DISUSUN OLEH :
• Penimbunan terbuka
Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah
penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik.
Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme-
organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih subur.
• Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran di tanah (baca: jenis tanah) dan gas metana yang
terbentuk dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
• Insenerasi
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah padat
yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang baru atau
dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh adalah
kerajinan dari barang- barang bekas.
Trickling Filter
Prinsip dasar dari sistem ini adalah berpusat pada tumpukan media padat dengan
kedalaman kurang lebih 2 meter dan pada umumnya berbentuk silinder. Pada sistem ini,
limbah cair akan disebarkan ke area permukaan dari media tersebut dengan syarat lengan
distributor berputar agar air dapat mengalir / menetes ke bawah melalui lapisan.
Limbah yang mengalir tersebut akan terabsorpsi oleh mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang pada permukaan. Apabila sudah mencapai ketebalan tertentu
biasanya lapisan biomassa akan terbawa oleh aliran limbah cair menuju bawah yang
kemudian akan dialirkan menuju tangki sedimentasi untuk memisahkan biomassa.
Adapun tujuan dari trickling filter ini antara lain adalah untuk mengoksidasi karbon dan
nitrogen dalam limbah cair.
Kelebihan dari sistem ini adalah sangat baik untuk oksidasi karbon ataupun
nitrifikasi dan juga penggunaannya yang praktis. Adapun kekurangannya adalah
kemungkinannya terjadi penyumbatan pada media filter oleh partikel yang berukuran
besar seperti kayu, daun dan ranting.
Activated Sludge
Prinsip dasar pada sistem ini terbagi atas 2 unit proses utama, yaitu bioreaktor dan
tangki sedimentasi. Pada sistem ini limbah cair dan biomassa akan dicampur secara
sempurna dalam satu reaktor dan diaerasi, dimana tujuan aerasi tersebut adalah sebagai
sarana pengadukan dalam suspensi.
Setelah dicampur maka akan dialirkan ke dalam tangki sedimentasi yang mana
biomassa akan dipisahkan dari air yang telah diolah. Sebagian dari biomassa yang
mengendap akan dikembalikan ke bioreaktor dan air yang telah diolah akan dibuang ke
lingkungan. Adapun tujuan dari perngolahan limbah cair dengan sistem ini adalah untuk
menyisihkan senyawa karbon, penyisihan senyawa nitrogen, penyisihan fosfor dan
untuk stabilisasi lumpur secara aerobik simultan.
Kelebihan dari sistem ini antara lain adalah sistem ini dapat diterapkan untuk
semua jenis limbah cair industri. Sedangkan kekurangannya adalah biayanya yang
cukup mahal karena peralatan yang digunakan cukup banyak.
Treatment Pond/Lagoons
Prinsip dasar sistem kolam adalah dengan menyuplai oksigen dan melakukan
pengadukan secara alami sehingga proses perombakan bahan organik menjadi
berlangsung dalam waktu lama dan di area yang luas. Pada sistem ini, berbagai jenis
mikroorganisme turut berperan aktif dalam proses perombakan.
Contoh dari mikroorganisme yang berperan dalam proses ini contohnya adalah
organisme autotrof yang bertugas untuk mengambil bahan anorganik melalui proses
fotosintesis. Akibat terlalu lama tinggal di limbah cair maka organisme dengan tingkat
generasi tinggi akan tumbuh dan berkembang dalam sistem kolam. Organisme tersebut
akan hidup secara aktif dalam air atau pada dasar kolam. Adapun komposisi dari
organisme tersebut bergantung pada temperatur kolam, suplai oksigen, sinar matahari
serta jenis dan konsentrasi substrat.
Adapun kelebihan dair sistem ini adalah metode pengolahan yang sederhana dan
tidak memerlukan peralatan mekanis, selain itu penggunaannya yang mudah
diperasikan dan tentunya tidak mengeluarkan biaya yang tinggi. Kekurangan dari
sistem ini adalah sangat bergantung pada kondisi cuaca dan tentunya memerlukan lahan
yang luas. Tidak hanya itu, kolam yang berisi limbah tersebut kemungkinan besarnya
juga dapat dijadikan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk.
• Pengolahan tersier yang bersifat khusus
Pengolahan ini jika dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat ter tertentu dalam limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Contoh pengolahan tersier yaitu metode saringan pasir, precoal filter,
microstaining, vacuum filter, dan RO ( Resverse Osmosis )
3. Limbah Gas dan Pengolahannya
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
• Desulfurisasi. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter basah atau
wet scrubber. Desulfurisasi ini dapat menghilangkan gas sulfur oksida sebagai
hasil pembakaran bahan bakar. Selain sulfur oksida, cara ini juga dapat
mengontrol jumlah gas- gas buang lainnya seperti nitrogen oksida, karbon
monoksida, dan hidrokarbon.
• Menurunkan suhu pembakaran. Cara ini dapat dilakukan dengan cara
memasang alat pengubah katalitik dengan tujuan menyempurnakan
pembakaran. Gas – gas buang yang dapat dikontrol dengan menggunakan alat
ini antara lain adalah nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon.
• Menggunakan bahan bakar alternatif. Penggunaan bahan bakar alternatif juga
dapat menjadi cara menangani pencemaran udara oleh adanya limbah gas.
Pakailah bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan tidak banyak
mengandung bahan- bahan kimia yang berbahaya.
Limbah domestic rumah tangga terbagi menjadi 2 yaitu limbah non kakus atau
grey water, dan limbah kakus atau black water. Kedua limbah ini memiliki penanganan
yang berbeda. Karena jenis zat perusak di dalamnya. Pada limbah non kakus seperti grey
water, adalah limbah yang berasal dari hasil memasak dan mencuci. Limbah ini
mengandung sampah, minyak dan pasir. Pada pengelolaan limbah domestik ini dapat
memakai Sistem Pengolahan Air Limbah atau SPAL. Sedangkan limbah kakus adalah
limbah yang berasal dari kotoran manusia.
1. Pengolahan Limbah Grey Water
SPAL adalah salah satu solusi pengolahan limbah grey water. SPAL adalah salah
satu system pengolahan air limbah yang murah, sederhana dan ramah lingkungan. Pada
SPAL dibutuhkan dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Pada bak
pengumpul, di beri ruang dengan sekat sebuah kassa. Sekat kassa ini bertugas menyaring
dan mengendapkan minyak, sampah dan pasir.
Pada tangki resapan, dipasang batu koral dan arang, untuk menyering air,
sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih. cara kerja dari SPAL adalah, air limbah
akan masuk di dalam bak penampungan. Pada bak penampungan, minyak, pasir, maupun
sampah akan terendap di dalam saringan kassa, sedangkan airnya akan jatuh ke dalam
tangki resapan. Di dalam tangki resapan, air akan keluar dengan terlebih dahulu tersaring
oleh arang dank oral, sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih.
Salah satu teknologi septi tank adalah Biority. Keunggulan dari biority adalah
ukurannya yang tidak terlalu besar, ramah lingkungan, material yang terbuat drai
bahan yang tahan korosi, serta makai technocell. Yaitu sebuah teknologi yang mampu
memberikan ruang pada bakteri pengurai untuk berkembang biak dan mempercepat
sedimen lumpur. Serta air buangan dari biority ini bersih, dan ramah lingkungan.
Fungsi dari bakteri pengurai pada septi tank adalah untuk mengurangi lumpur tinja
yang terbuang.
Pengolahan limbah domestic komunal adalah pengolahan limbah yang terpusat pada
satu wilayah. Hal ini dapat dilakukan, jika dalam satu wilayah aktifitas mencuci serta
mandi berada dalam satu tempat umum yang sama. Atau terdapat pabrik dan peternakan
di sekitar wilayah tersebut. Pada dasarnya pengolahan limbah domestic komunal juga
terbagi menjadi dua yaitu grey water dan black water. Akan tetapi, pengelolaannya
berbeda karena hal ini dikelola secara bersama- sama.
limbah black water tidak dapat disatukan, karena sifat limbah yang berbeda. oleh
karena itu black water tidak dapat memakai sistem SPAL. Pada black water,
pengelolaannya dapat dilakukan dengan memakai system biogas. Biogas adalah
energy alternative yang berasal dari kotoran. Pada biogas, proses biologisnya
dilakukan secara anaerobic, tanpa oksigen, dan pada hasil akhirnya akan
menghasilkan gas yang dapat dipakai untuk memasak.
Limbah yang dapat dipakai dan diolah menjadi biogas adalah kotoran manusia,
limbah yang berasal dari pabrik tahu dan tempe, kotoran dari hewan ternak serta
rumah pemotongan hewan. Pengolahan limbah black water sebagai energi alternatif,
dapat membantu meringkan pengeluaran warga. Karena alat yang dibutuhan tidak
mahal, dan perawatannya juga tidak membutuhkan banyak waktu. Akan tetapi
kekurangan dari pengolahan black water adalah bau yang ditumbulkan. Sehingga
tangki penampungan limbah harus benar- benar tertutup rapat agar bau tidak keluar.