Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Membakar sampah akan merugikan masyarakat disekitarnya, yaitu dampak buruk
bagi kesehatan, sampah memang tak lepas dari perilaku dan pola hidup tiap
indivudu,perlu kita ketahui pembakaran sampah terbuka merupakan pembakaran
sampah dengan proses reaksi kimia tidak sempurna dimana akan menghasilkan
asap coklat yang melepaskan karbonmonoksida akibat kekurangan suplai oksigen
yang dapat mengakibatkan warga sekitar mengalami sesak napas akibat
pembakaran sampah.

B. Saran
Ketahuilah cara mengelolah sampah yang benar dan aman seperti penggunaan
kembali barang bekas atau daur ulang, dan dijadikan pupuk kompos.

Daftar pustaka

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/bahaya-membakar-sampah/

https://www.google.com/amp/s/kumparan.com/yufiendanovitasari/kenapa-
membakar-sampah-berbahaya-1502182204450

http://maskr.co.id/publication.jsp?page=article&publicationId=2

Lampiran

Stop Membakar Sampah di Pekarangan Rumah! Ini Bahayanya Bagi Kesehatan


Membakar sampah adalah salah satu kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang sulit
untuk dihilangkan. Cara ini dianggap jalan pintas untuk menyingkirkan tumpukan
sampah bau yang bisa menjadi sarang penyakit. Padahal, membakar sampah justru akan
memunculkan berbagai masalah baru untuk kesehatan orang-orang sekitar. Berikut
penjelasannya.

Apa saja bahan kimia yang terkandung dalam asap hasil pembakaran sampah?
Dilansir dari Scientific American, sekitar 40 persen limbah atau setara dengan 1,1 miliar
ton sampah di dunia dibakar di tempat terbuka. Ketika Anda membakar sampah, berbagai
bahan kimia yang terkandung di dalamnya akan memuai ke udara dan memicu polusi.

Sejumlah bahan kimia dari asap pembakaran sampah itulah yang menjadi ancaman bagi
kesehatan. Menurut US Environmental Protection Agency, karbon monoksida dan
formaldehida (formalin) adalah dua zat utama hasil pembakaran yang paling banyak
memicu penyakit pernapasan.

Diperjelas oleh Christine Wiedinmyer, seorang peneliti dari National Center for
Atmosperic Research, sebanyak 29 persen asap hasil pembakaran mengandung partikel
logam berukuran kecil yang dapat menembus langsung ke dalam paru-paru. Selain itu, 10
persen kandungan polutan dari sampah mengandung merkuri dan 40 persen lainnya
mengandung hidrokarbon aromatik polisiklik (PHA).

Asap pembakaran juga mengandung banyak materi tak kasat mata lainnya seperti
hidrogen klorida, hidrogen sianida, benzena, stiren, arsen, timbal, kromium,
benzo(a)pyrene, dioksin, furan, dan PCB. Semua zat kimia ini jelas bukan untuk
konsumsi manusia karena membahayakan kesehatan.

Apa saja bahaya membakar sampah sembarangan?

Ketika sampah mulai menumpuk di tong sampah atau halaman belakang rumah, Anda
mungkin berpikir untuk segera membakarnya agar tidak semakin menumpuk. Tanpa
disadari, disinilah permulaan Anda mulai meracuni diri sendiri, keluarga, dan orang lain
di lingkungan sekitar Anda.

Bahan kimia dari asap pembakaran sampah tidak hanya dapat langsung terhirup oleh
manusia, tetapi juga bisa menempel pada benda-benda yang ada di sekitarnya. Contohnya
pohon, tanaman di kebun, permukaan tanah, dan sebagainya.

Walaupun apinya sudah padam, Anda masih bisa terpapar zat kimia hasil pembakaran
sampah saat Anda makan buah dan sayuran yang ditanam pada tanah yang terkena abu
pembakaran. Hati-hati, anak-anak pun juga bisa ikut terpapar saat ia menyentuh benda-
benda di taman yang terkena asap pembakaran.

Jika bahan-bahan kimia tersebut terus dihirup oleh manusia, maka ini dapat menyebabkan
batuk, sesak napas, infeksi mata, sakit kepala, dan pusing. Bila terus dibiarkan, kondisi
ini dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru, gangguan sistem saraf, serangan
jantung, dan beberapa jenis kanker.

Bahaya membakar sampah ternyata tidak berhenti sampai disitu. Kandungan dioksin dari
sampah plastik memiliki sifat karsinogenik dan dapat mengganggu sistem hormon dalam
tubuh. Racun ini juga dapat menumpuk di dalam lemak tubuh dan diserap oleh plasenta
bayi pada ibu hamil. Jadi, sudah sangat jelas bahwa membakar sampah berdampak buruk
bagi kesehatan semua kalangan.

Lantas, bagaimana cara mengelola sampah yang benar dan aman?

Nah, kini Anda sudah tahu bahaya membakar sampah untuk lingkungan dan kesehatan.
Mulai saat ini, segera hentikan kebiasaan buruk tersebut dan beralihlah ke cara yang lebih
aman dalam mengelola sampah.

Berikut ini adalah beberapa kiat sederhana yang bisa membantu mengurangi jumlah
sampah tanpa harus membakarnya.

1. Hindari pemborosan. Semakin banyak produk rumah tangga yang Anda beli, semakin
banyak pula sampah yang akan ditimbulkan. Maka itu, beli bahan makanan atau produk
rumah tangga secukupnya dan pilih produk dengan kemasan yang paling simpel.
2. Penggunaan kembali. Contohnya adalah mengubah kaleng bekas menjadi pot tanaman
atau celengan, baju bekas menjadi lap atau keset, dan sebagainya.
3. Daur ulang. Gunakan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan dan daur ulang
menjadi barang-barang baru yang ekonomis dan bermanfaat. Misalnya membuat
keranjang dari kumpulan bungkus kopi, sampah koran menjadi kertas daur ulang, dan
sebagainya.
4. Jadikan pupuk kompos. Ketimbang membakarnya, jadikan sisa-sisa bahan makanan
dan daun-daunan menjadi pupuk kompos untuk tanaman Anda.
5. Membuang sampah dengan benar. Daripada buru-buru membakarnya, buanglah
sampah di tempat pembuangan akhir. Bahkan, kini sudah banyak tempat yang
memfasilitasi daur ulang plastik rumah tangga menjadi produk rumah tangga yang lebih
bermanfaat.

Kenapa Membakar Sampah berbahaya?

Tiga bulan yang lalu, saya pindah ke sebuah rumah di kawasan Cilangkap, Jakarta Timur.
Di lingkungan yang baru itu, saya beberapa kali menemukan warga setempat mengelola
sampah rumah tangganya dengan dibakar.
Saya bukannya jengkel dengan pelakunya, tapi gemas dengan asapnya. Selain
mengganggu jarak pandang, membakar sampah sebenarnya punya dampak yang jauh
lebih besar dan berbahaya.

Mungkin banyak yang belum sadar kalau produksi sampah yang dihasilkan tiap orang per
harinya ternyata cukup banyak. Mengutip Jurnal Pengelolaan Sampah ITB, masyarakat
rata-rata menghasilkan sampah sekitar 0,35-0,4 kilogram per hari. Pengelolaan sampah di
beberapa wilayah yang kurang baik, akhirnya membuat sampah-sampah tersebut
menumpuk, menggunung, dan menimbulkan bau tak sedap.
Masyarakat lantas banyak yang salah kaprah dan berpendapat bahwa membakar sampah
merupakan cara yang paling cepat dan efektif untuk membersihkan pekarangan rumah.

Tapi nyatanya, membakar sampah justru menimbulkan masalah baru bagi lingkungan dan
kesehatan kita.

Dulu saya pernah belajar soal seluk beluk persampahan waktu jadi mahasiswa teknik
lingkungan di sebuah universitas di Bandung. Walaupun sekarang sudah tak bergelut di
bidang "lingkungan hidup" lagi, ada beberapa ilmu yang setidaknya masih saya ingat
sampai sekarang, salah satunya ya soal membakar sampah itu.

Sampah menyumbat di pintu air Manggarai (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)


Proses pembakaran sampah menghasilkan gas-gas berbahaya. Saat membakar tumpukan
sampah, bagian luar yang cukup mendapat oksigen akan menghasilkan karbon dioksida
(CO2), sementara bagian dalam tumpukkan sampah yang kekurangan oksigen akan
menghasilkan karbon monoksida (CO). Kehadiran gas-gas tersebut jangan disepelekan.
Karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan-bahan organik, seperti sampah
dapur ataupun sampah daun memberikan kontribusi peningkatan gas rumah kaca sebesar
5 persen. Gas rumah kaca merupakan gas yang dapat menangkap panas matahari
sehingga bisa menghasilkan efek seperti di dalam rumah kaca. Efek rumah kaca
merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pemanasan global. Tak hanya itu,
menghirup karbon dioksida terlalu sering bisa menimbulkan masalah pada saluran
pernapasan, seperti sesak napas.
Gas berbahaya lain yang dihasilkan dari pembakaran sampah adalah karbon monoksida.
Menghirup CO terlalu sering bisa mengganggu fungsi hemoglobin di dalam darah yang
seharusnya mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika sudah parah, hal tersebut bisa berakibat
fatal, bahkan hingga kematian.

Asap hitam yang dihasilkan dari pembakaran sampah juga menghasilkan hidrokarbon
benzopirena. Gas tersebut ternyata 350 kali lebih berbahaya daripada asap rokok dan berdampak
negatif karena bisa menimbulkan penyakit, seperti infeksi paru-paru, asma dan bronkhitis.
Sementara sampah plastik yang dibakar akan menghasilkan zat-zat berbahaya seperti dioksin.
Zat tersebut bisa meningkatkan risiko munculnya kanker, serta efek buruk lainnya bagi binatang
dan manusia.

Jadi, setop bakar sampah, yuk!

Penyakit-penyakit Yang Berkaitan Erat Dengan Polusi Udara


Dewasa ini polusi ada dimana-mana, khususnya di kota-kota besar. Di tempat yang tinggi
aktifitas manusianya polusi cenderung tinggi, tidak terkecuali udara yang kita hirup juga
terpolusi.

Kurangnya perawatan kendaraan bermotor disertai dengan tingginya kuantitas pemasok gas
buangan kendaraan menjadi salah satu sumber polusi udara.

Kontributor lainnya seperti asap rokok, asap buangan industri, dan pembakaran sampah yang
tidak dikelola dengan baik pun memperburuk keadaan udara kita.

Seringkali kita mengabaikan polusi udara tersebut, mungkin karena sudah terbiasa sehingga tidak
terlalu terasa mengganggu. Malah kita terkadang lebih sering menjumpai dampaknya ketimbang
polusinya sendiri.

Berikut ini adalah daftar penyakit yang berkaitan erat dengan polusi udara:

Batuk
Kita sering menjumpai orang yang terbatuk-batuk ketika berada di lingkungan yang berpolusi
sangat buruk, seperti gas buangan kendaraan yang tak terawat, lokasi pembakaran sampah, dan
sebaginya.
Batuk sendiri merupakan suatu mekanisme tubuh yang menandakan bahwa tubuh menolak dan
mencoba mengeluarkan udara yang terhirup.

Radang Tenggorokan
Menghirup udara tercemar terlalu banyak dapat menyebabkan masalah lebih dari sekedar
terbatuk-batuk, seperti iritasi dan radang tenggorokan.

Asma
Faktor keturunan dan polusi udara diketahui sebagai penyebab Asma. Polusi udara dapat
menyebabkan terbentuknya asma, atau juga dapat memperburuk kondisi penyakit asma.
Allergen ruangan juga diketahui menjadi penyebab asma, seperti kutu debu, kecoak, dan jamur.

Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas,
karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang
luas.
Salah satu penyebabnya adalah mengisap asap rokok atau debu.

Kanker Paru-paru
Penyakit kanker sangat ditakuti dan mematikan.
Polusi udara dalam bentuk asap rokok menjadi salah satu penyebab terbesar penyakit kanker
paru-paru. Tidak merokok bukan berarti terbebas dari resiko kanker paru-paru, akan tetapi
menghisap asap rokok pun mempunyai resiko tersebut.

Paru-paru Basah
Penyakit ini banyak dikenal dengan istilah pneumonia. Salah satu penyebab terbesar paru-paru
basah adalah bakteri yang menyebabkan peradangan infeksi pada sistem saluran pernafasan.
Penurunan IQ
Peningkatan kadar timbal dalam udara menyebabkan penurunan IQ. Demikian hasil penelitian
Evi Gravitiani,S.E., M.Si. menunjukkan pada tahun 2008 di Yogyakarta terdapat 29.234 kasus
penurunan IQ pada anak sebagai dampak kesehatan yang disebabkan oleh timbal. Selain itu,
ditemukan pula sebanyak 3.732 kasus hipertensi, 4 kasus jantung koroner, dan 4 kasus kematian
dini. “Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap timbal. Semakin tinggi
kandungan timbal dalam darah, semakin rendah tingkat kecerdasaan anak,” kata Evi dalam ujian
terbuka promosi doktor bidang Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana yang berlangsung Jumat
(11/12), di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UGM.

Penyakit Jantung & Tekanan Darah Tinggi


Resiko penyakit jantung meningkat berkaitan dengan meningkatnya polusi udara. Hal ini terkait
pula dengan meningkatnya resiko tekanan darah tinggi oleh polusi udara yang sama.

Sakit Kepala
Studi di negara-negara maju seperti Amerika dan Kanada menunjukkan bahwa kota dengan
polusi udara yang buruk memiliki laporan pasien yang mengeluhkan sakit kepala berat dan
migran.

Kerusakan Sel & Syaraf Otak


Walaupun penyebab utamanya masih belum diketahui, tetapi sudah banyak laporan mengenai
kerusakan sel syaraf otak oleh polusi udara.

Penurunan Tingkat Kesuburan


Polusi udara dalam pemaparan yang cukup lama menurunkan tingkat kesuburan pria, khususnya
asap buangan kendaraan bermotor dan asap buangan industri.

Anda mungkin juga menyukai