DISUSUN OLEH:
Di Susun Oleh:
Gerarda Evie Patanda (021170023)
Pada tanggal:
Pada Tanggal:
Telah dipertahankan di
depan Dewan Penguji
Pada tanggal :
………………………..
………………………….(nama) ………………………….(nama)
…………………………(NIP/NIK) …………………………(NIP/NIK)
Penguji I Penguji II
………………………….(nama) ………………………….(nama)
…………………………(NIP/NIK) …………………………(NIP/NIK)
……………………………(nama)
…………………………….(NIP/NIK)
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Kimia
……………………………(nama)
…………………………….(NIP/NIK)
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
dengan baik ini.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk umtuk mendapatkan
gelar Diploma III Teknik Kimia dari Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.. Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada
dalam menyelesaikan laporan ini, serta memperoleh bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada
1. Bapak Dr. Mohamad Irhas Effendi., M.S, Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Yogyakarta
2. Bapak Dr. Adi Ilcham,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
3. Ibu Ir. Titik Mahargiani,M.T. selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir
yang telah mengarahkan dan membantu dalam penyelesaian penyusunan
laporan Tugas Akhir
4. Ibu Susanti Rina Nugraheni,S,.M.Eng selaku Dosen pembimbing II yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama menyusun Laporan
Tugas Akhir
5. Orang Tua yang telah memberikan segenap doa dan dukungan selama
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan Tugas Akhir
Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat tidak
hanya bagi penulis tetapi juga bagi para pembaca.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA v
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
DAFTAR ISI
BAB
II. TUGAS KHUSUS......................................................................................
2.1 Latar Belakang.....................................................................................
2.2 Tujuan..................................................................................................
2.3 Tinjauan Pustaka..................................................................................
2.3.1 Pengertian Cooling Tower...........................................................
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA vi
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA vii
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
DAFTAR GAMBAR
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA ix
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Komposisi batuan pada East Block dan West Block....................... 12
Tabel 1.2 : Spesifikasi Dryer PT. Vale Indonesia, Tbk.................................... 12
Tabel 1.3 : Spesifikasi Kiln PT.Vale Indonesia, Tbk....................................... 12
Tabel 1.4 : Spesifikasi Electric Furnace PT. Vale Indonesia........................... 12
Tabel 1.5 : Spesifikasi Converter PT.Vale Indonesia....................................... 12
Tabel 1.6 : Spesifikasi Nickel Matte PT Vale Indonesia..................................
Tabel 1.7 : Persyaratan Ukuran Nickel Matte.................................................. 12
Tabel 2.1 : Data Harian Cooling Tower...........................................................
Tabel 2.2 : Data Panas Jenis Komponen Cair...................................................
Tabel 2.3 : Data Panas Jenis Komponen Gas...................................................
Tabel 2.4 : Data Panas Penguapan Komponen Cair.........................................
Tabel 2.5 : Hasil Perhitungan Neraca Massa Total..........................................
Tabel 2.6 : Hasil Perhitungan Neraca Panas Total...........................................
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA x
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
ABSTRAK
Cooling tower banyak digunakan di industri untuk sistem
pendinginan air.Pada cooling tower air didinginkan oleh udara. Panas
yang dilepaskan air ke udara terdiri dari panas sinsibel dan panas laten.
Besarnya pelepasan panas dari air ke udara menentukan peformansi
cooling tower. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peformansi
cooling tower diantaranya adalah kondisi distribusi aliran air dan
udara di dalam cooling tower. Semakin merata distribusi aliran air dan
udara maka peformansi cooling tower makin baik. Agar distribusi
aliran air
dan udara merata maka perlu dilakukan pemeliharaan terhadap cooling
sesuai dengan pemeliharaan yang dibuat vendor pembuat cooling
tower.
Berkaitan masalah di atas maka melalui kegiatan tugas akhir ini kaji
analisis perbandingan peformansi cooling tower sebelum dan sesudah
pemeliharaan. Untuk analisis diperlukan pengambilan data dengan
cara mengukur temperatur air masuk, air keluar, kecepatan udara
diarea fan, temperatur bola basah,bola kering di area lingkungan dan
fan cooling tower. Cara menganalisa cooling tower menggunakan
volume atur dan balans energi untuk mengetahui panas yang
dilepaskan oleh cooling tower. Hasil dari analisa akan dilakukan
perbandingan antara hasil analisa sebelum dan sesudah dilakukannya
pemeliharaan (Shutdown).
Hasil dari penelitian diperoleh koefisien peformansi (COP) sebelum
pemeliharaan sebesar 2,6 sedangkan sesudah pemeliharaan sebesar
2,8. Air penambah (make water) sebelum pemeliharaan sebesar 2,004
Liter/menit sedangkan pada kondisi sesudah pemeliharaan air
penambah (make water) sebesar 2,072 Liter/menit. Dari data-data
tersebut dapat disimpulakan bahwa pemeliharaan terhadap cooling
tower memberikan pengaruh terhadapmeningkatnya kinerja cooling
tower. Perpindahan panas yang lebih efektif di sebabkan oleh kinerja
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA xi
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
kenaikan komponen cooling tower, aliran air, dan aliran udara yang
masuk pada cooling tower cooling terpenuhi membuat peformansi
cooling tower optimal.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA xii
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN DAN SISTEM PRODUKSI
1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Vale Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah
perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brazil. Perusahaan
ini mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahannya
bertempat di Sorowako Sulawesi Selatan sejak 1968. PT. Vale
Indonesia menghasilkan nikel sulfida yaitu produk setengah jadi dari bijih
laterit. Dimana PT.Vale Indonesia Tbk memiliki daya saing , yaitu terletak
pada cadangan bijih dalam jumlah besar. Tenaga kerja yang terampil, terlatih,
listrik tenaga air berbiaya rendah, fasilitas produksi yang modern dan pasar
yang terjamin untuk produknya.
Saham perseroan sebanyak 60,8% saham perseroan dimiliki oleh Vale
Inco Limited, salah satu produsen nikel terkemuka di dunia dan 20,1% oleh
Sumitomo Metal Mining Co., Ltd., Jepang, sebuah perusahaan tambang dan
peleburan yang utama. Disamping itu 20,0% saham PT. Vale Indonesia, Tbk
Sorowako dimiliki oleh pemegang saham publik dan sisanya oleh empat
perusahaan Jepang lain.
Kini produksi PT. Vale Indonesia Tbk. Beropersi dengan energi
terbarukan yang dihasilkan oleh tiga PLTA dengan daya total 365 MW.
Tingkat produksi tahunan saat ini mencapai rata-rata 75.000 Metrik Ton nikel
Matte. Dalam 5 tahun kedepan dengan investasi lanjutan sebesar $2 Milyar,
ditargetkan peningkatan produksi mencapai 120.000 Metrik Ton Nikel Matte.
Jejak pertambangan bijih besi di Luwu Timur sudah ada sejak ratusan
tahun lampau. Dimulai dengan adanya senjata dan keris pamor Luwu pada
abad XIV dan XV maka diperkirakan masyarakat Luwu Timur telah
memproduksi bijih besi berkualitas tinggi. Melalui penelitian yang dilakukan
di Desa Nuha ditemukan Tungku yang merupakan sisa pengolahan bijih besi.
Pertambangan nikel sendiri di Indonesia bermula dengan adanya penemuan
endapan bijih nikel di pegunungan Verbeek pada awal abad ke-20. Dimulai
pada tahun :
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 1
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 3
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
bijih nikel , yaitu produk setengah jadi, dari bijih laterit di fasilitas
pertambangan
dan pengolahan yang terpadu di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Bijih nikel PT. VALE INDONESIA Tbk terbagi atas bijih nikel saprolit dan
limonit. Bijih nikel limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan
mengandung 0.8% - 1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit
terletak di atas lapisan saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk
ditambang. Bijih nikel aprolit terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara
umum mengandung sekitar 1,5%-2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih
laterit kadar tinggi.
Daya saing PT. VALE INDONESIA Tbk. terletak pada cadangan bijih
dalam jumlah besar, tenaga kerja yang terampil dan terlatih baik, listrik
tenaga air berbiaya rendah, fasilitas produksi yang modern dan pasar yang
terjamin untuk produknya. Proses pengolahan nikel di PT. VALE
INDONESIA Tbk, meliputi proses pengeringan bijih nikel dalam Rotary
Dryer, proses pereduksi dalam Reduction Kiln, proses peleburan (Melting)
dalam Electric Furnace, dan proses pemurnian (Refining) serta penanganan
produknya.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 4
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
PALU
KOLONEDALE
TOLO GULF
SOROAKO
MAKASSAR BAHODOPI
LATAO
MATARAPELASOLO SUASUA
KENDARI
PAOPAO
BONE
GULF
POMALAA
TOROBULU
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 6
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 8
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
3) Corporate Communication
Government dan Public Affairs Representative ini merupakan
perwakilan perusahaan yang berkedudukan di ibukota provinsi
Sulawesi Selatan, Makassar, yang bertanggung jawab terhadap
hubugan dengan pemerintahan masyarakat sekitar di tingkat
provinsi.
g. Human Resource Organization and Development Department
Departemen ini bertanggung jawab terhadap administrasi
kepegawaian dan hubungan industri serta pelatihan dan
pengembangan karyawan. Departemen ini terbagi atas:
1) Human Resources Organizing and Development
2) Human Resources and Services
3) Environment, health and Safe
h. Departemen Penunjang
1) Medical Services
Bagian ini memberikan pelayanan kesehatan terhadap
karyawan, keluarga karyawan dan masyarakat setempat
meliputi perawatan medis, pemeriksaan kesehatan tahunan
karyawan dan keluarganya.
2) Security
Bagian ini bertanggung jawab terhadap keamanan untuk
daerah tambang, pabrik, PLTA Larona I & II, Pelabuhan
Balantang, Fasilitas tangki bahan bakar di Tanjung
Mangkasa, fasilitas kebutuhan pabrik dan keamanan
fasilitas kota Sorowako.
3) Information Technology
Bagian ini bertanggung jawab terhadap penyediaan dan
pengolahan informasi kepegawaian, keuangan, logistik,
produksi dan pengendalian sistem komputer di pabrik
pengolahan tambang dan sistem komputer di pembangkit
tenaga listrik.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 12
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
i. Penanganan Limbah
1) Penanganan Debu dan Gas Buang Dryer
Selama operasi berlangsung, menghasilkan debu dan gas
buang. Untuk mengurangi debu dan gas yang dikeluarkan
dari stack ke atmosfer maka dryer dilengkapi dengan
beberapa sistem peralatan:
Multiclone Dust Collector
Alat ini berfungsi untuk mengumpulkan partikel-
pertikel dari gas-gas yang keluar sebagai hasil
pembakaran. Prinsip kerjanya berdasarkan gaya
gravitasi dan gaya sentrifugal. Ukuran debu yang dapat
tertangkap antara 0.005-0.01 mm dengan efisiensi 75%.
Dryer Exhaust Fan
Alat ini berfungsi untuk menghisap debu dan gas buang
yang sebelum dibuang ke atmosfer melalui stack.
Dust Transfer System
Alat ini berfungsi untuk memindahkan debu ke tempat
penyimpanan debu (500 ton dust bin).
Pengangkutannya menggunakan udara bertekanan
tinggi.
Dust Storage Bin
Merupakan alat penampung debu yang berasal dari
dryer dan kiln yang dilengkapi dengan vibrator.
Bag House Dust Collector
Alat ini berfungsi untuk menyaring debu sehingga gas
atau udara yang dilepas ke atmosfer adalah udara yang
bersih.
2) Penanganan Hasil Samping Kiln Reduksi
Debu dan gas sebagai produk samping dihisap dengan
menggunakan exhaust fan menuju 500 ton dust bin melalui
ventury scrubber. Dengan menggunakan semburan air, debu
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 13
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Proses produksi bijih nikel menjadi nikel matte yang dilakukan PT.
Vale Indonesia, Tbk dapat dibagi menjadi dua tahap utama, yaitu:
a. Tahap penambangan bijih Nikel
b. Tahap pengolahan bijih nikel.
1.4.2 Langkah Langkah Proses Operasi PT. Vale Indonesia, Tbk.
a. Tahap Penambangan Bijih Nikel
Nikel merupakan logam yang banyak ditemukan di alam dalam
bentuk senyawa dengan unsur kimia lainnya. Umumnya endapan
bijih nikel digolongkan dalam dua kelompok utama yaitu sebagai
Nikel Sulfide dan Nikel laterit. Nikel murni tidak pernah ditemukan
dalam bumi. Nikel merupakan golongan logam keras dan
berkilauan dengan ciri-ciri yang menarik antara lain:
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 14
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
2) Stripping
Yang dimaksud dengan stripping adalah pengupasan lapisan
tanah penutup, yang disebut dengan over burden atau OB. OB
diangkut ke tempat pembuangan dan sewaktu-waktu dapat
digunakan kembali untuk menimbun daerah purna tambang.
4) Pengayakan
Pengayakan dilakukan di screening station untuk memperoleh
bijih dengan ukuran yang diinginkan pabrik. Di sini bongkahan
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 16
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 17
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
1.5. Sistem Pengendalian Proses dan Penjamin Mutu Produk PT. Vale
Indonesia, Tbk.
Bijih nikel yang ditambang oleh PTVI mengandung unsur nikel berkadar
rata-rata 1,9% (1,5-2,1%) disamping unsur kimia lainnya. Kadar nikel yang
diperoleh dalam prakteknya tergantung pada daerah-daerah yang ditambang
atau lapisan laterit yang dipilih. Untuk mendapatkan nikel dari bijih laterit
dapat kita peroleh dari proses:
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 18
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
pada suhu dan tekanan yang tinggi. Proses ini dikenal sebagai
Leaching.
Proses yang digunakan dalam pabrik pengolahan bijih nikel PT. Vale
Indonesia, Tbk adalah proses pyrometalurgy, yaitu suatu proses yang
menggunakan panas atau api untuk memperoleh logam nikel dalam
bentuk nikel sulfid berkadar minimal 75% murni (nikel matte).
Pengolahan dimulai dengan mengeringkan bijih dalam unit dryer, lalu
mereduksinya dalam reduction kiln. Peleburan dilakukan dalam electric
furnace dan pemurnian dilakukan dalam unit converter.
a. Pengeringan (Dryer)
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 19
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 22
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Biasanya udara yang masuk kiln berkisar sekitar 80% dari udara
yang dibutuhkan, agar terjadi reaksi pembakaran tidak sempurna
yang menghasilkan gas SO. Gas CO ini berguna untuk proses
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 24
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 26
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 27
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
diatas.
NiO + CO → Ni + CO2
Fe3O4 + CO → FeO + CO2
FeO + CO → Fe + CO2
Senyawa yang berupa logam-logam yang tereduksi dari Ni sulfida
akan membentuk matte yang mengandung ±29% Ni, ±60% Fe,
±10% S dan ±1% Co, sedangkan oksida-oksida lain akan bereaksi
dengan SiO2 membentuk slag. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
FeO + SiO2 → FeO.SiO2 (slag)
Fe3O4 + SiO2 → Fe3O4.SiO2 (slag)
NiO + SiO2 → NiO.SiO2 (slag)
CoO + SiO2 → CoO.SiO2 (slag)
Dari kalsin yang telah dilebur, 91% diambil sebagi slag dan hanya
7% yang diperoleh sebagai matte. Komposisi EFM (Electric
Furnace Matte) yang diharapkan mengandung 25-30% Ni, 55-6-%
Fe, 1% Co dan 8-10% S. Temperatur matte yang dihasilkan
±1300⁰C sedangkan temperatur slag ±1500⁰C.
Perbandingan Ni/S yang diinginkan adalah sekitar 3, karena apabila
sulfurnya berlebih maka produk matte yang dihasilkanpun akan
mengandung sulfur lebih besar dari yang ditentukan (22%).
Sebaliknya apabila perbandingan Ni/S terlalu kecil maka produk
matte akan mengandung S < 18%. Apabila hal ini terjadi maka
produk nickel matte yang dihasilkan dapat ditolak oleh konsumen.
Untuk menjaga agar tidak terjadi hal demikian maka selalu
diadakan koordinasi anatar unit kiln dan furnace, sehingga mutu
produk dapat terjaga dengan baik. Dinding furnace bagian dalam
dilengkapi dengan batu tahan api (refractory) dan bagian luarnya
dialiri dengan air pendingin. Untuk melindungi refractory agar
tidak cepat terkorosi, maka perbandingan silika dan magnesia di
dalam umpan harus dijaga disekitar1.9 -2.0. hal ini disebabkan
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 30
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 31
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Kapasitas-design
current
EF #1 EF #2 EF #3 EF #4 Total
Design:
Transformer 82 82 72 82 318
Power sett,MVA 78 78 68 78 302
Operating Time,
% 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0
Effective Power,
% 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0
Produksi per
tahun MT Ni 23.304 23.304 20.462 23.304 90.374
Juta Pon 51 51 45 51 198
Current:
Transformer 82 82 72 82 318
Power sett,MVA 60 60 60 60 240
Operating Time,
% 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0
Effective Power,
% 94,0 94,0 94,0 94,0 94,0
Produksi per
tahun MT Ni 17.949 17.949 17.949 17.949 71.796
MT Ni
Juta Pon 40 40 40 40 160
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 32
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
d. Pemurnian (Converter)
PT. Vale melakukan proses pemurnian EFM dalam converter jenis
Pierce Smith. Proses pengolahan yang dilakukan converter merupakan
operasi batch.
PT. Vale memiliki 4 buah unit converter yang terdiri dari 3 buah Pierce
Smith Converter dan sebuah Top Blow Kaldo Type Rotary Converter
(TBRC). Sebelum menggunakan jenis Pierce Smith Converter, PT Vale
menggunakan TBRC. Kelemahan dari tipe TBRC ini adalah biaya
pemeliharaan yang tinggi dan efisiensi yang rendah.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 33
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Produksi pertahun
MT Ni 33.258 33.258 33.258 99.774
Juta Pon 73 73 73 219
EFM yang dihasilkan oleh unit furnace masih mengandung besi sekitar
60%. Dalam unit converter ini, kadar nikel ditingkatkan dengan jalan
mengurangi kandungan besi dalam matte. Hal ini dicapai dengan cara
penambahan silika fluks yang dapat mengikat Fe yang terkandung di
dalam matte. Silika fluks yang digunakan mengandung ±65% SiO2.
Reaksi yang terjadi adalah:
Fe + O2 → 2FeO
FeS + 3O2 → FeO + SO2
2FeO + SiO2 → 2FeO.SiO2
Untuk menjamin agar oksidasi berjalan dengan baik, suplai oksigen
sangat diperhatikan. Converter memiliki 26 tuyeres yang merupakan
tempat masuknya udara. Reaksi oksidasi besi merupakan reaksi
eksotermis sehingga temperatur dalam konverter naik. Besi oksida yang
terbentuk memiliki titik leleh sekitar 1350⁰C, dan dengan adanya
penambahan silika fluks maka titik lelehnya menjadi 1250⁰C. karena
afinitas oksigen terhadap besi lebih besar daripada terhadap nikel, maka
terjadilah reaksi:
NiO + 3FeS → Ni3S2 + 3FeO + ½O2
Untuk memastikan reaksi di atas berlangsung dengan baik sehingga
sebagian besar Fe terikat oleh silika fluks maka diperhitungkan jumlah
silika fluks yang ditambahkan dengan jumlah udara yang digunakan.
Penambahkan fluks ini menyebabkan terpisahnya fase terak besi (slag)
dan fase matte. Setelah kadar besi dalam matte cukup rendah, dilakukan
penambahan fluks ekstra. Pada penambahan ini tidak terjadi slag tapi
terbentuklah gumpalan-gumpalan yang mengapung di atas nickel matte
dan disebut mush.
Karena perbedaan berat jenis, maka converter slag dan mush
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 35
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 36
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 37
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 38
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
1.6. Utilitas
Utilitas yang diperlukan PT. VALE baik untuk kepentingan pabrik
pengolahan atau kebutuhan hidup sehari-hari meliputi :
Tenaga Listrik (Electric Power)
Tenaga listrik kemudian diturunkan tegangannya menjadi 33 KV dan
11 KV sesuai dengan kebutuhannya dan berasal dari PLTA:
Balambano, Lamona, dan Karebbe.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 39
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Uap (Steam)
Asalnya uap diperlukan untuk kebutuhan PLTU dengan kapasitas 2 x
28.5 MW dan dibangkitkan oleh 2 unit Oil-Fired Boiler (Ketel Uap
Bahan Bakar Minyak).Dengan adanya operasi PLTA yang stabil dan
mahalnya harga minyak maka PLTU tidak diperlukan lagi. Sedangkan
keperluan uap untuk pabrik (atomisasi burner di kiln reduksi dan dryer)
dihasilkan oleh Ketel Uap Listrik (Electric Boiler).
Udara Bertekanan (Compressed Air)
Delapan unit Reciprocation Air Compressed (kompresor angin yang
pistonnya bergerak maju mundur) menghasilkan angin dengan tekanan
100 psig. Dua unit “air compressor” digunakan untuk memperoleh
angin bersih yang diperlukan menggerakkan alat-alat instrumentasi
dengan tekanan 100 psig.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 40
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 42
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 43
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
BAB II
TUGAS KHUSUS
2.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan
lain dalam suatu industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air
permukaan, air sebagai sumber air. Penggunaan air permukaan dan air tanah
mengharuskan untuk mengolah air. Air merupakan kebutuhan penting dalam
proses produksi dan kegiatan lain dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan
penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar yang berlaku
dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri
sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya
standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap industri memiliki
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 44
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
2.2. Tujuan
Mengevaluasi kinerja cooling tower pada unit utilitas PT. Vale Indonesia,
Tbk.
dengan cara menghitung neraca massa, neraca panas, dan efisiensi pada
cooling tower.
seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif
dan efisien energinya.
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 47
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
menggunakan
perbedaan suhu antara udara ambien dan udara yang lebih panas
dibagian dalam menara. Begitu udara panas mengalir keatas
melalui menara (sebab udara panas akan naik),udara segar yang
dingin disalurkan kemenara melalui saluran udara masuk
dibagian bawah. Tidak diperlukan fan dan disana hampir tidak
ada sirkulasi udara panas yang dapat mempengaruhi kinerja.
Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding menara
dengan ketinggian hingga mencapai200m. Menara pendingin
tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk jumlah panas yang
besar sebab struktur beton yang besar cukup mahal, meskipun
pada pengoperasiannya membutuhkan biaya yang lebih murah.
Menara ini biasanya digunakan secara luas di bidang
pembangkit tenaga listrik yang menghasilkan beban panas yang
besar, dan kualitas air yang didinginkan cenderung menurun
karena kontak langsung dengan udara ambien yang membawa
partikel-partikel pengotor (impurities). Menara ini tidak dapat
mendinginkan air hingga suhu yang sangat rendah sehingga
jarang digunakan di industri.
Tipe Natural draft Cooling tower dibagi menjadi dua jenis
berdasarkan aliran udaranya, yaitu :
a. Cross flow tower
yaitu udara dialirkan melewati tetesan air dan air yang telah
dingin ditampung diluar tower. Menara jenis ini memiliki
aliran udara yang bersilangan dengan aliran airnya. Aliran air
masuk ke dalam cooling tower dan disemprotkan ke bawah
menggunakan water sprays. Dengan memanfaatkan gaya
gravitasi, air akan berkontak secara langsung dengan aliran
udara yang bergerak secara horizontal melintasi jatuhnya air
ke bawah cooling tower. Panas yang terbawa oleh udara akan
keluar menuju atas cooling tower sedangkan air yang telah
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 49
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 50
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 51
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 52
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 54
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 55
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 56
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Adapun komponen menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced draft
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 58
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
4. Pipa Sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan
air secara merata pada cooling tower, sehingga perpindahan kalor air
dapat menjadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan
lubang-lubang kecil untuk menyalurkan air.
kuantitas air yang akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 60
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 61
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Gambar 2.15 Bahan Pengisi Sumbatan Rendah (Low Clog Film Fill)
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 62
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 63
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
panas netralisasi
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 65
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
TG1 = 32 °C
Y1 = 0,016 lb H2O / lb udara kering
% kelembaban = 50%
TG2 = 34,15°C
Y2 = 0.0305 lb H2O/lb udara kering
% kelembaban = 85 %
2 3
Cp = A + BT + CT + DT +
Keterangan :
Cp = Panas jenis (J/mol.K)
A,B,C,D = Konstanta
T = Suhu (K)
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 66
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
-2 -4 -7
H2O 92,053 -3,9953x10 -2,1103x10 5,3469x10
Keterangan :
Cp = Panas jenis komponen (J/mol.K)
A, B, C, D, E = Konstanta
T = Suhu (K)
Komponen A B C D E
-3 -5 -8 -12
H2O 33,933 -8,4186x10 2,9906x10 -1,7825x10 3,6934x10
-3 -5 -8 -12
O2 29,526 -8,8999x10 3,8083x10 -3,2629x10 8,8607x10
-3 -5 -9 -13
N2 29,342 -3,5395x10 1,0076x10 -4,3116x10 2,5935x10
T
λ = A (1 - )
Tc
Keterangan :
λ = Panas penguapan(KJ/mol)
T = Temperatur (K)
Komponen A Tc n
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 67
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Wd = 0,2% x L1
Keterangan :
Wd = Drift loss (lb/jam)
Li = Laju aliran massa air masuk
Untuk menara pendingin jenis induced draft, drift
loss yang dihasilkan berkisar antara 0,1-0,3%
9. Menghitung kehilangan air akibat blowdown (Wb)
We
Wb =
C . O. C−1
Keterangan :
Wb = Blowdown (lb/jam)
C.O.C = Cicle of Concentration, merupakan perbandingan
padatan terlarut dalam air sirkulasi terhadap
padatan terlarut dalam air make up (untuk cooling
tower jenis induced draft memiliki nilai
C.O.Cantara 3-5 siklus
Keterangan:
Mu = Air make-up (lb/jam)
We = Evaporation loss (lb/jam)
Wd = Drift loss (lb/jam)
Wb = Blowdown (lb/jam)
L1 + G1 = L2 + G2
L1 + (G + G.Y1) = L2 + (G + G.Y2)
L1 + (G + G.Y1) – L2 - (G + G.Y2) = 0
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 71
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Q = n. ʃCp.dT
T
Q = n. ∫ ¿ ¿ + 𝐵. 𝑇 + 𝐶. 𝑇2 + 𝐷. 𝑇 3). 𝑑𝑇
Treff
1 1 1
Q = n [A.T + B.T2 + C.T3 + D.T4 ¿TTref
2 3 4
1 1 1
Q = n [A(T-Tref) + B (T2 -Tref2 ) + C (T3-Tref3 ) +
2 3 4
D (T4 -Tref4)]
Neraca panas udara
Q = n.ꭍCp.dT
T
Q = n. ∫ ¿ ¿ + 𝐵. 𝑇 + 𝐶. 𝑇2+ 𝐷. 𝑇3 + 𝐸. 𝑇4). 𝑑𝑇
Tref
1 1 1 1
Q = n [A.T + B.T2 + C.T 3+ D.T 4+ E.T5¿TTref
2 3 4 5
1 1 1
Q = n [A(T-Tref) + B (T2-Tref2) + C (T3-Tref3) + D
2 3 4
1
(T4-Tref4+ E (T5-Tref5)]
5
Keterangan :
n = Laju alir massa komponen (J/jam)
Cp = Panas jenis komponen (J/mol.K)
dT = Perbedaan suhu (K)
Panas penguapan (λ)
T n
λ = A (1 - )
Tc
Keterangan :
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 72
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Keterangan :
QLi = Panas yang dibawa air masuk menara pendingin
QGi = Panas yang dibawa udara masuk menara pendingin
QLo = Panas yang dibawa air keluar menara pendingin
QGo = Panas yang dibawa udara keluar menara pendingin
QWe = Panas yang dibawa evaporation
Qwd = Panas yang dibawa drift loss
Qwb = Panas yang dibawa blowdown
L1
G1,Y1 COOLING TOWER L2
Mu
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 73
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
Wb
Keterangan :
Li = Massa air masuk menara pendingin
Gi = Massa udara masuk menara pendingin
Yi = Kelembaban absolut udara masuk menara pendingin
Mu = Massa air make-up menara pendingin
We = Massa kehilangan air akibat evaporation loss
Go = Massa udara keluar menara pendingin
Yo = Kelembaban absolut udara keluar menara pendingin
Wd = Massa kehilangan air akibatdrift loss
Wb = Massa kehilangan air akibat blowdown
Lo = Massa air keluar menara pendingin
TG2 = 34,15ºC
Y2 = 0.0305 lb H2O/lb udara kering
%RH = 85%
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 75
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
17356,421lb / jam
=
4−1
= 5785,474 lb/jam
QL1
COOLING TOWER QL2
QL2
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 76
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
QWb
Keterangan :
QLi = Panas yang dibawa air masuk menara pendingin
QLo = Panas yang dibawa air keluar menara pendingin
QGi = Panas yang dibawa udara masuk menara pendingin
QWe = Panas yang dibawa evaporation loss
QGo = Panas yang dibawa udara keluar menara pendingin
QWd = Panas yang dibawa drift loss
QWb = Panas yang dibawa blowdown
320,41
= nL1. ∫ 2 2
¿ ¿ + 𝐵. 𝑇 + 𝐶. 𝑇 + 𝐷. 𝑇 ). 𝑑𝑇
298
−3,9953 x 10−2
= 12466679050,2 mol/jam x (92,053 (320,41–298) +
2
2 −2,1103 x 10− 4
2 3 3
(320,41 –298 ) + (320,41 –298 ) +
3
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 77
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
−7
5,3469 x 10 4 4
(320,41 –298 )) J/mol.K
4
13
= 2,104 x 10 J/jam
303,49
= nL2. ∫ ¿ ¿ + 𝐵. 𝑇 + 𝐶. 𝑇2 + 𝐷. 𝑇2). 𝑑𝑇
298
−3,9953 x 10−2
= 12324967344 mol/jam x (92,053 (303,49-298) +
2
2 −2,1103 x 10− 4
2 3 3 5,3469 x 10−7
(303,49 –298 ) + (303,49 –298 ) +
3 4
4 4
(303,49 –298 )) J/mol.K
12
= 5,108 x 10 J/jam
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 78
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
−8,8999 x 10−3
= ((15909414118 mol/jam x 29.526 (305-298) +
2
−5 −8
3,8083 x 10 3 3 −3,2629 x 10 4
(305 -298 ) +
2 2
(305 –298 ) + (305 –
3 4
−12
4 8,8607 x 10 5 5
298 ) + (305 - 298 ) x 0,21) + (29,342 (305–298) +
5
−3,5395 x 10−3 2 2 1,0076 x 10−5 3 3
(305 –298 ) + (305 – 298 ) +
2 3
−9 −13
−4,3116 x 10 4 4 2,5935 x 10 5 5
(305 –298 ) + (305 - 298 ) x 0,79)) +
4 5
−3
−8,4186 x 10
((15909414118mol/jam (33,933 (305– 298) + (3052-
2
2,9906 x 10−5 3 3 −1,7825 x 10−8 4 4
2982) + (305 –298 ) + (305 –298 ) +
3 4
3,6934 x 10−12 5 5
(305 - 298 ) x 0,016 lb H2O/lb udara kering)) J/mol.K
5
= 7032904542076 7,032 x 1012
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 79
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
T T
QWe = nWe x λ
= 17356,421lb/jam x 42336 J/mol
= 734801397,12 7,348 x 107
303,49
= nWd. ∫ ¿ ¿ + 𝐵. 𝑇 + 𝐶. 𝑇2 + 𝐷. 𝑇3). 𝑑𝑇
298
−3,9953 x 10−2
= 24933355,98 mol/jam x (92,053 (303,48-298) +
2
2 −2,1103 x 10− 4
2 3 3
(303,48 –298 ) + (303,48 –298 ) +
3
5,3469 x 10−7 4 4
(303,48 –298 )) J/mol.K
4
= 1,26E+10 1,26 x 108 8327957966
7. Menghitung panas yang hilang akibat blowdown (QWb)
Diketahui :
TLo = 30,35ºC + 273 K
= 303,35 K
Tref = 25ºC + 273 K
= 298 K
nWb = 5785,474 lb/jam x 453,6 gr/lb x 18 mol/gr
= 48639575,174 mol/jam
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 81
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
303,49
= nWb. ∫ ¿ ¿ + 𝐵. 𝑇 + 𝐶. 𝑇2 + 𝐷. 𝑇3). 𝑑𝑇
298
−3,9953 x 10−2
= 12324967344 mol/jam x (92,053 (303,49-298) +
2
−4
2 2 −2,1103 x 10 3 3
(303,49 –298 ) + (303,49 –298 ) +
3
5,3469 x 10−7 4 4
(303,49 –298 )) J/mol.K
4
12
= 5,108 x 10 J/jam
η = |QinputQinput
−Qloss
| x 100%
= |2,700 x2,700
1013−1,061 x 1013
x 1013 | x 100%
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 82
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
=%
2.11. Pembahasan
Pada P.T Vale Indonesia cooling tower digunakan untuk
mendinginkan air proses pada proses produksi Pembuatan Bijih Nikel. Air
pendingin tersebut dihasilkan oleh unit operasi utilitas yang mana kebutuhan
air tersebut diambil dari Danau Matanao dan kemudian melalui proses
pengolahan air (water treatment) terlebih dahulu agar memenuhi standar
yang sesuai. Prinsip kerja dari cooling tower yang digunakan di P.T Vale
Indonesia Tbk yaitu air pendingin yang telah digunakan untuk
mendinginkan oli yang ada di dalam heat exchanger, dialirkan ke cooling
tower. Air panas tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara
sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan yang terpasang pada
bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Air
yang sudah mengalami penurunan temperatur ditampung ke dalam bak/
basin dan didistribusikan kembali untuk proses pendinginan. Pada cooling
tower ini, juga disediakan tangki besar yang berisi make up water untuk
menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air akibat proses
penguapan (evaporation), adanya percikan (drift), dan blowdown.
Berdasarkan hasil perhitungan neraca massa cooling tower diperoleh neraca
massa total masuk sama dengan neraca massa total keluar cooling tower
yaitu sebesar 2769223,26 lb/jam. Hal ini sesuai dengan teori dimana dalam
keadaan steady state neraca massa masuk sama dengan neraca massa keluar.
Hal ini sesuai dengan teori dimana dalam keadaan steady state neraca massa
masuk sama dengan neraca massa keluar.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 83
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
3.2 Saran
1. Untuk menjaga performa cooling tower PT Vale Indonesia tetap memiliki
performa yang baik, sebaiknya pihak perusahaan memiliki data operasi
aktual harian dari cooling tower, dan perawatan tetap rutin dilakukan
terutama pada bahan pengisi agar kontak antara air dan udara lebih
maksimal
2. Melakukan pengecekan terhadap kualitas air pendingin. Apabila kualitas air
pendingin dinilai sudah tidak layak sebaiknya diganti secara keseluruhan
karena dapat merusak komponen cooling tower maupun pipa yang
digunakan untuk sirkulasi air pendingin
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 84
LAPORAN TUGAS AKHIR
DI TAMBANG NIKEL PT. VALE INDONESIA TBK
LAMPIRAN
D3 TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN”
YOGYAKARTA 85