Anda di halaman 1dari 5

Nama : IMAM MAHFUD HANAFI

NPM : 210111201019
Jurusan : Teknik Mesin

Pembuangan dan Pengelolaan Limbah B3


Limbah B3 yang dihasilkan tersebut tentunya akan dibuang, namun tidak serta merta langsung
dimusnahkan. Manajemen limbah yang baik dan tepat dibutuhkan mulai dari limbah dihasilkan,
diolah, dimanfaatkan kembali dan akhirnya dibuang atau ditimbun. Suatu barang yang dikonsumsi
oleh individu atau kelompok masyarakat tertentu pastinya memiliki batas waktu tertentu dalam
menggunakan produk karena umumnya setiap produk memiliki jangka waktu tertentu dimana daya
guna barang tersebut mencapai batas maksimum dan barang tersebut tidak dapat digunakan secara
langsung oleh konsumen.

1. Cara Pembuangan Limbah B3 Berbahaya yang Benar


Tempat pembuangan akhir menjadi salah satu kunci dalam manajemen pengelolaan limbah.
Pada tahap ini, limbah tersebut harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku karena
jika limbah dibuang ke suatu lokasi tertentu secara sembarangan tentunya akan menimbulkan
pencemaran lingkungan, penurunan kualitas hidup masyarakat setempat, dan lain-lain.
Universal Eco menyediakan jasa pembuangan limbah padat, cair, maupun kimia secara
bertanggung jawab. Cara pembuangan limbah dilakukan dengan prosedur yang ketat sesuai
dengan peraturan dan undang-undang.

a. Metode Pembuangan Limbah B3


a) Sumur dalam atau sumur injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah
dengan memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, di
bawah lapisan-lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah
B3 ini akan terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun
air.
Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih mejadi kontroversi dan masih
diperlukan pengkajian yang integral terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan. Data
menunjukkan bahwa pembuatan sumur injeksi di Amerika Serikat paling banyak
dilakukan antara tahun 1965-1974 dan hampir tidak ada sumur baru yang dibangun
setelah tahun 1980. Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha
membuang limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan
bumi yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut
memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang penting
untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan geologi serta
hidrogeologi wilayah setempat.

b) Kolam penyimpanan atau Surface Impoundments


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang diperuntukkan khusus bagi
limbah B3. Kolam-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah
perembesan limbah. Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan
mengendap di dasar. Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan
semakin tertimbun dalam kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung, dan
ikut menguapnya senyawa B3 bersama air limbah sehingga mencemari udara.

c) Landfill untuk limbah B3 atau Secure Landfills


Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tingkat
tinggi. Pada metode pembuangan secure landfill, limbah B3 dimasukkan kedalam drum
atau tong-tong, kemudian dikubur dalamlandfill yang didesain khusus untuk mencegah
pencemaran limbah B3. Landfill harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap
untuk mengontrol kondisi limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika
diterapkan dengan benar dapat menjadi cara penanganan limbah B3 yang efektif.
Metode secure landfillmerupakan metode yang memiliki biaya operasi tinggi, masih
ada kemungkinan terjadi kebocoran, dan tidak memberikan solusi jangka panjang
karena limbah akan semakin menumpuk.
2. Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan limbah bahan berbahaya ini memang memiliki potensi besar mencemari
ekosistem. Namun dengan metode yang tepat, dampak negatif dari limbah B3 bisa ditekan.
Menurut penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, berikut beberapa metode
untuk mengelola limbah B3.

1) Pengelolaan dengan Cara Kimiawi Pengelolaan limbah dengan cara kimiawi dilakukan
untuk menghilangkan partikel yang sulit mengendap, logam berat, senyawa fosfor, dan zat
organik beracun. Cara ini dilakukan dengan bantuan bahan kimia tertentu tergantung jenis
dan kadar limbahnya. Pengolahan limbah B3 dengan bahan kimia umumnya dilakukan
menggunakan metode stabilisasi/ solidifikasi. Metode ini adalah proses mengubah bentuk
fisik dan atau senyawa kimia dengan menambah bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu.
Penambahan zat tersebut bertujuan untuk memperkecil kelarutan, pergerakan, dan
penyebaran racun limbah sebelum dibuang.
Contoh bahan yang digunakan untuk proses stabilisasi/ solidifikasi yaitu semen, kapur, dan
bahan termoplastik. Beberapa kelebihan dari proses pengelolaan secara kimiawi, antara
lain; tidak terpengaruh polutan yang beracun atau toksik dan tidak bergantung pada
perubahan konsentrasi.

2) Pengelolaan dengan Cara Fisik


Pengelolaan limbah B3 dengan cara fisik ini dilakukan dengan penyisihan bahan
tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau mengapung. Metode ini biasanya
digunakan untuk menyisihkan bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak. Cara ini
juga digunakan untuk menyisihkan bahan tersuspensi atau pemekatan lumpur endapan
dengan memberikan aliran udara ke atas.

3) Pengelolaan dengan Cara Biologi


Cara pengelolaan limbah B3 lainnya yaitu menggunakan cara biologi. Metode ini dikenal
juga dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi.
Bioremediasi adalah pengelolaan limbah menggunakan bakteri atau mikroorganisme lain
untuk mengurai limbah B3. Sementara fitoremediasi adalah pengelolaan limbah
menggunakan tumbuhan untuk mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan beracun dari
tanah Kedua cara tersebut memiliki manfaat yang sama yakni untuk mengatasi pencemaran
lingkungan akibat limbah B3 dengan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan metode
kimia dan fisik. Bamun cara ini memiliki kekurangan karena membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk membersihkan limbah dalam jumlah besar. Penggunaan metode biologi
juga dikhawatirkan bisa membawa senyawa beracun dalam rantai makanan di ekosistem
tersebut.

Untuk saat ini ada banyak metode dalam pengolahan limbah B3 untuk sektor industri, namun yang
paling populer adalah Chemical conditioning, Solidification/Stabilization, dan incineration dan
berikut ini saya akan menjelasakan satu per satu.

1. Chemical Conditioning
Tujuan utama pengolahan limbah dengan chemical conditioning :
• Menstabilkan senyawa dalam organik dalam lumpur.
• Mengurangi volume dengan cara mengurangi kandungan air dalam lumpur.
• Menghancurkan patogen dalam lumpur.
• Memanfaatkan hasil samping dari proses ini seperti misalnya gas methane yang dihasilkan
dari proses digestion.
• Mengamankan agar lumpur yang akan dibuang ke lingkungan adalah aman.

Cara dan Tahapan Chemical Conditioning


• Concentration thickening : Tujuan dari tahap awal ini adalah mengurangi volume lumpur
, pada tahap awal dari proses ini adalah dengan cara meningkatkan kandungan padatan,
alat yang sering digunakan dalam tahapan ini adalah gravity thickener dan centrifuge.
• Threatment , stabilization and conditioning : Tujuan utama dari proses ini adalah untuk
menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen ( bakteri , virus , kuman)
• De-watering : tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air
dalam lumpur , proses yang terlibat dalam hal ini adalah drying bed , filter press , centrifuge
, belt press .
• Disposal / pembuangan : Adalah pembuangan akhir limbah B3 , dan sebelum proses
pembuangan biasanya ada tahapan sebelumnya yakni pyrolysis , wet air oxidation ,
composting . dan tempat disposal ini bisanya adalah sanitary landfill , crop land dan
injection well .

2. Solidification
Adalah suatu proses penghancuran limbah dengan cara dibakar. Mesin pembakar ini disebut
mesin incinerator , limbah B3 dimasukkan ke dalam suatu mesin yang berbentuk tabung atau
kotak ,kemudian ke hembuskan api ke dalamnya , Cara ini adalah cara yang tercepat dalam
mengolah limbah B3 , proses pengolalahn limbah B3 dengan metode incineration ini memiliki
nilai samping yang bisa kita manfaatkan diantaranya adalah : energy panas yang dihasilkan
digunakan untuk memanaskan boiler , dan boiler menghasilkan uap , uap ini digunakan untuk
menggerakkan generator set raksasa , Di eropa sudah ada suatu kota yang sumber listrinya
diambil dari tenaga uap ayng dihasilkan oleh pembakaran incinerator ini . Jenis mesin
incinerator yang sering dipakai adalah jenis rotary kiln. Proses solidification ini terdiri dari 6
golongan yakni :

• Macroencapsulation : suatu cara untuk membungkus limbah B3 dengan matriks struktur


yang besar.
• Microencapsulation : yakni proses yang sama dengan macroencapsulation ( pembungkusan
) namun bedanya pada sistem ini pada tingkat mikroskopik.
• Precipitation
• Adsorbsi : bahan pencemar diikat secara electrokimia.
• Absorbsi, proses solidifikasi bahan pencemar dengan bahan padat.
• Detoxification, proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang
tingkat toxic nya kurang atau tidak ada sama sekali.

Media yang sering digunakan dalam solidifikasi / stabilisasi inia dalah semen , kapur dan bahan
thermoplastik.

Anda mungkin juga menyukai