Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Bimo Saputra (2022310022)
3. Akhramdani (2022310014)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUl...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................................................................1
1.2 Manfaat.............................................................................................................................................3
1.3 Perumusan masalah...........................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gas Definisi.......................................................................................................................................5
2.2 Komposisi Penyusunan Gas...............................................................................................................7
2.3 Senyawa Kimia pada Gas..................................................................................................................8
2.4 Jenis-Jenis Gas........................................................................................................................9
BAB III ISI
3.1 Proses Penambangan Gas..................................................................................................................12
3.2 Metode Penambangan Gas.................................................................................................................13
3.2.1 Metode Tambang Terbuka (Surface Mining)..........................................................................12
3.2.2 Penambangan Tertutup(Underground mining) .....................................................................13
3.2.3 Tambang Bawah air (underwater mining / marine mine) .....................................................13
3.3 Proses Pengelolaan Gas.....................................................................................................................15
BAB IV ANALISA
4.1 Data Penambangan yang ada di Indonesia........................................................................................17
4.2 Bagaimana Proses Gambaran Pertambangan....................................................................................19
4.2.1 Gambar Penambangan Gas Di Bawah Laut .............................................................................19
4.2.2 Gambar Penambangan Gas Di Darat ........................................................................................19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................22
5.2 Saran........................................................................................................................................23
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................24
iii
Selama ini sebagian besar negara di dunia bertumpu pada gas alam atau gas bumi
sebagai sumber energi yang dapat mendukung kehidupan masyarakatnya. Gas alam adalah
sumber energi yang berasal dari fosil tanaman, hewan, dan mikroorganisme yang tersimpan
di bawah tanah selama ribuan bahkan jutaan tahun. Kegunaan utama gas alam antara lain
untuk produksi bahan bakar dan juga amonia atau komponen utama dalam pembuatan
pupuk. Gas alam atau gas bumi juga memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat
Indonesia seperti mendukung perindustrian, pembangkit listrik, komersil, dan untuk
kehidupan seharihari.
Untuk Indonesia sendiri, gas alam atau gas bumi sudah mulai dimanfaatkan sejak
tahun 1960-an, dan sejak saat itu perusahaan gas Indonesia mulai berkembang. Salah satu
fakta yang mengejutkan adalah pada tahun 2015 Indonesia termasuk 10 besar negara di dunia
yang menghasilkan gas alam terbanyak. Selain itu, Indonesia juga menempati urutan ketiga
untuk negara yang memiliki sumber cadangan gas alam terbesar di Asia Pasifik setelah
Australia dan
Republik Rakyat Tiongkok pada tahun yang sama.
Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, per tahun 2017
Indonesia diperkirakan memiliki potensi cadangan gas alam atau gas bumi sebesar 142.7
TSCF, dengan 100.36 TSFC cadangan gas alam yang telah terbukti dan cadangan potensial
gas alam sebesar 42.36 TSCF. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah
mencatat beberapa proyek besar gas alam yang telah didirikan di Indonesia antara lain Blok A
Aceh yang memiliki cadangan gas alam sebesar 0.56 TSCF, East Natuna yang memiliki
cadangan gas alam sebesar 46.00 TSCF, Jambaran Tiung Biru (JTB) yang memiliki cadangan
gas alam sebesar 1.20 TSCF,
1
IDD dengan cadangan gas alamnya sebesar 2.32 TSCF, Merakes dengan cadangan gas alam
sebesar 0.81 TSCF, Tangguh Train 3 dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 5.7 TSCF,
Asap-Kido-Merah dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 1.49 TSCF, dan yang terakhir
Abadi dengan jumlah cadangan gas alam sebesar 10.73 TSCF.
Beberapa gas alam yang dapat ditemukan di Indonesia antara lain, LNG (liquefied
natural gas) adalah jenis gas alam metana yang akan memiliki komposisi 90% metana (CH4)
ketika dicairkan pada tekanan atmosferik dan suhu -163 derajat celcius. Jika dilihat dari sisi
keunggulannya, LNG merupakan gas alam atau gas bumi yang memiliki proses
penyimpanan yang mudah serta pengangkutan dari kilang gas satu ke kilang gas yang
lainnya yang juga mudah untuk dilakukan. LNG merupakan gas alam atau gas bumi yang
memiliki sifat tidak berbau, tidak beracun, tidak korosif dan tidak mudah terbakar. LNG juga
gas alam yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Selain itu, Indonesia juga memiliki gas alam atau gas bumi yang bernama LPG
(liquefied petroleum gas) yang merupakan gas alam yang memiliki komponen utama
propana (C3H8) dan Butana (C4H10). LPG sendiri banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk bahan bakar memasak atau membuat korek api. Ditinjau dari sifatnya, LPG
merupakan gas alam atau gas bumi yang tidak memiliki bau, tidak berwarna, tidak berasa,
mudah terbakar dan memiliki tingkat racun yang sangat sedikit.
Indonesia juga memiliki gas alam atau gas bumi bernama CNG (compressed natural
gas) yang merupakan gas alam yang tetap jernih meskipun di bawah tekanan tinggi. Selain
itu, CNG juga memiliki sifat tidak berbau dan tidak korosif. Untuk metode penyimpanannya,
CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang besar dan tekanan yang sangat tinggi agar
kemurniannya tetap terjaga. Hal ini menyebabkan CNG cukup sulit untuk didistribusikan ke
tempat yang jauh. CNG banyak dimanfaatkan untuk keperluan gas industri oleh masyarakat
Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan gas alam atau gas bumi akan semakin
meningkat mengingat jumlah penduduk Indonesia yang juga akan semakin bertambah.
Merujuk pada pemaparan di atas, kita dapat melihat potensi gas alam
2
atau gas bumi di indonesia. Baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, Oleh
karena itu, harapannya Indonesia akan bisa mengoptimalkan pencarian sumber gas alam atau
gas bumi yang tertanam di bumi Indonesia.
Selain berfungsi sebagai bahan bakar kendaraan, ternyata bisa digunakan gas alam
untuk rumah tangga.
Mulai dari digunakan pada kompor gas alam, hingga digunakan untuk keperluan
rumah tangga lainnya.
Manfaat gas alam selanjutnya juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri
plastik, mungkin ini banyak yang belum tahu ya.
Bahkan. ada banyak industri lain yang menggunakan gas alam seperti industri
mesin api dan industri pengolahan baja.
3
d) Pengolahan Kertas
Manfaat gas alam bagi kehidupan manusia selanjutnya, juga digunakan pada
pengolahan tissue dan kertas.
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka
perumusan masalahnya pada “Bagaimana hasil uji alat pressure reducing station untuk
penurunan tekanan tabung compressed natural gas dari tekanan 200 bar ke 2 bar” ?
4
2.1 GAS DEFINISI
Gas adalah salah satu dari empat wujud dasar materi (lainnya adalah padat, cairan, dan
plasma). Gas murni dapat tersusun dari atom (misalnya gas mulia seperti neon), molekul elemen
yang tersusun dari satu jenis atom (misalnya oksigen), atau molekul senyawa yang tersusun dari
berbagai macam atom (misalnya karbon dioksida).
Campuran gas akan mengandung beragam gas murni seperti udara. Hal yang membedakan
gas dari cairan dan padat adalah pemisahan partikel gas yang sangat besar. Pemisahan ini
biasanya membuat gas tak berwarna menjadi tak terlihat oleh pengamatan manusia.
Istilah gas pertama kali digunakan pada awal abad ke-17 oleh kimiawan Flandria J.B. van
Helmont.[note 4] Istilah van Helmont muncul untuk menyederhanakan transkripsi fonetik istilah
bahasa Yunani kuno χάος Khaos – g dalam bahasa Belanda diucapkan seperti kh dalam "akhir" –
dalam hal ini Van Helmont hanya mengikuti penggunaan alkimia mapan yang pertama kali
dibuktikan dalam karya Paracelsus. Menurut terminologi Paracelsus, khaos berarti sesuatu
seperti "air ultra-langka".
Kisah lainnya adalah bahwa kata-kata van Helmont terpotong dari gahst (atau geist), yang
artinya hantu atau arwah. Ini karena gas tertentu menggambarkan asal mula supernatural, seperti
dari kemampuan mereka menyebabkan kematian, memadamkan api, dan terjadi di "tambang,
dasar sumur, halaman gereja dan tempat-tempat sepi lainnya".1
5
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Gas didefinisikan sebagai keadaan materi
yang terdiri dari partikel-partikel yang tidak memiliki volume dan bentuk tertentu. Ini adalah salah
satu dari empat keadaan dasar materi, bersama dengan padatan, cairan, dan plasma. Dalam kondisi
biasa, keadaan gas berada di antara keadaan cair dan plasma. Gas dapat terdiri dari atom dari satu
unsur (misalnya, H 2 , Ar) atau senyawa (misalnya, HCl, CO 2 ) atau campuran (misalnya, udara,
gas alam).
1
Harper, Douglas. "gas". Online Etymology Dictionary.
6
Komposisi penyusun gas alam ialah metana (80%),sisanya itu ialah etana (7%),propana (6%), dan
butana (4%),isobotana, dan sisanya pentana. Selain dari komposisi-komposisi tersebut, gas alam ini dapat
juga mengandung helium,nitrogen,karbon dioksida, serta juga karbon-karbon lainnya.
Gas alam tidak berbau,namun untuk mengetahui adanya kebocoran itu ditambahkan zat yang berbau
tidak sedap sehingga kebocoran itu dapat langsung terdeteksi. untuk memudahkan
pengangkutan(transportasi), gas alam dicairkan sehingga disebut dengan sebutan gas alam cair atau juga
LNG (Liquified Natural Gas).
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai
terpendek dan teringan.selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam
juga merupakan sumber utama gas mulia helium.1
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang telah
diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut
didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar
dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas.
7
1) HF (hidrogen fluorida)
8
Ada beberapa jenis-jenis gas alam yang kita kenal antara lain;
9
Adalah gas propan atau gas butan atau campuran dari kedua gas tersebut.
Hidrokarbon berbentuk gas yang lebih berat itu diproses menjadi cairan
yang memungkinkan penampungan, pengangkutan dan mudah
penanganannya. LPG diperjualbelikan sebagai sumber energi panas.
Gas alam mengambil bagian dalam porsi yang besar dan tidak terpisahkan sebagai pasokan
energi dunia. Ketika dibakar, gas alam merupakan salah satu bentuk energi paling bersih dan
paling kuat yang tersedia. Gas alam memungkinkan kita untuk memasak, menggunakan listrik,
dan melakukan tugas keseharian dengan nyaman.Meskipun sebagian besar terdiri dari metana,
ada hidrokarbon lain yang berkontribusi terhadap susunan gas alam. Setelah gas alam
dimurnikan, bermacam hidrokarbon ini secara terpisah dapat digunakan sebagai berbagai sumber
energi.2
2 Sumber: http://www.pengetahuanlengkap.com
10
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Seperti halnya pengangkutan gas bumi dalam
bentuk LNG, pengangkutan gas bumi dalam bentuk CNG juga memerlukan fasilitas pengiriman
dan penerimaan. Sampai saat ini, pengangkutan CNG yang dilakukan baru menggunakan trailer.
Proses transportasi gas bumi dalam bentuk CNG memerlukan 3 jenis fasilitas yaitu fasilitas
pengiriman (mother station), fasilitas transportasu dan fasilitas penerimaan (daughter station).
11
Pencarian gas alam dimulai oleh ahli geologi,mereka menemukan jenis batu yang mungkin
mengandung gas dan deposit minyak Para ilmuwan dan insinyur mengeksplorasi area yang
dipilih dengan mempelajari sampel bebatuan dari bumi dan melakukan pengukuran.Jika tempat
tersebut tampak menjajikan,pengeboran dimulai.
Setelah gas ditemukan,maka gas dialirkan ke atas melalui sumur ke permukaan tanah dan
masuk ke pipa besar Gas alam yang dihasilkan dari sumur mungkin berisi hidrokarbon cair dan
gas non-hidrokarbon. Gas alam dipisahkan dari komponen ini di lokasi dekat sumur atau di
pabrik pengolahan gas alam.Hasilnya adalah gas yang kemudian dianggap kering dan dikirim
melalui melalui jaringan pipa ke perusahaan lokal,dan selanjutnya kepada konsumen.
Beberapa jenis gas juga didapatkan bersamaan dengan metana, seperti butana dan propana
(juga dikenal sebagai “produk antara”), dipisahkan dan dibersihkan di pabrik pengolahan gas.
Produk-antaranya, setelah dipisahkan, digunakan dalam berbagai cara. Sebagai contoh, propana
dapat digunakan untuk memasak di atas panggangan gas.
12
Salah satu metode untuk menyedot gas alam, dikenal dengan hidrolik fracturing atau
fracking, menuai kontroversi karena penduduk khawatir hal itu membahayakan kesehatan dan
lingkungan. Desakan untuk mengembangkan sumber energi baru di dalam negeri Amerika
memicu lonjakan pengeboran gas alam. Salah satu metode untuk menyedot gas alam, dikenal
dengan hidrolik fracturing atau fracking, menuai kontroversi karena penduduk khawatir hal itu
membahayakan kesehatan dan lingkungan.Demonstran datang ke Philadelphia akhir tahun lalu,
menyatakan bahwa fracking mencemari air tanah mereka.
13
Para pekerja sedang melakukan hidrolik fracturing atau fracking, salah satu metode untuk
menyedot gas. Walau cara ekstraksi gas ini menjanjikan peningkatan lapangan kerja dan
menggerakkan ekonomi setempat, penduduk khawatir mengenai kemungkinan dampak fisik
akibat fracking terhadap lingkungan dan kesehatan mereka. Industri minyak dan gas berkeras,
fracking efisien dan aman.
Dalam laporan barunya, Institut Energi pada Universitas Texas berusaha memisahkan
"fakta dari fiksi." Direktur institut itu, Charles Groat mengumumkan temuan itu di Vancouver
dalam pertemuan tahunan Asosiasi Amerika bagi Kemajuan Sains: Ia memaparkan, "Kami tidak
menemukan bukti langsung bahwa fracking, praktek menghancurkan bebatuan, mencemari air
tanah dangkal atau menimbulkan kekhawatiran. Namun, tidak berarti bahwa tidak ada
bagianbagian lain dari proses pengeboran gas itu yang bisa membuat hal-hal yang tidak
diinginkan dalam air tanah yang dangkal atau air permukaan."
Analisis operasi pengeboran gas besar di Pennsylvania, Texas dan Louisiana mendapati,
banyak masalah air tanah ternyata berasal dari tumpahan bahan kimia di permukaan,
kolamkolam di udara terbuka yang bocor atau kesalahan penanganan air limbah. Insinyur
lingkungan University of Texas Danny Reible mengatakan sumber-sumber gas alam juga harus
dipertimbangkan."Tentu saja ada kasus-kasus pipa pengeboran sumur gas alam yang bocor dan
menyebabkan gas alam merembes ke sumur air minum. Ada pula contoh-contoh sumber gas
alam, yang jauh di bawah tanah maupun dekat permukaan yang juga mencemari sumber air,"
paparnya.
Menurut laporan itu, banyak masalah terkait fracking berhubungan dengan proses umum
untuk semua operasi gas dan pengeboran, seperti pipa pengeboran yang bocor. Penelitian itu
menyimpulkan tidak perlu peraturan baru untuk pengeboran gas. Namun, ditegaskan,
14
negarabagian harus secara agresif menegakkan peraturan yang sudah ada guna melindungi
lingkungan, dan dibutuhkan kepatuhan industri supaya masyarakat mau menerima fracking.
Proses Pengolahan Gas Alam adalah proses industri yang kompleks dirancang untuk
membersihkan gas alam mentah dengan memisahkan kotoran dan berbagai non-metana
hidrokarbon dan cairan untuk menghasilkan apa yang dikenal sebagai dry natural gas. Gas alam
yang dihasilkan dari sumur minyak umumnya diklasifikasikan sebagai associated-dissolved, yang
berarti bahwa gas alam dilarutkan dalam minyak mentah.
Kebanyakan gas alam mengandung senyawa hidro karbon, contoh seperti gas metana
(CH4), benzena (C6H6), dan butana (C4H10). Meskipun mereka berada dalam fase cair pada
tekanan bawah tanah, molekul-molekul akan menjadi gas pada saat tekanan atmosfer normal.
Secara kolektif, mereka disebut kondensat atau cairan gas alam (NGLs). Gas alam yang diambil
dari tambang batu bara dan tambang (coalbed methane) merupakan pengecualian utama, yang
pada dasarnya campuran dari sebagian besar metana dan karbon dioksida (sekitar 10 persen).
Pabrik pengolahan gas alam memurnikan gas alam mentah yang diproduksi dari ladang
gas bawah tanah. Sebuah pabrik mensuplai gas alam lewat pipa-pipa yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar oleh perumahan, komersial dan industri konsumen. Pada proses pengolahan,
kontaminan akan dihilangkan dan hidrokarbon yg lebih berat akan diolah lagi untuk keperluan
komersial lainnya.
15
Untuk alasan ekonomi, beberapa pabrik pengolahan mungkin harus dirancang untuk
menghasilkan produk setengah jadi. Biasanya mengandung lebih dari 90 persen metana murni
dan lebih kecil jumlah etana nitrogen, karbon dioksida, dan kadang-kadang. Hal ini dapat
diproses lebih lanjut di pabrik hilir atau digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan
kimia.
16
.
Adanya pandemic Covid 19 yang melanda berbagai negara di dunia sejak akhir 2019,
membuat kinerja ekonomi dan berbagai sektor industri mengalami konstraksi atau penurunan.
Bagaimana dengan kinerja sektor pertambangan di Indonesia? Kinerja industri pertambangan
pada semester 1 2020, terhadap semester 1 2019 (c to c), mengalami konstraksi atau penurunan
sebesar 1,13 persen. Sedangkan, kinerja industri pertambangan pada kuartal 2 2020, terhadap
kuartal 2 2019 (y o y), mengalami penurunan sebesar 2,72 persen. Dan untuk kinerja industri
pertambangan pada kuartal 2 2020 terhadap kuartal 1 2020 (q to q), terjadi penurunan sebesar
3,75 persen.3
Pada grafik di atas, terlihat beberapa kelompok industri dalam sektor yang kinerjanya
mengalami penurunan maupun tetap mengalami pertumbuhan. Sektor industri yang tetap
mengalami pertumbuhan adalah pertambangan biji logam. Sektor pertambangan ini mengalami
pertumbuhan sebesar 20,48 persen. Pada semester 1 2019, produk domestik bruto (PDB) atas
dasar harga konstan pertambangan biji logam
sebesar 42.281 miliar rupiah. Dan pada semester 1 2020, naik 8.658 miliar rupiah menjadi
50.939 miliar rupiah.
3 Sumber : https://indoanalisis.co.id/pertumbuhan-industri-pertambangan-semester-1-2020/
17
Sedangkan kelompok industri di sektor pertambangan yang kinerjanya mengalami
penurunan adalah (1) industri batubara dan lignit, (2) pertambangan minyak dan gas bumi, dan
(3) pertambangan dan penggalian komoditi lainnya. Berdasarkan Laporan Statistik Kinerja
Industri Indonesia 2020, terlihat bahwa pada semester 1 2020, pertambangan batubara dan lignit
mengalami penurunan sebesar 4,04 persen. Hal ini berdasarkan besaran PDB atas dasar harga
konstan untuk pertambangan batubara dan lignit pada semester 1 2020 sebesar 123.879 miliar
rupiah, atau turun 5.213 miliar rupiah dari PDB atas dasar harga konstan semester 1 2019 yang
sebesar 129.092 miliar rupiah.
Berdasarkan Laporan Statistik Kinerja Industri Indonesia 2020, terlihat bahwa pada
semester 1 2020, pertambangan batubara dan lignit mengalami penurunan sebesar 4,04 persen.
Hal ini berdasarkan besaran PDB atas dasar harga konstan untuk pertambangan batubara dan
lignit pada semester 1 2020 sebesar 123.879 miliar rupiah, atau turun 5.213 miliar rupiah dari
PDB atas dasar harga konstan semester 1 2019 yang sebesar 129.092 miliar rupiah. Untuk
industri pertambangan minyak dan gas bumi, terjadi penurunan sebesar 5,03 persen. Yaitu, PDB
atas dasar harga konstan turun sebesar 7.298 miliar rupiah menjadi 137 miliar rupiah pada
semester 1 2020, dari 145.195 miliar rupiah pada semester 1 2019.
18
4.2.1 Gambar Penambangan Gas Di Bawah Laut
19
3. Mineral bukan logam, antara lain: intan, bentonit
4. Batuan, antara lain: andesit, tanah liat, tanah urug, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai,
pasir urug
Saat ini kegiatan pertambangan yang lebih dikenal adalah pertambangan untuk komoditas
mineral logam antara lain: emas, tembaga, nikel, bauksit dan komoditas batubara. Selain
komoditas mineral utama dan batubara ini, komoditas batuan memiliki peran yang sama
pentingnya terutama dalam memberikan dukungan material untuk pembangunan infrastruktur,
antara lain: pendirian sarana infrastruktur jalan, pembangunan perumahan, dan gedung
perkantoran.
1. Menteri ESDM, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah provinsi atau
wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai
2. Gubernur, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1
provinsi atau wilayah laut 4 sampai dengan 12 mil
IUP mineral batuan diberikan oleh Menteri ESDM (selanjutnya disebut Menteri), Gubernur
atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan
oleh:
badan usaha, koperasi, dan perseorangan. IUP diberikan melalui 2 tahapan, yaitu: Pemberian
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP).5
Dari uraian di atas penulis berinisiatif untuk membahas beberapa penelitian di bidang
analisis gas tambang bawah tanah dengan hasil yang cukup baik dari berbagai sumber penelitian
antara tahun 2006 sampai tahun 2016. Berbagai hal terkait dengan teknologi komputer yang ada
sekarang ini menjadi keunggulan terkini untuk moderenisasi industri pertambangan yang mana
dapat meningkatkan performan operasi industri pertambangan khususnya di tambang bawah
tanah, dan lokasi geologis yang berbeda-beda di setiap operasi penambangan menjadi bahan
kesempatan untuk menjadi tantangan kedepannya dalam pengelolaan operasi pemantauan gas di
tambang bawah tanah.
Beberapa tambang batubara hanya menerapkan pemantauan otomatis, tidak memiliki fungsi
peringatan pra-peringatan dan dinamik, atau berbagi informasi yang tidak mencukupi. Dan
jumlah gas yang dihasilkan dalam satu tambang itu tergantung barel yang kita hasilkan.
Mengingat cadangan sumber energi fosil (minyak dan gas bumi) dunia semakin
menipis, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang
21
Kebijakan Energi Nasional (KEN) maka pemerintah mencanangkan sampai akhir tahun 2025
pemanfaatan batubara sebagai sumber energi akan meningkat sampai 33%. Namun demikian
seiring dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia yang berdampak pada
meningkatnya harga BBM.
Mengingat pada masa yang akan datang batubara merupakan salah satu komoditi
pertambangan yang dijadikan sebagai andalan dalam pemenuhun kebutuhan energi nasional
maka perlu kiranya Dinas Pertambangan dan Energi melakukan pemetaan tentang potensi
batubara. Dari perhitungan cadangan batubara yang didasarkan pada keberadaan singkapan
batubara yang berada di daerah pemetaan, sumberdaya dan cadangan batubaranya adalah
sebagai berikut :
Untuk rencana penambangan sampai 100 meter dari permukaan cadangan terukur
13.840.999 ton dengan striping ratio 16,0; cadangan terduga 22.177.216 ton dengan striping
ratio 16,2; cadangan tereka 30.440.738 ton dengan striping ratio 16,5.4
4 https://desdm.bantenprov.go.id/read/potensi-unggulan-bahan-
galian.html. Diakses Pada 06 oktober 2013
22
Gas merupakan salah satu dari empat wujud dasar materi (lainnya adalah padat, cairan, dan
plasma). Gas murni dapat tersusun dari atom (misalnya gas mulia seperti neon), molekul elemen
yang tersusun dari satu jenis atom (misalnya oksigen), atau molekul senyawa yang tersusun dari
berbagai macam atom (misalnya karbon dioksida). Saat mengamati gas, biasanya ditentukan
menggunakan kerangka acuan atau skala panjang. Skala panjang yang lebih besar sesuai dengan
skala makroskopis atau sudut pandang global gas. Wilayah ini (disebut volume) ukurannya harus
cukup dalam untuk menampung sampel partikel gas yang besar. Analisis statistik yang dihasilkan
dari ukuran sampel ini menghasilkan perilaku "rata-rata" (yaitu kecepatan, suhu atau tekanan)
dari semua partikel gas di wilayah ini. Sebaliknya, skala panjang yang lebih kecil sesuai dengan
skala mikroskopis atau sudut pandang partikel.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pada mata kuliah Kimia untuk
meningkatkan pemahaman pembelajaran pada materi Gas peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
23
Anderson, John D. (1984). Fundamentals of Aerodynamics. McGraw-Hill Higher
Education. ISBN 0-07-001656-9.
Paolo Farah and Riccardo Tremolada. This is a paper presented at the Colloquium on
Environmental Scholarship 2013 hosted by Vermont Law School (11 October 2013)
24