Anda di halaman 1dari 8

CARA PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DI LABORATORIUM

A. Tujuan
Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah padat di Laboratorium

B. Metode
Pengelolaan limbah padat dengan cara insinerasi.

C. Prinsip
Pemisahan Penampungan Pengangkutan Penanganan Akhir

D. Dasar Teori

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan
pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun
dan berbahaya). Dalam laboratorium, setelah melakukan praktikum biasanya kita juga
menghasilkan limbah. Dimana limbah ini biasanya disebut limbah laboratorium.

Limbah Laboratorium adalah buangan yang berasal dari laboratorium. Dalam hal ini
khususnya adalah laboratorium kimia. Limbah ini dapat berasal dari bahan kimia, peralatan
untuk pekerjaan laboratorium dan lain-lain. Limbah laboratorium ini mempunyai resiko
berbahaya bagi lingkungan dan mahluk hidup. Adapun macam-macam dari laboratorium, yaitu:

Berdasarkan wujudnya limbah dibagi menjadi 3 bagian yaitu:


1. Limbah padat
Limbah padat adalah hasil buangan laboratorium berupa padatan, lumpur, bubur
yang berasal dari sisa kegiatan laboratorium.
2. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair.
Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada:
a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah
dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
3. Limbah gas
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah)
yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen
oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan
lain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan
manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan
menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas.

Ada pula limbah yang disebut dengan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Suatu
limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang
sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah
B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan
dan pengolahan khusus. Macam-macam limbah B3:

1. Limbah mudah meledak


2. Limbah mudah terbakar
3. Limbah reaktif
4. Limbah beracun
5. Limbah penyebab infeksi
6. Limbah yang bersifat korosif
Adapun prinsip dari pengolahan limbah B3,yaitu:

1. Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan berbeda.


2. Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan terjadinya pengembangan
volume, pembentukan gas atau kenaikan tekanan selama penyimpanan.
3. Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau bocor) dengan
kemasan lain.
4. Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus dilaporkan sebagai bagian
pengelolaan limbah.
Sedangkan langkah-langkah mengurangi limbah di laboratorium dapat dilakukan untuk
mengurangi limbah dari laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan bahan kimia seperlunya


2. Melakukan reaksi kimia yang menghasilkan gas-gas beracun di lemari asam
3. Menggunakan alat dengan hati-hati sehingga tidak timbul kerusakan.
Disini kita akan membicarakan tentang pengelolaan limbah padat di Laboratorium,
dimana pengelolaan limbah ini ada 3 macam cara, yaitu:

1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Di lahan penimbunan
terbuka, berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas
metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara
sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan
sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke tanah.
Pada landfill yang lebih modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda (plastik – lempung
– plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan
yang terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik.
3. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang
disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

E. Alat dan Bahan


1. Alat : Insenerator.
2. Bahan : Limbah padat berupa benda-benda tajam
F. Cara Kerja
1. APD digunakan dengan baik, benar dan lengkap.
2. Disiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
3. Sampah kering maupun basah dimasukkan ke dalam ruang bakar melalui pintu masuk.
4. Pintu masuk ditutup dan sampah dibakar dengan burner sampai mencapai suhu antara
6000 ̊C sampai 12000 ̊C
5. Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar setelah
melewati celah dan menghasilkan asap putih.
6. Sebelum keluar dari cerobong asap putih ini di sprai dengan air bersih.
7. Pembuangan air sprai keluar melewati pipa pembuangan menuju bak air kotor.
8. Asap putih yang di sprai akan keluar dari uap air melalui cerobong asap.
G. Hasil Pengamatan
Dalam praktikun kali ini kita membahas tentang cara pengelolaan limbah padat terutama
benda tajam dengan cara insenerasi. Dimana metode ini dilakukan menggunakan insenerator.

\
H. Pembahasan
Limbah rumah sakit / limbah terinfeksi telah menjadi permasalahan lingkungan hidup.
Limbah rumah sakit tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, orang lain namun juga bagi tenaga
medis dan pengelola limbah tersebut. Sering kali limbah rumah sakit dibuang bebas secara
sembarangan tanpa perhitungan, dibakar tak terkendali, dan dikuburkan tidak bertanggung
jawab. Namun saat ini mucul kesadaran untuk mengelola limbah rumah sakit agar didapatkan
lingkungan yang lebih bersih, lebih hijau dan lebih aman. Limbah rumah sakit disamping berupa
limbah cair dapat pula berbentuk limbah padat, misalnya botol dan selang infus, spuite dan jarum
suntik, serta peralatan medis lain. Atau bisa juga kain, kassa yang tercemar oleh darah atau
cairan tubuh lainnya. Sering kali pula dijumpai jaringan tubuh manusia. Ada beberapa cara yang
dianjurkan dalam pengelolaan limbah padat antara lain: mengubur atau membakar limbah padat
tersebut. Yang paling aman adalah dengan melakukan pembakaran dalam suhu tinggi hingga
1200 C. Alat yang dapat mencapai suhu tersebut adalah incinerator.
Pembakaran limbah merupakan tahap akhir dan mungkin tahap yang paling komprehensif
setelah pengurangan limbah, daur ulang dan pembersihan. Insinerator adalah tungku pembakaran
dengan bilik ganda yang berjajar. Dua ruang bakar bekerja di bawah berbagai kondisi
temperatur, tekanan dan konfigurasi pembakaran.
Ruang utama beroperasi dalam mode “Tanpa udara” atau Pirolisis dan ruang Sekunder
bekerja di bawah mode “Udara Berlebih”’. Ruang pembakaran yang berlapiskan di bagian dalam
yang berbatasan dengan udar panas terbuat dari aluminium dan yang berbatasan dengan bagian
dingin brelapiskan batu bata dendan dan lapisan rangka baja yang kokoh di luar.Tingginya
efisiensi pembakaran diperoleh dari hubungan anatara suhu ruang bakar yang khusus dan adanya
pembakar otomatis (burner) dengan bahan bakar dari minyak bakar atau gas alam (LPG). Setiap
incinerator dilengkapi dengan sistem gas buang yang dibuat khusus untuk menghilangkan
polutan gas sebelum dibuang ke atmosfir (pembakaran asap) sehingga didapatkan gas buang
yang bebas asap (smokeless).
a. Fungsi Insenerator
Dewasa ini incinerator bahkan sudah menjadi sarana standar untuk menangani limbah
medis yg dihasilkan dari berbagai kegiatan medis di rumah sakit. Fungsi atau kegunaan
Incenerator selain  dapat mengurangi massa dan volumenya yg lebih utama dan penting adalah
mendestruksi materi-materi yg berbahaya seperti mikroorganisme pathogen dan meminimalisir
pencemaran udara yg dihasilkan dari proses pembakaran sehingga gas buang yg keluar dari
cerobong menjadi lebih terkontrol dan  ramah lingkungan.
Sebuah incinerator dapat berfungsi dengan baik jika memenuhi kriteria tersebut diatas dan ada
beberapa parameter yg harus dipenuhi diantaranya yaitu Suhu, Waktu dan Turbulensi 
Suhu : suhu menjadi faktor yg sangat berperan dalam pembakaran,  keberhasilan dari
suatu proses pembakaran ditentukan oleh tercapainya suhu yg diingin kan dari jenis  materi
limbah yg akan dibakar, hal ini juga berhubungan erat dengan pasokan udara atau oksigen untuk
mengoksidasi limbah,  bentuk ruang bakar,  jenis refraktori yg digunakan dan ketebalan dinding
incenerator juga akan mempengaruhi suhu ruang bakar. Ruang bakar berbentuk bulat rambatan
suhunya menjadi lebih sempurna dibanding ruang bakar berbentuk kotak,  karenanya suhu yg
tidak cukup akan menghasilkan pembakaran yg tidak sempurna sehingga akan menimbulkan
masalah baru yaitu pencemaran udara.
Waktu : materi-materi yg terdapat dalam limbah mempunyai nilai kalor yg berbeda-beda,
sampah yg basah tentu akan lebih panjang waktu pembakarannya dibanding sampah kering, oleh
sebab itu waktu ada kaitannya dengan kebutuhan berapa lama suatu bahan harus dibakar dan
berapa derajad temperatur yg dibutuhkan agar dapat terbakar dengan sempurna.
Turbulensi : untuk incenerator kapasitas besar hal ini sangat perlu untuk diperhatikan
karena berkaitan dengan jumlah sampah yg akan dibakar dengan suplai oksigen yg masuk agar
sampah tersebut dapat terurai dengan sempurna.
b. Prinsip Kerja Incenerator
Proses insenerasi akan berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:

1. Tahapan pertama adalah  membuat air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah
menjadi kering dan siap terbakar.
2. Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana
temperature belum terlalu tinggi.
3. Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai
pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400 C ~ 600 C. Ruang bakar kedua
digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara antara 600 C ~ 1200 C.
Suplay oksigen dari udara luar ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi
limbah akan teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yg
sempurna, asap yg keluar dari cerobong menjadi transparan.

I. Kesimpulan
Fungsi atau kegunaan Incenerator selain  dapat mengurangi massa dan volumenya yg
lebih utama dan penting adalah mendestruksi materi-materi yg berbahaya seperti
mikroorganisme pathogen dan meminimalisir pencemaran udara yg dihasilkan dari proses
pembakaran sehingga gas buang yg keluar dari cerobong  menjadi lebih terkontrol dan ramah
lingkungan. Adapun cara insenerasi adalah:
a. Sampah kering maupun basah dimasukkan ke dalam ruang bakar melalui pintu masuk.
b. Pintu masuk ditutup dan sampah dibakar dengan burner sampai mencapai suhu antara
6000 ̊C sampai 12000 ̊C
c. Pada proses ini akan menimbulkan asap hitam yang pada akhirnya keluar setelah
melewati celah dan menghasilkan asap putih.
d. Sebelum keluar dari cerobong asap putih ini di sprai dengan air bersih.
e. Pembuangan air sprai keluar melewati pipa pembuangan menuju bak air kotor.
f. Asap putih yang di sprai akan keluar dari uap air melalui cerobong asap.
DAFTAR PUSTAKA

Dikamed.2010. Mengelola Limbah Padat Rumah Sakit dengan Menggunakan Incinerator Medis.
Online. http://dikamed.com/mengelola-limbah-padat-rumah-sakit-dengan-menggunakan-
incinerator-medis.html diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 09.00 WITA

Anonim.http://www.oxtrimed.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=50:incinerator&catid=34:oxtrimed&Itemid=55
diakses pada tanggal 16 April 2014 pukul 09.30 WITA

Chemslife.Limbah Laboratorium.http://chemslife.wordpress.com/limbah-laboratorium/ diakses


pada tanggal 16 April 2014 pukul 10.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai