Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMANFAATAN BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK PENGGANTI BAHAN


BAKAR MINYAK (BBM)

DI SUSUN
OLEH
GERARDA EVIE PATANDA
021170023

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia baik itu untuk keperluan
industri, transportasi dan rumah tangga dari tahun ketahun semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan ketersediaan energi minyak bumi menjadi langka dan harganya melambung
tinggi. Pemerintah Indonesia pun mulai mencari terobosan baru dalam menciptakan energi
alternatif yang jauh lebih murah pengganti energi minyak bumi. Dengan adanya energi
alterrnatif, penggunaan energi yang tak terbarukan semakin berkurang.
Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia adalah dengan pemanfaatan limbah kotoran
ternak sebagai energi alternatif ( biogas ) skala rumah tangga yang ramah lingkungan untuk
memenuhi keperluan rumah tangga itu sendiri.
Biogas biasanya dikenal sebagai gas rawa atau lumpur. Gas campuran ini didapat dari
proses perombakan kotoran ternak menjadi bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa
oksigen (anaerob). Selama proses fermentasi, biogas pun terbentuk. Sumber energi biogas
dapat dimanfaatkan ditengah-tengah kelangkaan energi minyak bumi. Penggunaan dari
energi biogas sebagai bahan bakar berdampak positif karena mengurangi pencemaran
lingkungan. Sangat diharapkan penggunaan teknologi baru ini dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat ditengah kelangkaan energi minyak bumi dan harga minyak bumi yang cukup
melambung pada masa kini.

Rumusan Masalah
 Mengetahui manfaat penggunaan Biogas dari kotoran ternak.
 Mengetahui keunggulan dari penggunaan
Biogas sebagai energi alternatif dibanding bahan bakar yang berasal dari minyak bumi.
 Mengetahui bagaimana cara pembuatan
Biogas dari kotoran ternak.
Tujuan
 Mengetahui pengertian dari biogas.
 Mengetahui manfaat dari biogas.
 Mengetahui cara pembuatan biogas.
 Mengetahui alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan biogas.
PEMBAHASAN
Pengertian Biogas
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh a ktifitas anaerob atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan , limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan
karbon dioksida . sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri
pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan
saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut
diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas
disamping parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban
udara. Salah satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan
sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau
disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa
aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-
20. Biogas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk
mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan
bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas,
bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara , dan menghasilkan energi yang lebih
besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang
peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang
lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon
dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman,
sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer
bila dibandingkan dengan pembakaran
bahan bakar fosil .
Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari
limbah cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi
mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Gas landfill adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di landfill .Sampah
ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan diatasnya. Karena kondisinya
menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai dan gas landfill dihasilkan. Gas ini semakin
berkumpul untuk kemudian perlahan-lahan terlepas ke atmosfer. Hal ini menjadi berbahaya
karena dapat menyebabkan ledakan, pemanasan global melalui metana yang merupakan gas
rumah kaca, dan material organik yang terlepas (volatile organic compounds) dapat
menyebabkan (photochemical smog).
Dalam beberapa kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses pembakaran, silikon
yang terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan dapat bereaksi dengan oksigen
bebas atau elemen-elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut. Akibatnya akan
terbentuk deposit (endapan) yang umumnya mengandung silika ( SiO 2 ) atau silikat (SixOy),
tetapi deposit tersebut dapat juga mengandung kalsium , sulfur belerang , zinc (seng), atau
fosfor . Deposit-deposit ini (umumnya berwarna putih) dapat menebal hingga beberapa
millimeter di dalam mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara
mekanik.
Pada internal combustion engines (mesin dengan pembakaran internal), deposit pada piston
dan kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah yang sedikit saja sudah cukup untuk
merusak mesin hingga perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam atau kurang. Kerusakan
yang terjadi serupa dengan yang diakibatkan karbon yang timbul selama mesin diesel bekerja
ringan. Deposit pada turbin dari turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.
Stirling engine lebih tahan terhadap siloksan, walaupun deposit pada tabungnya dapat
mengurangi efisiensi.
 Sejarah Biogas
Sejarah penemuan biogas diawalai dari proses anaerobik yang tersebar dibenua Eropa.
Ilmuwan Volta menemukan as yang ada dirawa-rawa pada tahun 1770, kemudian
avogadro mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa
biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Pastoer melakukan
penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884. Era penelitian
Pastoer menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
 Komposisi Biogas
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas
landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah
maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%,
Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%,. Nilai
kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah
liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah , LPG , butana , batu
bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil .
 Reaktor Biogas
Beberapa reaktor biogas yang telah dikemangkan diantaranya adalah reaktor jenis
kobah tetap (Fixed-Dome), reaktor terapung (Floating Drum), reaktor jenis balon, jenis
horisontal, jenis lubang tanah, dan jenis ferrocement. Dari keenam reaktor tersebut yang
sering digunakan adalah jenis kubah tetap dan jenis drum mengambang (Floating
Drum).
 Konservasi Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan
bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut
anaerobik digestion. Adapun hal ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Merupakan energi tanpa menggunakan maretial yang masih memiliki manfaat seperti
biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondiksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan dan perusakan tanah.
2. Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga
akan menurunkan gas rumah kaca diatmosfer dan emisi lainnya.
3. sebagai bahan bakar, maka biogas akan mengurangi gas metana diudara.
4. aplikasi anaerob digestion akan meminimalisir efek buruk darilimbah yang berupa
sampah kotoran hewan dan manusia dan meningkatkan nilai mafaat dari limbah
tersebut.
5. material yang diperoleh dari sisa anaerobik digestion yang berupa padat dan cair
dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
 Biogas Terhadap Alam
Jika biogas dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang
sama dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya
langsung ke jaringan distribusi gas. Akan tetapi gas tersebut harus sangat bersih untuk
mencapai kualitas pipeline. Air (H 2 O), hidrogen sulfida (H 2 S) dan partikulat harus
dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas tersebut. Karbon dioksida jarang
harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus dipisahkan untuk mencapai gas kualitas
pipeline. Jika biogas harus digunakan tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini
dicampur dengan gas alam untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah
dibersihkan untuk mencapai kualitas pipeline dinamakan
gas alam terbaharui . Dalam bentuk ini, gas tersebut dapat digunakan sama seperti
penggunaan gas alam. Pemanfaatannya seperti distribusi melalui jaringan gas,
pembangkit listrik, pemanas ruangan dan pemanas air. Jika dikompresi, ia dapat
menggantikan gas alam terkompresi (CNG) yang digunakan pada kendaraan.
Prinsip Pembuatan
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik
(tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas
metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut
biogas . Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama
bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55oC, dimana pada suhu
tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil
perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat dibawah
ini:
Komposisi Biogas (%) Kotoran Sapi Dan Campuran Kotoran Ternak Dengan Sisa Pertanian
Jenis gas biogas Kotoran sapi Kotoran sapi + sisa Pertanian
Metan (CH4) 65,7 54 – 70,Karbon dioksida (CO2) 27,0 45 – 57,Nitrogen (N2) 2,3 0,5 - 3,0
Karbon monoksida (CO) 0 0,1
Oksigen (O2) 0,1 6,0
Propena (C3H8) 0,7 -
Hidrogen sulfida(H2S) - sedikit
Nilai kalor (kkal/m2) 6513 4800 - 6700
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk menampung gas
metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak
digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan
secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg
dihasilkan dan banyaknyaÿ biogas yang diinginkan. Lahanÿ yang diperlukan sekitar 16 m2.
Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu
koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat
langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung
sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk
organik padat dan pupuk organik cair.. Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai
dilakukan proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
 Cara Pembuatannya
 Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan
1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan
kedalam digester
 Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian
pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan
udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini
dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
 Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi
rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas
digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses
fermentasi.
 Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang
terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan
CO2 27% maka biogas akan menyala.
 Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada
kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan
energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga
dihasilkan biogas yang optimal
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk
memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik
padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa
diperbaharui.
Teknologi Digester
Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak dikembangkan
sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah, jenis, jumlah dan
pengelolaan kotoran ternak. Secara umum terdapat dua teknologi yang digunakan
untuk memperoleh biogas. Pertama, proses yang sangat umum yaitu fermentasi
kotoran ternak menggunakan digester yang didesain khusus dalam kondisi anaerob.
Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu dengan menangkap langsung gas
metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus membuat digester khusus.
Beberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyak digunakan antara lain :
1. Keuntungan Pengolahan Limbah
a) Digester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yang alami
b) Membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan proses kompos
aerobik ataupun penumpukan sampah
c) Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
d) Memperkecil rembesan polutan
2. Keuntungan Energi
a) Proses produksi energi bersih
b) Memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan dapat diperbaharui
c) Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan
3. Keuntungan Lingkungan
a) Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida secara signifikan
b) Menghilangkan bau
c) Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d) Memaksimalkan proses daur ulang
e) Menghilangkan bakteri coliform sampai 99% sehingga memperkecil kontaminasi
sumber air
4. Keuntungan Ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari siklus ulang
proses.
Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup yang disebut digester.
Desain digester bermacam-macam sesuai dengan jenis bahan baku yang digunakan,
temperatur yang dipakai dan bahan konstruksi. Digester dapat terbuat dari cor beton,
baja, bata atau plastik dan bentuknya dapat berupa seperti silo, bak, kolam dan dapat
diletakkan di bawah tanah. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 4-35 m3.
Biogas dengan ukuran terkecil dapat dioperasikan dengan kotoran ternak 3 ekor sapi,
7 ekor babi atau 500 ekor unggas.
Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampung plastik atau digunakan
langsung pada kompor untuk memasak, menggerakan generator listrik, patromas
biogas, penghangat ruang/kotak penetasan telur dan lain - lain.
Manfaat Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan organik,
termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah organik
secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat menghasilkan
listrik. Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar alternatif terbaik, di
antaranya biogas memproduksi bahan bakar ramah lingkungan, biogas memiliki kandungan
energi dalam jumlah yang besar, dan limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Biogas menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan
alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain. Karbon dalam
biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila
dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila
dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa
mencemari lingkungan. Gas metana dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas
metana dalam bahan bakar fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan
lingkungan. Seperti kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa
menyebabkan pemanasan global (global warming). Sehingga penggunaan biogas bisa
mencegah resiko terjadinya global warming.
Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi dalam
bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara dengan setengah
liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan minyak tanah, LPG,
butana, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin
tinggi kandungan metana dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh
karena itu, biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika
biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam. Dengan
demikian jumlah gas alam bisa dihemat.
Limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang
telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsure-unsur
yang sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, dan
lignin tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Dengan demikian kita juga bisa mengurangi
anggaran untuk membeli pupuk.
PENUTUP
Kesimpulan
Biogas adalah gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan ,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan
karbon dioksida . sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah yang banyak industri
pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan
saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga limbah industri tersebut tidak
mencemari lingkungan disekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut
diatas berasal dari bahan organik yang homogen.
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis
serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap
lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut.
Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan
untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati.
Komposisi biogas terdiri atas metana (CH 4 ) 55-75%, Karbon dioksida (CO 2 ) 25-45%,
Nitrogen (N 2 ) 0-0.3%, Hidrogen (H 2 ) 1-5%, Hidrogen sulfide (H 2 S) 0-3%, Oksigen (O
2 ) 0.1-0.5%.
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah
liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah ,
LPG , butana , batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil .
Kutipan
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983) mengatakan, "Biogas
merupakan salah sau metode pengolahan limbah kotoran ternak agar dapat dimanfaatkan
kembali, sehingga dapat menghasilkan produk suatu nilai. Semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas. Akan tetapi, bahan organik yang cocok untuk
menghasilkan biogas sederhana adalah bahan organik padat dan cair yang homogen,
diantaranya kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak. Biogas dapat menjadi bahan
bakar alternatif masa depan yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan sebagian atau
melengkapi bahan bakar minyak tanah yang makin terbatas. "
DAFTAR PUSTAKA
Paimin, Farry, B. 1995. Alat Pembuatan biogas Dari Drum . Jakarta: Penebar Swadaya.
Setiawan, A.I. 2008. Memanfatkan Kotoran Ternak. Cet 14. Jakarta: Penebar Swadaya.
Simamora, S. et al. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak Dan Gas Dari
Kotoran Ternak. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai