Anda di halaman 1dari 10

METODE PENGOLAHAN AIR LIMBAH &

PENYEDIAAN AIR BERSIH


( JENIS-JENIS PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK & INDUSTRI )

DISUSUN OLEH :

RESKY DINDA FADILAH


( 412 19 048 )

3B D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021 / 2022
A. Limbah Industri dan Pengolahannya
Limbah Industri adalah hasil buangan yang dihasilkan setiap macam kegatan
industry/pabrik yang sudah tidak terpakai seperti plastik, sampah kertas, sampah plastic,
bubur sisa semen, dan lumpur sisa industry. Adapun limbah industry yang disebut dengan
limbah B3 , yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan
atau merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.Yang termasuk limbah B3 yaitu
diantaranya adalah limbah mudah meledak, limbah mudah terbakar, limbah beracun,
limbah korosif, limbah reaktif, limbah penginfeksi dan lain-lain.
Limbah industri terbagi atas :
1. Limbah padat
2. Limbah cair
3. Limbah gas

1. Limbah Padat dan Pengolahannya


Limbah padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai
lagi yang berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri, serta dari
tempat- tempat umum.

Pengolahan Limbah Padat :

• Penimbunan terbuka

Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah
penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik.
Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme-
organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih subur.
• Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran di tanah (baca: jenis tanah) dan gas metana yang
terbentuk dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

• Insenerasi

Hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.

• Membuat kompos padat

Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya


limbah padat yang bersifat organik akan lebih bermanfaat apabila dibuat menjadi
kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha masyarakat yang sangat
bermanfaat bagi banyak orang.
• Daur ulang

Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah padat
yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang baru atau
dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh adalah
kerajinan dari barang- barang bekas.

2. Limbah Padat dan Pengolahannya


Untuk limbah cair sendiri, pengolahan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut:
• Pengolahan primer dengan proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan
dan pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk polutan minyak dan juga lemak.

• Pengolahan sekunder, menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.

Trickling Filter
Prinsip dasar dari sistem ini adalah berpusat pada tumpukan media padat dengan
kedalaman kurang lebih 2 meter dan pada umumnya berbentuk silinder. Pada sistem ini,
limbah cair akan disebarkan ke area permukaan dari media tersebut dengan syarat lengan
distributor berputar agar air dapat mengalir / menetes ke bawah melalui lapisan.
Limbah yang mengalir tersebut akan terabsorpsi oleh mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang pada permukaan. Apabila sudah mencapai ketebalan tertentu
biasanya lapisan biomassa akan terbawa oleh aliran limbah cair menuju bawah yang
kemudian akan dialirkan menuju tangki sedimentasi untuk memisahkan biomassa.
Adapun tujuan dari trickling filter ini antara lain adalah untuk mengoksidasi karbon dan
nitrogen dalam limbah cair.
Kelebihan dari sistem ini adalah sangat baik untuk oksidasi karbon ataupun
nitrifikasi dan juga penggunaannya yang praktis. Adapun kekurangannya adalah
kemungkinannya terjadi penyumbatan pada media filter oleh partikel yang berukuran
besar seperti kayu, daun dan ranting.

Activated Sludge

Prinsip dasar pada sistem ini terbagi atas 2 unit proses utama, yaitu bioreaktor dan
tangki sedimentasi. Pada sistem ini limbah cair dan biomassa akan dicampur secara
sempurna dalam satu reaktor dan diaerasi, dimana tujuan aerasi tersebut adalah sebagai
sarana pengadukan dalam suspensi.
Setelah dicampur maka akan dialirkan ke dalam tangki sedimentasi yang mana
biomassa akan dipisahkan dari air yang telah diolah. Sebagian dari biomassa yang
mengendap akan dikembalikan ke bioreaktor dan air yang telah diolah akan dibuang ke
lingkungan. Adapun tujuan dari perngolahan limbah cair dengan sistem ini adalah untuk
menyisihkan senyawa karbon, penyisihan senyawa nitrogen, penyisihan fosfor dan
untuk stabilisasi lumpur secara aerobik simultan.
Kelebihan dari sistem ini antara lain adalah sistem ini dapat diterapkan untuk
semua jenis limbah cair industri. Sedangkan kekurangannya adalah biayanya yang
cukup mahal karena peralatan yang digunakan cukup banyak.
Treatment Pond/Lagoons

Prinsip dasar sistem kolam adalah dengan menyuplai oksigen dan melakukan
pengadukan secara alami sehingga proses perombakan bahan organik menjadi
berlangsung dalam waktu lama dan di area yang luas. Pada sistem ini, berbagai jenis
mikroorganisme turut berperan aktif dalam proses perombakan.
Contoh dari mikroorganisme yang berperan dalam proses ini contohnya adalah
organisme autotrof yang bertugas untuk mengambil bahan anorganik melalui proses
fotosintesis. Akibat terlalu lama tinggal di limbah cair maka organisme dengan tingkat
generasi tinggi akan tumbuh dan berkembang dalam sistem kolam. Organisme tersebut
akan hidup secara aktif dalam air atau pada dasar kolam. Adapun komposisi dari
organisme tersebut bergantung pada temperatur kolam, suplai oksigen, sinar matahari
serta jenis dan konsentrasi substrat.
Adapun kelebihan dair sistem ini adalah metode pengolahan yang sederhana dan
tidak memerlukan peralatan mekanis, selain itu penggunaannya yang mudah
diperasikan dan tentunya tidak mengeluarkan biaya yang tinggi. Kekurangan dari
sistem ini adalah sangat bergantung pada kondisi cuaca dan tentunya memerlukan lahan
yang luas. Tidak hanya itu, kolam yang berisi limbah tersebut kemungkinan besarnya
juga dapat dijadikan sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk.
• Pengolahan tersier yang bersifat khusus
Pengolahan ini jika dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih
terdapat zat ter tertentu dalam limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan atau
masyarakat. Contoh pengolahan tersier yaitu metode saringan pasir, precoal filter,
microstaining, vacuum filter, dan RO ( Resverse Osmosis )
3. Limbah Gas dan Pengolahannya
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pengurangan gas buang


ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol jumlah gas berbahaya ini,
antara lain:

• Desulfurisasi. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter basah atau
wet scrubber. Desulfurisasi ini dapat menghilangkan gas sulfur oksida sebagai
hasil pembakaran bahan bakar. Selain sulfur oksida, cara ini juga dapat
mengontrol jumlah gas- gas buang lainnya seperti nitrogen oksida, karbon
monoksida, dan hidrokarbon.
• Menurunkan suhu pembakaran. Cara ini dapat dilakukan dengan cara
memasang alat pengubah katalitik dengan tujuan menyempurnakan
pembakaran. Gas – gas buang yang dapat dikontrol dengan menggunakan alat
ini antara lain adalah nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon.
• Menggunakan bahan bakar alternatif. Penggunaan bahan bakar alternatif juga
dapat menjadi cara menangani pencemaran udara oleh adanya limbah gas.
Pakailah bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan tidak banyak
mengandung bahan- bahan kimia yang berbahaya.

2. Penggunaan metode fisik- kimia


Pengolahan limbah B3. Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila dibiarkan saja tentu
akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itulah kita harus bisa mengolahnya
supaya tidak berbahaya, yaitu dengan pengolahan metode fisik-kimia.
a. Metode gas
Metode ini digunakan untuk menyamarkan bau busuk yang tidak disukai dengan
memberikan bau- bauan yang enak. Pada dasarnya metode ini bukan untuk
menghilangkan gas, namun hanya untuk menyamarkan saja.
b. Metode fase cairMetode ini merupakan metode yang digunakan untuk penyerapan
gas yang memiliki tingkat kelarutan yang tinggi pada zat cair. Gas buangan
dialirkan kemudian dikontakkan dengan senyawa penyerap gas (adsorban) yang
mana pada umumnya menggunakan air. Kemudian adsorban akan dimurnikan
kembali jika memungkinkan, dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, atau
dibuang.
c. Metode fase padat
Metode ini digunakan untuk penyerapan gas oleh senyawa penyerap atau
adsorban dalam bentuk padat. Proses ini dimulai dengan melarikan gas dan
mengontakkannya dengan dengan adsorban padat. Molekul gas akan terserap dan
terkondensasi di permukaan adsorban secara fisik maupun kimia. Contoh salah
satu adsorban yang sering digunakan adalah arang aktif. Arang aktif ini banyak
bentuknya

B. Limbah Rumah Tangga ( Domestik ) dan Pengolahannya

Limbah domestic rumah tangga terbagi menjadi 2 yaitu limbah non kakus atau
grey water, dan limbah kakus atau black water. Kedua limbah ini memiliki penanganan
yang berbeda. Karena jenis zat perusak di dalamnya. Pada limbah non kakus seperti grey
water, adalah limbah yang berasal dari hasil memasak dan mencuci. Limbah ini
mengandung sampah, minyak dan pasir. Pada pengelolaan limbah domestik ini dapat
memakai Sistem Pengolahan Air Limbah atau SPAL. Sedangkan limbah kakus adalah
limbah yang berasal dari kotoran manusia.
1. Pengolahan Limbah Grey Water

SPAL adalah salah satu solusi pengolahan limbah grey water. SPAL adalah salah
satu system pengolahan air limbah yang murah, sederhana dan ramah lingkungan. Pada
SPAL dibutuhkan dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Pada bak
pengumpul, di beri ruang dengan sekat sebuah kassa. Sekat kassa ini bertugas menyaring
dan mengendapkan minyak, sampah dan pasir.
Pada tangki resapan, dipasang batu koral dan arang, untuk menyering air,
sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih. cara kerja dari SPAL adalah, air limbah
akan masuk di dalam bak penampungan. Pada bak penampungan, minyak, pasir, maupun
sampah akan terendap di dalam saringan kassa, sedangkan airnya akan jatuh ke dalam
tangki resapan. Di dalam tangki resapan, air akan keluar dengan terlebih dahulu tersaring
oleh arang dank oral, sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih.

2. Pengolahan Limbah Black Water


Sedangkan pada limbah domestic rumah tangga black water atau yang berasal
dari kotoran manusia, memerlukan sebuah septi tank. Limbah dari grey water tidak
dapat disatukan dengan limbah dari black water. Karena sabun pada grey water dapat
menyebabkan bakteri pengurai pada septi tank akan mati. Septi tank yang baik adalah
septi tank yang mampu memberikan tempat bagi bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak.

Salah satu teknologi septi tank adalah Biority. Keunggulan dari biority adalah
ukurannya yang tidak terlalu besar, ramah lingkungan, material yang terbuat drai
bahan yang tahan korosi, serta makai technocell. Yaitu sebuah teknologi yang mampu
memberikan ruang pada bakteri pengurai untuk berkembang biak dan mempercepat
sedimen lumpur. Serta air buangan dari biority ini bersih, dan ramah lingkungan.
Fungsi dari bakteri pengurai pada septi tank adalah untuk mengurangi lumpur tinja
yang terbuang.

o Pengolahan Limbah Domestik Komunal

Pengolahan limbah domestic komunal adalah pengolahan limbah yang terpusat pada
satu wilayah. Hal ini dapat dilakukan, jika dalam satu wilayah aktifitas mencuci serta
mandi berada dalam satu tempat umum yang sama. Atau terdapat pabrik dan peternakan
di sekitar wilayah tersebut. Pada dasarnya pengolahan limbah domestic komunal juga
terbagi menjadi dua yaitu grey water dan black water. Akan tetapi, pengelolaannya
berbeda karena hal ini dikelola secara bersama- sama.

1. Pengolahan Limbah Grey Water Komunal


Pada pengelolaan grey water, masyarakat dapat membuat SPAL besar yang
tertanam di dekat tempat masyarakat biasa melakukan akitifitas mencuci. Karena
beberapa kampung di Indonesia, tidak setiap rumah memiliki WC pribadi, sehingga
keberadaan WC umum menjadi tempat mandi sekaligus mencuci pakaian. SPAL
yang di buat demi kepentingan komunal, harus berukuran besar, dan mampu
menampung limbah yang di keluarkan oleh setiap individu.
Limbah grey water akan ditempatkan terpisah dengan limbah black water.
berbeda dengan limbah black water, limbah grey water komunal hanya menghasilkan
air bersih pada proses akhir penyaringan. Akan tetapi jika air hasil dari SPAL
disterilkan kembali, maka air tersebut dapat di pakai lagi untuk mencuci. Selain
memakai SPAL, warga dapat menanam tanaman yang mampu meyerap zat pencemar
disekitar selokan. Tanaman tersebut adalah bunga ungu, lidi air, bunga coklat, melati
air, dan lili air. Selain dapat menyerap zat pencemar, lingkungan kampung akan akan
semakin asri dengan adanya tanaman.

2. Pengolahan Limbah Black Water Komunal

limbah black water tidak dapat disatukan, karena sifat limbah yang berbeda. oleh
karena itu black water tidak dapat memakai sistem SPAL. Pada black water,
pengelolaannya dapat dilakukan dengan memakai system biogas. Biogas adalah
energy alternative yang berasal dari kotoran. Pada biogas, proses biologisnya
dilakukan secara anaerobic, tanpa oksigen, dan pada hasil akhirnya akan
menghasilkan gas yang dapat dipakai untuk memasak.

Limbah yang dapat dipakai dan diolah menjadi biogas adalah kotoran manusia,
limbah yang berasal dari pabrik tahu dan tempe, kotoran dari hewan ternak serta
rumah pemotongan hewan. Pengolahan limbah black water sebagai energi alternatif,
dapat membantu meringkan pengeluaran warga. Karena alat yang dibutuhan tidak
mahal, dan perawatannya juga tidak membutuhkan banyak waktu. Akan tetapi
kekurangan dari pengolahan black water adalah bau yang ditumbulkan. Sehingga
tangki penampungan limbah harus benar- benar tertutup rapat agar bau tidak keluar.

Anda mungkin juga menyukai