Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

ENERGI TERBARUKAN
PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BIOGAS

OLEH:
NURILMI DWI MUTMAINNAH

G41113003

ERINA SUSAN

G41113011

FAJAR

G41113311

GEMALA HARDINASINTA

G41113514

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah jumlah
sampah yang semakin banyak tiap tahunnya. Sampah-sampah tersebut berasal dari
limbah rumah tangga, limbah pertanian dan ternak, serta limbah industri. Masalah
lain yang dihadapi adalah tingginya harga Bahan Bakar Minyak yang termasuk
sumber energi utama di Indonesia. Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan
pembuatan biogas sebagai sumber energi panas dengan memanfaatkan limbah
organik seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan ternak.
Limbah ternak dapat dimanfaatkan dalam pemubatan biogas, salah satunya
adalah kototan sapi. Dalam pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi
biogas ini merupakan salah satu potensi energi yang perlu mendapat perhatian,
karena bukan saja dapat menambah suplai energi tetapi dapat menghemat bahan
bakar dan mengurangi pemakaian gas elpiji yang relatif mahal harganya. Sisa-sisa
pembuatannya (setelah menghasilkan biogas) dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
tanaman, karena baunya sudah berkurang. Di samping itu sedikit mengurangi
menumpuknya jumlah volume kotoran sapi, dan mengeliminir pembuangan
kotoran sapi di sembarang tempat.
I.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari proses pembuatan biogas ini adalah untuk bereksperimen
(melakukan uji coba) pembuatan biogas dengan bahan kotoran sapi, dalam hal ini
mempraktekkan proses pembuatan biogas dimulai dari pembuatan peralatan &
perlengkapannya, proses terjadinya biogas, dan mencoba hasil yang dicapainya.
Serta untuk mengetahui ketercapaian produksi terhadap volume tekanan dan nilai
kalor/panas biogas dengan menggunakan tolak ukur yang dibuat.
Kegunaan dari proses pembuatan biogas dari kotoran sapi ini adalah
menjadikan biogas ini sebagai alternatif baru sumber energi terbarukan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biogas
Biogas merupakan gas campuran metana (CH4), karbondioksida (CO2) dan
gas lainnya yang didapat dari hasil penguraian bahan organik (seperti kotoran

hewan, kotoran manusia, dan tumbuhan) oleh bakteri metanogen. Untuk


menghasilkan biogas, bahan organik yang dibutuhkan, ditampung dalam
biodigester. Proses penguraian bahan organik terjadi secara

anaerob

(tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi
penuh dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Biogas yang dihasilkan sebagian
besar terdiri dari 50-70% metana (CH4), 30-40% karbondioksida (CO2) dan gas
lainnya dalam jumlah kecil (Fitria, B., 2009).
Biogas dihasilkan apabila bahan-bahan organik terurai menjadi senyawasenyawa pembentuknya dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob). Fermentasi
anaerobik ini biasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau
dan di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian
bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi anaerob dapat
menghasilkan gas yang mengandung sedikitnya 50% metana. Gas inilah yang
biasa disebut dengan biogas. Biogas dapat dihasilkan dari fermentasi sampah
organik seperti sampah pasar, daun daunan, dan kotoran hewan yang berasal dari
sapi, babi, kambing, kuda, atau yang lainnya, bahkan kotoran manusia sekalipun.
Gas yang dihasilkan memiliki komposisi yang berbeda tergantung dari jenis
hewan yang menghasilkannya (Firdaus, U.I., 2009)
Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena mengandung gas metana
(CH4) dalam prosentase yang cukup tinggi. Komponen biogas selengkapnya
adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Komponen Penyusun Biogas

Sumber : Juangga, 2007


Menurut Purnama (2009), sifatsifat kimia dan fisika dari biogas antara lain :
1. Tidak seperti LPG yang bisa dicairkan dengan tekanan tinggi pada suhu normal,
biogas hanya dapat dicairkan pada suhu

178C sehingga untuk

menyimpannya dalam sebuah tangki yang praktis mungkin sangat sulit. Jalan
terbaik adalah menyalurkan biogas yang dihasilkan untuk langsung dipakai
baik sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan dan lainlain.
2. Biogas denganudara (oksigen) dapat membentuk campuran yang mudah
meledak apabila terkena nyala api karena flash point dari metana (CH4) yaitu
sebesar -188 C dan autoignition dari metana adalah sebesar 595 C.
3. Biogas tidak menghasilkan karbon monoksida apabila dibakar sehingga aman
dipakai untuk keperluan rumah tangga.
4. Komponen metana dalam biogas bersifat narkotika pada manusia, apabila
dihirup langsung dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan mengakibatkan
kematian.
Menurut Mayasari (2010), secara garis besar proses pembentukan biogas
dibagi menjadi tiga tahapan, diantaranya:
1. Tahap Hidrolisis (Hydrolysis)
Pada tahap ini, bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks,
protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Contohnya polisakarida
diubah menjadi monosakarida, sedangkan protein diubah menjadi peptide dan
asam amino.

2. Tahap Asidifikasi (Acidogenesis dan Acetogenesis)


Pada tahap ini, bakteri (Acetobacter aceti) menghasilkan asam untuk mengubah
senyawa rantai pendek hasil proses hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen,
dan karbon dioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob yang dapat
tumbuh dan berkembang dalam keadaan asam. Bakteri memerlukan oksigen
dan karbondioksida yang diperoleh dari oksigen yang terlarut untuk
menghasilkan asam asetat. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut
penting untuk pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada proses
selanjutnya. Selain itu bakteri tersebut juga mengubah senyawa berantai
pendek menjadi alkohol, asam organik, asam amino, karbon dioksida, hidrogen
sulfida, dan sedikit gas metana.Tahap ini termasuk reaksi eksotermis yang
menghasilkan energi.
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (-118 kJ per mol)
3. Tahap Pembentukan Gas Metana (Methanogenesis)
Pada tahap ini, bakteri Methanobacterium omelianski

mengubah senyawa

hasil proses asidifikasi menjadi metana dan CO2 dalam kondisi

anaerob.

Proses pembentukan gas metana ini termasuk reaksi eksotermis.


CH3COO-+ H+

CH4 + CO2

(-36 Kj per mol)

2.2 Tinja Sapi


Kotoran hewan lebih sering dipilih sebagai bahan pembuat biogas karena
banyak tersedia dan mudah diperoleh. Bahan ini memiliki keseimbangan nutrisi,
mudah diencerkan dan relatif dapat diproses secara biologi. Selain itu kotoran
yang masih segar lebih mudah diproses dibandingkan dengan kotoran yang lama
dan telah mengering (Pambudi, A., 2008).
Kotoran sapi merupakan substrat yang paling cocok sebagai sumber penghasil
biogas,
yang

karena
terdapat

telah
dalam

meengandung
perut

bakteri

ruminansia.

penghasil

Bakteri

tersebut

dalam proses fermentasi sehingga mempercepat proses


biogas (Sufyandi, A., 2001).
2.3 Kulit Pisang

gas

metana

membantu

pembentukan

Pada

umumnya

semua

biomassa

mengandung

karbohidrat

(selulosa, hemiselulosa, lignin), protein, lemak, mineral dan trace elemen sebagai
komponen utamanya dapat digunakan sebagai substrat mikroorganisme
menghasilkan biogas. Proses hidrolisis dan asidikasi gula akan lebih cepat dari
pada bahan yang mengandung selulosa dan lignin dalam menghasilkan gas
metana. (Hidayat, 2012).
Kulit pisang memiliki banyak kandungan materi yang dapat berfermentasi
dan mampu menghasilkan biogas. Kandungan yang paling berperan tersebut
adalah hemiselulosa dan selulosa. Komposisi kulit pisang mentah berdasarkan
analisis dinding sel (% berat kering) yaitu: 37,52% hemiselulosa, 12,06%
selulosa, 7,04% lignin. Hemiselulosa tersebut merupakan jenis polisakarida
kompleks yang menjadi penyusun struktur organik dan merupakan bahan utama
yang dapat dikonversi menjadi biogas (Saha, 2014).

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pembuatan biogas dilaksanakan pada hari Senin, 5 Oktober 2015 bertempat di
Experimental Farming (Ex-Farm), Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada proses pembuatan biogas adalah:

Botol coca-cola kapasitas 1 L

Selang bening

Adapun bahan yang digunakan pada proses pembuatan biogas adalah

Kotoran Sapi

Kulit pisang

Air

EM4
3.3 Langkah-langkah Pemrosesan/Pembuatan Biogas
Langkah-langkah dalam pembuatan biogas ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan peralatan yang diperlukan, lengkapi dengan peralatan lain yang
diperlukan, seperti : ember, lem dan pengaduk.
b. Memasukkan kulit pisang yang telah dihaluskan atau dihancurkan ke dalam botol
plastik.
c. Bahan tinja dicampurkan dengan EM4 dan air kemudian dimasukkan ke dalam
botol plastik. Perbandingan antara kotoran sapi dan katalisator adalah 2 : 1.
d. Mengaduk campuran sampai merata dengan potongan kayu hingga kental.
e. Tutup lubang pemasukkan dengan tutupan botol yang sudah di modifikasi dengan
tambahn selang, kemudian ikat bagian-bawah selang agar tidak terjadi pertukaran
udara.
IV.
IV.1 Hasil
A. Tabel Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

No
1
2
3

Hari ke-n
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3

Reaksi
Tidak terjadi reaksi
Volume campuran mengembang
Terbentuk sedikit gelembung udara dan

Hari ke-4

campuran mulai mengeras


Volume campuran mengembang dan

5
6

mengeras
Relatif sama hingga hari ke-7
Dihasilkan gas yang tidak berbau dan jika

Hari ke-5
Hari ke-7

didekatkan dengan sumber api terbentuk


nyala api biru.
Sumber: Data primer, 2015
B. Perhitungan C/N Ratio
Diketahui:
C/N kotoran sapi = 18
C/N kulit pisang = 35
Kotoran sapi = 50%
Kulit Pisang=50%
C/N campuran = (P1) x (C/N1) + (P2) x (C/N2)
Keterangan:
P1 = persentase bahan 1 dalam campuran
P2 = persentase bahan 2 dalam campuran
C/N1 = nilai rasio C/N bahan 1
C/N2 = nilai rasio C/N bahan 2
C/N campuran = (0,5) x (18) + (0,5) x (35)
= 26,5
4.2 Pembahasan
Pembuatan biogas dilakukan selama tujuh hari dengan perbandingan antara
bahan organik dan air yaitu 1 : 1 dengan bantuan EM4 sebagai aktivator. Bahan
organik yang digunakan adalah campuran kotoran sapi dan kulit pisang dengan
perbandingan 1 : 1 atau seimbang antara kotoran sapi dan kulit pisang.
Perbandingan ini didasarkan pada C/N ratio yang ingin dihasilkan dari kedua
campuran tersebut. Seletah melakukan perhitungan diketahui bahwa campuran
kotoran sapi dan kulit pisang dapat menghasilkan C/N ratio yang optimal.
Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan adalah terciptanya kondisi
anaerob pada saat proses pembentukan biogas. Untuk menciptakan kondisi

anaerob tersebut maka digester yaitu botol plastik perlu ditutup dengan rapat
dengan melakukan pengeleman pada tutup botol dan di sekitar selang penghubung
sehingga udara tidak dapat masuk dan keluar dari botol tersebut.
Faktor lainnya adalah lama penyimpanan campuran, semakin lama campuran
tersebut disimpan maka akan semakin banyak gas yang dapat terbentuk karena
seluruh bahan organik dapat bereaksi dan membentuk gas. Untuk dapat
menghasilkan gas yang lebih banyak dalam waktu yang singkat ditambahkan
EM4 pada campuran tersebut. EM4 berfungsi sebagai aktivator yang dapat
mempercepat proses terurainya bahan organik tersebut karena EM4 mengandung
sejenis bakteri yang dapat membantu proses pembusukan bahan organik.
V.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan
bakar minyak yang lebih murah karena dibuat dari bahan organik yang tidak
terpakai.
2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan biogas adalah keadaan
anaerob selama penyimpanan campuran, dan lama penyimpanan.
3. Biogas yang terbentuk akan menghasilkan api dengan nyala biru dengan gas
yang tidak berbau.
4. Biogas yang terbentuk dari campuran kotoran sapi dan kulit pisang memiliki
C/N ratio yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, I.U.2009.Energi Alternatif Biogas.http://www.migasindonesia.com.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.
Fitria, B.2009.Biogas.http://biobakteri.wordpress.com. Diakses pada tanggal 13
Oktober 2015.
Hidayat, Arit. 2012. Pengembangan Teknologi Pembangkitan Biogas dari Limbah
Tanaman Pisang untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Bakar Rumah Tangga.
Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Juangga.2007.Proses Anaerobic Digestion.USU Press : Medan.
Mayasari, Herlina Dewi, dkk. 2010. Pembuatan Biodigester Dengan Uji Coba
Kotoran Sapi Sebagai Bahan Baku. Universitas Sebelas Maret Surakarta:
Surakarta.

Purnama, C.2009.Penelitian Pembuatan Prototipe Pengolahan Limbah Menjadi


Biogas.http://www.sttal.ac.id. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.
Pambudi,
A.2008.Pemanfaatan
Biogas
Sebagai
Energi
http://www.dikti.org. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2015.

Alternatif.

Saha. 2014. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang untuk Pembuatan Bioetanol.


Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Sufyandi, A.2001.Informasi Teknologi Tepat Guna untuk Pedesaan Biogas.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai