Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM

Disusun oleh :
1. Agresia I.T. Ina
2. Elen P. Humau
3. Feronika Marice Batmolo
4. Maria D. Hoar
5. Lania P. Samuki
6. Vebronia G. Tokan
7. Yuliana C.E Selan
8. Hardiyanti Goro
9. Nurliana Bana
10.Mutiara Indira Ramadhani
11.Selviana Mangesa
12.Yohana Melfina Sabuna
13.Maria G.K. Peutulah

Tk.1 Dlll FARMASI


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah K3 tentang “Penanganan dan pengurangan bahaya limbah kimia”.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Lely


A.V. Kapitan,S.Pd., S.Farm., Apt., M.kes selaku dosen mata kuliah K3.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni kami. Saya juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat meberikan manfaat kepada semua
pihak, bagi saya khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kupang pada umumnya. Saya sadar bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang
membaca

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian limbah B3

2.2 Pengolahan Limbah

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai jenis limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dibuang
langsung ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan
lingkungan. Untuk menghindari terjadinya dampak akibat limbah B3 diperlukan
suatu okum pengelolaan yang terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya
pengelolaan limbah B3 tersebut merupakan salah satu usaha dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Agar usaha
tersebut dapat berjalan dengan baik perlu di buat dan diterapkan suatu okum
manajemen pengelolaan, terutama pada okum -sektor kegiatan yang sangat
berpotensi menghasilkan limbah B3, seperti okum okum ry, rumah sakit dan
pertambangan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memberlakukan peraturan
perundang-undangan lingkungan hidup sebagai dasar dalam pelaksanaannya.
Dengan diberlakukannya peraturan tersebut maka hak, kewajiban dan
kewenangan dalam pengelolaan limbah B3 oleh setiap orang/badan usaha
maupun organisasi kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh okum. Untuk
menunjang pelaksanaan program-program tersebut, diperlukan sumber daya
manusia (SDM) yang menguasai manajemen pengelolaan limbah B3, hak dan
kewajiban instansi/badan usaha yang dipimpin dan kesadaran untuk melindungi
lingkungan dari bahaya pencemaran dan perusakan.

1.1 Rumusan Masalah


 Apa itu limbah B3
 Bagaimana cara pengolahannya?
1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu limbah B3
 Untuk mengetahui cara pengolahan limbah B3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah B3


Pengertian Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa
(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau
jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

2.1.1 Identifikasi Limbah B3

Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu berdasarkan :

 Sumber
 Karakteristik

Sumber Limbah B3 menurut sumbernya :

1. Sumber Tidak Spesifik


2. Sumber Spesifik
3. Bahan kimia kadaluarsa berupa Tumpahan; sisa kemasan; buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi

Berdasarkan Karakteristik Limbah B3

Karakteristik Limbah B3 menurut PP No. 18 tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam)
kriteria, yaitu:

1. Mudah meledak
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun
5. Menyebabkan infeksi
6. Bersifat korosif

2.1.2 TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3

Jenis-Jenis Proses Pengolahan Limbah secara Fisik dan Kimia Jenis-jenis proses pengolahan
limbah secara fisik dan kimia antara lain :
1. Proses pengolahan secara kimia :
 Reduksi-Oksidasi
 Elektrolisasi
 Netralisasi
 Presipitasi / Pengendapan
 Solidifikasi / Stabilisasi
 Absorpsi
 Penukaran ion
 Pirolisa
2. Proses pengolahan limbah secara fisik :
 Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet scrubbing,
dan Adsorpsi dengan karnbon aktif.
 Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi,
Flokulasi, Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening.
 Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa,
Electrodialisa, e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping.
2.1.3 Penerapan Sistem Pengolahan Limbah B3

Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakterisasi dari limbah
yang akan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai berikut :

1. Biaya pengolahan murah


2. Pengoperasian dan perawatan alat mudah
3. Harga alat murah dan tersedia suku cadang
4. Keperluan lahan relatif kecil
5. Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping terhadap
lingkungan.

2.2 Pengolahan Limbah B3


Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di
antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.

1. Chemical Conditioning : Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical


conditioning. Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:
– menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
– mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
– mendestruksi organisme patogen
– memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih memiliki nilai
ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
– mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat
diterima lingkungan
2. Solidification/Stabilization
Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan
tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta
untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai
proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut
seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses
solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:
 Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus
dalam matriks struktur yang besar
 Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan
pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
 Precipitation
 Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan
pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
 Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke
bahan padat
 Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain
yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali Teknologi
solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan
termoplastik
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi
pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90%
(volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem
pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat
yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi
dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar
dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu,
insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil. Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah
nilai kandungan energi (heating value) limbah.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
Karakteristik Limbah B3 menurut PP No. Sedangkan solidifikasi
didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan
penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga
sering dianggap mempunyai arti yang sama. Teknologi pembakaran
(incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi
pengolahan limbah. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif
kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Muhammad Latar.2016. Pengolahan Limbah B3. Tangerang. Academia


Edu.

Anda mungkin juga menyukai