PENGELOLAAN SAMPAH - A
“MERANCANG PERALATAN PENGELOLAAN
SAMPAH”
Di Susun Oleh
Kelompok 7
Anggota :
ANTON
RIO GUNAWAN
MUHAJIRIN
FITRIA WIDYAWATI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat dan karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
apa yang kami harapkan.
Semoga apa yang kami Tulis dapat menjadi motivasi dalam meningkatkan
prestasi belajar para mahasiswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Kami
mohon maaf bila ada kesalahan, oleh karena itu saran yang baik sangat kami
harapkan bagi para mahasiswa untuk meningkatkan kualitas makalah selanjutnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang
dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukanya sebagai barang
buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai
sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi
di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar.
Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume sampah
yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan
sampah akhir (TPA). Dalam hal ini pengelolaan sampah dirasakan tidak
memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan
kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari
sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan
akhir (TPA).
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan
sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan,
terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan
oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk kota besar
seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta jiwa, menghasilkan
sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-
kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan
segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran lingkungan
seperti air, udara, tanah, dan menimbulkan sumber penyakit. Pada pengolahan
sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan
sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan
sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai
bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya. Pengolahan sampah harus
dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya,
seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi.
Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat
memanfaatkannya dengan baik. Oleh karena itu perlu melalui proses daur ulang
secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai
unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman. Pengelolaan
sampah diantaranya dapat dimanfaatkan berbagai kebutuhan manusia.
C. Tujuan Penulisan
Penulis dan pembaca pada khususnya dapat memahami cara pengelolaan
sampah dengan menggunakan incinerator sehingga dampak yang ditimbulkan
dari sampah terhadap pencemaran lingkungan dapat ditanggulangi dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian incinerator
Incinerator didefinisikan sebagai penghancuran limbah menggunakan
pembakaran nyala api dengan kondisi terkendali. Dengan menggunakan
incinerator, limbah dapat diuraikan dari senyawa organik yang kompleks menjadi
senyawa sederhana seperti karbon dioksida dan air.
2. Proses Incinerator
Pada ruang bakar ini secara terkontrol dengan suhu 8000 – 10.000 C dengan
sistem close loop sehingga pembakaran optimal. Distribusi udara terdiri dari
sebuah Blower radial digerakan langsung dengan impeller, dengan casing
almunium dan Motor Listrik, lubang masuk udara dari pipa udara utama
didistribusikan ke koil.
b. Ruang Bakar Tingkat Kedua :
Ruang bakar tingkat kedua dipasang diatas ruang bakar utama dan terdiri
dari ruang penyalaan dan pembakaran, berfungsi membakar gas gas karbonisasi
yang dihasilkan dari dalam ruang bakar utama. Gas karbonisasi yang mudah
terbakar dari ruang bakar utama dinyalakan oleh Burner Ruang Bakar Dua,
kemudian dimasukan udara pembakar, maka gas-gas karbonisasi akan terbakar
habis.
Selama siklus pembakaran bahan bakar yang mudah terbakar dari gas
karbonisasi suhunya cukup tinggi untuk penyalaan sendiri, dan ketika karbonisasi
selesai maka Ruang Bakar Dua bekerja seperti sebuah after burner, yaitu mencari,
gas-gas yang belum terbakar kemudian membawanya kedalam temperatur lebih
tinggi sehingga terbakar sampai habis, dimana suhunya mencapai 1.1000 C
dengan sistem close loop sehingga optimal. Pemasukan sampah ke ruang
pembakaran dilakukan secara manual atau menggunakan lift conveyor.
d. Cerobong Cyclon :
Cerobong cyclon dipasang setelah ruang bakar dua, yang bagian dalamnya
dilengkapi water spray berguna untuk menahan debu halus yang ikut terbang
bersama gas buang, dengan cara gas buang yang keluar dari Ruang Bakar Dua
dimasukan melalui sisi dinding atas sehingga terjadi aliran siklon di dalam
cerobong. Gas buang yang berputar didalam cerobong siklon akan menghasilkan
gaya sentripetal, sehingga abu yang berat jenisnya lebih berat dari gas buang akan
terlempar kedinding cerobong siklon.
2. Limbah Infeksius
Limbah infeksius adalah limbah padat yang dihasilkan oleh rumah sakit
b. Limbah sludge:
c. Limbah cair
- Obat-obatan cair
A. Kesimpulan
Incinerator adalah alat pemusnah sampah/limbah baik itu dari rumah tangga,
industri, rumah sakit, termasuk sampah/limbah beracun, ignitable, korosif atau
reaktif baik berbentuk plastik, padat maupun cairan yang mengandung
hidrocarbon (seperti oli dan minyak bekas), sehingga alat ini dirancang
berdasarkan: Cara dan tingkatan perlakuan, Karakteristik limbah, Volume limbah
dan sebagainya.
B. Saran
Sebaiknya setiap rumah sakit atau puskesmas dapat mencegah limbah
sampah dengan menggunakan alat incinerator karena alat ini dapat mengurangi
volume sampah dan membunuh bakteri sampah (suci hama) serta dapat
mengurangi sifat-sifat yang berbahaya (racun, radiasi). Selain itu alat ini juga
mencegah penyakit yang disebabkan oleh limbah sampah itu sendiri.
Daftar Pustaka
Ir. Moch. Yasin Kurdi. (2011). PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PEMBAKARAN. Diakses
September 11, 2012, from http://docs.google.com/www.diskimrum.jabarprov.go.id/.