PENDAHULUAN
a. Irigasi Sederhana
Di dalam proyek-proyek sederhana, pembagian air tidak diukur atau diatur, air lebih
mengalir keselokan pembuang. Para pemakai tergabung suatu kelompok social yang sama,
dan tidak diperlukan keterlibatan pemerintah dalam organisasi semacam ini, persediaan air
biasanya berlimpah dan kemiringan berkisar sedang sampai curam.
Petak iktiar pada umumnya dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan
garis-garis dan skala 1 : 25000. Petak iktiar detail yang biasa disebut peta petak, dipakai
untuk perencanaan dibuat dengan skala 1 : 5000. Dan untuk petak tersier 1 : 5000 atau 1 :
2000.
3. Petak Irigasi
Pada petak irigasi terlebih dahulu dibuat petak yang merupakan dasar untuk
menentukan ukuran berbagai pekerjaan yang diperlukan. Dari petak terlihat saluran daerah
yang akan dialiri, batas dan luas petak. Petak sekunder maupun petak tersier, jaringan saluran
pembawa yang berupa saluran induk, sekunder, tersier dan saluran pembuang. Lokasi
pengambilan air pada irigasi baik berupa bangunan bebas maupun tidak juga terlihat.
Dalam perencanaan jaringan, saluran pembawa harus diletakkan pada daerah tinggi,
dapat merupakan saluran garis atau garis punggung sedangkan saluran pembuang berada di
lembah-lembah.
Petak Tersier
Perencanaan dasar yang berkenaan dengan inti tanah petak tersier. Petak ini menerima
air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap (off take) yang menjadi
tanggung jawab pemerintah, bangunan sadap tersier mengalirkan airnya ke seluruh
tersier. Di petak tersier di pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan menjadi
tanggung jawab para petani yang bersangkutan. Dibawah bimbingan pemerintah, ini
juga menentukan petak tersier, petak yang perlu besar akan mengakibatkan pembagian
air menjadi tidak efisien. Faktor-faktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam
suatu petak, jenis tanaman, topografi daerah-daerah yang ditanami padi, luas petak
yang ideal adalah antara 50-100 ha kadang-kadang 150 ha.
Petak Primer
Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil air langsung dari
saluran primer yang dilayani oleh satu saluran primer yang mengambilnya langsung
airnya dari sumber air, biasanya sungai. Proyek-proyek irigasi ternyata mempunyai dua
saluran primer yang menghasilkan dua petak primer. Daerah sepanjang saluran primer
sering tidak dapat dilayani dengan medan dengan cara menyadap air saluran sekunder.
b. Pengambilan Bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai mengalirkan ke dalam
jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah yang
dialiri dan jumlah air yang dibelokan arus dijamin cukup.
Gambar 2.2 Bangunan Pengambilan Bebas
(Sumber : http://rendyslashpicauly.blogspot.co.id)
c. Pengambilan Waduk
Waduk (reservoir) digunakan untuk menampung air irigasi pada waktu terjadi surplus
air sungai agar dapat dipakai sewaktu-waktu kekurangan air. Jadi fungsi utamanya adalah
untuk mengatur aliran sungai. Waduk yang berukuran besar biasanya mempunyai banyak
fungsi
seperti untuk keperluan irigasi, tenaga air pembangkit listrik, pengendali banjir,
perikanan, dan sebagainya. Waduk yang berukuran kecil dipakai untuk keperluan irigasi saja.
d. Stasiun Pompa
Irigasi biasa dipertimbangkan apabila secara grafitasi ternyata tidak layak dilihat dari
segi teknis maupun ekonomis. Pada mulanya irigasi hanya memerlukan model kecil, tetapi
biaya eksploitasinya mahal.
Saluran kuarter membawa air dari boks kuarter melalui bangunan sadap tersier atau
parit-parit sawah ke sawah-sawah.
c. Saluran Pembuang
Saluran pembuang kuarter menampung air dari jaringan pembuang tersier dan
membuang air tersebut ke pembuang primer atau langsung ke jaringan pembuang
alamiah dan keluar daerah irigasi.
Saluran pembuang primer mengalirkan air lebih dari saluran pembuang sekunder keluar
daerah irigasi.
2. Bangunan Irigasi
Bangunan bagi adalah bangunan air yang membawa air dari saluran sekunder sesuai
jumlah air yang dibutuhkan dalam tiap petak-petak sekunder. Bangunan bagi sadap
adalah bangunan yang membagi air dari saluran sekunder dan induk dimana terdapat
bangunan sadap untuk satu atau lebih petak tersier. Bangunan sadap adalah bangunan
yang membagi air dari saluran sekunder ke saluran tersier sesuai jumlah air yang
dibutuhkan oleh petak tersier.
4. Bangunan Pembawa
Bangunan-bangunan pembawa air dari arus hulu ke ruas hilir saluran. Aliran yang
melalui bangunan ini bila subkritis atau superkritis.
b. Got Miring
Daerah got dipertimbangkan.miring dibuat apabila trase saluran melewati ruas medan
dengan kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan tinggi energi yang besar.
Got miring berupa potongan saluran yang diberi pasangan (lining) dengan aliran
superkritis, dan umumnya mengikuti kemiringan medan alamiah.
b. Talang
Talang dipakai untuk mengalirkan air irigasi lewat diatas saluran lainnya, saluran
pembuang alamiah atau cekungan lembah-lembah.
Gambar 2.4 Talang
(Sumber : https://www.ilmutekniksipil.com)
c. Sipon
Sipon dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan grafitasi di bawah
saluran pembuang, cekungan anak sungai atau sungai.