ENERGI TERBARUKAN
PEMANFAATAN KOTORAN SAPI SEBAGAI BIOGAS
OLEH:
NURILMI DWI MUTMAINNAH
G41113003
ERINA SUSAN
G41113011
FAJAR
G41113311
GEMALA HARDINASINTA
G41113514
anaerob
(tanpa oksigen). Biogas terbentuk pada hari ke 4-5 sesudah biodigester terisi
penuh dan mencapai puncak pada hari ke 20-25. Biogas yang dihasilkan sebagian
besar terdiri dari 50-70% metana (CH4), 30-40% karbondioksida (CO2) dan gas
lainnya dalam jumlah kecil (Fitria, B., 2009).
Biogas dihasilkan apabila bahan-bahan organik terurai menjadi senyawasenyawa pembentuknya dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob). Fermentasi
anaerobik ini biasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau
dan di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian
bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi anaerob dapat
menghasilkan gas yang mengandung sedikitnya 50% metana. Gas inilah yang
biasa disebut dengan biogas. Biogas dapat dihasilkan dari fermentasi sampah
organik seperti sampah pasar, daun daunan, dan kotoran hewan yang berasal dari
sapi, babi, kambing, kuda, atau yang lainnya, bahkan kotoran manusia sekalipun.
Gas yang dihasilkan memiliki komposisi yang berbeda tergantung dari jenis
hewan yang menghasilkannya (Firdaus, U.I., 2009)
Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena mengandung gas metana
(CH4) dalam prosentase yang cukup tinggi. Komponen biogas selengkapnya
adalah sebagai berikut:
menyimpannya dalam sebuah tangki yang praktis mungkin sangat sulit. Jalan
terbaik adalah menyalurkan biogas yang dihasilkan untuk langsung dipakai
baik sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan dan lainlain.
2. Biogas denganudara (oksigen) dapat membentuk campuran yang mudah
meledak apabila terkena nyala api karena flash point dari metana (CH4) yaitu
sebesar -188 C dan autoignition dari metana adalah sebesar 595 C.
3. Biogas tidak menghasilkan karbon monoksida apabila dibakar sehingga aman
dipakai untuk keperluan rumah tangga.
4. Komponen metana dalam biogas bersifat narkotika pada manusia, apabila
dihirup langsung dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan mengakibatkan
kematian.
Menurut Mayasari (2010), secara garis besar proses pembentukan biogas
dibagi menjadi tiga tahapan, diantaranya:
1. Tahap Hidrolisis (Hydrolysis)
Pada tahap ini, bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks,
protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Contohnya polisakarida
diubah menjadi monosakarida, sedangkan protein diubah menjadi peptide dan
asam amino.
mengubah senyawa
anaerob.
CH4 + CO2
karena
terdapat
telah
dalam
meengandung
perut
bakteri
ruminansia.
penghasil
Bakteri
tersebut
gas
metana
membantu
pembentukan
Pada
umumnya
semua
biomassa
mengandung
karbohidrat
(selulosa, hemiselulosa, lignin), protein, lemak, mineral dan trace elemen sebagai
komponen utamanya dapat digunakan sebagai substrat mikroorganisme
menghasilkan biogas. Proses hidrolisis dan asidikasi gula akan lebih cepat dari
pada bahan yang mengandung selulosa dan lignin dalam menghasilkan gas
metana. (Hidayat, 2012).
Kulit pisang memiliki banyak kandungan materi yang dapat berfermentasi
dan mampu menghasilkan biogas. Kandungan yang paling berperan tersebut
adalah hemiselulosa dan selulosa. Komposisi kulit pisang mentah berdasarkan
analisis dinding sel (% berat kering) yaitu: 37,52% hemiselulosa, 12,06%
selulosa, 7,04% lignin. Hemiselulosa tersebut merupakan jenis polisakarida
kompleks yang menjadi penyusun struktur organik dan merupakan bahan utama
yang dapat dikonversi menjadi biogas (Saha, 2014).
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pembuatan biogas dilaksanakan pada hari Senin, 5 Oktober 2015 bertempat di
Experimental Farming (Ex-Farm), Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada proses pembuatan biogas adalah:
Selang bening
Kotoran Sapi
Kulit pisang
Air
EM4
3.3 Langkah-langkah Pemrosesan/Pembuatan Biogas
Langkah-langkah dalam pembuatan biogas ini adalah sebagai berikut:
a. Persiapkan peralatan yang diperlukan, lengkapi dengan peralatan lain yang
diperlukan, seperti : ember, lem dan pengaduk.
b. Memasukkan kulit pisang yang telah dihaluskan atau dihancurkan ke dalam botol
plastik.
c. Bahan tinja dicampurkan dengan EM4 dan air kemudian dimasukkan ke dalam
botol plastik. Perbandingan antara kotoran sapi dan katalisator adalah 2 : 1.
d. Mengaduk campuran sampai merata dengan potongan kayu hingga kental.
e. Tutup lubang pemasukkan dengan tutupan botol yang sudah di modifikasi dengan
tambahn selang, kemudian ikat bagian-bawah selang agar tidak terjadi pertukaran
udara.
IV.
IV.1 Hasil
A. Tabel Pengamatan
No
1
2
3
Hari ke-n
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Reaksi
Tidak terjadi reaksi
Volume campuran mengembang
Terbentuk sedikit gelembung udara dan
Hari ke-4
5
6
mengeras
Relatif sama hingga hari ke-7
Dihasilkan gas yang tidak berbau dan jika
Hari ke-5
Hari ke-7
anaerob tersebut maka digester yaitu botol plastik perlu ditutup dengan rapat
dengan melakukan pengeleman pada tutup botol dan di sekitar selang penghubung
sehingga udara tidak dapat masuk dan keluar dari botol tersebut.
Faktor lainnya adalah lama penyimpanan campuran, semakin lama campuran
tersebut disimpan maka akan semakin banyak gas yang dapat terbentuk karena
seluruh bahan organik dapat bereaksi dan membentuk gas. Untuk dapat
menghasilkan gas yang lebih banyak dalam waktu yang singkat ditambahkan
EM4 pada campuran tersebut. EM4 berfungsi sebagai aktivator yang dapat
mempercepat proses terurainya bahan organik tersebut karena EM4 mengandung
sejenis bakteri yang dapat membantu proses pembusukan bahan organik.
V.
KESIMPULAN
Alternatif.