Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PBAK

KORUPSI

OLEH

MUTIARA INDIRA RAMADHANI


PO5303332200638

Tk.1 Dlll FARMASI


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah PBAK tentang . Saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Pak Dr. Drs. Jefrin Sambara, Apt.,M.Si, selaku dosen mata kuliah PBAK.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni kami.Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, bagi saya
khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang pada umumnya. Saya
sadar bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca.
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………............................
DAFTAR ISI…………………........………...................................

BAB I PENDAHULUAN…….......…….............................
1. Latar Belakang…………......................................................
2. Rumusan Masalah................................................................
3. Tujuan Penulisan....................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi korupsi..........................................................................
2. Bentuk bentuk korupsi.................................................................
3. Sejarah korupsi.............................................................................

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA.....
…………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang
direncanakan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan
pembangunan terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-
orang yang terlibatsejak dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan.
Diantaradua faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.Indonesia
merupakan salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, Negara tercinta ini dibandingkan dengan negara lain di
kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan termasuk negara yang
miskin.Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi
juga menyangkut kualitas moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat
kejujuran dari aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di
Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang sangat
berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian material keuangan negara yang sangat
besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan
pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggotalegislatif
dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas
kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di
seluruh wilayah tanah air. Hal itumerupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya adalah
dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi
harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak mengurangi
sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap Negara ini akan mampu
mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang
maju. Karena korupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara
ke jurang kehancuran.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu korupsi?


 Apa itu perilaku koruptif dalam masyarakat?
 Apa perbedaan korupsi dan perilaku koruptif?
 Apa saja bentuk bentuk korupsi?
 Apa saja bentuk bentuk koruptif dalam masyarakat?
 Bagaimana korupsi dalam sejarah indonesia?
1.3 Tujuan penulisan

 Untuk mengetahui apa arti korupsi


 Untuk mengetahui apa saja perilaku koruptif dalam masyarakat
 Untuk mengetahui perbedaan korupsi dan perilaku koruptif
 Untuk mengetahui bentuk bentuk korupsi
 Unruk mengetahui bentuk bentuk koruptif dalam masyarakat
 Untuk mengetahui sejarah korupsi di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Korupsi
2.1.1 Definisi dan arti korupsi
Pengertian korupsi adalah suatu tindakan dari seseorang yang menyalahgunakan sebuah kepercayaan
dalam suatu masalah maupun organisasi guna memperoleh keuntungan pribadi. Korupsi sendiri
berasal dari bahasa Latin corruptio yang merupakan kata kerja dari corrumpere dan mempunyai arti
rusak, membutar balikkan, busuk, menggoyahkan, ataupun menyogok.Maka dapat disimpulkan
korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai
macam modus.
2.1.2 Definisi dan arti perilaku koruptif dalam masyarakat
Perilaku koruptif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, tindakan, dan pengetahuan
seseorang yang menjebakkan dirinya pada kegiatan korupsi. Apa saja yang termasuk kedalam
perilaku koruptif? Dalam peraturan perundang-undangan memang tidak ada rumusan mengenai apa
itu perilaku koruptif. Namun perilaku sehari-hari yang merugikan orang lain termasuk kedalamnya.
Misalnya, mencontek, plagiarisme, berbohong, mencurangi, buang sampah sembarangan, memberi
uang pelican dalam hal pelayanan publik seperti KTP dan SIM, pemberian hadiah saat hajatan, dan
tidak tepat waktu.
2.1.3 Perbedaan korupsi dan perilaku koruptif
Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. 
Perilaku koruptif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, tindakan, dan pengetahuan
seseorang yang menjebakkan dirinya pada kegiatan korupsi.

2.2 Bentuk-bentuk korupsi


2.2.1 Bentuk bentuk korupsi

 Perbuatan yang merugikan Negara : Perbuatan yang merugikan negara, dapat di bagi menjadi
dua bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan  merugikan negara
serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.
 Suap : pengertian suap adalah semua bentuk tindakan pemberian uang atau menerima uang
yang dilakukan oleh siapa pun baik itu perorangan atau badan hukum (korporasi). Sekarang
korporasi sudah bisa dipidana, makanya penting sekali dunia usaha mengerti audit. Jadi
penerimanya ini syaratnya khusus, penerimanya itu klasifikasinya ialah pegawai negeri atau
penyelenggara negara
 Gratifikasi : Yang dimaksud dengan korupsi jenis ini adalah pemberian hadiah yang diterima
oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara. Gratifikasi dapat berupa uang, barang,
diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-
fasilitas lainnya.
 Penggelapan dalam jabatan : Kategori ini sering juga dimaksud sebagai penyalahgunaan
jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah yang dengan kekuasaaan yang
dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan, menghilangkan barang bukti atau
membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan
diri sendiri dengan jalan merugikan Negara.
 Pemerasan : Pemerasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan
hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan memaksa seseorang
memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
 Perbuatan curang : Perbuatan curang ini biasanya terjadi di proyek-proyek pemerintahan,
seperti pemborong, pengawas proyek, dan lain-lain yang melakukan kecurangan dalam
pengadaan atau pemberian barang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau
keuangan negara.
 Benturan kepentingan dalam pengadaan : Pengadaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
menghadirkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh instansi atau perusahaan.

2.2.2 Bentuk bentuk perilaku koruptif dalam masyarakat

Misalnya, mencontek, plagiarisme, berbohong, mencurangi, buang sampah sembarangan, memberi


uang pelican dalam hal pelayanan publik seperti KTP dan SIM, pemberian hadiah saat hajatan, dan
tidak tepat waktu. Seringkali perilaku koruptif dianggap sebagai hal yang wajar untuk dilakukan dan
telah membudaya dalam masyarakat. 

2.3 Sejarah korupsi


2.3.1 Perkembangan korupsi dalam sejarah Indonesia

Orde Lama
Dasar Hukum: KUHP (awal), UU 24 tahun 1960
Antara 1951–1956 isu korupsi mulai diangkat oleh koran lokal seperti Indonesia Raya yang
dipandu Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar. Pemberitaan dugaan korupsi Ruslan
Abdulgani menyebabkan koran tersebut kemudian di bredel. Kasus 14 Agustus 1956 ini adalah
peristiwa kegagalan pemberantasan korupsi yang pertama di Indonesia, dimana atas intervensi PM Ali
Sastroamidjoyo, Ruslan Abdulgani, sang menteri luar negeri, gagal ditangkap oleh Polisi Militer.
Sebelumnya Lie Hok Thay mengaku memberikan satu setengah juta rupiah kepada Ruslan Abdulgani,
yang diperoleh dari ongkos cetak kartu suara pemilu. Dalam kasus tersebut mantan Menteri
Penerangan kabinet Burhanuddin Harahap (kabinet sebelumnya), Syamsudin Sutan Makmur, dan
Direktur Percetakan Negara, Pieter de Queljoe berhasil ditangkap.
Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar justru kemudian dipenjara tahun 1961 karena dianggap sebagai
lawan politik Sukarno.
Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda dan asing di Indonesia tahun 1958 dipandang sebagai
titik awal berkembangnya korupsi di Indonesia. Upaya Jenderal AH Nasution mencegah kekacauan
dengan menempatkan perusahaan-perusahaan hasil nasionalisasi di bawah Penguasa Darurat Militer
justru melahirkan korupsi di tubuh TNI.
Jenderal Nasution sempat memimpin tim pemberantasan korupsi pada masa ini, namun kurang
berhasil.
Pertamina adalah suatu organisasi yang merupakan lahan korupsi paling subur.
Kolonel Soeharto, panglima Diponegoro saat itu, yang diduga terlibat dalam kasus korupsi gula,
diperiksa oleh Mayjen Suprapto, S Parman, MT Haryono, dan Sutoyo dari Markas Besar Angkatan
Darat. Sebagai hasilnya, jabatan panglima Diponegoro diganti oleh Letkol Pranoto, Kepala Staffnya.
Proses hukum Suharto saat itu dihentikan oleh Mayjen Gatot Subroto, yang kemudian
mengirim Suharto ke Seskoad di Bandung. Kasus ini membuat DI Panjaitan menolak
pencalonan Suharto menjadi ketua Senat Seskoad.
Orde Baru
Dasar Hukum: UU 3 tahun 1971
Korupsi orde baru dimulai dari penguasaan tentara atas bisnis-bisnis strategis.
Reformasi
Dasar Hukum: UU 31 tahun 1999, UU 20 tahun 2001
Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:

1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)


2. Komisi Pemberantasan Korupsi
3. Kepolisian
4. Kejaksaan
5. BPKP

2 3.2. Pemberantasan korupsi di Indonesia

Pemberantasan korupsi secara yuridis baru dimulai pada tahun 1957, dengan keluarnya Peraturan
Penguasa Militer Nomor PRT/PM/06/1957. Peraturan yang dikenal dengan Peraturan tentang
Pemberantasan Korupsi ini dibuat oleh penguasa militer waktu itu, yaitu Penguasa Militer Angkatan
Darat dan Angkatan Laut.
Di masa awal Orde Baru, pemerintah menerbitkan Keppres No.28 Tahun 1967 tentang Pembentukan
Tim Pemberantasan Korupsi. Dalam pelaksanaannya, tim tidak bisa melakukan pemberantasan
korupsi secara maksimal, bahkan bisa dikatakan hampir tidak berfungsi. 
Orde Baru kandas, muncul pemerintahan baru yang lahir dari gerakan reformasi pada tahun 1998. Di
masa pemerintahan Abdurrahman Wahid Muncul Tap MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang
Pengelolaan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Pemerintahan Gus Dur kemudian membentuk
badan-badan negara untuk mendukung upaya pemberantasan korupsi.
Perjalanan panjang memberantas korupsi seperti mendapatkan angin segar ketika muncul sebuah
lembaga negara yang memiliki tugas dan kewenangan yang jelas untuk memberantas korupsi.
Meskipun sebelumnya, ini dibilang terlambag dari agenda yang diamanatkan oleh ketentuan Pasal 43
UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.
Di era Presiden SBY, visi pemberantasan korupsi tercermin dari langkah awal yang dilakukannya
dengan menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 dan kemudian dilanjutkan dengan
penyiapan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN) yang disusun oleh Bappenas. RAN
Pemberantasan Korupsi itu berlaku pada tahun 2004-2009.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara


langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya.
Perilaku koruptif adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sikap, tindakan,
dan pengetahuan seseorang yang menjebakkan dirinya pada kegiatan korupsi.
Sejarah korupsi telah dimulai dari jaman Orde lama dan masih berlangsung
hingga sekarang.
Pemberantasan korupsi masih dilakukan Berbagai upaya pemberantasan korupsi
bahkan dilakukan di setiap periode pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi_di_Indonesia#:~:text=Nasionalisasi
%20perusahaan%2Dperusahaan%20Belanda%20dan,awal%20berkembangnya
%20korupsi%20di%20Indonesia.&text=Jenderal%20Nasution%20sempat
%20memimpin%20tim,merupakan%20lahan%20korupsi%20paling%20subur.

http://indonesiabaik.id/infografis/jalan-panjang-pemberantasan-korupsi-di-
indonesia
https://kliklegal.com/ini-tujuh-kelompok-jenis-tindak-pidana-korupsi/

Anda mungkin juga menyukai