Disusun Oleh :
PROPOSAL PENELTIAN
Peneliti I Peneliti II
Dosen Pembimbing
Nanang Kusbandono
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Soedradjat (1999), jika tidak ditemukan atau dikembangkan sumber minyak
baru, maka pada tahun 2010 Indonesia diperkirakan tidak lagi berstatus sebagai net exporter,
atau bahkan menjadi net importer. Sari (2002) mengatakan bahwa jika Indonesia tidak
bersiap, maka pada tahun 2012 Indonesia akan menjadi net oil importir. Sepuluh tahun
kemudian (2022) akan menjadi total oil importer, karena persediaan minyaknya habis sama
sekali. sehingga nilai impor Indonesia akan lebih besar daripada nilai ekspornya. Oleh karena
itu diperlukan upaya guna mendapatkan bahan bakar alternatif yang bersifat terbarukan, salah
satunya adalah biodiesel (Rahayu, 2005; Zuhdi, 2004; Zuhdi dkk, 2003; Zuhdi, 2002;
Rahman, 1995; La Puppung, 1986).
Reaktor Biogas merupakan sala satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan
masyarakat akibat kenaikan harga BBM,teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama
dikalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi. Dalam rangka
pemunuhan keperluan energi rumah tangga,kususnya di pedesaan, maka perlu dilakukan
upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif energi yang layak bagi
masyarakat.
Biogas atau sering disebut pula gas bio merupakan gas yang timbul jika bahan-bahan
organik seperti kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah direndam dalam air dan
disimpan didalam tempat tertutup atau anaerob (tanpa udara). Biogas ini sebenarnya dapat
pila terjadi pada kondisi alami. Namun untuk mampercepat dan menampung gas ini,
diperlukan alat yang memenuhi syarat terjadinya zat tersebut.
Jika kotoran ternak yang yang telah dicapur air atau isian (slurry) dimasukkan
kedalam alat pembuat biogas maka akan terjadi proses pembusukan yang terdiri dari dua
tahap, yaitu proses aerobik dan proses anarobik. Pada proses yang pertama diperlukan
oksigen dan hasil prosesnya berupa karbon dioksida (CO2). Proses ini berakhir setelah
oksigen didalam alat ini habis. Selanjutnya proses pembusukan berlanjut pada tahap kedua
(proses anaerobic). Pada proses yang kedua inilah biogas dihasilkan. Dengan demikian, untuk
menjamin terjadinya biogas alat ini harus tertutup rapat, tidak berhubungan dengan udara luar
sehingga tercipta kondisi hampa udara (tanpa udara).
Biogas yang terbentuk dapat dijadikan bahan bakar karena mengandung gas metan
(CH4) dalam prosesntasenya yang cukup tinggi (54 70 %). Akibat lain yang ditimbulkan
karena penggunaan kotoran ternak sebagai biogas adalah :
1. Dapat merancang dan menghasilkan Alat pembuatan Biogas skala kecil (Lab)
2. Mengetahui langka-langka pembuatan Biogas dari kotoran ternak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain
sebagai berikut : 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 % N2, O2,
H2, & H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan
sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang
ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak
Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 Biogas
setara dengan :
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah
dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak
(bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat
langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi
pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup
banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500
ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m 3
biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa
1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk
organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis
yang tidak kecil pula.
Untuk satu ekor sapi rata-rata dapat menghasilkan 20 kg kotoran per ha, dan setara
dengan 1 s.d. 1,2 m kubik. Pada proses penghitungan gas methan yang dihasilkan dari 20kg
kotoran sapi per hari, maka akan dihasilkan gas methan sebesar campuran 0.10285 kg dan gas
methan murni sebesar 0.061714 Kg. Untuk satu alat biogas dibutuhakan biaya sebesar Rp
1.500.000.
PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Kotoran sapi
2. Air
Keterangan
1. Drum
2. Pipa
3. Kran
4. Plastik
1. Menyiapkan sebuah drum bervolume 60 liter dan berdiameter 40cm, dan Pipa
dengan diameter 2 inch,panjang 50 cm.
2. Drum diatasnya terdapat penutup yang digunakan untuk memasukkan Bahan dan
mengeluarkan Limbahnya
3. Disisi Drum di beri lubang untuk di sambungkan dengan pipa
4. Pipa sebelumnya di sambungkan dengan kran, biar mudah untuk mengeluarkan
dan menutup Gas yang dihasilkan
5. Di ujung kran di taruh plastik untuk penampung gas yang dihasilkan.
1. Yang dilakukan pertama kali adalah membuat isian yaitu campuran dari kotoran
ternak yang masih segar dengan air dengan perbandingan 1 ; 1,5
2. Aduk hingga rata dan bersihkan dari benda benda lain yang mengkin terbawa.
3. Masukkan isian ke dalam Drum
4. Sebelumnya kran sudah dibuka
5. Setelah sekitar beberapa hari, gas mulai terbentuk ditandai dengan melembungnya
Plastik yang diikat di ujung kran.
3.4.3. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan : -
1. Percobaan Pendahuluan
2. Pengumpulan data
- - -
3. Pengujian Hasil
- - - -
Penyelesaian :
- - -
1. Pengolahan Data
2. Penyusunan Laporan
3. Penggandaan Laporan - -
4. seminar
- -
-
- -