Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PROYEKSI

PENGARUH PEMBAKARAN SAMPAH DENGAN


PEMANASAN GLOBALISASI

OLEH KELOMPOK 2 FISIKA :


ABIMANYU TRIGUSTANA
ANANDIKA TORI A.
ELGI JUNIANTARA
FATIH IRHAMNI TNB
TESA KURNIA
TEUKU AGUNG S.

TAHUN AJARAN 2016/2017


SMA NEGERI 1 SAROLANGUN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Membakar sampah sepertinya menjadi hal yang umum bahkan menjadi semacam
budaya di beberapa tempat. Mungkin banyak diantara kita yang tidak kuat mencium bau
asap, apalagi asap dari plastik yang baunya begitu menusuk dan pekat, atau asap dari jerami
dan sejenisnya yang membuat baju menjadi bau dan mata menjadi pedih. Entah kenapa
orang-orang yang membakar tersebut mempunyai kekebalan alami terhadap bau-bauan
tersebut, buktinya mereka cuek-cuek aja, padahal mungkin tetangga atau penguna jalan
disekitarnya sudah ampun-ampunan saking gak tahannya. Tulisan ini ingin sekedar
membicarakan masalah kita bersama dimana pembakaran sampah diudara terbuka bisa
memberikan dampak kesehatan karena gas gas racun (dioksin dan furan) yang diproduksi dari
pembakaran sampah tersebut.
Mungkin efek dari pembakaran sampah tidak sedasyat kebakaran hutan, tetapi
alangkah baiknya jika budaya membakar sampah sudah saat nya dihentikan. Mari belajar
untuk mencintai paru-parumu, paru-paruku dan paru-paru anak cucu kita.

1.2 Tujuan masalah


Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat :
Memahami bahaya dari asap pembakaran sampah
Mengetahui solusi untuk pengolahan sampah yang baik

BAB II
ISI

2.1 Sampah
Sampah merupakan masalah serius, setiap saat produksi sampah selalu bertambah.
Diperkirakan, setiap rumah tangga memproduksi sampah minimal 3 kilogram setiap hari.
Sampah tersebut terdiri dari sampah organik dan non organik.

Biasanya, sampah tersebut akan menumpuk beberapa hari di depan rumah sebelum
akhirnya diangkut dan di tempatkan di TPA (tempat pembuangan akhir). Banyak masyarakat
akan membakar sampah non organik di halaman rumahnya. Orang awam tidak memahami
tumpukan sampah dan kegiatan membakar sampah akan menimbulkan efek buruk untuk
kesehatan dan lingkungan.

seiring antisipasi terjadinya degradasi pemanasan global dewasa ini, kementerian


Lingkungan Hidup berupaya memastikan adanya revolusi lingkungan melalui undang-undang
No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Dalam UU tersebut, ditegaskan paradigma
baru dalam pengelolaan sampah yakni kumpul-pilah-olah dari yang sebelumnya kumpul-
angkut-buang. Melalui UU itu pula, prinsip pengelolaan sampah lebih mengutamakan
prinsip pengendalian pencemaran serta prinsip sebagai sumber daya.
2.2 Pembakaran sampah
Kegiatan membakar sampah di pekarangan rumah masih sering terjadi setiap hari, dan
ini kelihatannya merupakan hal biasa. Cara ini memang lebih praktis dan irit dari pada harus
melakukan proses daur ulang. Tidak banyak yang mengetahui, membakar sampah akan
semakin memperparah pemanasan global. Sehingga sebenarnya, membakar sampah di
pekarangan rumah termasuk melanggar undang-undang.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab III, Pasal 7, Ayat 1 mengatakan :
Setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha wajib memelihara kelestarian kemampuan
lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang
berkesinambungan. Yang dimaksudkan dengan `bidang usaha" tidak harus selalu orang yang
menjalankan usaha industri, karena sebuah rumah tangga sudah termasuk ke dalam kategori
sebuah usaha rumah tangga.
2.3 Bahaya membakar sampah
Hasil temuan dari Agen Perlindungan Lingkungan Amerika yang menyatakan bahwa,
asap api terbuka, terutama dari pembakaran sampah, mengandung substansi penyebab
kangker 350 kali lebih besar daripada asap rokok. Dibawah kondisi itu, partikel partikel
racun telah diproduksi dan disebarkan ke atmosfer yang lalu kemudian dihirup secara terus
menerus oleh manusia dan binatang dan juga diendapkan kedalam tanah dan tanaman-
tanaman, termasuk sumber air minum , tanah persawahan dan ladang- lalu kemudian partikel
beracun ini memasuki rantai makanan.
Berikut bahaya dari pembakaran sampah :
1. Biasanya orang membakar sampah asal-asalan, sehingga suplai oksigen untuk menghasilkan

hanya ada pada permukaan tumpukan sampah saja. Sementara itu bagian dalam,
karena kekurangan suplai maka akan menghasilkan karbon monoksida. Asap karbon
monoksida mampu membunuh orang karena bila terhirup karena menggangu fungsi kerja
hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Tubuh

akan kekurangan dan menimbulkan kematian(CO). Untuk perbandingan ; Satu ton

sampah, yang dibakar akan berpotensi menghasilkan sekitar 30 kg CO.


2. Sampah yang bercampur plastik jika terbakar asapnya menghasilkan senyawa kimia Dioksin,
senyawa zat yang bisa digunakan sebagai racun tumbuhan (herbisida). Selain itu, mungkin
pula dihasilkan fosgen yang pernah dipakai sebagai racun pembunuh pada Perang Dunia I.
Tercatat 75 racun lain yang diketahui ada dalam hasil pembakaran sampah yang mengandung
klor.
3. Asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali, ditengarai sebagai biang
keladi penyebab kanker dan hidrokarbon berbahaya senyawa penyebab iritasi seperti asam
cuka
4. Bahkan membakar kayu juga berbahaya karena akan menghasilkan senyawa yang
mengakibatkan kanker. Sementara melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar
dengan suplai oksigen banyak, atau menghasilkan HCN (bila suplai oksigen kurang).
5. Sampah basah mengakibatkan partikel-partikel yang terbakar beterbangan juga berakibat
terjadi reaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tak terbakar
akan terlihat sebagai awan dalam asap. Dari 1 ton sampah kira-kira dihasilkan 9 kg artikel
padat yang tak terbakar berupa asap cokelat. Sebagian partikel akan terhisap masuk paru-
paru, karena mekanisme penyaringan dalam hidung kita tak mampu menyaringnya.
6. Bahan sintetis yang mengandung nitrogen akan menghasilkan senyawa berbahaya lain.
Nitrogen terdapat dalam bahan sintetis seperti nilon, dan busa poliuretan seperti yang
terdapat dalam matras, sofa, dan karpet berbusa. Pada pembakaran di atas 600 derajat
Celcius, bahan sintetis yang mengandung nitrogen ini akan menghasilkan HCN, suatu gas
sangat beracun. Sebaliknya, pembakaran sampah basah pada suhu kurang dari 600 derajat
Celcius pun akan dihasilkan isosianat. Senyawa ini terkenal karena menyebabkan kecelakaan
mengenaskan di Bhopal beberapa tahun silam.

2.4 Solusi
Untuk mengurangi polusi udara, masyarakat perlu memilah sampah yang akan
dibakar, atau bahkan tidak membakarnya sama sekali. Mulai dari sekarang, diharapkan rumah
tangga mengurangi produksi sampahnya dengan cara penerapan 3R (Reduce, Reuse,
Recycle). Mengurangi, tidak menggunakan dan mendaur ulang, akan mengurangi sampah
dan menyelamatkan lingkungan dan bumi ini. Atau dapat melakukan penghijauan disekitar
lingkungan. Agar lingkungan bisa segar.

Contohnya:
1.Kurangi pemakaian barang sekali pakai , pakailah barang yang dipakai beberapa kali seperti
yang sederhana mengisi sabun cair anda dengan Refilnya , kurangi pemakaian plastik dsb.
2.Sampah Organik kalau ditangani dengan baik dapat dibuat pupuk , pakan ternak atau
dijadikan Bahan Bio Gas yang manfaatnya jauh lebih berguna daripada dibuang
sembarangan
3. Dari kertas ,plastik, Besi atau kaca kalau dipisahkan dan diproses dengan baik dapat didaur
ulang dsb.
Semoga perkara "membakar sampah" bukan lagi menjadi rutinitas harian yang harus
kita lakukan, karena masih banyak cara yang lain untuk mendaur ulang sampah yang ada
disekitar kita. Selamatkan Bumi kita, karena Masalah lingkungan adalah masalah kita
bersama yang harus kita jaga kebersihan dan kesehatannya. Melalui perawatan rutin setiap
hari biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih kecil daripada menunggu hingga lingkungan kita
rusak parah dan akan memakan biaya yang besar sekali bahkan sampai korban akibat
kelalaian kita sendiri.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahwa asap api terbuka, terutama dari pembakaran sampah, mengandung substansi

penyebab kangker 350 kali lebih besar daripada asap rokok.

Pembakaran sampah yang menghasilkan karbon monoksida akan menyebabkan

kematian apabila terhirup oleh saluran pernapasan. Sampah yang bercampur plastic akan

menghasilkan senyawa kimia dioksin, dioksin dipakai sebagai racun tumbuhan, selain itu

sampah yang mengandung klor akan menghasilkan fosgen (racun pembunuh) dan 75 racun

lainnya. Sampah mengandung benzopirena 350 kali, ditengarai sebagai biang keladi

penyebab kanker dan hidrokarbon berbahaya senyawa penyebab iritasi seperti asam cuka.

2. Saran

Karena pembakaran sampah dapat memicu pemanasan global , maka diharapkan kepada

masyarakat agar dapat menggunakan sampah dengan istilah 3R supaya bermanfaat . jangan

menimbun sampah dibawah tanah, hal itu dikarenakan dapat menyumbatnya aliran air yang

akan diserap oleh batang yang akan berfotosintesis.

Pustaka
http://reinanumala.blogspot.co.id/2014/05/dampak-pembakaran-
sampah.html

Anda mungkin juga menyukai