Anda di halaman 1dari 37

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

DAN CAIR
KELOMPOK 2 :
1. DEVIYANTI GANI NUR ISLAMI (170612634022)
2. HANIFATI NADHILAH (170612634040)
3. SITI HALIMA (170612634009)
4. LINGGA FITRIANA SARIDA (170612634036)
5. SHANIA ARUMSARI(170612634084)
PENGERTIAN LIMBAH PADAT DAN
CAIR

 Pengertian Limbah Menurut Menperindag RI No.


231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I
Pengertian Limbah adalah Limbah adalah bahan/barang sisa atau
bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah
berubah dari aslinya.
 Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999
Menurut Peraturan Pemerintah Limbah diartikan sebagai sisa atau
buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.
Limbah Padat

B. Pengertian Limbah Padat


Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah
padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya.
Contoh : sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas,
sampah, plastik, dan logam
Limbah Cair

C. Pengertian Limbah Cair


Menurut WILLGOOSE (UDIN DJABU, 1990/1991)
Limbah cair adalah air yang membawa sampah dari tempat
tinggal, bangunan perdagangan, dan industri berupa campuran
air dan bahan padat terlarut atau bahan tersuspensi
PENGELOLAAN LIMBAH
PADAT
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

1.Penimbunan
2.Insinerasi
/ landfill

3.Pembuatan 4.Daur
Kompos Ulang
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

1. Penimbunan / Landfill : metode yang biasanya digunakan di TPA


A. Open Dumping
teknik pengolahan sampah dengan mengumpulkan sampah menjadi satu disuatu
lokasi, setelah lokasi penuh dengan sampah, maka ditinggalkan dan mencari lokasi
baru untuk melakukan open dumping.
 Keuntungan :
 Sederhana / mudah dilakukan.
 Biaya murah.
 Kerugian :
 Menimbulkan pencemaran lingkungan tanah, air maupun udara.
 Lahan tidak dapat di gunakan kembali.
 Menjadi perkembangan vektor penyakit seperti nyamuk, tikus maupun lalat.
 Mengurangi keindahan lingkungan.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

 Contoh Open Dumping :


1. TPA
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
B. controlled landfill
Teknik pengelolahan sampah yang lebih modern daripada open dumping.
 Cara Kerja : sampah yang datang dipadatkan dengan alat berat kemudian
dilapisi dengan tanah setiap minggu, lalu ditimbun sampah dan dipadatkan
lagi dan dilapisi dengan tanah hingga cekungan tertutup.
Pada controlled landfill juga dibuat drainase, pengumpul airlindi dan
instalasi pengolahannya.
 Keuntungan :
 Dampak negatif  terhadap lingkungan dapat diperkecil.
 Lahan dapat digunakan kembali setelah dipakai.
 Kerugian :
 Operasi lapangan relatif lebih sulit.
 Biaya operasi dan perawatan cukup besar/ mahal.
 Memerlukan orang lapangan atau teknisi yang cukup terlatih.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

 Contoh controlled landfill:


PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

LC. Sanitary Landfill


Metode yang paling maju saat ini, sampah dibuang secara sistematis.
 Cara kerja :
Setiap hari sel sampah ditutup/dilapisi dengan tanah.Pembuatan ketinggian dan
lebar sel sampah juga diperhitungkan.
Pada dasar tempat pembuangan, dibuat pipa-pipa pengalir air lindi yang
kemudian diolah menjadi energi.
Di antara sel-sel sampah juga dipasang pipa-pipa penangkap gas metan yang
kemudian diolah menjadi energi. PADAT
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

 Keuntungan :
 Timbulan gas metan dan air lindi terkontrol dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
 Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
 Setelah selesai pemakaiannya, area lahan dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti areal
parkir, maupun taman.
 Kerugian :
 Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.
 Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.
 Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi pengkonversian gas metan menjadi sumber
energi mahal.
 Membutuhkan orang lapangan atau teknisi yang terlatih
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

 Contoh Sanitary Landfill :


PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
 Contoh video pengelolaan landfill :
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

2. Insinerasi
Metode pengolahan sampah dengan cara membakar sampah pada suatu tungku
pembakaran atau incenerator pada temperatur yang sangat tinggi biasanya
(>800ºC).
 Cara Kerja:
1. Membuat air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering yang
akan siap terbakar.
2. Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana
temperatur belum terlalu tinggi
3. Yang terakhir adalah pembakaran sempurna.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
 Keuntungan :
 Mengurangi jumlah sampah hingga 85% - 96%
 Mendestruksi komponen berbahaya seperti sampah industri (limbah B3), kegiatan medis (untuk
limbah jarum suntik dll), terdegredasi.
 Panas yang dihasilkan dari proses insinerasi dapat dimanfaatkan untuk energi, misalnya untuk
pembangkitan listrik dan air panas.
 Kerugian :
 Menyebabkan pencemaran udara karena dampak dari pembakaran yang tidak sempurna.
 Membutuhkan bahan bakar yang relatif banyak
 Membutuhkan biaya yang besar/ mahal
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
 Contoh incenerator dan video proses insenerasi :
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

3. Pembuatan Kompos
Metode yang digunakan untuk mengolah sampah padat khususnya sampah
organik melalui proses pembusukan yang terkontrol atau terkendali.
 Cara Kerja :
1. Siapkan bahan baku (sampah organik seperti daun,limbah rumah
tangga dan EM4 ) dan peralatannya ( drum plastik, karung goni, dan
paving block)
2. Campurkan sampah organik,limbah rumah tangga dam EM4 ke drum
plastik yang di bawahnya telah ditutupi dengan tanah dan diberi lubang
sebagai jalan mengeluarkan kelebihan air.
3. Tambahkan satu lapisan tanah pada bagian atas dan tutup
menggunakan karung goni.
4. Setelah satu minggu, buka dan aduk pupuk kompos tersebut,
kemudian tutup kembali dan lakukan proses tersebut setiap seminggu
sekali.
5. Setelah kurang lebih 1 bulan, kompos sudah dapat digunakan.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

 Keuntungan :
 Mengurangi sampah organik yang akan ditampung di TPA
 Ramah lingkungan karena semua hasil komposting dapat digunakan
 Hasil komposting atau pupuk dapat bernilai ekonomis.
 Kerugian :
 Hanya dapat digunakan pada sampah organik saja
 Pembuatan nya relatif lama
 Sulit dibuat dalam skala besar.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
4. Daur Ulang
Metode pengolahan limbah padat dengan cara menggunaan kembali material atau
barang yang sudah tidak digunakan, menjadi produk lain.
 Limbah yang dapat di daur ulang :
1. Limbah Bahan bangunan
2. Limbah  Baterai
3. Limbah  Barang Elektronik
4. Limbah  Logam
5. Limbah  Kaca
6. Limbah  Kertas
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Screening Pretreatment Pengendapan


( penyaringan )

 Tahap pengolahan primer limbah cair


sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
Pengapungan
a. Screening ( Penyaringan )

Dalam tahap ini bahan bahan buangan yang berukuran besar


disaring menggunakan suatu alat komunikator yang berfungsi
menyaring sambil menghancurkan bahan padatan.
Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah
untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air
limbah.
b. Preatetment ( Pengolahan Awal )

 limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki


atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel
padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. 
c. Pengendapan

 limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan.


Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang
paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah
cair.
d. Pengapungan

Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan


berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan
dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-
gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron).
2. Pengolahan Sekuder ( Secondary Treatment
)

Trickling
Treatment ponds/
Filter(penyaringan Activated Sludge
Lagoons
dengan tetesan)

 Tahap pengolahan sekunder proses


pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat
mengurai/ mendegradasi bahan organik.
Mikroorganisme yang digunakan
umumnya adalah bakteri aerob.
a. Trickling Filter( Penyaringan dengan
Tetesan )

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk


mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu
lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik.
b. Activated Sludge ( Lumpur Aktif )

Limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah


dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob.
b.  Treatment ponds/ Lagoons ( Kolam
Perlakuan )

Metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat.


Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam
terbuka dan terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses
degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses
pengendapan. 
3. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan


sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat
berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.
Pengolahan tersier bersifat khusus yaitu disesuaikan dengan kandungan
zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umumnya zat yang tidak
dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun
sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan
garam- garaman. 
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan
adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter,
microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif,
pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
4. Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau


mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Mekanisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu,
atau dengan perlakuan fisik.
Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses
pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau
tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (Oз).
5. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder,


maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa
lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung,
melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara
diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian
disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke
lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau
dibakar (incinerated).

Anda mungkin juga menyukai