Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN

SAMPAH - A

“MERANCANG PERALATAN PENGELOLAAN


SAMPAH”

Konsep Dasar Biogas

Di Susun Oleh :

Kelompok 8

Dosen Pengampu : Iswono,S.K.M.,M.Kes.

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PRODI D3


POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat dan karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
apa yang kami harapkan.

Makalah Tentang Penyehatan Tanah Dan Pengelolaan Sampah - A tentang


Merancang Peralatan Pengelolaan Sampah (Konsep Dasar Biogas) yang akan
kami bahas dan kami uraikan selanjutnya, yang akan menjadi pembelajaran kami
agar bertambahnya wawasan kami mengenai metode dalam pengolahan sampah
dan penyehatan tanah, terutama merancang peralatan pengelolaan sampah.

Semoga apa yang kami Tulis dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan
prestasi belajar para mahasiswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Kami
mohon maaf bila ada kesalahan, oleh karena itu saran yang baik sangat kami
harapkan bagi para mahasiswa untuk meningkatkan kualitas makalah selanjutnya.

Pontianak, September 2012

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial


didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan
populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap
Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain
itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga
menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara didunia terutama
Indonesia.

Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi
pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel
tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga
terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor.

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak


pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden RI No. 5 tahun 2006 tentang
kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai
bahan bakar minyak. kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang
dapat diperbaharui sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak.

Salah satu sumber energi altrnatif adalah Biogas. Gas ini berasal dari
berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia,
kotoran hewan dapat dimanfatkan menjadi energi melalui proses anaerobic
digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi
alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.
b. Rumusan Masalah

Apakah biogas itu ?

Apakah manfaat dari biogas itu ?

Bagaimana cara pembuatan biogas?

Bahan apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan biogas?

Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi proses pembuatan biogas?

c. Tujuan

Mengetahui pengertian dari biogas.

Mengetahui manfaat dari biogas.

Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam pembuatan biogas.

Mengetahui cara pembuatan biogas.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan biogas


BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Biogas

    Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Meski demikian,
hanya bahan organik homogen berbentuk padat maupun cair seperti kotoran dan
air kencing hewan ternak seperti babi dan sapi yang cocok untuk sistem biogas
sederhana. Di samping itu, di daerah yang banyak terdapat industri pemrosesan
makanan seperti tahu, tempe, ikan pindang dan brem, saluran limbahnya bisa
disatukan ke dalam sistem biogas sehingga  limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah
industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan
organik yang diproses sangat mempengaruhi produktivitas sistem biogas.

Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari


bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah
organik lain. Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4
(metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S. Sumber
energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda.

    Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer
oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar
fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan.
Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam
bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan
lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca
yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga
penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global warming.

    Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari
kandungan energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar
6000 watt jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas
sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan
bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan
metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu,
biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika
biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam.
Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat.

b. Sejarah Biogas

Sejarah penemuan biogas diawalai dari proses anaerobik yang tersebar


dibenua Eropa. Ilmuwan Volta menemukan as yang ada dirawa-rawa pada tahun
1770, kemudian avogadro mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun
1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion.
Pastoer melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan pada
tahun 1884. Era penelitian Pastoer menjadi landasan untuk penelitian biogas
hingga saat ini.

c. Komposisi Biogas

Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik


yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan
sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.

Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida


(CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide
(H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.

Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti
minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil.

d. Reaktor Biogas

Beberapa reaktor biogas yang telah dikembangkan diantaranya adalah


reaktor jenis kobah tetap (Fixed-Dome), reaktor terapung (Floating Drum),
reaktor jenis balon, jenis horisontal, jenis lubang tanah, dan jenis ferrocement.
Dari keenam reaktor tersebut yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap dan
jenis drum mengambang (Floating Drum).

e. Konservasi Biogas

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen disebut anaerobik digestion. Adapun hal ini memiliki beberapa
keuntungan, yaitu:

1.       Merupakan energi tanpa menggunakan maretial yang masih


memiliki manfaat seperti biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan
karbondiksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan dan perusakan tanah.

2.       Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan


bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca diatmosfer dan emisi
lainnya.

3.       sebagai bahan bakar, maka biogas akan mengurangi gas metana
diudara.

4.       aplikasi anaerob digestion akan meminimalisir efek buruk


darilimbah yang berupa sampah kotoran hewan dan manusia dan meningkatkan
nilai mafaat dari limbah tersebut.

5.       material yang diperoleh dari sisa anaerobik digestion yang berupa
padat dan cair dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
6.         Biogas Terhadap Alam

Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki


karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen
biogas dapat menjualnya langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas
tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen
sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar
di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus
dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan
tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam
untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai
kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui. Dalam bentuk ini, gas tersebut
dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya seperti
distribusi melalui jaringan gas, pembangkit listrik, pemanas ruangan dan pemanas
air. Jika dikompresi, ia dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG) yang
digunakan pada kendaraan.

f. Manfaat Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-
bahan organik, termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan
sampah-sampah organik secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan
bakar dan juga dapat menghasilkan listrik. Ada beberapa alasan mengapa biogas
merupakan bahan bakar alternatif terbaik, di antaranya biogas memproduksi
bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki kandungan energi dalam jumlah
yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari


bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah
organik lain. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer
oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar
fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan.
Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam
bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan
lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca
yang bisa menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga
penggunaan biogas bisa mencegah resiko terjadinya global warming.

Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari


kandungan energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar
6000 watt jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas
sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan
bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan
metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu,
biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika
biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam.
Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat.

Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu


kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang
sangat kaya akan unsure-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-
unsur tertentu seperti protein, selulose, dan lignin tidak bisa digantikan oleh
pupuk kimia. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran untuk
membeli pupuk.

g. Kelebihan dan Kekurangan

 Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah


kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain:

1. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.


2. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan
asap.
3. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah kotoran kandang
langsung dapat diolah.
4. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk
sehingga tidak mencemari lingkungan.
5. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca melalui
pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak.
6. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.

Adapun kekurangannya adalah   :

1. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas.


2. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai terutama dalam proses
produksi.
3. Belum dikenal masyarakat.

Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung. 

h. Bahan Baku
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:

 Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain,


 Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah
sagu,
 Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan
sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka,
limbah cair industri tahu,
 Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,
 Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing,
kotoran unggas.

i. Proses Pembuatan Biogas

Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan


organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang
berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang
mampu mengubah senyawa organik menjadi metana (biogas). Proses ini banyak
dikembangkan untuk mengolah kotoran hewan dan manusia atau air limbah yang
kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa pengolahan bahan organik dalam bentuk
padat digunakan untuk kompos. 

Secara umum, proses anaeorob terdiri dari empat tahap yakni: hidrolisis,
pembentukan asam, pembentukan asetat dan pembentukan metana. Proses
anaerob dikendalikan oleh dua golongan mikroorganisme (hidrolitik dan
metanogen). Bakteri hidrolitik memecah senyawa organik kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Senyawa sederhana diuraikan oleh bakteri
penghasil asam (acid-forming bacteria) menjadi asam lemak dengan berat molekul
rendah seperti asam asetat dan asam butirat. Selanjutnya bakteri metanogenik
mengubah asam-asam tersebut menjadi metana.

Berikut adalah contoh proses pembuatan biogas dari kotoran ternak.


Yang pertama dilakukan adalah menyediakan wadah atau bejana untuk
mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya diperuntukkan secara
pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau
drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan
(baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit
mencari kotoran hewan, maka percuma aja. Untuk itu diperlukan survey terlebih
dahulu. Atau kalau mau sedikit niat, septik tank bisa dimanfaatkan seperti yang
dilakukan di India.

Proses kedua adalah mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air.


Biasanya campuran antara kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1 atau
bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting di dalam
proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak (berlebihan) juga
jangan terlalu sedikit (kekurangan).

Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut


"kesenangan" hidup bakteri pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius.
Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan
waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka
waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.

Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan


untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan
CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah dan jerami, serta
bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik bakteri ataupun jamur
pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi masalah adalah
hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta mempunyai
kemampuan sebagai bahan bakar.

Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana)


kotoran organik harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak boleh
ada oksigen dan udara yang masuk sehingga sampah-sampah organik yang
dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan udara
menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana pembuat
biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.

Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu
didiamkan, maka gas metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan
memasak. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan
biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat
cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor mempunyai kebocoran, akan
sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka
karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang
digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga merupakan masalah tersendiri.
Artinya dari segi keselamatan pengguna.

j. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biogas

 Laju proses anaerob yang tinggi sangat ditentukan oleh faktor-faktor


yang mempengaruhi mikroorganisme, diantaranya temperatur, pH, salinitas dan
ion kuat, nutrisi, inhibisi dan kadar keracunan pada proses, dan konsentrasi
padatan. Berikut ini adalah pembahasan tentang faktor-faktor tersebut.

1. Temperatur

     Gabungan bakteri anaerob bekerja dibawah tiga kelompok temperatur


utama. Temperatur kriofilik yakni kurang dari 20 C, mesofilik berlangsung pada
temperatur 20-45 C (optimum pada 30-45) dan termofilik terjadi pada temperatur
40-80 C (optimum pada 55-75 C).

2. Derajat keasaman ( pH )

     Pada dekomposisi anaerob faktor pH sangat berperan, karena pada


rentang pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat tumbuh dengan maksimum dan
bahkan dapat menyebabkan kematian yang pada akhirnya dapat menghambat
perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH optimal antara
6,2 – 7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 – 7,5. Pada awalnya media mempunyai pH ±
6 selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila
larutannya mempunyai pH 7,5 – 8,5. Batas bawah pH adalah 6,2, dibawah pH
tersebut larutan sudah toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif.
Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini
akan menentukan besarnya pH (Yunus, 1991).

3. Nutrisi
Mikroorganisme membutuhkan beberapa vitamin esensial dan asam
amino. Zat tersebut dapat disuplai ke media kultur dengan memberikan nutrisi
tertentu untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Selain itu juga dibutuhkan
mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme, misalnya besi,
magnesium, kalsium, natrium, barium, selenium, kobalt dan lain-lain
(Malina,1992). Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi
yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan
kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi
harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri
metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat
bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana
seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan
dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey,
1986).

4. Keracunan dan Hambatan

    Keracunan (toxicity) dan hambatan (inhibition) proses anaerob dapat


disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produk antara asam lemak mudah
menguap (volatile) yang dapat mempengaruhi pH. Zat-zat penghambat lain
terhadap aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob diantaranya kandungan
logam berat sianida.

5. Faktor Konsentrasi Padatan

    Konsentrasi ideal padatan untuk memproduksi biogas adalah 7-9%


kandungan kering. Kondisi ini dapat membuat proses digester anaerob berjalan
dengan baik.

6. Penentuan Kadar Metana Dengan BMP

    Uji BMP (Biochemical Methane Potential) ditunjukan untuk mengukur


gas metana yang dihasilkan selama masa inkubasi secara anaerob pada media
kimia. Uji BMP dilakukan dengan cara menempatkan cairan contoh, inokulan
(biakan bakteri anaeorob) dan media kimia dalam botol serum. Botol serum ini,
diinkubasi pada suhu 35oC, lalu pengukuran dilakukan selama masa inkubasi
secara periodik (biasanya setiap 5 hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari
ke-30) didapatkan akumulasi gas metana. Pengukuran dilakukan dengan
memasukkan jarum suntik (metoda syringe) ke botol serum.

7. Rasio Carbon Nitrogen (C/N)

    Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan makanan yang
mengandung karbon dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan
perbandingan jumlah dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki
jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15
berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari
jumlah nitrogen) akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang
optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon,
nitrogen akan habis terlebih dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan
dengan lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15),
maka karbon habis lebih dulu dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan
optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20. (Anonymous, 1999a).  

8. Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat

Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti,


mobilitas bakteri metanogen di dalam bahan secara berangsur – angsur dihalangi
oleh peningkatan kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan
biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan
pencampuran bahan yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di
dalam pencerna. Hal yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah
menghilangkan unsur – unsur hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang
dihasilkan oleh bakteri metanogen, mencampurkan bahan segar dengan populasi
bakteri agar proses fermentasi merata, menyeragamkan temperatur di seluruh
bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan sebaran populasi bakteri, dan
mencegah ruang kosong pada campuran bahan.

k. Jenis Biogas

Ada dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu Biogas (yang juga
sering disebut gas rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar dari kedua bahan
diatas adalah cara pembuatannya.
l. Biogas

Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik dengan


bantuan bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi biogas
didominasi oleh Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon
dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen
sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%. Nilai kalori dari 1 meter kubik
Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel.

2. Biosyngas 

Biosyngas (atau lebih sering disingkat Syngas atau Producer Gas) adalah
produk antara (intermediate) yang dibuat melalui proses gasifikasi termokimia
dimana pada suhu tinggi material kaya karbon seperti batubara, minyak bumi, gas
alam atau biomassa dirubah menjadi Karbon monoksida (CO) dan Hidrogen (H2).
Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi dan gas alam, maka disebut
Syngas, sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka disebut Biosyngas.
Biosyngas dapat digunakan langsung menjadi bahan bakar atau sebagai bahan
baku untuk proses kimia lainnya. Kandungan energi biosyngas kurang lebih 3 – 8
MJ/N.m3 (mega joules per normal meter kubik), tetapi dapat mencapai 10 – 20
NJ/N.m3 jika menggunakan oksigen murni digunakan dalam proses gasifikasi.
Jika dalam proses gasifiksi ditambahkan uap/steam, yang disebut “reforming”, gas
yang dihasilkan akan mengandung hidrogen (H2) dalam konsentrasi tinggi.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau


fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Komposisi biogas
terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen
(N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2)
0.1-0.5%. Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat
dari bahan-bahan alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah
organik lain. Komponen biogas antara lain sebagai berikut : ± 60 % CH4
(metana), ± 38 % CO2 (karbon dioksida) dan ± 2 % N2, O2, H2, & H2S. Sumber
energi biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi, Kerbau, Babi dan Kuda.
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti limbah tanaman,
limbah dan hasil produksi, hasil samping industri, limbah perairan, dan limbah
peternakan. Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-
bahan organik terjadi secara anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang
berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang
mampu mengubah senyawa organik menjadi metana (biogas). Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembuatan biogas yaitu temperatur, derajat keasaman pH,
nutrisi, keracunan dan hambatan, faktor konsentrasi padatan, penentuan kadar
metana dengan BMP, rasio carbon nitrogen (C/N), kandungan padatan dan
pencampuran substrat. Ada dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu Biogas
(yang juga sering disebut gas rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar dari
kedua bahan diatas adalah cara pembuatannya.
b. Saran

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan


menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan
sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu.
Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak
maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.

DAFTAR PUSTAKA

 http://yusufzae.blogspot.com/2012/02/makalah-pembuatan-biogas.html

 http://www.tulungagung.go.id/index.php/beranda/seputar-tulungagung/
lingkungan-hidup/582-pembuatan-biogas-untuk-pengendalian-pencemaran 

 http://www.tenangjaya.com/index.php/relevan-artikel/aplikasi-kompos-
jerami-untuk-meningkatkan.htm 

 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://
en.wikipedia.org/wiki/Biogas.htm

Anda mungkin juga menyukai