Anda di halaman 1dari 15

Disusun oleh : Tino Apri

Anggara Putra
TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN
SAMPAH ANORGANIK

MODUL PEMBELAJARAN

KKN UNDIP TIM 1 TAHUN 2020


Deskripsi umum sampah anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang


tidak berasal langsung dari alam dan
dalam proses penguraiannya memakan
waktu yang sangat lama, sampah anorganik
biasanya terbuat dari bahan-bahan kimia
seperti plastik. Plastik adalah suatu jenis
bahan yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari. Ketika kita makan, minum dari
botol, membawa barang, membungkus
sesuatu, mungkin tak sedikit dari kita
yang menggunakan plastik.
Namun tanpa kita sadari, sesungguhnya
kita turut andil dalam menambah jumlah
sampah plastik yang semakin menggunung
dan sulit untuk terurai ini. Menurut data
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat RI, produksi sampah
plastik Indonesia menduduki peringkat
kedua sampah domestik yaitu 5,4 juta ton
per tahun.
Proses Penguraian Sampah Plastik

Plastik yang terbuat dari bahan dasar


minyak bumi beserta dengan aneka bahan
lain yang ditambahkan dalam
pembuatannya, tidak dapat terurai dengan
cara yang sama seperti bahan organik.
Kayu, rumput, serta makanan yang dibuang
mengalami proses yang disebut
biodegradasi ketika tertimbun di dalam
tanah, di mana bahan-bahan ini diubah
oleh bakteri di dalam tanah menjadi
senyawa yang berguna. Tidak demikian
halnya dengan plastik.
Walaupun kantong plastik standar yang
umumnya berbahan polyethylene tidak
dapat mengalami biodegradasi, namun
sebenarnya pada plastik dapat terjadi
fotodegradasi, yakni menjadi rapuh dan
terpecah-pecah bila terkena pancaran
ultraviolet dari sinar matahari. Tapi tentu
saja, diperlukan waktu yang lama bagi
matahari untuk melakukan ‘keajaiban’ ini,
sehingga para pakar memperkirakan
setidaknya dibutuhkan waktu selama 500
tahun hingga 1.000 tahun untuk terjadinya
penguraian.

Dampak Buruk Sampah Plastik


Plastik, dengan bahan-bahan beracun yang
terkandung di dalamnya, dapat
menimbulkan masalah bagi kesehatan
maupun lingkungan. Dampaknya yang serius
bila masuk ke dalam tubuh dapat memicu
terjadinya:

 Kanker.
 Endometriosis.
 Kerusakan saraf.
 Disrupsi endokrin.
 Cacat lahir.
 Kelainan perkembangan anak.
 Gangguan kesuburan.
 Gangguan organ reproduksi.
 Kerusakan sistem imun.
 Asma.
 Kerusakan organ multipel.

Bagi lingkungan, plastik dapat


menimbulkan pencemaran, baik di tanah,
air, maupun udara.

Di tanah
plastik dapat menghalangi
peresapan air dan sinar matahari,
sehingga mengurangi kesuburan tanah dan
dapat menyebabkan banjir.

Di air sampah plastik memberi


sumbangsih 90% sampah yang ada di
lautan. Berbeda dengan sampah plastik di
tanah yang mungkin tidak terkena sinar
matahari apabila tertimbun, sampah
plastik di lautan secara leluasa dapat
terpapar sinar ultraviolet matahari.
Seperti disebut di atas, kemudian
terjadilah fotodegradasi yang memecah
plastik menjadi ukuran kecil-kecil.
Akhirnya bahan beracun dari plastik yang
telah terpecah-pecah itu, misalnya
bisphenol A (BPA), masuk dalam rantai
makanan, termakan oleh makhluk hidup di
laut, dari yang terkecil hingga yang
terbesar. Dan manusia yang mungkin
berada dalam urutan teratas rantai
makanan tersebut, mendapatkan efek
akumulasi dari bahan-bahan beracun itu.

Di udara komponen plastik yang


bertebaran dapat berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan. Sebagai contoh,
plastik jenis polyvinyl chloride (PVC) yang
mengandung halogen, akan memproduksi
dioksin apabila dibakar. Dioksin adalah
salah satu komponen paling berbahaya
yang dihasilkan oleh manusia.

Cara Mengolah Sampah


anorganik
Penerapan
sistem 3R
(Reuse,
Reduce, dan
Recycle)
menjadi salah
satu solusi
pengelolaan
sampah yang murah dan mudah untuk
dilakukan di samping mengolah sampah
menjadi kompos atau memanfaatkan
sampah menjadi sumber listrik
(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).
Selain itu, penerapan 3R ini juga dapat
dilakukan oleh setiap orang dalam
kegiatan sehari-hari.

Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce


Recycle) yang dapat dilakukan di rumah,
sekolah, kantor, ataupun di tempat-
tempat umum lainnya.
Alat Pengolahan Sampah
Pirolisis adalah sebuah proses
dekomposisi termokimia dari bahan
organik (bahan baku pirolisis) pada kondisi
suhu tinggi dengan atau tanpa adanya
oksigen untuk dijadikan produk lain
seperti gas, cair dan padat. Dalam proses
pirolisis, molekul hidrokarbon yang besar
akan dipecah menjadi molekul yang
berukuran lebih kecil pada kondisi suhu
300oC - 650oC dengan tekanan sebesar
0,1 – 0,5 MPa.

Proses pirolisis sampah plastik merupakan


proses dekomposisi senyawa organik yang
terdapat dalam plastik melalui proses
pemanasan dengan sedikit atau tanpa
melibatkan oksigen. Pada proses pirolisis
senyawa hidrokarbon rantai panjang yang
terdapat pada plastik diharapkan dapat
diubah menjadi senyawa hidrokarbon yang
lebih pendek dan dapat dijadikan sebagai
bahan bakar alternatif.
Selama proses pirolisis berlangsung,
produk awal yang dihasilkan adalah berupa
gas yang dapat dan tidak dapat
dikondensasi dan arang padat. jumlah
produk pirolisis tergantung pada beberapa
faktor seperti laju pemanasan dan suhu
akhir yang dicapai pada saat proses
pirolisis berlangsung.

3
1

Keterangan :

1. Tabung reaktor pirolisis


2. Pipa besi
3. Kondensor
4. Selang

Cara Kerja :

1. Masukkan sampah ke dalam tabung


reaktor pirolisis.
2. Tutup rapat dan panaskan tabung
reaktor.
3. Pastikan kondensor dingin agar uap
hasil pemanasan sampah di tabung
reaktor dapat terkondensasi dan
menjadi cairan minyak.
4. Tunggu beberapa jam hingga semua
sampah berubah menjadi uap dan
terkondensasi.
5. Tampung minyak ke dalam wadah.

Anda mungkin juga menyukai