasikan keadaan
wilayah studi, yaitu Daerah Irigasi Kalijali, Jawa Tengah. Data-data yang
digunakan untuk melakukan analisis antara lain :
a. Data curah hujan untuk menghitung curah hujan efektif regional yang
didapat dari empat stasiun disekitar daerah irigasi, yaitu Stasiun
Klapasawit, Stasiun Merden, dan Stasiun Mirit/Wawar.
b. Peta topografi daerah hilir Sungai Kalijali
c. Data klimatologi yang mencakup kecepatan angin rata-rata,
penyinaran matahari dalam %, kelembapan rata-rata, dan temperatur
udara rata-rata
3. Analisis Hidrologi dan Klimatologi
Data kemudian dianalisis menggunakan konsep hidrologi dan klimatologi
untuk selanjutnya digunakan dalam analisis irigasi dan bangunan air.
4. Analisis Irigasi dan Bangunan Air
Hasil analisis kemudian digunakan untuk melakukan analisis irigasi dan
bangunan air. Analisis digunakan untuk menentukan seluruh elemen dari
sistem irigasi pada daerah pertanian wilayah studi.
5. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini kesuluruhan metode yang digunakan dan hasilnya akan
dievaluasi.
Evaluasi didasarkan pada tujuan laporan dan hubungannya dengan hasil
analisis.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :

4
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Metodologi Penyusunan Tugas
1.5 Sistematika Penyusunan
Bab II Lokasi Studi dan Data Lokasi
2.1 Lokasi Studi
2.2 Data Lokasi Studi
2.2.1 Data Sawah Rencana
a. Data Hidrometeorologi
2.2.2 Data Daerah Aliran Sungai
a. Luas Daerah Aliran Sungai
b. Data Hidrometeorologi
Bab III Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air
3.1 Preliminary Design Petak, Bangunan dan Saluran
3.2 Analisis Kebutuhan Air
3.3 Analisis Ketersediaan Air
3.4 Petak Bangunan dan Saluran Rencana
Bab IV Perancangan Saluran Beri
4.1 Perancangan Saluran Tersier
4.2 Perancangan Saluran Sekunder
4.2.1 Tinggi Muka Air Petak
4.2.2 Stasioning dan Kemiringan Aktual Saluran
4.2.3 Perancangan Dimensi Saluran Sekunder
4.2.4 Muka Air Saluran Sekunder
4.3 Perancangan Saluran Primer
4.3.1 Perancangan Dimensi Saluran
4.3.2 Muka Air Saluran Primer
4.3.3 Stasioning Keseluruhan
Bab V Perancangan Saluran Drainase

5
5.1 Perancangan Saluran Drainase Tersier
5.2 Perancangan Saluran Drainase Sekunder
5.3 Perancangan Saluran Drainase Primer
BabVI Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Daftar
Pustaka Lampiran

Anda mungkin juga menyukai