Anda di halaman 1dari 13

Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6

"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK KOTORAN SAPI


MENJADI BIOGAS

Sumekar Tanjung, Mochamad Helmi, Wisid Myka Jayafebra, Indra Setiawan,


Ali Machmud Adzkar, Nita Eka Tamara, Aprilia Nur Kamilah,
Novita Kharimatu Nisa, Resita Trisnaningtyas
Universitas Islam Indonesia
email:helmijaidi@yahoo.com

ABSTRAK

Biogas adalah proses produksi energi dalam bentuk gas yang dihasilkan oleh anaerobik atau
kegiatan fermentasi yang terjadi melalui proses biologis. sampah organik di lanfill akan menjalani
proses gas dekomposisi anaerobik CH4 (metana). Dalam sapi mikroorganisme rumen juga
menghasilkan gas metana yang akan digunakan sebagai bahan untuk biogas.Program produksi
biogas berjudul dari limbah kotoran dimaksudkan tocow rumen sebagai sumber bahan bakar untuk
LPG pengganti. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah metode ceramah,
diskusi dan sasaran program practice.This adalah petani, peternak dan ibu rumah tangga di metode
Dusun Petung Kidul.The digunakan adalah perakitan alat seperti desain eksperimen, memeriksa
dan memastikan ada tidak ada kebocoran gas pada pipa, pencampuran kotoran sapi dengan air
sampai merata, menempatkan campuran pada alat dan menutup pipa dan tunggu beberapa hari
sampai gas datang out.The hasil eksperimen diperoleh adalah hasil dari pelepasan gas metana dari
dekomposisi bakteri dalam kotoran sapi. Pengisian kotoran sapi sebanyak ¾volumebiogas api
digesterproduced hanya berlangsung selama lima detik. Perbedaan ini disebabkan beberapa faktor,
di antaranya adanya kebocoran pada penyimpanan alat dan suhu kamar kondisi ketidakpastian.

Kaywords: Biogas, rumen sapi, biogas digester, metana

ABSTRACT

Biogas is an energy production process in the form of gas produced by anaerobic or


fermentation activity that goes through a biological process. Organic waste in the lanfill will
undergo a process of anaerobic decomposition gases CH4 (Methane). In the cow rumen
microorganisms are also produce methane gas that will be used as materials for biogas.Program
titled biogas production from manure waste intended tocow rumen as a fuel source for substitute
LPG. Methods that are used in the implementation of this program is methods of lecture, discussion
and practice.This program targets are farmers, ranchers and housewives at Dusun Petung
Kidul.The method used is assembling tools like the experimental design, check and make sure there
are no gas leaks on the pipes, mixing cow manure with water till flatten, put the mixture on the
appliance and close the pipes and wait a few days until the gas come out.The experimental results
obtained are the result of a methane gas discharge from decomposition of bacteria in cow manure.
Charging cow manure as much as ¾volumebiogas digesterproduced flame only lasts for five
seconds. The difference is due to several factors, among them the presence of a leak on the the tool
storage and room temperature conditions of uncertainty.

Kaywords: Biogas, cow rumen, biogas digester, methane

PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia.
Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan
menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil
memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan

354
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

energi terbaharukan. Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi
pembangunan bangsa Indonesia. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis
dan harganya makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan
sumber energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi.
Bionergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang dihasilkan oleh sumber daya
hayati seperti tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis
energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas (biogas), cair (biofuel), atau padat
(biomass). Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati
adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen (anaerob).Sumber bahan baku
untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan
unggas, dapat juga berasal dari sampah organik.[3]
Fermentasi anaerobbiasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau dan
di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian bahan-bahan
organik dengan bantuan mikroorganisme. fermentasi anaerob dapat menghasilkan gas yang
mengandung sedikitnya 50% metana. Gas inilah yang biasa disebut dengan biogas
Tabel 1. Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain
0.46 Kg LPG

1 m3 biogas 0.62 liter Minyak tanah

3.5 Kg Kayu bakar

Prospek pengembangan teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah pedesaan
dimana sebagian besarnya masyarakat bekerja dibidang peternakan dan pertanian. Pada
umunya masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempunyai hewan ternak seperti unggas,
kambing, sapi, kerbau, dll. Selama ini limbah kotoran ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk
itupun kurang optimal. Limbah kotoran ternak yang menumpuk menimbulkan efek pencemaran
seperti pencemaran terhadap air tanah, pencemaran terhadap udara, dan memicu timbulnya efek
rumah kaca. Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang
unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam.[4]
Karakteristik biogas adalah sebagai berikut:
a. Biogas kira-kira memiliki berat 20 % lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu
pembakaran antara 650 oC sampai 750 oC

355
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

b. Biogas tidak berbaudan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru
cerah seperti gas LPG
c. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJ/m3 dengan efisiensi pembakaran 60 % pada
konvesional kommpor biogas
d. Nilai kalor rendah (LHV) CH4 = 50,1 MJ/kg
e. Densitas CH4 = 0.0717 kg/m3
Dusun Petung Kidul merupakan daerah yang masyarakatnya berpotensi sebagai petani
dan peternak. Dalam bidang pertanian tanamam yang dibudidayakan di Dusun Petung Kidul
adalah berbagai macam sayuran dan berbagai macam rempah. Sedangkan, dalam bidang
peternakan hewan yang diternak yaitu sapi, kerbau, kambing dan ayam, sehingga kotoran dari
hewan ternak tersebut dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai biogas. Hampir sebagian
masyarakat di Dusun Petung Kidul memiliki ternak sapi atau kerbau sehingga sangat
memungkinkan perngembangan teknologi biogas di dusun ini. Oleh karena itu, dengan
banyaknya potensi hewan ternak sapi yang berada di Dusun Petung Kidul, diharapkan program
pembuatan biogas ini akan bermanfaat.
Tujuan pembuatan biogas di Dusun Petung Kidul adalah untuk menambah pengetahuan
warga tentang manfaat dari kotoran ternak, menambah wawasan masyarakat tentang cara
mengolah limbah kotoran ternak, mengembangkan teknologi biogas agar mengurangi efek
rumah kaca, dapat membersihkan lingkungan dengan bersihnya kandang sapi dan menaikkan
nilai keekonomisan dari limbah kotoran ternak dengan memanfaatkannya sebagai biogas.
Beberapa keuntungan dalam penggunaan biogas ini adalah:
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
b. Memperkecil rembetan polutan
c. Merupakan pengolahan limbah yang alami
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar bekualitas tinggi dan dapat diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan
3. Keuntungan lingkungan
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondiosida
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang bernutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang

356
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

e. Memperkecil kontaminasi sumber air


4. Keuntungan ekonomi
a. Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari siklus ulang proses.
Beberapa alasan lain mengapa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin
mendapat perhatian yaitu :
a. Harga bahan bakar yang terus meningkat,
b. Dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat diperbarui,
c. Dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik atau energi
lainnya,
d. Dapat diproduksi dalam kontruksi yang sederhana.
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondiokasida (CO2) dan gas lainnya yang
dihasilkan dari penguraian organik. Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena
mengandung gas metana (CH4) dengan persentase yang cukup tinggi dan titik nyala sebesar
645̊C-750̊C.
Tabel 2. Komponen penyusun biogas
Jenis Gas Jumlah (%)
Metana (CH4) 54-70
Karbon Dioksida (CO2) 27-45
Air (H2O) 0,3
Hidrogen Sulfde (H2S) 0-3
Nitrogen (N2) 0,5-3
Hidrogen 5-10

METODE
Rancangan kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan melakukan beberapa sosialisasi
berkaitan dengan biogas kepada masyarakat Dusun Petung Kidul,dengan cara melakukan
sosialisasi di balai desa atau ikut mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang ada di Dusun
Petung Kidul baik perkumpulan ibu-ibu, bapak-bapak atau remaja. Sosialisasi yang akan
dilakukan terdiri dari sosialisasi pengenalan biogas, sosialisasi penjelasan alat, dan sosialisasi
hasil dan praktek. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan praktek.
Bahan yang digunakan adalah kotoran sapi dan rangkaian alat sederhana biogas
menggunakan galon sebagai digester sederhana. Bagian utama dari proses produksi biogas
yaitu tangki tertutup yang disebut digester.Digester adalah suatu alat pengolah bahan buangan/
limbah organik menjadi biogas.Digester dapat terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastik dan

357
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

bahan konstruksi. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 4-35 m3. Jenis digester yang
paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya
dilakukan secara kontinu setiap hari.
Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu:
1. Kelompok bakteri fermentative:Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis
Enterobactericeae
2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio
3. Kelompok bakteri metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan
Methanococcus.

Gambar 1. Rangkaian digester sederhana


Digester dirangkai dengan menggunakan beberapa rangkaian alat yang menggunakan
pipa, selang, penutup pipa, lem tembak, tee kuningan dan keran penutup. Alat-alat akan
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan fungsinya masing-masing.

358
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 2. Rangkaian digester biogas sederhana


Dengan rangkaian alat yang sedemikian rupa,pembuatan biogas akan menggunakan
metode fermentasi selama 1-2 minggu. Pastikan semua lubang tertutup dan tidak ada yang
bocor lagi, letakkan digester di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Bahan yang
difermentasi adalah limbah ternak kotoran sapi yang dicampur dengan air dengan perbandingan
1:1. Setelah difermentasi dengan waktu 1-2 minggu maka gas metana akan ditampung di ban
sepeda motor dalam pada rangkaian alat, atau dapat pula dialirkan langsug pada kompor untuk
memasak, menggerakkan generator listrik dll. Proses fermentasi mengacu pada berbagai reaksi
dan interaksi yang terjadi di antara bakteri metanogen dan non metanogen serta bahan yang
diumpankan ke dalam digester sebagai input.[1]
Secara garis besar proses pembentukan biogasdapat dilihat pada Gambar 3 dan dibagi
dalam tiga tahap yaitu: hidrolisis, asidifikasi(pengasaman) danpembentukan gas metana.

Gambar 3. Proses pembentukan biogas


a. Tahap Hidrolisis
Pada tahap hidrolisis, bahan organik dienzimatiksecara eksternal oleh enzim
ekstraselular(selulose, amilase, proteasedan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan
rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipidamenjadi senyawa rantai pendek.
Sebagai contoh polisakaridadiubah menjadi monosakaridasedangkan protein diubah
menjadi peptidadan asam amino.
b. Tahap Asidifikasi(Pengasaman)
Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses
pada tahap hidrolisismenjadi asam asetat, hidrogen (H2) dan karbondioksida.
Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobikyang dapat tumbuh10dan
berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteritersebut
memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan.

359
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Pembentukan asam pada kondisi anaerobiktersebut pentinguntuk pembentuk gas metana


oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya.
c. Tahap Pembentukan Gas Metana
Pada tahap ini bakteri metanogenikmendekomposisikan senyawa dengan berat molekul
rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini
menggunakan hidrogen, CO2dan asam asetatuntuk membentuk metana dan CO2. Bakteri
penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam
membentuk keadaan atmosfir yang ideal untukbakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri
pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa
adanya prosessimbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksikbagi
mikroorganismepenghasil asam.

Adapun proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:


1. Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1
pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam
digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama
kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada
didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran
sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen
segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0
m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk
adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan
(CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan
menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas
atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas
yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya,
digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang
optimal.

360
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 4. Ban dalam untuk menampung gas


Tanda yang ditunjukkan jika gas metana sudah mulai keluar adalah dengan
mengembungnya ban dalam sepeda motor tersebut, begitu juga sebaliknya. Jika setelah
beberapa hari ban untuk menapung gas juga tidak mengalami perubahan, kemungkinan ada sisi
galon yang berlum dilem secara rapat dan masih ada kebocoran. Pengecekan berkala sangat
diperlukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembuatan biogas.
Proses pembuatan biogas dapat dilakukan secara kontinyu dengan digester memiliki arus
masuk dan arus keluar. Arus masuk digunakan untuk memasukkan kotoran sapi yang baru dan
arus keluar digunakan untuk mengeluarkan ampas sisa setelah difermentasi. Ampas hasil
fermentasi tersebut dapat digunakan kembali sebagai pupuk baik dalam bentuk basah maupun
dalam bentuk kering.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Program pembuatan biogas kali ini dimaksudkan untuk memaksimalkan penggunaan
limbah kotoran ternak yang awalnya hanya digunakan untuk pupuk, namun fungsinya ditambah
dengan pengolahannya sebagai biogas. Dusun Petung Kidul memiliki potensi pembuatan
biogas karena sebagian masyarakatnya memiliki ternak sapi. Kotoran sapi merupakan
substratyang paling cocok sebagai sumber penghasil biogas, karena telah mengandung bakteri
penghasil gas metana yang terdapatdalam perut ruminansia(lambung sapi). Rata-rata kotoran
sapi adalah 12-25 kg/hari/ekor.[3] Apabila kotaran ternak diolah untuk menghasilkan 13biogas,
maka untuk beberapa jenis ternakdan manusiamemiliki potensi biogas yang dihasilkan terlihat
pada tabel berikut ini:

361
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

Tabel 3. Kandungan biogas dari ternak dan manusia


Tipe Kotoran Produksi gas/kotoran (m3)

Sapi atau kerbau 0.023-0.040

Babi 0.04-0.059

Peternakan ayam 0.065-0.116

Manusia 0.02-0.028

Dengan melihat potensi yang ada diputuskan untuk menggunakan kotoran sapi sebagai
bahan pembuatan biogas. Masyarakat Dusun Petung Kidul sangat berantusias dengan program
pembuatan biogas ini, sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan program ini.

Gambar 5. Sosialisasi biogas ke masyarakat Dusun Petung Kidul


Dengan melihat antusias warga dan tingginya rasa ingin tahu warga Dusun Petung Kidul
maka dibuatlah digester biogas sederhana sebagai contoh, dan fermentasi dilakukan dengan
menggunakan lebih kurang 6 kg kotoran sapi ditambah dengan air agar proses keluar gas
metana berlangsung cepat.

362
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 6. Proses pancampuran kotoran sapi dan air

Gambar 7. Proses pembuatan biogas


Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi kesuksesan pemanfaatan biogas adalah:[2]
1. Ketersediaan ternak
Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat menjadi potensi bagi
pengembangan biogas. Untuk menjalankan biogas skala rumah tangga diperlukan kotoran
ternak sapi sekitar 2-3 ekor.
2. Kepemilikan ternak
Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar pemilihan jenis dan kapasitas
biogas yang digunakan.
3. Pola pemeliharaan ternak
Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila terna diperlihara dengan cara dikandang
dibandingkan dengan cara digembalakan.

363
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

4. Ketersediaan lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang yang luasannya
bergantung pada jenis dan kapasitas biogas.
5. Tenaga kerja
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya biogas disebabkan karena: pertama, tidak
adanya tenaga kerja yang menangani unit tersebut; kedua, pengelola tidak memiliki waktu
untuk melakukan pengisian kotoran.
6. Manajemen kotoran
Hal ini terkait dengan penentuan komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk
menghasilkan biogas, frekuensi pemasukan otoran dan pengangkutan atau pengaliran
kotoran ternak ke dalam reaktor.
7. Kebutuhan energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik akan menghasilkan gas
yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan demikian, kebutuhan peternak akan energi
dari sumber biogas harus menjadi salah satu faktor yang utama.
8. Jarak
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan untuk memasak,
menyalakan petromak, menjalankan generator listrik dll. Pemanfaatan energi ini dapat
optimal bila jarak antara kandang ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak terlalu
jauh.
9. Pengelolaan hasil samping biogas
Hal ini ditujukan untuk memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat. Hasil
dari biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara diendapkan, disaring atau
dijemur.
10. Sarana Pendukung
Terdiri dari saluran air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat mempermudah
operasional dan perawatan instalasi biogas.

Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternak/pelaku untuk, menjalankan instalasi


biogas dan merawatnya serta memanfaatkan energi biogas menjadi modal utama dalam
pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Tanpa adanya kemauan peternak untuk secara aktif
mengoptimalkan biogas, maka faktor-faktor lain tidak akan cukum membantu dalam
optimalisasi pemanfaatan biogas.

364
ISBN: 978-602-60361-3-1
Yogyakarta, 30 November 2016

Gambar 8. Sosialisasi biogas ke warga


Setelah melakukan sosialisasi pengenalan biogas, pengenalan dan penjelasan alat-alat
instrumen pembuatan biogas dan praktek masyarakat Dusun Petung Kidul telah mendapat
pengetahuan tentang manfaat lain dari penggunaan kotoran sapi selain hanya sebagai pupuk.
Masyarakat Dusun Petung Kidul juga telah mendapatkan ilmu tentang metode pembuatan
biogas sederhana. Selain itu masyarakat Dusun Petung Kidul juga telah mendapat gambaran
tentang manfaat-manfaat yang akan diperoleh dari penggunaan biogas sebagai energi alternatif.
Kegagalan reaktor biogas dapat dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metan
terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan 11menjadi sangat asam ( pH<7) yang
selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri metan. Keasaman substrat biogas
dianjurkan untuk berada pada rentang pH 6,5-8. Bakteri metan ini juga cukup sensitifdengan
temperatur. Temperatur 35̊C diyakini sebagai termperatur optimum untuk perkembangbiakan
bakteri metan

KESIMPULAN
Dusun Petung Kidul memiliki potensi pembuatan biogas karena sebagian masyarakatnya
memiliki ternak sapi. Kotoran sapi merupakan substratyang paling cocok sebagai sumber
penghasil biogas, karena telah mengandung bakteri penghasil gas metana yang terdapatdalam
perut ruminansia(lambung sapi). Rata-rata kotoran sapi adalah 12-25 kg/hari/ekor. Dengan
jumlah kotoran sapi yang tersedia masyarakat Dusun Petung Kidul memiliki potensi membuat
biogas skala rumah tangga yang dapat digunakan untuk kebutuhan memasak sendiri. Hal ini
juga akan menambah nilai ekonomis dari penggunaan biogas. Masyarakat hanya akan
mengeluarkan biaya awal pembuatan instrumen digester, oleh karena penggunaan digester

365
Prosiding Pengabdian Seminar Nasional seri 6
"Menuju Masyarakat Madani dan Lestari"

menggunakan plastik maka perawatan yang dilakukan juga tidak susah. Digester menggunakan
bahan plastik seperti drum 300 L untuk skala rumah tangga akan sanggup bertahan hingga 6
tahun. Namun, penggunaan biogas ini harus dilakukan secara kontinyu agar tidak memakan
banyak waktu fermentasi.
Tujuan dilaksanakan program pembuatan biogas dari limbah kotoran ternak ini adalah:
a. Menambah pengetahuan warga tentang manfaat dari kotoran ternak
b. Menambah wawasan masyarakat tentang cara mengolah limbah kotoran ternak
c. Mengembangkan teknologi biogas agar mengurangi efek rumah kaca
d. Menambah manfaat limbah kotoran sapi yang awalnya hanya digunakan untuk pupuk
e. Dapat membersihkan lingkungan dengan bersihnya kandang sapi
f. Menaikkan nilai keekonomisan dari limbah kotoran ternak dengan memanfaatkannya
sebagai biogas
Metode yang digunakan dalam program pembuatan biogas dari kotoran sapi ini adalah
dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan praktek.
Metode ceramah diberikan saat sosialisasi-sosialisasi pengenalan biogas dan penjelasan-
penjelasan mengenai biogas. Metode diskusi digunakan saat menanggapi pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh warga seputar biogas. Metode praktek dilakukan saat
mahasiswa memberikan contoh pembuatan digester dan proses pembuatan biogas, serta
mempraktekkan hasil dari fermentasi tersebut guna membuktikan teori-teori yang ada.
Setelah melakukan berbagai rangkaian kegiatan hasil yang diperoleh adalah:
a. Masyarakat mengetahui cara mengolah limbah kotoran sapi dan memanfaatkannya
sebagai biogas.
b. Masyarakat mengetahui metode pembuatan biogas skala rumah tangga
c. Masyarakat mendapat gambaran manfaat dari penggunaan dan pemanfaatan biogas.

REFERENSI
Wahyuni, Sri. 2013. “Panduan Praktis Biogas”. Jakarta. Penebar Swadaya
[1]

[2]
Harsono, 2013. “Aplikasi Biogas Guna Menunjang Kesejahteraan Petani Ternak”, Fakultas
Pertanian, Universitas Wahid Hasyim. Tesis.
[3]
http://anekamakalahkita.blogspot.co.id/2013/01/makalah-biogas.html (Diakses 7 September
2016 pukul 22.46)

366

Anda mungkin juga menyukai