PENDAHULUAN
Air adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan salah satunya
telah terbukti kebijakan pembangunan ekonomi yang tidak berbasis pada sumber daya
pertanian. Berdasarkan hal tersebut ketersedian air di areal pertanian menjadi salah
satu jaminan ketersediaan pangan . Oleh Sebab itu kebanyakan jaringan irigasi usaha
pemberian airnya belum cukup untuk memenuhi areal persawahan, maka usaha
Irigasi atau pengairan merupakan hal penting dalam pertanian, tanpa adanya
pengairan yang baik maka tanaman padi tdak bisa tumbuh dengan maksimal, hal
tersebut juga akan sangat berpengaruh hasil panen nantinya. Dengan irigasi yang
sesuai dan memenuhi kebutuhan air yang di butuhkan oleh tanaman padi.Melihat
pentingnya fungsi irigasi tersebut maka sangat perlu di adakan perencanaan irigasi
dengan menyediakan sarana penunjang agar dapt memberikan pengairan yang cukup
dan merata.
Saluran yang membawah air dari saluran primer ke saluran petak-petak tersier yang
di layani oleh saluran sekunder sehingga saluran irigasi satu dengan yang lainnya
saling berpengaruh antara saluran primer sampai saluran tersier. Dengan demikian
saluran irigasi harus di jaga kondisi dan fungsinya agar memberikan berbagai
manfaat dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Tipe saluran yang di
1
rencanakan adalah saluran sekunder. Pengembangan dan pengolahan sistem irigasi
Khususnya Di Kabupaten Konawe terdapat banyak irigasi, baik irigasi teknis, semi
teknis dan sederhana. Oleh sebeb itu kebanyakan jaringan irigasi pemberian airnya
belum cukup untukmemenuhi areal persawahan. Adapun daerah irigasi Pada Ruas
BP.1-BP.2 yang terletak diKelurahan Puosu, memiliki areal pertanian dengan luas
air dari bendung wawotobi. Pada musim kemarau kebutuhan air di sawah di kelurahan
puosu belum dapat terpenuhi. Sehingga mempengaruhi hasil produksi petani. Hal
tersebut demikian terjadi di karenakan pengelola air irigasi masi kurang merata, agar
jaringan tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya, maka di perlukan adanya
perecanaan saluran irigasi yang efektif dan efisien. Pengelola jarigan irigasi akan
sekunder yang telah di laukan oleh banyak peneliti sebelumnya antara lain sebagai
berikut; M. Azmi Saputra, Masril, Ana susanti yusman (2022), Aidil Azizan Aziz
(2021), Nora Lizhar Fitri (2021), Harianto (2022), Dan Fikram Fiki Attamimi, C.G.
saluran irigasi sekunder menggunakan beberapa metode yaitu, metode gumbel dan
metode haspers.
2
Berdasarkan dari uraian peneliti terdahulu penulis tertarik untuk memilih metode
gumble dan metode haspers untuk mendapatkan hasil perhitungan dimensi saluran di
Kelurahan Puosu.
Pusosu?
b. Berapa besar debit diSaluran Sekunder Pada Ruas BP.1-BP.2 Di Kelurahan Puosu?
Di Kelurahan Pusosu.
Di Kelurahan Puosu.
Kelurahan Puosu.
Masalah yang akan di bahas di skripsi ini yaitu tentang perencanaan saluran
3
luasareal222 ha maka Penulis memaparkan perhitungan dari analisa prencanaan
jaringan irirgasi saluran sekunder yang di bahas. Adapun penulisan analisa adalah :
b. Perhitungan debit
Sistematika penulisan laporan skripsi ini disusun dalam beberapa bab, adapun
Bab I PENDAHULUAN
data.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Irigasi adalah usaha penyedian, pengatur, dan pengembangan air irigasi untuk
menunjang pertanian. Selain itu Irigasi juga suatu usaha yang di lakukan untuk
persawan.
Maksud irigasi, yaitu untuk mencukupi kebutuhan air di musim kemarau bagi
menyeluruhdan merata, khususnya apa bila ketersediaan air terbatas. Pada musim
kemarau misalnya banyak areal pertanian yang tidak di tanami kerena air ini di
5
Dalam memenuhi kebutuhan air irigasi harus menerapkan segmen yang di
dukung oleh teknologi dan perangkat hukum yang baik.yang pemanfaatan sumber
daya air distur sedemian rupa agar dengan keperluan tanaman. Air irigasi yang
masuk ke lahan pertanian dapat di ketahui dari debit air yang mengalir.debit aliran
adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan
Sumber:(google 2023)
6
b.) Irigasi bawah tanah (sub surface irrigation)
7
2.1.2 Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah suatu kesatuan saluran dan bangunan yang di perlukan
air irigasi.
sedang sampai curam. Oleh karena itu tidak di perlukan teknik yang sulit
8
luas dari daerah layanan pada jaringan sederhana. Oleh karena itu,biayanya di
pemisahan antara jaringan irigasi dan jaringan pembuang.hal ini berarti bahwa
baik saluran irigasi mauoun pembuang tetap bekerja sesuai dengan fungsinya
lebih dari sawah-sawah. Pembagian air irigasi,dan pembuangan air lebih secara
efisien.jika peta tersier hanya memperoleh air pada satu tempat saja dari jaringan
utama.
primer.
Petak tersier adalah petak yang menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur
a. Mempunyai luas antara 50– 100 Ha, agar pengawasan dan pembagian
air merata.
9
d. Harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder.
e. Panjang saluran tersier sebaiknya tidak lebih dari 1,5 km, saluran
f. Tiap petak tersier sedapat mungkin dapat dibagi menjadi petak kuarter
Petak ekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang semuanya di layani
oleh satu saluran sekunder.biasanya peta sekunder air dari bangunan bagi yang
petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil air
langsung dari saluran primer.petak primer di layani oleh satu saluran primer
primer sering tidak dapat melayani dengan mudah dengan cara menyadap air
Bangunan irigasi dalam garingan irigasi teknis mulai dari awal sampai akhir di
air.
10
2. Bangunan pelengkap untuk mengatasi halangan atau rintangan sepanjang
Bangunan yang termasuk dalam kelompok pertama (1) antara lain yaitu :
pengambilan bebas.
3. Bangunan pembagi untuk membagi air dari satu saluran ke saluran yang
lebih kecil.
sebagainya.
11
2.1.5 Saluran irigasi
sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer
jaringan utama ke daalm petak tersier lalu di saluran kuarter . batas ujung
saluran ini adalh petak bagi kuarter yang terakhir, saluran kuarter
termasuk dalam unit irigasi sekunder yang sama dan penampang air baik
4. Dimensi saluran
2 1
V = K x R x l .................................................... (2.1)
3 2
A
R = .................................................................... (2.2)
P
12
A = (b + mh) h....................................................... (2.3)
Q = V x A (m2)...................................................... (2.5)
B : n x h (m)........................................................... (2.6)
Dimana :
b = lebar dasar
h = tinggi air
5. Debit saluran
A x NFR
Q= .......................................................... (2.7)
e
Dimana :
Q : Debit Rencana(m3/dt)
e : efisiensi rigasi, 0.8 untuk saluran tersier dan 0,9 untuk saluran
13
2.2. Analisa hidrologi
sifat fisik dan sifat kimia air serta reaksinya terhadap lingkungan dan
Secara keseluruhan jumlah air yang ada di planet bumi relatif tetap dari
peristiwa yang berlangsung terus-menerus di mana kita tidak tau kapan dari
14
Gambar 2.4 siklus hidrologi
radiadi matahari lebih kuat.uap air adalah murni,karena pada waktu di bawah
mengalamai kondensasi dan tebnetuk butir-butir air yang akan jatuh kembali
sebagai prespitasi berupa hujan atau salju. Presipitasi ada yang jatuh di
ke permukaan bumi.
Sebagai air hujan atau lelehan salju akan mengalir ke saluran atau sungai. Hal ii
sebagian air akan meresap kedalam tanah melalui peristiwa yang disebut
15
infiltrasi. Sebagian akan kembali ke atmosfer melalui penguapan dan transpirasi
kenal sebagai zona kapiler (vadoze zone), atau zona aerasi. Air yang tersimpan
di zona ini tersebut kelengasan tanah atau air kapiler. Pada kondisi tertentu air
dapat mengalir secara lateral pada zona kapiler,proses ini di sebut interflow. Uap
menguap.
atau batuan akan jenuh air. Batas zona jenuh air di sebut muka air tanah (water
table). Air juga tersimpan dalam zona jenuh air disebut muka tanah .air tanah ini
bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan atau lapisan tanah sampai
Air mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran
permukaan atau dari air tanah yang merembes di dasar sungai. Kontribusi air
tanah pada aliran sungai disebut debit (runoff). Air yang tersimpan
untuk merencanakan bangunan air memerlukan data curah hujan yang lengkap
selama kurun waktu perhitungan, kendala yang sering di hadapi curah hujan yang tidak
lengkap untuk itu di perlukan suatu rekayasa hidrologi yang memungkinkan dengan
16
menggunakan berbagai macam pendekatan dan rumus-rumus yang sesuai dengan
metode:
Rumus:
Dimana :
17
untuk mengakomodasi ketidakseragaman jarak. daerah pengahurh di bentuk
hujan antara pos satu dengan yang lainnya adalah linear dan bahwa sembrang
planimetermaka dapat di hitung luas daerah tiap stasiun. Sebagai kontrol maka
jumlah luas total harus sma dengan luas yang telah di ketahui terlebih dahulu,
Kemudian harga ini di kalikan dengan curah hujan daerah stasiun yang
cari.
Rumus :
A 1 . R1 + A2 . R 2+ ....+ A n . Rn
R= ...................................... (2.8)
A1 + A2 +.. ..+ A n
Dimana :
18
Gambar 2.5 Metode Poligon Thieesen
3) metode isohyet
Plot data kedalaman air hujan untuk tiap pos penakar hujan pada peta.
19
Rn + R n−1
+¿… ..+ AN
R = R 1+ R 2 R 3+ R 4 2 ............(2.9)
A1+ A2 ¿
2 2 A 1 + A 2 + ¿… ..+ A n ¿
data curah hujan yang di gunakan untuk perhitungan curah hujan rencana
dengan metode gumbel yaitu data curah hujan rata-rata, dengan langkah -langkah
sebagai berikut :
Rumus :
X=
∑ xi
n
Sx = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
20
Sx
ST = X + (Y T - Y n ) ................................................(2.10)
Sn
Dimana :
Y t = reduced variate
Sx =standar deviasi
2 0,3665
3 0,5612
5 1,4999
10 2,2502
20 2,9702
25 3,1985
50 3,9019
100 4,6001
2000 5,2958
21
2.3.3. Metode haspers
Rumus :
Qt= α . β . q . A ..................................................................(2.11)
Dimana :
A = koefisien pengaliran
β = koef reduksi
Curah hujan efektif untuk kebutuhan air irigasi adalah curah hujan yang
jatuh yang dapat di gunakan akar-akar tanaman selama tumbuh,atau dengan kata
lain curah hujan yang dapat di gunakan tanaman selama tumbuh untuk memnuhi
dan kapasitas daya tampung ( storage capacity) dari pada tanah sat hujan.
Rumus :
Dimana :
R80% = (n/5)+1............................................................(2.13)
22
Dimana :
Rumus :
M = 𝑛5+1
Dimana :
Debit andalan yaitu debit minimum pada sungai yang mungkin dapat
terpenuhi sebesar 80% sehingga memungkinkan debit sungai lebih rendah melebihi
debit andalan yang mencapai 20% untuk mendapatkan debit andalan sungai,maka
nilai ang di analisis adlah metode mock, dari pengamatan terbesar hingga
Rumus :
m
P= x 100%...................................................................(2.13)
n+1
Dimana :
pengamatan (%)
n = jumlah data
23
2.5 Klimatologi
tetapi sifat-sifat gejala tersebut mempunyai sift umum dalam jangka waktu dan daeah
yang luas di atmosfer permukaan bumi. Klimatologi dapat di bagi menjadi tiga bagian
yaitu :
a. klimatologi fisis,
c. klimatologi terapan.
Unsur-unsur klimatologi dan cuaca seperti suhu dan kelembapan udara,curah hujan
intensitas penyinaran marahari kecepatan dan arah angin serta unsur lainnya
terjadi secara bersaman. Evapotranspirasi menjadi unsur yang sangat penting dalam
konsumtif yang di definisikan sebagai penguapan total dari lahan dan air yang di
Rumus :
24
EP = H + S. PK – P
Dimana :
EP = evapotranspirasi(potensial)
H = curah hujan
S = air siraman
Pk = air perkolasi
evapotranspirasi potensial (Etp). Jika nilai P di isi dengan nilai tertentu maka EP yang
Faktor yang paling penting dalam menentukan kebutuhan air adalah vaktor
evapotranspirasi kerena apabila kebutuhan air untuk yang lebih besar dapat di hitung.
sebuah waduk dan alin-lain. Laju evapotranspirasi di pengaruhi oleh faktor iklim
diantaranya :
1. suhu
2. kelembapan udara
3. kecepatan angin
25
a. curah hujan efektif rata-rata
d. koefisien tanaman
rencana tata tanam pada suatu daerah irigasi erat kaintannya dengan
ketersediaan air pada saat itu yang minimal mencukupi untuk pengolahan tanaman.
Kebutuhan air di sawah untuk tanaman padi dapat di tentukan oleh faktor-
dan di butuhkan untuk mengelola suatu daerah irigasi, untuk mengairi areal
persawahan. Banyaknya air yang di perlukan untuk sistem jaringan irigasi juga
di tentukan oleh berbagai faktor di antaranya pola tanam dan jenis tanaman.
lain seperti curah hujan efektif (Re). Kebutuhan pengambilan air irigasi (DR)
26
dan juga faktor efisiensi irigasi secara keseluruhan (n) perkiraan kebutuhan air
Rumus :
Etc+ IR + P+WLR−ℜ
NFR = X A ...................................(2.14)
IE
Dimana :
P : perkolasi (mm/hari)
Varietas unggul
Varietas biasa (ltr/dtk/ha)
(ltr/dtk/haaaa
1 1.20 1,20
2 1,20 1,27
3 1,32 1,33
27
4 1,40 1,30
5 1,35 1,15
6 1,25 0
7 1,12 -
8 0 -
metode seperti di usulkan oleh Van De Goor Dan Ziljtra(Standar Perencanaan KP,
01,2010)bagai berikut :
Rumus :
ek
IR = M ...................................................(2.15)
ek−1
Dimana :
M = Eo + P..........................................................(2.16)
Dimana :
P : perkolasi (mm/hari)
28
K = M (T/S)............................................................ (2.17)
Dimana :
e : koefisien
Dimana :
Kc : koefisien tanaman
tanaman,sistem pemberian air dan sistem irigasi yang di gunakan untuk di nyatakan
dalam Ltr/det/Ha.
Kebutuhan air di sawah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kebutuhan air
29
Menurut hansen dan israelsen (1986) jumlah kebutuhan air terbagi dalam tiga
bagian yaitu :
1) Kebutuhan bersih air di sawah untuk padi (Net Field Requiurement) (NFR)
Diman :
P : perkolasi (mm/hari)
NFR
IR = ...................................................................... (2.20)
E
Dimana :
30
SWR – (Etc – Re ) e...................................................... (2.21)
Dimana
P = perkolasi (mm/hari)
Kebutuhan total air di awah adalah air yang di perlukan dari mulai
penyiapan lahan, pengolahan lahan, sehingga siap untuk di tanami, sampai pada
maa panen. Dengan kata lain, air yang di perlukan dari awal sampai selesainya
Dimana :
P : perkolasi
31
2.7 Perkolasi Dan Rembesan
Perkolasi adalajh gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh,yang tertekan di
antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh). Daya
di pengaruhi oleh kondisi tanah dalam zona tidak jenuh yang terletak di antara
Pada tanah-tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, laju
perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Pada tanah yang lebih ringan laju perkolasi
Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak terlampau jauh berbeda dengan saluran
1. Bentuk trapesium
4. Bentuk tersusun.
32
Setelah debit air masing-masing diketahui maka dapat dihitung dimensi saluran.
H h
Sumber : (autocad2023)
Debit Rencana M3/dtk Tampa Jalan Inspeksi (M) Dengan Jalan Inspeksi
33
(M)
Q£1 1 3
1<Q<5 1,5 5
5 < Q £ 10 2 5
10 < Q £ 15 3,5 5
Q > 15 3,5
͌ 5
Sumber : (kriteria perencanaan- 03,2010)
Tabel 2.4 Tipe Jagaan Berdasarkan Jenis Saluran Dan Debit Air Yang Mengalir
Lebar Tanggul
Debit Air
Jenis Saluran B:H Jagaan (m) Tanpa Jalan Dengan Jalan
3
(M /Dtk
Inspeksi Inspeksi
34
No Nama Peneliti Judul Metode Kesimpulan
35
pemberian air yang cukup
sesuai dengan kebutuhan,dalam
perencanaan di dapat dimensi
saluran melalui proses curah
hujan dengan menggunakan
metode harpes dan metode
gumbel. Dari perhitungan dari
analisa gumbel 3395 mm dan
hasildari perhitungan analisis
haspers 55,74 m/dtk. Hasil
besar debit yang di rencanakan
sebesar 57,28 m/dtk.
3 M.Azmi Perencanaan Gumbel daerah jorong lundar yang
Saluran Irigasi
Saputra1, dan hasper memiliki areal persawahan
Sekunder D.I
Masril2, Ana seluas ±150 ha.Namun saluran
Batang
Susanti Tambangan irigasi masih tidak lancar serta
Jorong Lundar
Yusman3(2022) masih banyak sawah-sawah
Nagari Panti
yang tidak teraliri oleh
Timur Kec.Panti
Kab.Pasaman air.Berbagai usaha telah
namun masihBanyak
bertanam padi.
PengolahanDatanya
Berdasarkan perhitungan
36
dimensiPerencanaan
menggunakan metodeGumbel
m3/dt.
terpenuhi, sehingga
37
petani. Hal demikian terjadi
38
0,9 m dan h= 0,6 m.
untukmempertahankan
Denganmelakukan perbaikan
39
kebutuhan.Dalam perencanaan
denganmenggunakan metode
Untukmendapatkan perhitungan
direncanakan dapatmenampung
BAB III
METODE PERENCANAAN
40
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Agar kegiatan penulis tertera dan jelas, maka penulis membuat jadwal kegiantan
sebagai pedoman kerja penulis, penelitian sebagai mana terlihat dalam schedule berikut
ini akan dilaksaakan kurang lebih 4 (enam) bulan terhitung mulai bulan juni-september
2023.
1 Obserpasi/Tinjauan Lapangan
2 Pengajuan Judul
3 Asistensi
4 Seminar
Perencanaan/Pungumpulan Dan
5
Pengolahan Data
6 Seminar
7 Ujian Tutup
41
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian pada saluran irigasi sekunder
Konawe, Sulawesi Tenggara. Saluran sekunder ini mempunyai luas area irigasi seluas
222 ha.
1. Data primer
42
Data primer adalah data yang di peroleh dengan cara pengamatan dan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang memperoleh dari instansi-instansi terkait, laporan,
jurnal, buku, atau sumber lain yang relevan dalam permasalahan dan penyelesaian
4. data topografi
Analisis data yang di lakukan yaitu melakukan proses perencanaan saluran irigasi
pada kelurahan puosu dari BP.1-BP.2 dengan proses analisa sebagai berikut :
dan rembesan (p) dan penggantian lapisan air (WLR). Kebutuhan air
curah hujan efektif (Re). Setelah itu dengan menggunakan rumus mencari
43
kebutuhan air irigasi akan didapat kebutuhan air di lahan, dengan di tambah
Dimana :
R80% = (n/5)+1
Dimana :
Diman :
P : perkolasi (mm/hari)
NFR
IR =
E
44
Dimana :
IR= (Etc – Re ) /e
A x NFR
Q=
e
Dimana :
Q : Debit Rencana(m3/dt)
e : efisiensi rigasi, 0.8 untuk saluran tersier dan 0,9 untuk saluran
2 1
- V=KxR xl
3 2
A
- R =
P
- A = (b + mh) h
- P = b + (2h.m2 + 1)
- Q = V x A (m2)
- B : n x h (m)
45
Dimana :
b = lebar dasar
h = tinggi air
46
3.4. Bagan Alir Penelitian
Mulai
Survei Pendahuluan
Studi Literatur
Pengambilan
Pengolahan data
1. Metode 2. Metode
gumbel haspers
Hasil penelitian
selesai
47
Gambar 3.2. bagan alir penelitian
Sumber : (penulis 2023)
48