Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIOGAS PENYEHATAN AIR DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR-A

Disusun oleh : 1. Adi Rinanta 2. Afifah Nurlaila Desi Wijayanti 3. Nuruz Zahro Al-Jannah 4. Rifki Ika Pramanta NIM P07133109043 NIM P07133109045 NIM P07133109084 NIM P07133109088

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2010/2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan ini merupakan hasil dari praktek pembuatan biogas manidri. Selama melaksanakan praktek pembuatan biogas mandiri ini penyusun telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Sri Puji Ganefati, SKM, M. Kes sebagai dosen mata kuliah penyehatan air dan pengelolaan limbah cair-A. 2. Bapak YB. Kamat Kartono,AMd, S.pd, M.si, sebagai dosen mata kuliah penyehatan air dan pengelolaan limbah cair-A 3. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini sehingga pembuatan biogas ini dapat selesai dengan baik. Disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini, Semoga karya ini bermakna dan bermanfaat.

Yogyakarta,

November 2010

Penyusun,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama Indonesia. Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak. Dilatarbelakangi permasalahan tersebut maka salah satu alternative yang dapat menaggulangi ketergantungan terhadap minyak bumi adalah dengan pembuatan biogas. Biogas dapat dibuat dari berbagai macam bahan organic, salah satunya adalah pembuatan biogas dari kotoran sapi.

Pemanfaatan limbah peternakan menjadi biogas merupakan salah satu solusi untuk mengatasi krisis sumber energi. Berikut kotoran yang dihasilkan oleh tiap satu ekor ternak, Jenis ternak Sapi Kuda Babi Domba Ayam Kotoran padat 23,59 16,10 2,72 1,13 0,05 Kotoran cair 9,07 3,63 1,59 0,68 -

Tabel 1. Hasil kotoran ternak dewasa (kg/hari) B. Tujuan Tujuan dari pembuatan laporan tentang pembuatan biogas kotoran sapi ini adalah : 1. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan biogas dari kotoran sapi 2. Untuk menjelaskan dan memahami proses pembuatan biogas kotoran sapi 3. Untuk menjelaskan manfaat serta keamanan biogas dari kotoran sapi. 4. Untuk menjelaskan cara pembuatan biogas

C. Rumusan masalah Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan biogas? 2. Apa yang dimaksud dengan biogas kotoran sapi? 3. Bagaimana cara pembuatan biogas kotoran sapi? 4. Bagaimana keamanan penggunaan biogas kotoran sapi?

II PEMBAHASAN

A. Biogas Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya adalah kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobic. Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi tanpa oksigen (anaerobic process). Proses ini berlangsung selama pengolahan atau fermentasi. Gas yang dihasilkan sebagian besar terdiri atas CH4 dan CO2. Jika kandungan gas CH4 lebih dari 50%, maka campuran gas ini mudah terbakar, kandungan gas CH4 dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi kurang lebih 60%. Temperatur ideal proses fermentasi untuk pembentukan biogas berkisar 30C (Sasse, L., 1992, Junaedi, 2002. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil. Komposisi biogas

Komponen Metana (CH4) Karbon dioksida (CO2) Nitrogen(N2) Hidrogen (H2) Hidrogen sulfida (H2S) Oksigen (O2)

% 55-75 25-45 0-0.3 1-5 0-3 0.1-0.5

Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, maka biogas dapat dijual langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas

tersebut harus sangat bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. JIka biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui.

B. Biogas Kotoran Sapi

Kotoran sapi merupakan salah satu limbah ternak yang pada umumnya sering dimanfaatkan kembali sebagai pupuk kandang. Kotoran sapi

sebenarnya sudah dimanfaatkan sejak tahun 1960-an. Namun belakangan ini gas yang dihasilkan dari kotoran sapi dimanfaatkan sebagai energi alternatif, seiring dengan semakin mahalnya harga bahan bakar minyak dan gas elpiji. Kotoran sapi, telah terbukti dalam penelitian ketika diproses dalam alat penghasil biogas (digester) menghasilkan biogas yang sangat memuaskan (Harahap et al., 1980).

C. Prinsip pembuatan Biogas Kotoran Sapi Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian besar berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida. Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi anaerob dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang terbaik umtuk proses fermentasi adalah 30-55C. pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal merombak bahan-bahan organik. D. Proses pembuatan tabung digester 1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan a. Ember dengan volume 20 liter b. Selang sebagai hygrometer c. Pipa PVC, Dop, stop kran, d. Triplek e. Lem pipa PVC, TBA dan lem kaca f. Solder g. Tutup pena h. Kawat

i. Karet ban 2. Membuat lubang pada ember dan tutup ember (sebagai inlet, outlet dan tempat keluarnya gas) 3. Menghubungkan lubang dengan pipa PVC sesuai ukuran dan direkatkan dengan lem pipa 4. Merapatkan tutup ember dengan karet ban dan direkatkan dengan lem pipa dan lem kaca. 5. Melubangi pipa PVC untuk meletakkan selang sebagai manometer.

E. Proses pembuatan biogas 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan a. Kotoran sapi dan Air b. Tabung digester c. Cetok d. Corong e. Kayu f. Ember kecil untuk proses pencampuran 2. Menghitung perbandingan campuran kotoran sapi dengan air yaitu : kadar kering kotoran sapi 14 % kotoran : air = (14 - 7 ) / 14 : ( 7 0) /14 = 7/14 : 7/14 =7:7 volume pengisian awal = 80% x volume tangki digester =80% x 20 L = 16 L 3. Melakukan proses pengadukan 4. Memasukkan campuran kotoran sapi dan air ke dalam tabung digester 5. Menutup tabung digester dengan rapat

6. Memantau ada tidaknya dilihat dari penurunan dan kenaikan air pada selang higrometer.

F. Keamanan Penggunaan Biogas Kotoran Sapi Biogas merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat tinggi dan cepat daya nyalanya. Penggunaan biogas memilki keselamatan yang lebih aman jika dibandingkan dengan gas elpiji. Misalnya jika pipa atau penampung gas bocor tidak akan terjadi ledakan karena gas yang keluar akan menguap dengan cepat dan jika api didekatkan ke sumber gas maka tidak akan terjadi semburan api yang menyebabkan kebakaran. Sehingga biogas kotoran sapi ini dapat dikatakan bahan bakar yang aman. G. Manfaat Energi Biogas 1. sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak (bensin, solar). 2. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. 3. Dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman / budidaya pertanian. 4. Potensi pengembangan Biogas di Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi sapi, kerbau dan kuda, yaitu 11 juta ekor sapi, 3 juta ekor kerbau dan 500 ribu ekor kuda pada tahun 2005. Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan + 2 m3 biogas per hari. Potensi ekonomis Biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 m3 biogas dapat digunakan setara dengan

0,62 liter minyak tanah. Di samping itu pupuk organik yang dihasilkan dari proses produksi biogas sudah tentu mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil pula.

H. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas 1. Dalam kondisi anaerob 2. Bahan baku isian (faeces) yang mempunyai ratio / perbandingan C / N (Carbon banding Nitrogen) yang tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas bahan isian harus mengandung bahan kering sekitar 7-9 %. . 3. Pengisian 80% 4. Derajat keasaman ( pH) pH sangat mempengaruhi kehidupan mikroorganisme, pH yang optimal berkisar 6 8. 5. Temperatur optimal yang dikehendaki sekitar 35 derajat celcius. Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperature yang mendadak didalam reactor. Upaya praktis untuk menstabilkan didalam tanah. 6. Perlu dilakukan pengadukan agar tidak terjadi kerak (scum) di lapisan atas atau permukaan cairan yang menyebabkan produksi menurun. temperature adalah dengan menempatkan reactor

I. Hasil pengamatan Hari ke3 4 2 cm 1 cm 17 18 3 cm 2 cm gas yang dihasillkan Hari keGas yang dihasilkan

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

3 cm 4 cm 3 cm 4 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm 1 cm 3 cm 2 cm

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 2 cm 2 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 0

Rata-rata = 52/30 = 1,73 J. Pembahasan. Dalam membuat campuran bigas serta dalam pengisian awal biogas kami perlu mengetahui volume ember yang akan digunakan sebagai tabung digester serta kadar kering dari kotoran sapi. Volume ember yang kami gunakan adalah 20 Liter sedangkan kadar kering kotoran sapi adalah 14 %. Sehingga campuran yang kami gunakan adalah 1:1 yaitu 1 bagian untuk

kotoran sapi dan 1 bagian untuk air, sedangkan pengisian biogas awal dengan 16 liter, sebagai berikut: kotoran : air = (14 - 7 ) / 14 : ( 7 0) /14 = 7/14 : 7/14 =7:7 volume pengisian awal = 80% x volume tangki digester =80% x 20 L = 16 L Kotoran sapi yang kami pergunakan sebagai campuran kami peroleh dari kandang sapi secara langsung dengan kondisi yang masih hangat, berwarna hijau kekuningan dan lembek. Kotoran sapi tersebut merupakan kotoran yang baru dan tidak tercampur dengan urin sapi.

Hasil dari percobaan pembuatan biogas yang kami lakukan biogas tersebut dapat menghasilkan gas metan yang apabila di tes dengan api akan menghasilkan nyala api yang berwarna biru. Gas metan tersebut mulai terbentuk pada hari ketiga dan berakhir atau habis pada hari ke 30. Dalam pengamatan Ada beberapa factor yang mempengaruhi naik turunnya gas diantaranya yaitu suhu dan temperatur. Dalam pembuatan tabung digester kami menggunakan metode continue namun dalam penggunaannya kami menggunakan metode curah.

III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa biogas adalah bahan bakar alternative yang dapat digunakan untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. 2. Biogas dapat dibuat dari kotoran sapi dengan cara atau teknik yang cukup sederhana dengan bantuan mikroorganisme anaerob di dalam bak yang disebut digester. 3. Pemanfaatan biogas kotoran sapi lebih ekonomis dibandingkan dengan penggunaan elpiji serta memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi. 4. Nyala api yang dihasilkan oleh biogas berwarna biru karena

mengandung gas metan. 5. Gas metan tersebut mulai terbentuk pada hari ketiga dan berakhir atau habis pada hari ke 30.

B. Saran

1. Dalam pembuatan tabung digester perlu dilakukan secara cermat dan teliti serta perlu dilakukan pemantauan secara rutin agar tidak terjadi kebocoran dan apabila terjadi kebocoran dapat teratasi secepat mungkin. 2. Dalam pembuatan campuran perlu memperhatikan kadar kering kotoran yang akan digunakan agar dalam pembuatan campuran tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan tidak terjadinya dekomposisi oleh bakteri sehingga tidak didapatkan gas.

Lampiran lampiran
Hygrometer

Keterangan: Terjadi kenaikan gas yang ditunjukkan pada selang hygrometer. Proses pembuatan tabung digester

Tabung digester

Proses pengadukan dan pencampuran air dengan kotoran sapi

Uji nyala api pada gas metan

Anda mungkin juga menyukai