Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIOGAS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ilmu Pengetahuan Alam

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Artiyutika Srijayanti
Linda Ayu Mutiareni
Izza Mahmuda
Winda Khoirun Nisa
Sibro Malisi

SMK TERPADU HADZIQIYYAH


(Kampus 1)
Blok Nglarangan Gemiring Lor Nalumsari Jepara
2015 / 2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang
membahas tentang Biogas dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca
yang mana di dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari
sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam makalah berikutnya
dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1..............................................................................................Latar
Belakang................................................................................ 1
1.2..............................................................................................Rumusa
n Masalah.............................................................................. 1
1.3..............................................................................................Manfaat
.............................................................................................. 2
1.4..............................................................................................Tujuan
.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1..............................................................................................Pengerti
an Biogas............................................................................... 3
2.2..............................................................................................Manfaat
Biogas.................................................................................... 4
2.3..............................................................................................DasarDasar Biogas.......................................................................... 5
2.4..............................................................................................Teknolgi
Biogas.................................................................................... 10
2.5..............................................................................................Metode
Pembuatan............................................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1..............................................................................................Simpula
n............................................................................................ 12
3.2..............................................................................................Saran 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang

krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan


oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber
cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar
fosil memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera
memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu,
peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel
juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara
didunia terutama Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang
besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang
mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang
nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus
dipenuhi melalui impor.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar
minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden RI No. 5
tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai bahan bakar
minyak. kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang
dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti bahan bakar
minyak.
Salah satu sumber energi altrnatif adalah Biogas. Gas ini
berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah
biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfatkan
menjadi energi melalui proses anaerobic digestion. Proses ini
merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif
sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian biogas ?
2. Apakah manfaat dari biogas itu ?
1

3. Bagaimana dasar-dasar cara pembuatan biogas?


4. Bagaimana teknologi biogas?
5. Bagaimana metode pembuatan biogas?
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
1.4

Manfaat
Mengetahui pengertian dari biogas.
Mengetahui manfaat dari biogas.
Mengetahui dasar-dasar biogas.
Mengetahui teknologi biogas.
Mengetahui metode pembuatan biogas.
Tujuan
Dapat mengetahu tentang pengertian, manfaat, cara

pembuatan dan tekonologi yang digunakan untuk membuat biogas.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh

aktifitas anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik


termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang
banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan
pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam
system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari
lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah
industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi
produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain
seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
Salah satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk
menjadi bahan masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui
perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N.
Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan
bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan
optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer
digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan
bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan
sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam
biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara,
dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon
dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang
peranan penting dalam manajemen limbah karena metana
merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam
3

pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.


Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer
oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer
tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan
dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan
biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat
atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada
tempat pengolahan limbah.
Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat
yang dibuang di landfill. Sampah ditimbun dan ditekan secara
mekanik dan tekanan dari lapisan diatasnya. Karena kondisinya
menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai dan gas landfill
dihasilkan. Gas ini semakin berkumpul untuk kemudian perlahanlahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya karena dapat
menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui metana yang
merupakan gas rumah kaca, dan material organik yang terlepas
(volatile organic compounds) dapat menyebabkan (photochemical
smog).
Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan.
Selama proses pembakaran, silikon yang terkandung dalam siloksan
tersebut akan dilepaskan dan dapat bereaksi dengan oksigen bebas
atau elemen-elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut.
Akibatnya akan terbentuk deposit (endapan) yang umumnya
mengandung silika (SiO2) atau silikat (SixOy) , tetapi deposit
tersebut dapat juga mengandung kalsium, sulfur belerang, zinc
(seng), atau fosfor. Deposit-deposit ini (umumnya berwarna putih)
dapat menebal hingga beberapa millimeter di dalam mesin serta
sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara
mekanik.
Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran
internal), deposit pada piston dan kepala silinder bersifat sangat
abrasif, hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk merusak
mesin hingga perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam atau
4

kurang. Kerusakan yang terjadi serupa dengan yang diakibatkan


karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja ringan. Deposit
pada turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi charger
tersebut.
Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun
deposit pada tabungnya dapat mengurangi efisiensi.
2.2
Manfaat Biogas
1. Manfaat biogas yang pertama yaitu dapat mengurangi
penggunaan dari gas LPG, hal ini dapat saja dilakukan karena gas
metana yang terkandung di dalam biogas dapat digunakan
sebagai pembakaran seperti halnya yang terdapat di dalam gas
LPG.
2. Manfaat Biogas yang kedua ialah lingkungan menjadi lebih bersih
dan indah, hal ini terjadi karena memanfaatkan limbah dan
kotoran untuk dijadikan bahan pembuat biogas.
3. Manfaat Biogas yang ketiga adalah dapat menghemat biaya
operasional rumah tangga, dengan mengganti bahan bakar
minyak dan gas yang relatif lebih mahal dengan penggunaan
biogas.
4. Manfaat biogas selanjutnya yaitu limbah digester dari biogas
dapat kita manfaatkan sebagai pupul organik, baik yang berupa
cair maupun padat bagi pertanian.
5. Manfaat biogas berikutnya adalah biogas dapat berkonstribusi
untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, pengurangan emisi ini
terjadi karena kurangnya pemakaian bahan bakar minyak dan
kayu.
6. Manfaat biogas selanjutnya ialah biogas dapat menjadi bahan
bakar alternatif yang dapat menghasilkan listrik untuk
menggantikan penggunaan solar. Bahan bakar biogas ini dapat
menghasilkan sekitar 6000 watt per jamnya dengan
menggunakan sekitar 1 meter kubik biogas.
7. Biogas juga bermanfaat untuk mengurangi asap dan kadar
karbon dioksida di udara.
2.3
Dasar-Dasar Biogas
1. Bahan-Bahan Biogas
5

Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik


diantaranya:
a. Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum,
dan lain-lain,
b. Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi,
limbah sagu,
c. Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buahbuahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari
industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu,
d. Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,
e. Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran
kambing, kotoran unggas.
2. Proses Pembuatan Biogas
Berikut adalah contoh proses pembuatan biogas dari kotoran
ternak.
a. Yang pertama dilakukan adalah menyediakan wadah atau
bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau
hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak
yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau drum bekas
yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran
hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan
baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran hewan, maka
percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih dahulu.
Atau kalau mau sedikit niat, septik tank bisa dimanfaatkan
seperti yang dilakukan di India.
b. Proses kedua adalah mencampurkan kotoran organik tersebut
dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air
menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan
perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting di dalam
proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu
banyak (berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).
c. Temperatur selama proses berlangsung, karena ini
menyangkut "kesenangan" hidup bakteri pemroses biogas
antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses
6

pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya.


Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah (dingin),
maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
d. Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai
kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya
membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran
kandang, lumpur selokan ataupun sampah dan jerami, serta
bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik
bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut
didapatkan. Tapi yang menjadi masalah adalah hasil uraiannya
belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai
kemampuan sebagai bahan bakar.
e. Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung
(bejana) kotoran organik harus bersifat anaerobik. Dengan
kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang
masuk sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke
dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan udara
menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka
bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.
f. Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1
minggu didiamkan, maka gas metan sudah terbentuk dan siap
dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas. Seperti
misalnya sifat biogas yang tidak berwarna, tidak berbau dan
sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor
mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya.
Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena
berbau akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran
pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga
merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi keselamatan
pengguna. Sehingga tempat pembuatan atau penampungan
biogas harus selalu berada jauh dari sumber api yang
7

kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau tekanannya


besar.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biogas
Laju proses anaerob yang tinggi sangat ditentukan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme, diantaranya
temperatur, pH, salinitas dan ion kuat, nutrisi, inhibisi dan kadar
keracunan pada proses, dan konsentrasi padatan. Berikut ini
adalah pembahasan tentang faktor-faktor tersebut.
a. Temperatur
Gabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga
kelompok temperatur utama. Temperatur kriofilik yakni kurang
dari 20 C, mesofilik berlangsung pada temperatur 20-45 C
(optimum pada 30-45) dan termofilik terjadi pada temperatur
40-80 C (optimum pada 55-75 C).
b. Derajat keasaman ( pH )
Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan,
karena pada rentang pH yang tidak sesuai, mikroba tidak
dapat tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat
menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat
menghambat perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob
membutuhkan pH optimal antara 6,2 7,6, tetapi yang baik
adalah 6,6 7,5. Pada awalnya media mempunyai pH 6
selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan
stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,5 8,5. Batas
bawah pH adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah
toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif.
Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan
HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan besarnya pH (Yunus,
1991).
c. Nutrisi
Mikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin
esensial dan asam amino. Zat tersebut dapat disuplai ke
media kultur dengan memberikan nutrisi tertentu untuk
pertumbuhan dan metabolismenya. Selain itu juga dibutuhkan
8

mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme,


misalnya besi, magnesium, kalsium, natrium, barium,
selenium, kobalt dan lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik
membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang
mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan,
kalsium dan kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson
and Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari
konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri
metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan
menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan
nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa,
buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan
dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester
(Gunerson and Stuckey, 1986).
d. Keracunan dan Hambatan
Keracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses
anaerob dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produk
antara asam lemak mudah menguap (volatile) yang dapat
mempengaruhi pH. Zat-zat penghambat lain terhadap
aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob diantaranya
kandungan logam berat sianida.
e. Faktor Konsentrasi Padatan
Konsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas
adalah 7-9% kandungan kering. Kondisi ini dapat membuat
proses digester anaerob berjalan dengan baik.
f. Penentuan Kadar Metana Dengan BMP
Uji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan
untuk mengukur gas metana yang dihasilkan selama masa
inkubasi secara anaerob pada media kimia. Uji BMP dilakukan
dengan cara menempatkan cairan contoh, inokulan (biakan
bakteri anaeorob) dan media kimia dalam botol serum. Botol
serum ini, diinkubasi pada suhu 35oC, lalu pengukuran
dilakukan selama masa inkubasi secara periodik (biasanya
9

setiap 5 hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari ke-30)


didapatkan akumulasi gas metana. Pengukuran dilakukan
dengan memasukkan jarum suntik (metoda syringe) ke botol
serum.
g. Rasio Carbon Nitrogen (C/N)
Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan
makanan yang mengandung karbon dan nitrogen secara
bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah dari
kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah
karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15
berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau
karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan menciptakan proses
pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang lain
juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon, nitrogen akan
habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses
berjalan dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N
ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu
dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri
methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
(Anonymous, 1999a).
h. Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat
Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada
informasi yang pasti, mobilitas bakteri metanogen di dalam
bahan secara berangsur angsur dihalangi oleh peningkatan
kandungan padatan yang berakibat terhambatnya
pembentukan biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses
fermentasi yang baik diperlukan pencampuran bahan yang
baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di dalam
pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan
adalah menghilangkan unsur unsur hasil metabolisme
berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri
metanogen, mencampurkan bahan segar dengan populasi
10

bakteri agar proses fermentasi merata, menyeragamkan


temperatur di seluruh bagian pencerna, menyeragamkan
kerapatan sebaran populasi bakteri, dan mencegah ruang
kosong pada campuran bahan.
4. Konsep Pengolahan Biogas
Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan
bahan-bahan organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob
adalah proses biologi yang berlangsung pada kondisi tanpa
oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah
senyawa organik menjadi metana (biogas). Proses ini banyak
dikembangkan untuk mengolah kotoran hewan dan manusia atau
air limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa
pengolahan bahan organik dalam bentuk padat digunakan untuk
kompos.
Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap
yakni: hidrolisis, pembentukan asam, pembentukan asetat dan
pembentukan metana. Proses anaerob dikendalikan oleh dua
golongan mikroorganisme (hidrolitik dan metanogen). Bakteri
hidrolitik memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana. Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri
penghasil asam (acid-forming bacteria) menjadi asam lemak
dengan berat molekul rendah seperti asam asetat dan asam
butirat. Selanjutnya bakteri metanogenik mengubah asam-asam
tersebut menjadi metana.
2.4

Teknologi Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian

bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka


oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain sebagai berikut :
60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 % N2,
O2, H2, & H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala
besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik,
sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah

11

lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas yang utama yaitu


kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda.
Beberapa reaktor biogas yang telah dikembangkan
diantaranya adalah reaktor jenis kobah tetap (Fixed-Dome), reaktor
terapung (Floating Drum), reaktor jenis balon, jenis horisontal, jenis
lubang tanah, dan jenis ferrocement. Dari keenam reaktor tersebut
yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap dan jenis drum
mengambang (Floating Drum).

2.5
Metode Pembuatan Biogas
Terdapat beberapa metode pembuatan biogas, diantaranya yaitu :
a. Biogas yang terbuat dari limbah tanaman. Seperti tebu, rumputrumputan, jagung, gandum, dan lain-lain,
b. Biogas yang terbuat dari limbah dan hasil produksi minyak,
bagas, penggilingan padi, limbah sagu,
c. Biogas yang terbuat dari hasil samping industri tembakau, limbah
pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil,
ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri
tahu,
d. Biogas yang terbuat dari limbah perairan. Seperti alga laut,
tumbuh-tumbuhan air,
e. Biogas yang terbuat dari limbah peternakan. seperti kotoran sapi,
kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas.

12

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh

aktifitas anaerob atau fermentasi dari bahan-bahan organik


termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon
dioksida. sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang
banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan
pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam
system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari
lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah
industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan
ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas
rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah
terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari
permasalahan energi tersebut. Untuk itu indonesia yang memiliki
potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera
mengaplikasi bahan bakar nabati.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon
dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%,
Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam
yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu
Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang
ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara,
maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
3.2

Saran

13

Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan


ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas
rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah
terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari
permasalahan energi tersebut. Untuk itu Indonesia yang memiliki
potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera
mengaplikasi bahan bakar nabati. Biogas merupakan gas yang
dihasilkan dari proses anaerobik digestion dan memiliki prosepek
sebagai energi pengganti bahan bakar fosil yang keberadaaanya
makin langka.

14

DAFTAR PUSTAKA
http://www.pengertianpakar.com/2015/07/pengertian-biogas-danmanfaat-biogas.html
http://ekologimanusia.blogspot.co.id/2011/12/makalah-biogas.html
http://www.nurposmacenter.com/2013/04/makalah-pembuatanbiogas.html

15

Anda mungkin juga menyukai