Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia yang keberadaannya tidak dapat
dihindari dan harus dikelola dengan baik karena pengelolaan sampah yang tidak siniter dapat
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas lingkungan hidup dan gangguan pada kesehatan manusia.

Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan


sekitar 0,5 kg sampah per hari atau 125 juta kg sampah dari jumlah total penduduk Indonesia.
Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Data Bank Dunia
menyebutkan jumlah sampah padat yang diproduksi secara nasional mencapai 151.921 juta kg
sampah per hari, dari total sampah tersebut hanya 80 persen yang berhasil dikumpulkan, sisanya
terbuang mencemari lingkungan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2015).

Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau memiliki jumlah penduduk sebesar
1.118.875 jiwa pada tahun 2018, besarnya jumlah penduduk berkontribusi meningkatkan jumlah
timbulan sampah. Data statistik tahun 2018 menyebutkan volume timbulan sampah kota
Pekanbaru mencapai sebesar 492,11 ton/hari, sedangkan volume timbulan sampah yang dikelola
dan masuk ke TPA Muara Fajar tahun 2018 sejumlah 447,50 ton/hari, dan hanya 3 -5% sampah
yang dikelola masyarakat dengan konsep 3R (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota
Pekanbaru, 2019).

Negara Jepang dalam usaha mengurangi timbunan sampah, pada tahun 1976, kota
Hiroshima memperkenalkan sebuah sistem untuk pertama kalinya memperkenalkan “Sorted
waste collection”. Sistem ini merupakan sistem yang melibatkan warga untuk memisahkan
sampahnya masig-masing kedalam 4 jenis yaitu : Sampah yang dapat dibakar (Moeru Gomi),
Sampah yang tidak dapat dibakar (Moenai Gomi), Sampah daur ulang (Shigen Gomi), Sampah
berukuran besar (Okina Gomi).

Proses pembakaran sampah yang dilakukan negara Jepang dan Singapura yang
memutuskan untuk menggunakan incinerator dalam pengolahan limbah padat yang dinilai sangat
efektif mereduksi volume limbah padat. Incinerator yaitu tungku perapian atau alat pembakaran
sampah. Icinerator beroperasi terus menerus selama 24 jam pada sahu 800℃ hingga 1200℃.
Gas buangan dari incinerator diproses menggunakan teknologi penyaringan agar bersih dari
debu, dioksin, merkuri, dan zat-zat bahaya lainnya. Abu dari incinerator diangkut dan dibuang ke
TPA khusus yang dibangun ditengah laut.

Untuk efisiensi, panas yang dihasilkan dari pembakaran sampah tidak dibiarkan terbuang
begitu saja, tetapi digunakan untuk pembangkit listrik, penyuplai tenaga ke lingkungan sekitar
untuk fasilitas-fasilitas kesejahteraan.

Amerika Serikat mengelolah sampah dengan cara mendaur ulang, dari ratusan juta ton
sampah yang dihasilkan oleh Amerika Serikat, hanya sebagian saja yang berhasil diolah dan
didaur ulang. Berdasarkan data statista.com, Amerika Serikat hanya mendaur ulang sampah
sebanyak 14,5% pada tahun 1980, meningkat tiga kali lipat menjadi 53 juta ton daur ulang pada
tahun 2000 dan meningkat secara dinamis hingga tahun 2017 yakni 67 juta ton terolah.
Sayangnya jumlah-jumlah tersebut hanya sepertiga dari jumlah sampah yang dihasilkan oleh
Amerika Serikat. Dari 258 juta ton tersebut, hanya 34% sampah yang didaur ulang, sisanya
dijadikan kompos, sumber energi, dan berakhir di TPA.

Di Indonesia sendiri khususnya Pekanbaru belum bisa menerapkan pengolahan sampah


seperti di Amerika, Jepang dan Singapura yang melibatkan warga untuk memisahkan sampah
berdasarkan jenis-jenisnya, walaupun di Pekanbaru sendiri sudah menerapkan pemilahan sampah
Organik dan Anorganik, namun pada pengangkutan akhir Organik dan Anorganik dijadikan satu
dalam TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Untuk mengatasi kekhawatiran penumpukan sampah yang mengunung di tempat


pembuangan sampah (TPA), mengurangi pengurangan sampah dengan cara sekala kecil yang
melibatkan masyarakat lingkungan seperti RW / RT, dengan cara membakar sampah
mengunakan portabel Incinerator sebuah teknologi pembakaran sampah dengan temperatur
tinggi yang hasil akhirnya sampah akan menjadi abu sehingga tidak ada sampah yang tersisa.

Dalam peroses ini maka bisa di selesaikan pekara sampah di pekanbaru yang menumpuk
di wilayah Desa.Tarebangun, kecamatan. Tambang, Kabupaten. Kamparn, Kota. Pekanbaru,
provinsi. Riau.
1.2 Rumus masalah
1. Bagaimana Permasalah sampah bisa diselesaikan ?
2. Bagaimana Mesin Portabel barrel incinerator berfungsi mebakar sampah sempurna
berbasis arduino ?
3. Bagaimana Perancangan alat protabel barrel incinerator ?
1.3 Tujuan Program
1. Untuk mengurangi sampah menumpuk di TPA
2. Untuk mendisiplinkan sampah dalam memilah sampah
3. Menerapkan lingkungan bebas sampah menumpuk
1.4 Luaran Yang di Harapkan
Dalam program ini penulis membuat dan mengembangkan alat portabel barrel incinerator
dengan tujuan untuk membakar sampah dengan mengurangi polusi udara dan
pencemaran lingkungan, mengunakan sensor katup MPX5700 memastikan gas yang
terbuang ke udara benar-benar aman dan mengunakan sensor Load Cell memastikan
pembakaran sitokiometri dari bahan sampah terbakar dengan sempurna sehingga hasil
pembakaran aman terhadap lingkunagn.
1.5 Manfaat Program
a. Bagi Mahasiswa
Bisa mengembangkan teknologi pembakran sampah ini untuk mengurangi
pencemaran lingkungan bentuk pengabdian dan menjadikan media pembelajaran
untuk modul pembelajaran
b. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran pada masyarakat tentang kedisiplinan membuang sampah,
pengolahan sampah , jenis sampah dan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan.
BAB II

GAGASAN

2.1 Sampah

Gambar 2.1 Sampah

a. Jenis-jenis sampah

1. Sampah Organik/basah

Sampah yang beraal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah
restoran, sisa sayuran, sisa buah, dll. Sampah jenis ini dapat terdegrasi.

2. Sampah Anorganik/kering

Sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya: logam, besi, kaleng,
plastik, karet, botol, dll.

3. Sampah berbahaya

Sampah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia. Contohnya: baterai, jarum suntik bekas,
limbah racun kima, limbah nuklir, dll. Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus.

2.1 Proses Pembakaran

Proses pembakran bahan bakar padat jauh lebih komplek dari pada bahan bakar cair dan
gas. Pada umunya bahan bakar padat mengalami tiga tahapan proses pembakaran yang dapat
di jelaskan sebagai berikut (Hardianto, 2015).
a) Pengeringan (Drying)

Pada tahan pertama partikel bahan bakar di panaskan di atas temperatur vaporasi. Proses
ini berlangsung secara konversi dengan melewatkan udara panas pada padatan, air yang terdiri
dari dua bentuk, air terikat dan air tidak terikat.

b) Devolatilisasi / pyrolisis

Pada tahapan kedua setelah kadar air dihilangkan maka temeperatur dari partikel
semakin meningkat sehingga partikel terdekomposisi dan terjadi proses pelepasan zat-zat yang
mudah menguap (kandungan volatil).kandungan volatil keluar rongga bahan bakar dan
memenuhi pori-pori.sehingga oksigen dari luar tidak dapat masuk kedalam partikel . terjadinya
pemanasan partikel yang di sebut piorisis.

c) Pembakaran char (Karbon Tetap)

Pada tahapan ketiga char atau karbon kandungan pada kalaor sangat tinggi daripada
volatil ,ketika terjadi pembakaran pada char ,maka temeperatur akan naik lebih tinggi dari
sekitarnya ,proses ini tahap akhir dari proses pembakaran bahan bakar padat.

2.2 Pembakaran portabel Barrer Incinerator


2.2.1 Portabel Incinerator

Portable incenerator adalah merupakan sebuah tungku atau wadah pembakaran


untuk mengelolah limbah atau sampah dalam bentuk padat yang di konversi menjadi
bentuk gas dan abu, dengan kata lain alat ini merupakan penghancur limbah organik dan
anorganik melalui pembakaran dalam suatu sitem yang terkendali dan terisolasi dari
lingkungan terdekat.

Prinsip kerja portable inceneraot adalah dengan penggunaan pembakaran 2 tingkat.


Pembakaran pertama terjadi di dalam drum dimana Udara bereaksi dengan arang pada
1/3 tinggi reaktor dari bawah reaktor, tepatnya pada daerah pembakaran. Gas panas hasil
oksidasi diteruskan ke zona reduksi kemudian keluar melalui saluran keluar udara. Panas
hasil oksidasi diteruskan menuju zona pirolisis dan zona pengeringan. Kemudian gas
hasil proses gasifikasi direaksikan dengan secondary air menjadi flue gas.
2.2.2 Cara kerja Portabel Incinerator
1)Limbah yang akan di bakar di masukan ke dalam primarary chamber melalui main dor.
2) Didalam main chamber, smapah di bakar mengunakan primary burner
3) Gas hasil pembakaran dari main chamber kemudian di bakar lagi dengan mengunakan
auxiliary burner.
4) Kemudian gas yang di hasilkan dari auxiliary chamber harus di proses terlebih dahulu
dengan alat wet scrabbe baru di lepaskan ke udara bebas.

2.3 Pembakaran Stokiometri

Pembakaran stokiometri adalah Suatu pembakaran dikatakan stoikiometri apabila udara dan
bahan bakar bercampur pada komposisi yang tepat untuk bereaksi secara menyeluruh. Pada
pembakaran hidrokarbon, keadaan stoikiometri dapat tercapai jika semua atom C dan H pada
hidrokarbon berikatan semuanya dengan O2 menjadi CO2 dan H2O.
2.4 Arduino

Arduino adalah platform prototype dari physical yang bersifat open source hadware
berdasarkan pada fleksibel dan mudah digunakan. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi adalah kombinasi dari haedware, bahasa pemerograman dan integrated
delovment environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah softwhare yang sangat berperan
untuk menulis program ,mengkompile menjadi code biner dan meng-upload ke dalam memory
mikrokontoler.

Gambar 2.4 : Arduino Uno

2.4.1 Sensor Load Cell

Gambar 2.4.1 Sensor Load Cell


Sensor Load Cell merupakan alat yang mengeluarkan sinyal listrik proposional dengan
gaya/ beban yang diterimannya. Load Cell banyak digunakan untuk timbangan elektronik
(Dewantara, 2015).

2.4.2 Sensor katup MPX5700

Gambar 2.4.2 Sensor Katup MPX5700

Sensor MPX5700 merupakan sensor tekanan dengan output analog, sensor ini merupakan
sensor produk dari fresscal semikonduktor, Inc. MPX5700 dapat mengukur tekana n udara , oli
maupun cairan lain dengan batas tekanan maksimum sebesar 700 kPa. MPX5700 dapat
mengukur tekanan dengan 3 macam mode pengukuran yaitu, pengukuran Gauge, Absolute,
maupun Differential.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Adapun metode yang dilakukan untuk pembuatan mesin pengaman segel (Security Seals)
adalah sebagai berikut :

3.1 Persiapan Kegiatan


Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembuatan mesin pengaman segel
(Security Seals)

1. Survei harga peralatan penunjang dan bahan habis pakai


2. Melakukan musyawarah dengan pihak perusahaan
3. Melakukan survey lokasi dengan mitra

3.2 Pengadaan Alat dan Perlengkapan Kebutuhan

Setelah melakukan persiapan dibutuhkan pengadaan alat untung penunjang pembuatan


benda kerja

3.3 Proses Design

1. Geometri segel
2. Jenis motor stepper
3. Jenis sensor reberry pi 4

3.4 Persiapan Produksi

1. Mempersiapkan tempatdan fasilitas penunjang di tempat produksi


2. Pemasangan alat dan kelengkapan penunjang produksi

3.5 Proses Produksi

Tahapan dalam pembuatan benda kerja mesin pengaman segel (Security Seals) adalah
sebagai berikut :

1. PerancanganAlat
Proses dalam perancangan tahap ini diperlukan beberapayaitu
a. Desain alat
b. Pemilihanbahan produksi
2. PembuatanAlat
Dalam pembuatan alat ataubendakerjadibutuhkanbeberapa proses pengerjaanyaitu :
a. Pemotongan material atau bahan baku
b. Melakukan pengelasan pada benda kerja
c. Merangkai benda kerja
d. Pengecatan benda kerja

3.5 Proses pengujian

Setelah alat atau benda kerja selesai dibutuhkan pengujian dan penelitian terhadap benda
kerja agar dapat bekerja dengan maksimal dan mengantisipasi terjadinnya kesalahan pada benda
kerja

1. Penyelarasan proses bisnis perusahaan.


2. Uji coba perangkat lunak dan datanya (debug)

3. Uji icoba hardware


4. Uji coba prosedur-prosedur dari keseluruhan sistem
5. Uji coba fasilitas pendukung lain yang berhubungan dengan sistem termasuk sumber
daya manusianya.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

Biaya yang dibutuhkan : (Rp.10.000.000)


Biaya yang habis terpakai : (Rp.10.000.000)

4.1 rekapitulasi biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)
1. Peralatan
2. Bahan abis pakai
3. Transportasi dan akomendasi lapangan

4.

Jumlah Rp

A.Biaya Peralatan Yang Akan Dipakai

No. Item Satuan/Unit/Hari Harga Jumlah( Rp)


1. Drum ukuran 200L 1 250.000
2. Blower 1 250.000
3. Troli Dorong 1 150.000
4. Plat stainless steel ukuran 3 1 250.000
mm 2x1
5. Selang alumunium 2 mm 1
6. Besi pipa 1 m 1
7. Sensor arduino 1 100.000
8. Sensor katup MPX 5700 1
9. Sensor load cll 1
10. Layar lcd 1
11. Penjepit 4
12. Korek api gas panjang 1 15.000
13. Papan vcb arduino 2 40.000 80.000
14. Kabel usb 1 15.000
15. Kabel flannel 20 2.000 40.000
16. Elektroda besi 1,5kg
17. Elektroda stainless 1 kg
18.
Total Anggaran

B.Bahan Abis Pakai


No Item Satuan/Unit/hari Harga Jumlah (Rp)
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18
19.
20
21.
Total Anggaran

C.Transportas dan akomendasi lapangan

No Item Satuan volume Harga Jumlah (Rp)


.
1. Sewa mobil Unit/hari 3 300.000 900.000
2. Bensin Liter hari 80 7.850 628.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan ke
No Rencana kegiatan
1 2 3 4
1 Pengumpulan Bahan √
2 Uji Kelayakan Bahan √
3 Proses Pembuatan √
4 Pembuatan laporan √
5 Pemaparan Hasil Produk √

Anda mungkin juga menyukai