Anda di halaman 1dari 5

OPTIMALISASI POLA TATA TANAM

DI DAERAH IRIGASI LUWUS CARANG SARI KABUPATEN BADUNG


I Nyoman Sedana Triadi
Made Mudhina
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali
Bukit Jimbaran, Po. Box 1064 Tuban Bandung-Bali
Telp. (0361) 701981 fax. 701128
Abstrak :
Daerah Irigasi Luwus Carangsari memiliki luas persawahan 1.035 ha dengan sistim irigasi yang memanfaatkan
Bendung Luwus Carangsari, selama ini terus mengalami kekurangan pasokan air sehingga pola tanam yang dilaksanakan
belum optimal. Perlu adanya penelitian tetang analisis pola tata tanam di daerah Irigasi Luwus Carang Sari, terkait dengan
optimalisasi kebutuhan air irigasi di wilayah ini.
Kebutuhan air irigasi di sawah ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: penyiapan lahan; penggunaan konsumtif;
perkolasi dan rembesan; penggantian lapisan air;curah hujan efektif dan pola tanam. Optimalisasi pola tanam di suatu
daerah irigasi terkait dengan kebutuhan air irigasi yang paling ekonomis.
Pola tanam yang paling optimal dan ekonomis dari 4 (empat) alternatif yang diusulkan di Daerah Irigasi Luwus
Carangsari adalah alternatif pertama dengan mulai tanam padi pertama pada tanggal 1 Oktober, padi kedua pada tanggal 1
Februari dan mulai tanam palawija tanggal 1 Mei, dan total kebutuhan air irigasi untuk luas persawahan 1.035 ha adalah
13.150,375 lt/dt atau 13,150 m3/dt.
Kata Kunci : Pola tata tanam, irigasi
OPTIMALYSATION PATTERN PLANT SYSTEM
AT LUWUS CARANGSARI IRRIGATION AREA BADUNG REGENCY
Abstract :
Irrigation Area Luwus Carangsari have 1.035 ha paddy field which used Luwus Carangsari Weir irrigation system,
so far have defisit of water supply pattern plant which held not optimal. Need a research about pattern plant analysis at
Luwus Carangsari Irrigation are related of optimalised water irrigation demand in this area.
Watter irrigation demand in paddy field influenced which any factor among other things: prepare of landuse;
konsumtif used; percolation and absorbtion; replace of water layer; effective of rain fall and pattern plant. Optimalised of
pattern plant at some area related with economy water demand.
Pattern plant which most optimal and economy from 4 (four) alternative of proposals at Luwus Carangsari Irrigation
Area is first alternative, which start of planted of paddy first at 1 st October, second paddy planted at 1 st February and start
planted of second crop at 1st May, and total water irrigation demand for 1.035 ha paddy field area is 13.150,375 lt/sc or
13,150 m3/dt.
Key Word : Pattern Plant System, Irrigation

I. PENDAHULUAN memanfaatkan Bendung Luwus Carangsari, selama ini


1.1. Latar Belakang terus mengalami kekurangan pasokan air sehingga pola
Salah satu pemanfaatan sumber daya air yang tanam yang dilaksanakan belum optimal. Beberapa
menjadi prioritas di Kabupaten Badung adalah sebagai kemungkinan yang mengakibatkan kekurangan air
sumber air irigasi, baik itu berasal dari sungai maupun mata tersebut yaitu banyaknya kebocoran saluran dari bendung
air. Ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhan irigasi menuju areal irigasi subak atau karena memang debit
di Kabupaten Badung menunjukan bahwa sumber air masih yang disuplay dari Bendung Luwus Carangsari tidak
mencukupi untuk melayani areal persawahan di Kabupaten mencukupi. Guna memastikan permasalahan yang
Badung. Pembagian air yang kurang merata akibat dari mungkin terjadi pada sistim irigasi pada di Daerah irigasi
pengelolaan sumber air irigasi baik di tigkat jaringan utama Luwus Carangsari diperlukan analisis penetapan pola tata
maupun di tingkat jaringan tertier merupakan sebab tanam yang terkait dengan jadwal tanam yang efektif
terjadinya kekurangan air disuatu daerah irigasi. [1] sesuai dengan ketersediaan air dan kondisi curah hujan di
Untuk dimungkinkannya tercipta pengolahan lahan wilayah ini. [3]
sawah yang intensif serta pemanfaatan sarana dan prasarana Pada masyarakat yang mengikuti sistem tanaman
jaringan irigasi yang optimal, selain membutuhkan dengan kontrol air dari bawah, petani lebih bebas
keseimbangan kuantitas sumberdaya air, lahan dan menentukan pilihan tentang jenis tanaman dan jadwal
sumberdaya manusia, pelaku pertanian yang tangguh, juga tanam. Pada sistem kontrol dari atas termasuk sistem
diperlukan informasi tentang penetapan pola tata tanam daerah irigasi yang dikembangkan oleh Kementerian
yang efektif yang sesuai dengan kondisi pertanian di Daerah Pekerjaan Umum, pola tanam biasa ditetapkan oleh
Irigasi Luwus Carangsari saat ini, yang terkait dengan panitia irigasi tingkat kabupaten.
jadwal tanam, luas tanam, sehingga diperoleh kebutuhan air Kebutuhan air irigasi di sawah ditentukan oleh
irigasi yang paling efisien. beberapa faktor berikut: penyiapan lahan; penggunaan
Daerah Irigasi Luwus Carangsari memiliki luas konsumtif; perkolasi dan rembesan; penggantian lapisan
persawahan 1035 ha dengan sistim irigasi yang air; curah hujan efektif. Dan pola tanam. [4]
1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian optimalisasi pola tata
tanam di Daerah Irigasi Luwus Carangsari, guna
memperoleh kebutuhan air irigasi yang optimal adalah :
1. Bagaimanakah alternatif pola tata tanam yang
diusulkan guna memperoleh efektifitas kebutuhan air
irigasi ?
2. Manakah pola tata tanam yang paling optimal di
Daerah Irigasi Luwus Carangsari
3. Seberapa besarkah kebutuhan air irigasi di Daerah
Irigasi Luwus Carangsari

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Adalah untuk memperoleh gambaran tentang alternatf
pola tanam di Daerah Irigasi Luwus Carangsari
2. Menetapkam pola tata tanam dan jadual tanam yang
optimal, serta memaksimalkan lahan pertanian yang
dapat diairi dengan pola yang lebih efektif dan efisien.
3. Mengetahui kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi Luwus
Carangsari

1.4. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di Daerah Irigasi Luwus
Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Untuk Padi
Badung
R80
Re 0,7
II. METODELOGI 15
2.1. Tahapan Penelitian Untuk Palawija
2.1.1. Pengumpulan data sekunder R50
Data sekunder diperoleh dari data yang berasal dari Re
15
jurnal, penelitian sejenis dan studi literatu, yang meliputi 3. Koefisien tanaman (Kc)
data luas irigasi, kondisi fisik saluran, data hujan dan berdasarkan metode FAO
klimatologi. 4. Penggunaan konsumtif (Etc)
Oleh tanaman dihitung berdasarkan metode prakiraan
2.1.2. Pengumpulan data primer empiris, dengan menggunakan data iklim, koefisien
Data primer dikumpulkan dengan strategi tanaman pada tahap pertumbuhan yang dinyatakan
wawancara langsung kepada petani di Daerah Irigasi Luwus sebagai berikut . [2]
Carangsari, dengan telah menyiapkan bahan-bahan Etc = Kc . Eto
wawancara yang terkait dengan luas lahan, jenis tanaman, 5. Efisien irigasi berdasarkan
jadwal tanam, system pembagian air, kendala dan hambatan- Kreteria Perencanaan (KP-01), metode analisis ini
hambatan terhadap kegiatan pengolahan tanam dll. adalah metode yang ada pada Standar Perencanaan
Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Perencanaan
2.2.3. Analisis data Pengairan.
Dengan memperhitungkan tingkat efektifitas dan 6. Kebutuhan air bersih untuk
efisiensi pola pembagian air ini, maka untuk perhitungan padi (paddy water requirements) dihitung berdasarkan
kebutuhan air irigasi akan dihitung berdasarkan periode 15 rumus. [2]
harian mengingat periode ini cukup efektif dan efisien untuk IR1 = Etc1 + P + WLR + LP Re
dilaksanakan pada pola operasi nanti.
Dengan:
Adapun metode-metode yang akan digunakan dalam analiss
IR1 : kebutuhan air untuk padi (mm/hari);
ini adalah:
Etc1 : penggunaan konsumtif padi (mm/hari);
1. Analisis evapotranspirasi
P : perkolasi (mm/hari);
potensial (ETo) menggunakan metode Penman
WLR : penggantian lapisan air (mm/hari) ;
Modifikasi
LP : kebutuhan air untuk pengolahan tanah
ETo = ETo* . C
(mm/hari);
2. Gambar 1. Lokasi Analisis
Bendung Luwus
curah Carangsari
hujan efektif Re : curah hujan efektif (mm/hari).
dengan metode Basic Year 7. Kebutuhan Air Untuk
Palawija
Kebutuhan air untuk palawija adalah . [2]

2
IR2 = Etc2 - Rep
Dengan:
IR2 : kebutuhan air untuk palawija (mm/hari); Bulan Eto
ETc2 : penggunaan konsumtif palawija (mm/hari); (mm/hari)
Rep : curah hujan efektif palawija (mm/hari). Januari 3,796
8. Kebutuhan air irigasi di intake Februari 3,895
IR IR2 Maret 3,203
DR 1 0,1157 A April 2,668
Eff Mei 2,401
Dengan:
Juni 2,296
DR : besarnya debit di pengambilan (m3/dt);
Juli 2,354
IR1 : kebutuhan air untuk padi (mm/hari); Agustus 2,882
IR2 : kebutuhan air untuk palawija (mm/hari); September 3,428
Eff : besarnya efisiensi total; Oktober 3,547
A : luas sawah (Ha). November 3,519
Desember 3,654
III. PEMBAHASAN
3.1. Analisisi data hujan 3.3. Curah Hujan Efektif
Dalam penelitian ini data yang digunakan Curah hujan efektif adalah curah hujan yang
bersumber dari beberapa stasiun hujan, data-data tersebut dapat digunakan langsung untuk pertumbuhan tanaman..
adalah data curah hujan harian pada Stasiun Hujan Mambal, 1. Curah hujan efektif padi
Stasiun Hujan Petang, dan Stasiun Hujan Abiansemal. Perhitungan curah hujan efektif padi mengacu kepada
Sebelum digunakan untuk analisis data tersebut terlebih KP-01 adalah diambil 70% dari curah hujan minimum
dahulu diuji mengenai kelengkapan dan konsistensinya. 15 harian dengan periode ulang 5 tahun (probabilitas
80%), yang dinyatakan dengan hubungan sebagai
berikut. [2]
Tabel 3
Perhitungan Curah hujan Efektif Untuk Padi
Daerah Irigasi Luwus Carangsari

Gambar 2. Curah Hujan Rata-rata Bulanan di


Wilayah Penelitian

Tabel 1 Curah Hujan


dengan Probabilitas 80% dan 50%

2. Curah hujan efektif palawija


Curah hujan efektif palawija menurut KP-01,
dapat ditentukan dengan periode bulanan dan
dihubungkan dengan dengan curah hujan rata-rata
3.2. Perhitungan Evapotranspirasi bulanan terpenuhi 50% (R50) serta mempertimbangkan
Proses fisik yang mengubah suatu cairan atau rata-rata bulanan evapotranspirasi tanaman. [2]
bahan padat menjadi gas disebut evaporasi, sedangkan Tabel 4 Perhitungan Curah hujan Efektif
penguapan air terjadi melalui tumbuhan disebut transpirasi. Untuk Palawija
Jika penguapan dari tanah atau permukaan air dan ranspirasi Subak Babakan Bengkel III
terjadi bersamaan maka gabungan kedua proses tersebut
dinamakan evapotranspirasi.(Eto)
Tabel 2. Analisis Evapotraspirasi
di Daerah Irigasi Luwus Carangsari 3
Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukan
yang dijadwalkan untuk mengganti lapisan air sesuai
kebutuhan. Tetapi jika tidak ada penjadwalan
semacam itu, dilakukan penggantian sebanyak 2 kali,
masing-masing 50 mm (3,3 mm/hari) yang
dilaksanakan pada satu dan dua bulan setelah
tranplantasi.

3.5. Alternatif Pola TataTanam


Dengan memperhatikan grafik histogram hujan
bulanan rerata, maka di Daerah Irigasi Luwus
Carangsari, akan di usulkan alternatif pola tata tanam.
Alternatif usulan pola tanam ditetapkan berdasarkan
keadaan musim dimana terjadi masa ketidakcukupan air.
Dari segi managemen air maka pada musim tidak
cukup air akan terjadi permasalahan pengaturan tanam
sehingga pola tata tanam diatur berdasarkan periode
bulan kering. Sedangkan pada musim hujan tidak terjadi
kesulitan air, sehingga penetapan pola tata tanam
3.4. Kebutuhan air untuk tanah mengikuti pola tanam pada bulan kering.
Kebutuhan air untuk tanah memperhitungkan Berikut akan disajikan alternatif pola tata tanam
kebutuhan total air selama penyiapan lahan (land dengan perincian awal tanam di Subak Babakan Bengkel
preparation), air pengganti akibat adanya perkolasi dan III, ini akan dihitung kebutuhan air irigasi pada masing-
penggantian lapisan air (water layer replacement). masing alternatif. Perhitungan air irigasi akan
1. Penyiapan lahan (land preparation) direncanakan di Daerah Irigasi Luwus Carangsari.
Penyiapan lahan untuk padi dimaksudkan untuk
Tabel 6. Usulan Alternatif Pola Tanam
penjenuhan tanah dan penstabil lapisan air sebelum
penanaman dimulai dan juga sebagai penyeimbang Untuk Daerah Irigasi Luwus Carangsari )
akibat adanya kehilangan yang diakibatkan oleh
evaporasi dan perkolasi. [2] Alternatif Mulai Tanam
Tabel 5 Perhitungan Kebutuhan Air Selama Padi I Padi II Palawija
Penyiapan Lahan (KAPL) Alternatif I 1 Oktober 1 Februari 1 Mei
Alternatif II 15 Oktober 15 Februari 15 Mei
Alternatif III 1 Nopember 1 Maret 1 Juni
Alternatif IV 15 November 15 Maret 15 Juni

3.6. Pola Tata Tanam Optimal


Dari kajian berbagai alternatif pola tata tanam di
Daerah Irigasi Luwus Carangsari dengan total luas areal
irigasi 1035 ha, pola tata tanam yang optimal dan efisien
ini akan dijadikan rekomendasi di Daerah Irigasi Luwus
Carangsari.
Adapun pola tanam yang paling optimal dan
efisien dari 4 (empat) alternatif yang diusulkan di Daerah
Irigasi Luwus Carangsari adalah alternatif I dengan mulai
tanam padi I pada tanggal 1 Oktober, padi II pada tanggal
1 Februari dan mulai tanggal palawija tanggal 1 Mei, dan
total kebutuhan air irigasi untuk alternatif I adalah
2. Perkolasi 13.150,375 lt/dt atau 13,150 m3/dt, selengkapnya
Laju perkolasi sangat bergantung kepada sifat-sifat disajikan seperti pada tabel berikut.
tanah. Untuk mengetahui secara pasti laju perkolasi ini
Tabel 7. Kebutuhan Air Irigasi Untuk DI Luwus Carangsari
harus diadakan pengukuran di lapangan dengan split-
dengan Luas Areal Irigasi 1035 ha.
ring infiltrometer. Pada tahun 1979 Mac Donald pernah
melakukan pengukuran di daerah Kulonprogo
Yogyakarta dengan hasil yang bervariasi tergantung tipe
tanahnya, dengan pertimbangan kondisi tanah lempung
berat dengan karakteristik pengolahan yang baik, maka
besarnya perkolasi Daerah Irigasi Luwus Carangsari
diambil secara seragam yaitu 2,0 mm/hari. [2]

3. Penggantian lapisan air

4
Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.
Tabel 8. Jadual Tanam Untuk Daerah Bandung : CV Galang Persada
Irigasi Luwus Carangsari [3] Anonim,2011. Identifikasi Pembagian Debit Saluran
Irigasi Subak Babakan Bengkel III, Desa Carang
Alternatif Mulai Tanam Sari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Dinas
Padi I Padi II Palawija Pekerjaan Umum Kabupaten Badung
Alternatif I 1 Oktober 1 Februari 1 Mei
[4].Chow, VT. 1993. Hidrolika Saluran Terbuka.
IV. Bandung : PT Erlangga

PENUTUP
4.1. Simpulan
1. Alternatif pola tata tanam yang diusulkan di Daerah
Irigasi Luwus Carangsari dalah sebagai berikut
Tabel 9. Usulan Alternatif Pola Tanam
Untuk Daerah Irigasi Luwus Carangsari )
Alternatif Mulai Tanam
Padi I Padi II Palawija
Alternatif I 1 Oktober 1 Februari 1 Mei
Alternatif II 15 Oktober 15 Februari 15 Mei
Alternatif III 1 Nopember 1 Maret 1 Juni
Alternatif IV 15 November 15 Maret 15 Juni

2. Pola tata tanam yang paling optimal di Daerah Irigasi


Luwus carang sari adalah dengan mulai tanam padi I
pada tanggal 1 Oktober, padi II pada tanggal 1 Februari
dan mulai tanggal palawija tanggal 1 Mei
3. Total kebutuhan air irigasi untuk daerah Irigasi Luwus
Carangsari adalah 13.150,375 lt/dt atau 13,150 m3/dt,

4.2. Saran
Penerapan pola tata tanam yang baru di suatu wilayah
irigasi perlu adanya koordinasi antara subak dan pemerintah
terkait dengan aspek sosial budaya dan kebiasaan
masyarakat setempat.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim,1986. Standar Perencanaan Irigasi, Kreteria


Perencanaan Bangunan Utama (KP-02), Direktorat
Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.
Bandung : CV Galang Persada

[2] Anonim, 1986. Standar Perencanaan Irigasi, Kreteria


Perencanaan Jaringan Irigasi (KP-01), Direktorat

Anda mungkin juga menyukai