ABSTRAK
Biogas adalah proses produksi energi dalam bentuk gas yang dihasilkan oleh anaerobik atau
kegiatan fermentasi yang terjadi melalui proses biologis. sampah organik di lanfill akan menjalani
proses gas dekomposisi anaerobik CH4 (metana). Dalam sapi mikroorganisme rumen juga
menghasilkan gas metana yang akan digunakan sebagai bahan untuk biogas.Program produksi
biogas berjudul dari limbah kotoran dimaksudkan tocow rumen sebagai sumber bahan bakar untuk
LPG pengganti. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah metode ceramah,
diskusi dan sasaran program practice.This adalah petani, peternak dan ibu rumah tangga di metode
Dusun Petung Kidul.The digunakan adalah perakitan alat seperti desain eksperimen, memeriksa
dan memastikan ada tidak ada kebocoran gas pada pipa, pencampuran kotoran sapi dengan air
sampai merata, menempatkan campuran pada alat dan menutup pipa dan tunggu beberapa hari
sampai gas datang out.The hasil eksperimen diperoleh adalah hasil dari pelepasan gas metana dari
dekomposisi bakteri dalam kotoran sapi. Pengisian kotoran sapi sebanyak ¾volumebiogas api
digesterproduced hanya berlangsung selama lima detik. Perbedaan ini disebabkan beberapa faktor,
di antaranya adanya kebocoran pada penyimpanan alat dan suhu kamar kondisi ketidakpastian.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia.
Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan
menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil
memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan
354
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
energi terbaharukan. Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi
pembangunan bangsa Indonesia. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis
dan harganya makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan
sumber energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi.
Bionergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang dihasilkan oleh sumber daya
hayati seperti tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis
energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas (biogas), cair (biofuel), atau padat
(biomass). Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati
adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen (anaerob).Sumber bahan baku
untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan
unggas, dapat juga berasal dari sampah organik.[3]
Fermentasi anaerobbiasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau dan
di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian bahan-bahan
organik dengan bantuan mikroorganisme. fermentasi anaerob dapat menghasilkan gas yang
mengandung sedikitnya 50% metana. Gas inilah yang biasa disebut dengan biogas
Tabel 1. Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain
0.46 Kg LPG
Prospek pengembangan teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah pedesaan
dimana sebagian besarnya masyarakat bekerja dibidang peternakan dan pertanian. Pada
umunya masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempunyai hewan ternak seperti unggas,
kambing, sapi, kerbau, dll. Selama ini limbah kotoran ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk
itupun kurang optimal. Limbah kotoran ternak yang menumpuk menimbulkan efek pencemaran
seperti pencemaran terhadap air tanah, pencemaran terhadap udara, dan memicu timbulnya efek
rumah kaca. Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang
unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam.[4]
Karakteristik biogas adalah sebagai berikut:
a. Biogas kira-kira memiliki berat 20 % lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu
pembakaran antara 650 oC sampai 750 oC
355
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
b. Biogas tidak berbaudan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru
cerah seperti gas LPG
c. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran 60 % pada
konvesional kommpor biogas
d. Nilai kalor rendah (LHV) CH4 = 50,1 MJ/kg
e. Densitas CH4 = 0.0717 kg/m3
Dusun Petung Kidul merupakan daerah yang masyarakatnya berpotensi sebagai petani
dan peternak. Dalam bidang pertanian tanamam yang dibudidayakan di Dusun Petung Kidul
adalah berbagai macam sayuran dan berbagai macam rempah. Sedangkan, dalam bidang
peternakan hewan yang diternak yaitu sapi, kerbau, kambing dan ayam, sehingga kotoran dari
hewan ternak tersebut dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai biogas. Hampir sebagian
masyarakat di Dusun Petung Kidul memiliki ternak sapi atau kerbau sehingga sangat
memungkinkan perngembangan teknologi biogas di dusun ini. Oleh karena itu, dengan
banyaknya potensi hewan ternak sapi yang berada di Dusun Petung Kidul, diharapkan program
pembuatan biogas ini akan bermanfaat.
Tujuan pembuatan biogas di Dusun Petung Kidul adalah untuk menambah pengetahuan
warga tentang manfaat dari kotoran ternak, menambah wawasan masyarakat tentang cara
mengolah limbah kotoran ternak, mengembangkan teknologi biogas agar mengurangi efek
rumah kaca, dapat membersihkan lingkungan dengan bersihnya kandang sapi dan menaikkan
nilai keekonomisan dari limbah kotoran ternak dengan memanfaatkannya sebagai biogas.
Beberapa keuntungan dalam penggunaan biogas ini adalah:
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
b. Memperkecil rembetan polutan
c. Merupakan pengolahan limbah yang alami
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar bekualitas tinggi dan dapat diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan
3. Keuntungan lingkungan
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondiosida
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang bernutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
356
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
METODE
Rancangan kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan melakukan beberapa sosialisasi
berkaitan dengan biogas kepada masyarakat Dusun Petung Kidul,dengan cara melakukan
sosialisasi di balai desa atau ikut mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang ada di Dusun
Petung Kidul baik perkumpulan ibu-ibu, bapak-bapak atau remaja. Sosialisasi yang akan
dilakukan terdiri dari sosialisasi pengenalan biogas, sosialisasi penjelasan alat, dan sosialisasi
hasil dan praktek. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan praktek.
Bahan yang digunakan adalah kotoran sapi dan rangkaian alat sederhana biogas
menggunakan galon sebagai digester sederhana. Bagian utama dari proses produksi biogas
yaitu tangki tertutup yang disebut digester.Digester adalah suatu alat pengolah bahan buangan/
limbah organik menjadi biogas.Digester dapat terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastik dan
357
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
bahan konstruksi. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 4-35 m3. Jenis digester yang
paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya
dilakukan secara kontinu setiap hari.
Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu:
1. Kelompok bakteri fermentative:Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis
Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok bakteri metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan
Methanococcus.
358
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
359
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
360
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
361
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
Babi 0.04-0.059
Manusia 0.02-0.028
Dengan melihat potensi yang ada diputuskan untuk menggunakan kotoran sapi sebagai
bahan pembuatan biogas. Masyarakat Dusun Petung Kidul sangat berantusias dengan program
pembuatan biogas ini, sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan program ini.
362
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
363
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
4. Ketersediaan lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang yang luasannya
bergantung pada jenis dan kapasitas biogas.
5. Tenaga kerja
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya biogas disebabkan karena: pertama, tidak
adanya tenaga kerja yang menangani unit tersebut; kedua, pengelola tidak memiliki waktu
untuk melakukan pengisian kotoran.
6. Manajemen kotoran
Hal ini terkait dengan penentuan komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk
menghasilkan biogas, frekuensi pemasukan otoran dan pengangkutan atau pengaliran
kotoran ternak ke dalam reaktor.
7. Kebutuhan energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik akan menghasilkan gas
yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan demikian, kebutuhan peternak akan energi
dari sumber biogas harus menjadi salah satu faktor yang utama.
8. Jarak
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan untuk memasak,
menyalakan petromak, menjalankan generator listrik dll. Pemanfaatan energi ini dapat
optimal bila jarak antara kandang ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak terlalu
jauh.
9. Pengelolaan hasil samping biogas
Hal ini ditujukan untuk memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat. Hasil
dari biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara diendapkan, disaring atau
dijemur.
10. Sarana Pendukung
Terdiri dari saluran air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat mempermudah
operasional dan perawatan instalasi biogas.
364
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016
KESIMPULAN
Dusun Petung Kidul memiliki potensi pembuatan biogas karena sebagian masyarakatnya
memiliki ternak sapi. Kotoran sapi merupakan substratyang paling cocok sebagai sumber
penghasil biogas, karena telah mengandung bakteri penghasil gas metana yang terdapatdalam
perut ruminansia(lambung sapi). Rata-rata kotoran sapi adalah 12-25 kg/hari/ekor. Dengan
jumlah kotoran sapi yang tersedia masyarakat Dusun Petung Kidul memiliki potensi membuat
biogas skala rumah tangga yang dapat digunakan untuk kebutuhan memasak sendiri. Hal ini
juga akan menambah nilai ekonomis dari penggunaan biogas. Masyarakat hanya akan
mengeluarkan biaya awal pembuatan instrumen digester, oleh karena penggunaan digester
365
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"
menggunakan plastik maka perawatan yang dilakukan juga tidak susah. Digester menggunakan
bahan plastik seperti drum 300 L untuk skala rumah tangga akan sanggup bertahan hingga 6
tahun. Namun, penggunaan biogas ini harus dilakukan secara kontinyu agar tidak memakan
banyak waktu fermentasi.
Tujuan dilaksanakan program pembuatan biogas dari limbah kotoran ternak ini adalah:
a. Menambah pengetahuan warga tentang manfaat dari kotoran ternak
b. Menambah wawasan masyarakat tentang cara mengolah limbah kotoran ternak
c. Mengembangkan teknologi biogas agar mengurangi efek rumah kaca
d. Menambah manfaat limbah kotoran sapi yang awalnya hanya digunakan untuk pupuk
e. Dapat membersihkan lingkungan dengan bersihnya kandang sapi
f. Menaikkan nilai keekonomisan dari limbah kotoran ternak dengan memanfaatkannya
sebagai biogas
Metode yang digunakan dalam program pembuatan biogas dari kotoran sapi ini adalah
dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan praktek.
Metode ceramah diberikan saat sosialisasi-sosialisasi pengenalan biogas dan penjelasan-
penjelasan mengenai biogas. Metode diskusi digunakan saat menanggapi pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh warga seputar biogas. Metode praktek dilakukan saat
mahasiswa memberikan contoh pembuatan digester dan proses pembuatan biogas, serta
mempraktekkan hasil dari fermentasi tersebut guna membuktikan teori-teori yang ada.
Setelah melakukan berbagai rangkaian kegiatan hasil yang diperoleh adalah:
a. Masyarakat mengetahui cara mengolah limbah kotoran sapi dan memanfaatkannya
sebagai biogas.
b. Masyarakat mengetahui metode pembuatan biogas skala rumah tangga
c. Masyarakat mendapat gambaran manfaat dari penggunaan dan pemanfaatan biogas.
REFERENSI
Wahyuni, Sri. 2013. “Panduan Praktis Biogas”. Jakarta. Penebar Swadaya
[1]
[2]
Harsono, 2013. “Aplikasi Biogas Guna Menunjang Kesejahteraan Petani Ternak”, Fakultas
Pertanian, Universitas Wahid Hasyim. Tesis.
[3]
http://anekamakalahkita.blogspot.co.id/2013/01/makalah-biogas.html (Diakses 7 September
2016 pukul 22.46)
366