Anda di halaman 1dari 36

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 433/ Teknik Kimia

Bidang Fokus III : Pengembangan Kesehatan


dan Obat

USULAN
PENELITIAN DASAR UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

Fermentasi Limbah Blotong Pabrik Gula Dengan Kotoran


Kambing Menjadi Pupuk Organik

TIM PENGUSUL :

Dr. Mahyati, ST., M.Si , NIDN 0029097006 (Ketua)


Muhammad Yusuf, S.TP., M.Si NIDN 0007118303(Anggota)

PRODI D3 ANALISIS KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
APRIL, 2022

i
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
RINGKASAN iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Urgensi Penelitian 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Defenisi Blotong 3
2.2 Pupuk Organik 6
2.3 Prinsip Pengomposan 9
2.4 Roapmap Penelitian 10
BAB 3. METODE PENELITIAN 11
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 11
3.2 Alat dan Bahan Penelitian 11
3.3 Pelaksanaan Penelitian 11
3.4 Uji Mutu Pupuk Organik berdasarkan SNI (No : 02-2803 2010,) 12
3.5 Flow Chart Penelitian 13
Bab 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 14
4.1 Anggaran Biaya 14
4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN – LAMPIRAN 17

iii
Ringkasan

Setiap musim giling pabrik gula akan menghasilkan limbah blotong tebu yang
mencapai 4-5% atau 305 kg perhektar tanaman tebu, sehingga tujuan jangka
panjang dari penelitian ini yang akan dicapai adalah memanfaatkan limbah blotong
tebu dari proses pemurnian nira dalam bentuk padat yang mengandung air dan
masih mempunyai temperatur cukup tinggi. Adapun suhu pada tumpukan blotong
dapat mencapai 94oC yang dapat menyebabkan kebakaran spontan. Blotong tebu
masih memiliki kandungan selulosa, yang dapat diolah dan difermentasi menjadi
pupuk organik. Disamping itu kendala yang di hadapi oleh para petani yaitu
ketersediaan pupuk urea yang sangat terbatas pada saat musim tanam tebu. Adapun
tujuan penelitian ini memanfaatkan limbah blotong tebu dari pabrik tebu dan
mendapatkan pasokan pupuk yang memenuhi standar pupuk organik padat
berdasarkan SNI 7763:2018. Adapun target yang akan dicapai adalah membuat
pupuk organik dengan memanfaatkan limbah blotong tebu dan kotoran kambing
yang berlimpah dan memenuhi standar SNI pupuk organik. Penggunaan kotoran
kambing sebagai bahan pada pembuatan pupuk organik dapat memperbaiki
komposisi kimia tanah terutama meningkatkan unsur nitrogen tanah yang diperoleh
dari kotoran kambing. Proses pembuatan pupuk organik menggunakan metode
fermentasi dari limbah blotong dan kotoran kambing dengan variasi waktu
fermentasi, komposisi campuran pupuk organik yang optimal.

Kata kunci: Blotong, kotoran kambing dan Pupuk Organik


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Total produksi gula Indonesia pada tahun 2021 hanya mencapai 3,5 juta ton
sementara kebutuhan gula nasional mencapai 6 juta ton pertahun (Ade, 2022).
Adapun produktifitas perkebunan tebu hanya berkisar 67 ton per ha dan diperoleh
produksi tebu 4,67 ton per ha dan rendemennya mencapai 7%, dari kebutuhan gula
nasional maka Indonesia masih membutuhkan penambahan lahan perkebunan tebu
sekitar 89 ton ha (Tawakkal dan Mahyati, 2021). Persentase blotong yang dapat
dihasilkan oleh pabrik gula dari tiap hektar pertanaman tebu sekitar 4-5% dan
diperkirakan mencapai limbah blotong 305 kg perhektar (Badai, 2019). Limbah
blotong pabrik gula belum dimanfaatkan secara maksimal dan sampai saat ini,
masih dibuang secara berkesinambungan dan dibiarkan bertumpuk. Limbah
blotong yang dihasilkan pabrik gula pada proses pembuatan gula yaitu proses
pemurnian nira yang masih memiliki kandungan selulosa dan air. Suhu yang
dimiliki limbah blotong pada masih cukup tinggi pada tumpukan pembuangan

dapat mencapai 94 oC dan dapat memicu terjadinya kebakaran secara spontan


(Sutrisno, 2009).
Di samping itu, pada proses produksi di pabrik gula Camming selain
menghasilkan gula juga terdapat buangan limbah padat (blotong tebu yang sangat
melimpah), limbah cair, maupun gas yang dapat mencemari lingkungan sekitar,
apabila tidak dikelola dengan benar (Murtinah, 1990). Limbah blotong dari pabrik
tebu masih mengandungan bahan aktif seperti sabut, wax, lemak kasar, protein
kasar, gula, total abu, SiO2, CaO, P2O5 dan MgO yang dapat berfungsi sebagai
nutrisi tanaman dan selulosa sebagai sumber karbon. Selanjutnya pada proses
pembuatan pupuk organik dari blotong tidak dapat langsung dimanfaatkan karena
suhu blotong masih panas dan molekul-molekulnya masih panjang sehingga
molekul-molekum penyusunnya harus dipecah terlebih dahulu menjadi unsur–
unsur yang lebih sederhana dengan proses fermentasi agar dapat diserap oleh
tanaman. Pada proses fermentasi dibutuhkan variasi waktu serta komposisi
campuran bahan baku pada pembuatan pupuk organik dari blotong yang optimal.

1
Adanya kandungan hara dari blotong dapat diolah menjadi pupuk organik
curah dengan mencampurkan kotoran kambing dan EM4. Dari penelitian
sebelumnya diperoleh menggunakan kotoran sapi diperoleh kandungan nitrogen
sebesar persen 0,6 % dimana kandungan tersebut, belum memenuhi standar pupuk
organik padat berdasarkan SNI 7763:2018 dengan persyaratan minimal 2%
(Tawakkal, 2021). Oleh karena itu, penelitian akan dilanjutkan dengan
menambahkan kotoran kambing untuk meningkatkan kandungan nitrogen pada
pupuk organik dari blotong tebu karena kotoran kambing memiliki kandungan
nitrogen sekitar 2,79 % (Afriadi, 2017).
Beberapa kendala yang dihadapi masyarakat dalam penggunaan pupuk
organik curah antara lain, menimbulkan polusi tanah serta over dosis penggunaan
terhadap pelepasan unsur hara kedalam air irigasi. Suatu solusi yang akan
dikembangkan yaitu memanfaatkan limbah blotong tebu dan kotoran kambing
menjadi pupuk organik yang lebih murah, ramah lingkungan serta mengurangi
ketergantungan terhadap pupuk kimia, khususnya pada perkebunan tebu.
Dari beberapa permasalahan diatas, maka pada penelitian ini akan
dikembangkan suatu metode fermentasi pada limbah blotong tebu menggunakan
variasi waktu fermentasi dan komposisi campuran bahan dari blotong, kotoran
kambing dan EM4 menjadi pupuk organik yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapakah perbandingan antara limbah blotong tebu dan kotoran kambing
terhadap nilai N % pada pupuk organik yang dihasilkan?
2. Bagaimana pengaruh waktu fermentasi terhadap kandungan N, P, K dari
pupuk organik yang optimal ?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Menentukan perbandingan antara limbah blotong tebu dan kotoran kambing
terhadap nilai N % pada pupuk organik
2. Menentukan waktu fermentasi terhadap kandungan N, P, K dari pupuk organik
yang optimal.
1.4 Urgensi (keutamaan) penelitian.
Keutamaan penelitian ini adalah metode fermentasi dengan memanfaatkan
limbah padat blotong dari pabrik gula menggunakan variasi waktu fermentasi dan
komposisi campuran pupuk organik dari blotong dengan EM4 dan kotoran kambing
yang optimal, karena berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya
diperoleh nilai N% yang tidak memenuhi standar SNI 7763:2018. Penelitian ini
diharapkan dapat memanfaatkan limbah blotong dari pabrik tebu dan mengganti
kotoran sapi dengan kotoran kambing agar kandungan nitrogen dapat memenuhi
standar SNI 7763:2018 sebagai pupuk organik padat. Berdasarkan penelitian
(Afriadi, 2017) yang memiliki kadar N sebesar 2,79 % , maka diharapkan pupuk
organik limbah blotong tebu akan memenuhi standar SNI 7763:2018. Gagasan
orisinal ini, yang akan mendukung pengembangan iptek orisinal pada ketahanan
pangan serta mendukung Indonesia mandiri pupuk yang ramah lingkungan.

BAB II. STUDI PUSTAKA

2.1 Defenisi Blotong


Blotong adalah hasil endapan dari nira kotor (sebelum dimasak dan
dikristalkan menjadi gula pasir) yang disaring di rotary vacum filter, diproduksi
sekitar 3,8 % dari tebu yang digiling. Limbah ini sebagian besar diambil petani
untuk dipakai sebagai pupuk tetapi butuh waktu yang sangat lama, sebagian yang
lain di buang di lahan terbuka yang dapat menyebabkan polusi udara, pandangan
dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan tersebut. Blotong masih banyak
mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula yang
masih terserap didalam kotoran itu (Purwaningsih, 2011).
Menurut (Kuswurj, 2009), blotong merupakan limbah yang paling tinggi
tingkat pencemarannya dan menjadi masalah bagi pabrik gula dan masyarakat.
Limbah ini ditumpuk pada lahan-lahan hijau dan menimbulkan pencemaran udara
dan bau yang kurang sedap. Pada musim hujan terjadi rembesan air dari bahan
organik yang ada pada blotong, akan meresap kedalam tanah serta sebagian

3
mengalami penguraian secara alamiah, sehingga mengurangi kadar oksigen dalam
air dan menyebabkan air berwarna gelap dan berbau busuk seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Limbah Blotong Tebu


Senyawa belerang dioksida (SO2) merupakan limbah gas yang keluar dari
cerobong reaktor sulfitir pada proses pemurnian nira yang kurang sempurna,
menyebabkan polusi udara di atas pabrik dan pemakaian belerang menjadi lebih
tinggi dari normal (Sutrisno, 2009).
Oleh karena itu, jika blotong dapat dimanfaatkan akan mengurangi
pencemaran lingkungan yang terjadi dengan pertimbangan yaitu masih terdapat
beberapa kandungan kimia pada blotong, selanjutnya menjadi alternatif solusi
sebagai pupuk organik dalam budidaya tanaman di lahan kering guna meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Pemberian blotong dapat meningkatkan kandungan hara
dalam tanah terutama unsur N, P, dan K serta unsur mikro lainnya. Peranan kompos
blotong pada tanah dapat dipastikan sama dengan peranan kompos atau pupuk
organik lainnya dalam memperbaiki sifat-sifat kesuburan tanah.

2.1.1 Kandungan Hara Blotong

Kandungan hara pada blotong tebu sangat baik akan pertumbuhan tanaman.
terutama persentase karbon dan fosfor. Blotong dapat diolah menjadi pupuk
organik, sebagai penyubur untuk perbaikan struktur tanah terutama pada lahan
kering karena blotong banyak mengandung bahan penyubur tanah seperti nitrogen,
fosfor (P2O5), kalsium (CaO), humus dan lain-lain (Taufif, 2013).
Adapun kandungan hara pada blotong tebu dapat dilihat pada tabel 2.1
dibawah ini.
Tabel 2.1 Komposisi Hara Blotong Tebu
Komposisi Nilai (%)
Karbon(C) 26.51
Nitrogen(N) 1.04
Fosfor(P) 6.142
Kalium(K) 0.485
Natrium (Na) 0.082
Calsium(Ca) 5.785
Magnesium(Mg) 0.419
Sumber : (Fadjri, 2009).

2.1.2 Blotong sebagai Bahan Baku Kompos


Pada umumnya pabrik tebu selain menghasilkan gula (sebagai produk utama)
juga menghasilkan limbah/hasil ikutan/pendamping baik berupa limbah cair
maupun limbah padat (Deptan, 2007). Proses pembuatan gula dari tebu
menghasilkan sejumlah limbah dalam bentuk pucuk (top cane), seresah (trash),
ampas (bagasse), blotong (filter mud), abu ketel (boiler ash), serta tetes tebu
(molases).
Bahan-bahan ini sebagian dapat dimanfaatkan kembali sebagai lagi hasil
samping dan sisanya dibuang sebagai limbah. Pucuk dan seresah merupakan Ampas
yang dikeluarkan pada saat ekstraksi tebu, sedangkan blotong dan tetes dihasilkan
dari proses pemurnian gula. Ampas yang digunakan sebagai bahan bakar
mengeluarkan sisa dalam bentuk abu ketel (Santoso, 2009). Menurut (Nahdodin,
2008), rata-rata standar produksi blotong pada masing-masing pabrik gula
umumnya sebesar 2,5% tebu. Pada tahun 2008, lima puluh tujuh pabrik gula di
Indonesia diperkirakan menghasilkan blotong lebih dari satu juta ton dan abu ketel
lebih dari tiga puluh empat ribu ton.
Berdasarkan jumlah blotong dan abu yang dihasilkan diatas maka dapat
diperkirakan bahwa dari kedua jenis limbah tersebut dapat dihasilkan kompos
sekitar enam ratus ribu ton. Jumlah blotong yang besar tersebut berpotensi untuk

5
dijadikan pupuk organik yang potensial. Namun sementara ini, pemanfatan blotong
sebagai pupuk organik masih belum maksimal dan penggunanya pun terbatas.
Hal ini disebabkan karena pengolahan limbah blotong menjadi pupuk organik
masih bisa dikatakan hanya asal-asalan, masih belum ditangani dengan
menggunakan satu proses yang baik dan benar sehingga pupuk organik yang
dihasilkan masih belum sempurna. Selain itu, karena minimnya pengetahuan petani
akan manfaat penggunaan pupuk organik dari bahan blotong. Blotong harus
dikomposkan atau di fermentasi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk
organik tanaman. Pengomposan merupakan suatu metode untuk mengkonversikan
bahan-bahan organik komplek menjadi bahan yang lebih sederhana dengan
menggunakan aktivitas mikroba. Pengomposan dapat dilakukan pada kondisi
aerobik dan anaerobik.

2.2 Pupuk Organik

Pupuk diklasifikasikan menjadi dua yakni sisa-sisa atau seresah tanaman,


limbah atau kotoran hewan, demikian juga kompos yang dapat diubah di dalam
tanah menjadi bahan-bahan organik tanah disebut pupuk alam atau pupuk organik.
Sedangkan pupuk yang dibuat di pabrik disebut pupuk buatan atau pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah bahan organik yang umumnya berasal dari
tumbuhan atau hewan, ditambahkan ke dalam tanah secara spesifik sebagai
sumberhara, padaumumnya mengandung nitrogen (N) yang berasal dari tumbuhan
dan hewan (Sutanto, 2002). Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.
130/5/2009 menyatakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau
cairan dan dapat diperkaya dengan bahan mineral alami atau mikroba yang
bermanfaat memperkaya hara, bahan organik tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Pupuk organik mempunyai kandungan unsur, terutama nitrogen
(N), fosfor (P) dan kalium (K) sangan sedikit, tetapi mempunyai peranan lain yang
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan tanaman
(Suriawiria, 2003). Berdasarkan Badan Standadisasi Nasional tentang SNI
2803:2010 syarat mutu pupuk NPK padat, dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini:
Tabel 2.2 Spesifikasi persyaratan mutu pupuk NPK padat (SNI 2803:2010)

Batas toleransi
minimal yang
No. Jenis Satuan Persyaratan dipersyaratkan
uji
1. Nitrogen total* %, b/b Sesuai 8%
2. Fosfor total sebagai P2O5* %, b/b formula 8%
3. Kalium sebagai K2O* %, b/b yang ada di 8%
4. JumLah kadar N, P2O5, K2O %, b/b label 8%
5. Kadar air %, b/b Maks. 3 -
6. Cemaran logam
- Raksa (Hg) mg/kg Maks. 10 -
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 100 -
- Timbal (Pb) mg/kg Maks. 500 -
7 Arsen (As) mg/kg Maks. 100 -
Keterangan : * adalah Jenis uji 1 s/d 3 adbk (atas dasar berat kering)

2.2.1 Pupuk Organik


Pupuk organik berfungsi untuk meminimalisir efek residu yang disebabkan
oleh pupuk anorganik dan mampu menambah unsur hara makro dan mikro serta
memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisika tanah. Menurut Lingga dan Marsono
(2001) pupuk organik dapat berasal dari pelapukan sisa tanaman, hewan dan
manusia. Salah satu sumber pupuk organik berasal dari kotoran ternak kambing.
Kotoran kambing relatif mudah diperoleh sebagai sumber utama unsur hara dalam
budidaya organik. Kebutuhan pupuk kandang sangat besar karena kandungan
haranya yang rendah. Pupuk kandang kambing memiliki kandungan hara 0.70% N;
0.40% P2O5; 0.25% K2O; C/N 20-25, dan bahan organik 31%. (Peni, 2007)
Namun, hal ini menjadi keunggulan bagi keduanya karena dapat digunakan
dalam waktu yang lebih lama, dengan efisiensi yang lebih tinggi karena jumlah
pupuk yang terbuang lebih sedikit, keberadaan pupuk organik granul di lingkungan
akan menjadi lebih lama dibandingkan dengan pupuk organik bentuk serbuk.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran petani akan dampak negatif dari
penggunaan pupuk kimia maka petani mulai beralih menggunakan pupuk organik.

7
2.2.2. Kotoran Kambing
Kambing dan limbah pakan, sehingga mengandung berbagai senyawa
organik dan unsur-unsur lain yang bermanfaat bagi tanaman maupun hewan seperti
cacing tanah. Kualitas pupuk kotoran kambing akan semakin bagus jika
pencampuran kotoran kambing sebelum proses fermentasi di mulai. Proses
pelapukan secara alamiah oleh berbagai jenis mikroba tersebut membutuhkan unsur
Nitogen (N) yang terkandung pada kotoran kambing tersebut dalam jumlah besar.

Gambar 2.2 Kotoran Kambing

Kandungan unsur hara pada kotoran kambing dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan baku pupuk organik. Penambahan kotoran kambing merupakan faktor
yang harus diperhatikan dalam pembuatan kompos. Proses pengomposan juga
membutuhkan bantuan mikroorganisme untuk meliputi nilai C-organik, N-total,
rasio C/N, P-total, K-total, kadar air, temperatur, dan pH.
Adapun penelitian kandungan hara kotoran kambing yang pernah dilakukan
oleh Tim Balittanah (2005), dengan hasil analisis yang dapat dilihat pada tabel 2.4
berikut:

Tabel 2.3 Kandungan Hara Kotoran Kambing.

Jenis Analisis Kadar %


N 1,41
P2O5 0,66
K2O 1,97
Sumber : (Tim Balittanah, 2005).
2.2.3 Bokashi
Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan
organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme4) pada proses
fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat
dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.

2.2.4 Nitrogen
Nitrogen termasuk unsur yang dibutuhkan dalam jumlah paling banyak
sehingga disebut unsur hara makro primer. Sumber unsur N dapat diperoleh dari
bahan organik, mineral tanah, maupun penambahan dari pupuk organik. Nitrogen
berfungsi untuk menyusun asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan
klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N, dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman serta meningkatkan kandungan protein dari hasil panen.
(Tawakkal dan Mahyati,2021)

2.3. Prinsip Pengomposan


Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan
organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik lainnya. Kompos dapat di
gunakan sebagai pupuk karena terdiri dari bahan-bahan organik.
Kompos mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain:
a) Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan.
b) Menambah daya ikat pada tanah dan daya ikat tanah terhadap zat hara
c) Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah
d) Mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah
hara ini tergantung dari bahan pembuat pupuk organik)
e) Membantu proses pelapukan bahan mineral
f) Memberikan ketersediaan bahan makanan bagi mikroba
g) Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan
2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan
Proses pengomposan dipengaruhi oleh berbagai faktor (Ilham, 2009)

9
a). Suhu, pada proses composting populasi hewan mikrobia akan berubah selama
proses composting berlangsung. Kebanyakan proses perombakan
(decomposition) terjadi pada tahap termofilik yakni adanya bakteri-bakteri
perombak yang tahan terhadap suhu tinggi di atas 55 OC
b). Udara, proses kompos dapat berlangsung pada kondisi tanpa udara (kurang
oksigen) maupun ada udara.
c). Kelembaban,tingkat kelembaban optimum untuk proses composting antara
50% - 60% by weight
d). Perbandingan karbon dan nitrogen.

2.4 Roadmap Penelitian


Adapun road map penelitian pembuatan pupuk organik dari blotong pabrik
tebu yang telah dimulai pada tahun 2019. Pada penelitian yang telah dilaksanakan
pada tahun 2021 yaitu produk pupuk organik granul dengan komposisi kandungan
N% 0,6 % yang tidak memenuhi standar SNI berdasarkan SNI 7763:2018 yaitu
minimal 2%. Pada roadmap penelitian pada tahun 2022 akan dilanjutkan pada
peningkatan unsur N pada pupuk blotong dan untuk memenuhi peta jalan penelitian
sampai mandiri pupuk organik yang direncanakan tercapai di tahun 2025 sbb:

Mandiri
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Pupuk pada
tahun 2025

karakterisasi Menentuka Menentu Pening Mendes Mendesa  Mendesain


limbah n kondisi kan katan ain in kemasan
blotong dari proses kondisi unsur N protipe protipe pupuk dan
pabrik gula fermentasi proses pupuk alat
alat  Menghitung
lewat desa pupuk fermentas organik pembuat granulat
organic kebutuhan
binaan serta i pupuk dari an or serta
ketersediaan curah dari organik blotong daya pasar
pupuk
blotong granul organik lepas
yang dari lambat
ramah blotong
lingkungan

Gambar 2.3 Roadmap Penelitian


BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium kimia dasar, laboratorium
bioproses dan Analisis Instrumen Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung
Pandang, selama 8 bulan
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
a. Peralatan yang digunakan untuk analisa di dalam laboratorium sebagai :
Labu kjeldahl, Labu destilasi, Alat destilasi, Alat destruksi, pH – meter,
Freezer, Incubator, Timbangan Digital, Spektrofotometri UV-VIS , Mixer, Labu
leher tiga 1000 ml, Pendingin balik, Termometer asah, Motor pengaduk, Corong
pisah, Pompa vakum, Corong burner, Water bath, Gegep besi, Pipet tetes panjang,
Gelas kimia, Labu ukur, Kertas saring, Selang, Ember, Saringan, Cawan porselin,
Termometer batang, Gelas ukur, Labu semprot, Pengaduk, Spatula, Oven, Kertas
Label, , Tanur , Hammer mill, Pan granulator.

b. Bahan Penelitian
Blotong limbah tebu, Kotoran kambing, EM4, molase, Ammonium sulfat,
Kalium Hidroksida, Calcium chloride., FeSO4.7H2O, MgSO4.7H2O, : KH2PO4 0,2
%, MgSO4.7H2O 0,1 %, (NH4)2SO4 0,4 %, FeSO4 0,1 %, Akuades, Asam klorida,
Kalsium Hidroksida, C3H7OH, KCl, indikator Conway, dll.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian menggunakan bahan baku kompos berupa blotong, kotoran


kambing dan EM4 dicampur secara merata dan dimasukkan ke dalam karung
sesuai masing-masing perlakuan. Setiap 5 kg sampel diberikan larutan EM4 10%
berat/vol sampai tumpukan penuh paada karung dan dilubangi sebanyak 12 titik.
Satu perlakuan terdiri 3 tumpukan karung. Suhu dan kelembaban selama
pengomposan diukur berkala setiap 48 jam (2 hari). Hasil fermentasi dianalisis
kandungan N, P dan K pada variasi waktu fermentasi yaitu 0, 15, 30, 45, dan 60
hari.

11
Adapun variasi fermentasi menggunakan komposisi yang berbeda sbb:

Perbandingan Blotong Kotoran EM 4 EM 4 Air


Blotong & (Gram) Kambing (Liter) (Liter) (Liter)
Kotoran (Gram)
Kambing
5:5 2500 2500
6:4 3000 2000
7:3 3500 1500 10 % 10 % 1,5
8:2 4000 1000

3.4 Uji Mutu Pupuk Organik sebagai indikator capaian hasil fermentasi
pupuk organik padat berdasarkan SNI (7763:2018)
a. Analisis Nitrogen
b. Analisis Posfor
c. Analisis Kalium
d. Analisis Kadar air
e. Analisis Kadar Abu
3.5 Flow Chart Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

13
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan

1 Bahan habis dan peralatan Rp 6.000.000


2 Perjalanan Rp 2.500.000
3 Lain-lain (monev, seminar, Laporan, Publikasi) Rp 1.500.000
Total Rp 10.000.000

Total Biaya Tahap I : (a + b + c ) = Rp 10.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Komponen Bulan Ke-


1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyiapan Peralatan
2 Penyiapan Bahan Baku & Bahan Kimia
3 Proses Fermentasi Secara Bokashi
4 Analisis Produk
5 Pembuatan Laporan

Daftar Pustaka

Ade. Miranti, 2022, Kebutuhan Gula Nasional Defisit 3,8 Juta Ton, Harus Dipenuhi
dengan Impor, Kemenperin: Kompas.com

Afriadi . T, Badruz Zaman dan Purwono, 2017, Pengaruh Penambahan Pupuk


Kotoran Kambing Terhadap Hasil Pengomposan Daun Kering Di Tpst Undip,
Dep. T. Ling Fak. Teknik Undip,
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan Jurnal Teknik
Lingkungan, Vol. 6,No. 3

Badai, M. dan Mahyati. 2019. Pkm Kelompok Tani Tebu Rakyat di Desa
Pitumpidangeng Kabupaten Bone.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, 2015, Tebu 2015, Makassar

Badan Standardisasi Nasional Tentang Standar Nasional Indonesia, 2803:2010


Pupuk N,P,K Padat

Badan Standardisasi Nasional Tentang Standar Nasional Indonesia, 7763:2018


Pupuk Organik Padat

Balittanah, 2005

Deptan. 2007. Pedoman Teknis Pemanfaatan Limbah Perkebunan Menjadi Pupuk


Organik. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Fadjari, Tjahya, 2009. Memanfaatkan Blotong, Limbah Pabrik Gula, url:


http://www.kulinet.com/baca/memamfaatkan-blotong-limbah-pabrik-
gula/536/

Ilham, 2009, Composting, Energy Equity Epic Pty. Ltd, Sengkang, Sulawesi
Selatan

Kementerian Pertanian. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia


tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah. No
28/Permentan/SR.130/5/2009.(https://nasih.wordpress.com/2010/06/07/per
mentan-no-28-th-2009-pupuk-organikpupukhayati-dan-pembenahtanah/).
Di Akses 16 februari 2020.

Kuswurj R., 2009, Blotong (filter cake). Sugar Cane Technology and Research.
http://www.risvank.com/?p=307

Lingga, P. 2001. Petunjuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Bathara Karya Aksara

Murtinah, S. 1990. Penelitian air buangan industri gula proses sulfitasi. Buletin
Penelitian Pengembangan Industri 12 : 7-20.

Nahdodin, S. H., I. Ismail, dan J. Rusmanto. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan


Pupuk untuk Mempertahankan Produktivitas Tebu dan Produksi Gula
Nasional.

Peni W.P. dan Teguh P, 2007, Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos Berbahan
Kotoran Sapi 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,
Pasuruan.

Purwaningsih, E. 2011. Pengaruh pemberian kompos blotong, legin, dan mikoriza


terhadap serapan hara N dan P tanaman kacang tanah. Widya Warta No 02
Tahun XXXV.

15
Taufif, Supari, Hendy hendro HS., 2013. Pengkajian Pengelolaan Limbah Padat (Blotong
dan Abu Ketel) Pada Pabrik Kompos Organik (Crusher) Biotan Alam lestari
Koperasi Karyawan Pabrik Gula Trangkil

Tawakkal dan Mahyati, 2021, Pembuatan Pupuk Organik Slow Release Fertilizer
(Srf) Dari Limbah Blotong Tebu Pabrik Gula, Tugas Akhir Politeknik
Negeri Ujung Pandang

Santoso, B. E. (2009), Catatan pribadi dalam melaksanakan pelayanan dan


penelitian di 54 pabrik gula di Indonesia pada musim giling 1975 – 2008.
Tidak Diterbitkan.

Sutrisno dan A. Toharisman. (2009), Ikhtisar Angka Perusahaan Tahun Giling 2008
(Inpress). P3GI. Pasuruan-Jatim.

Suriawiria, 2003, Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara


Biologis., PT.Alumni. Bandung

2021, Produktivitas Perkebunan Tebu Terus Menurun,


https://news.majalahhortus.com
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
I. Rincian Anggaran Penelitian
a. Anggaran Untuk Pengadaan Bahan Anggaran Untuk Pengadaan
Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Volume/berat Harga Satuan Jumlah Harga
Rp. (Rp)
1 Ammonium sulfat pro analysis 100 g 800.000 800.000
2 Asam klorida pro analysis 100 g 3.500.000 350.000
3 Akuades - 50 L 7.500 375.000
4 C3H7OH - 2 kg 120.000 240.000
5 KCl - 100 g 50.000 50.000
6 KH2PO4 pro analysis 100 g 2.700.000 270.000
7 MgSO4. 7H2O pro analysis 100 g 950.000 95.000
8 Etanol - 20 L 100.000 2.000.000
9 FeSO4.7H2O pro analysis 100 g 900.000 90.000
10 CaCl2. 6H2O pro analysis 25 g 1.955.000 195.500
11 FeCl3. 6H2O pro analysis 25 g 1.830.000 183.000
12 ZnSO4. 7H2O pro analysis 25 g 889.000 88.900
13 Kertas saring pro analysis 1 pak 160.000 160.000
14 CuSO4. 5H2O pro analysis 10 g 956.000 95.600
15 (NH4)2SO4 pro analysis 10 g 330.000 33.000
16 FeSO4 pro analysis 1L 859.000 859.000
17 KOH pro analysis 100 g 1.150.000 115.000
Total 6.000.000

b. Anggaran Untuk Perjalanan

No Kota/Tempat Tujuan Keperluan Biaya Satuan Jumlah Biaya


(Rp)
1 Bone (p.p) Pengambilan sampel 2 orang x 1.000.000
blotong dan kotoran 500.000
Kambing
2 Sewa kendaraan Pengangkutan blotong dan 2 x 750.000 1.500.000
kotoran kambing ke Lab.
Total 2.500.000

c. Pengeluaran Lain (Administrasi, Publikasi, Pemeliharaan dan Perbaikan)

No Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan, Jumlah Biaya (Rp)


Rp
1 Pengolahan data 1 paket 500.000 500.000
2 Penulisan laporan 1 paket 400.000 400.000
3 Pembuatan laporan 5 Eksamplar 60.000 300.000
4 Publikasi dalam jurnal 1 paket 300.000 300.000
Total 1.500.000
Total Biaya Tahap I : (a + b + c ) = 10.000.000

17
Lampiran 2. Dukungan sarana dan prasarana penelitian

I. Dukungan Terhadap Pelaksanaan Penelitian


Dukungan dana terhadap penelitian ini : Tidak ada

II. Sarana Penunjang Penelitian


2.1 Laboratorium :
Sarana laboratorium yang akan digunakan adalah : Laboratorium Kimia
Dasar, Laboratorium Pengolahan Limbah, Laboratorium Kimia Analisis
Instrument Laboratorium Teknologi Bioproses, Laboratorium Kimia Proses dan
Laboratorium Satuan Operasi, Bengkel Mekanik dan Bengkel Otomotif
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
2.2 Peralatan Utama
No Peralatan yang sudah Lokasi Kegunaan
tersedia
1 Fermentor Lab. Kimia Analisis Untuk Analisa
Instrument
2 Spektrofotometer UV-Vis Lab. Kimia Analisis Untuk ekstraksi
Instrument
3 Alat desktruksi Lab. Kimia Analisis Untuk Analisa
Instrument
Lampiran 3. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas

No Nama/NIDN/NIM Instansi Bidang Alokasi Uraian Tugas


Asal Keahlian waktu
(Jam/mgg)
1 Dr. Mahyati, ST., MSi D3 Biotekno 15 Penyusunan
NIDN 0029097006 Analisi logi proposal,
s Kimia Pelaksanan
pembuatan
pupuk, Analisis
data, pembuatan
laporan akhir
dan artikel serta
presentasi
seminar
2 Muhammad Yusuf, D4 Teknolo 10 Penyusunan
S.TP., M.Si Teknol gi proposal,
NIDN 0007118303 ogi Pangan Pelaksanan
Kimia pembuatan
Indsutri pupuk,
pembuatan
laporan akhir
dan artikel
3 Andi Putri Faziha D3 Analisis 7 Pelaksanan
Makmur Analisi Kimia pembuatan
NIM 33219002 s Kimia pupuk,
pengambilan
data, pembuatan
laporan akhir
dan artikel
4 Sarpiah S D3 Analisis 7 Pelaksanan
NIM 33219023 Analisi Kimia pembuatan
s Kimia pupuk,
pengambilan
data, pembuatan
laporan akhir
dan artikel

19
Lampiran 4. Biodata ketua dan anggota peneliti

A. Ketua Tim Penelitian


a. Indentitas Diri

1.1 Nama Lengkap DR. MAHYATI, ST, M.Si (P)


1.2 Jabatan Fungsional Lektor
1.3 Nip/NIDN 197009292002122001/ 0029097006
1.4 Tempat / Tanggal lahir Ujung Pandang, 29 September 1970
1.5 Alamat Rumah Jln. Darul Ma ‘ arief III / 6 Makassar
1.6 Nomor Telp/HP ( 0411 ) 459623/085298353527
Politeknik
1.7 Negeri
AlamatUjung
KantorPandang Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 Tamalanrea Makassar
1.8 Nomor Tlp Kantor/Faks (0411) 585368,585367, (0411) 586043
1.9 Alamat email mahyatikimia@poliupg.ac.id
1.10 Mata Kuliah yang diampu 1. Pengantar Ilmu dan Teknologi Lingkungan
2. Pengolahan Limbah Industri
3. Kimia Terapan
4. Penanganan Limbah B3

b. Riwayat Pendidikan
c. Riwayat Penelitian

21
d. Riwayat Pengabdian pada Masyarakat

e. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal


23
f. Pengalaman Penulisan Buku/Bahan Ajar

25
B. Anggota Peneliti

1. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengangelar) Muhammad Yusuf, S.TP., M.Si
2. JenisKelamin Laki-Laki
3. JabatanFungsional Asisten Ahli
4. JabatanStruktural Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia, Program
Studi Kimia Analisis
5. NIP/NIK/Identitaslainnya 198311072009121003
6. NIDN 0007118303
7. TempatdanTanggalLahir Ujung Pandang 7 November 1983
8. AlamatRumah Hartaco Indah Blok 1P No. 1 Makassar 90224
9. NomorTelepon/Faks/ HP/E-mail HP 081386030556/yusufpangan07@gmail.com
10. Alamat Kantor Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea
Makassar
11. NomorTelepon/Faks Telepon 0411-585365/ Fax 0411-586043
12. Alamat e-mail -
13. Lulusan yang TelahDihasilkan D3 = 50 S-1= 15orang; S-2= 0 Orang;
S-3= 0 Orang
14. Mata KuliahygDiampu 1. Teknologi Pengolahan Hasil Laut
2. Rancangan dan Pengemasan Pangan
3. AnalisisPangandanLegislasi
4. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan

2. Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi


Uraian S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi UniversitasHasanuddin Institut Pertanian Bogor
BidangIlmu TeknologiHasilPertanian TeknologiIndustriPertan
ian
TahunMasuk-Lulus Tahun Masuk 2001 Tahun Masuk 2006
Tahun Lulus 2006 Tahun Lulus 2009
JudulSkripsi/Thesis/Disert SubtitusiTepungUbiJalardanTepun Perancangan Model
asi gKedelaidalamPembuatan Cookies PenjadwalanPemetikand
UntukMakananAnak- anPenjadwalanPengang
AnakdenganMenggunakan kutanPucukTeh di PT.
Software ECHIP Ver.6.2. 2006. Perkebunan Nusantara
SkripsiTeknologiHasilPertanian, VII
FakultasPertaniandanKehutananU KebunGedehCianjur,
niversitasHasanuddin, Makassar. Jawa Barat (Design of
Picking and
Transportation
Schedule Model at PT.
Perkebunan Nusantara
VIII GedehCianjur,
West Java). Thesis
TeknologiIndustriPertan
ian,
PascasarjanaInstitutPert
anian Bogor.
Nama 1. Dr. Zainal, S.TP., M.FoodSc 1. Dr. Ir. Sukardi, M.Si
Pembimbing/Promotor 2. Prof.Dr.Ir. Elly Ishak, M.Sc 2. Ir. Zein M. Nasution,
M.AppSc

3. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


No Pendanaan
Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
Karakterisasi Sampah BOPTN Politeknik 6.000.000,-
Pasar Terong Makassar Negeri Ujung
1 2011
Sebagai Bahan Baku Pandang
Produksi Biogas
DiversifikasiTanaman PoliteknikNegeri 100.000.000,-
PanganUmbiUwiDalam Ujung Pandang
Pembuatan Cookies Bekerjasamadengan
‘Baruasa’ (Kue BadanPengkajian
2 2012 TradisionalBugis danPenerapan
Makassar) Berbasis Teknologi (BPPT)
KearifanLokalDalam
MendukungKetahanan
Pangan Nasional
Hidrolisis Empulur Sagu BOPTN Politeknik 7.000.000,-
3 Secara Kimiawi dan Negeri Ujung
2013
Enzimatis Pandang
Sub Program Fortifikasi Insentif Riset 110.000.000,-
Rumput Laut dalam SINas Ristek
4 2014 Pembuatan Mie (Strategi Nasional)
Menggunakan Response Kementerian Riset
Surface Methodology dan Teknologi
Rekayasa Proses Hibah Bersaing 55.000.000,-
Pembuatan Nori Imitasi DIKTI
Dari Ikan Gabus
5 2015
(Ophiocephalus Striatus)
Serta Aplikasinya Sebagai
Snack

4. Kegiatan Profesional/Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun


Terakhir

Tahun Kegiatan Tempat


2011 Penyuluhan Unit Kecil Menengah dan Industri Kabupaten Selayar,
Pembuatan Terasi Udang dan Keripik Melinjo Sulawesi Selatan

27
2012 IbM DIPA BOPTN Penyuluhan Bahaya Kota Makassar
Penggunaan Pewarna dan Pengawet Bagi
Makanan
(OrganisasiSosialKemasyarakatanAisyahMuha
mmadiyah Kota Makassar)
2014 IbM DIKTI Masyarakat Pesisir Dan Nelayan Kecamatan Tanete Rilau,
Rumput Laut Di Desa Pao-Pao Kabupaten Barru Kabupaten Barru
2015 IbM DIKTI Kelompok Petani Buah Lokal Di Kecamatan Sinjai Selatan,
Desa Alenangka, Kabupaten Sinjai Berbasis Kabupaten Sinjai
Pascapanen Dan Alih Teknologi Olahan Pangan

5. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
2011 PemodelanPenjadwalan Proses Jurnal Ilmiah Volume III, Edisi ke-6
PengolahanPucukTeh di PT. Aktualita ISSN No. Desember 2011
Perkebunan Nusantara VIII 2085-3505
KebunGedehCianjur,
Jawa Barat
2014 Aplikasi HACCP Agrokompleks Volume 12, Nomor 1
danManajemenMutupadaIndustr ISSN 1412-811X Januari 2014
iPengolahanAyamPedaging
2015 EstimasiProduksi Gas Metana Galung Tropika Volume III, Edisi 1
(CH4) Dari LimbahPangan ISSN No. 2302- Januari 2015
4178

6. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Tahun Judul Buku Jumlah Penerbit
Halaman
2011 Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan 280 Politeknik Negeri Ujung
Pandang
2012 RancangandanPengemasanBahanP 240 Politeknik Negeri Ujung
angan Pandang
2012 PenuntunPraktikumTeknologiProd 120 Politeknik Negeri Ujung
uksiGaram Pandang Kerjasama Akademi
Komunitas Nagekeo
2013 BahanTambahanPangan 130 Politeknik Negeri Ujung
Pandang
2013 PenuntunPraktikumBahanTambaha 50 Politeknik Negeri Ujung
nPangan Pandang Kerjasama Akademi
Komunitas Bombana
2014 PenuntunPraktikumMikrobiologiPa 78 Politeknik Negeri Ujung
ngan Pandang Kerjasama Akademi
Komunitas Bombana
2014 SifatFisikPangan 120 Politeknik Negeri Ujung
Pandang
29
Lampiran 5. Biodata Mahasiswa
Mahasiswa 1
Biodata Mahasiswa
Mahasiswa 2

31
Lampiran 6: Surat Pernyataan Ketua Peneliti (Original)

Anda mungkin juga menyukai