Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA ORGANIK

“LIPID”

Disusun oleh :

Kelompok 5 / 1C

1. Mutiara Indira Ramadhani


2. Nurliana Bana
3. Nurhayati Rambu Upa
4. Putri Ciniun Umi Djawiah
5. Selviana Mangesa
6. Teresa Bere
7. Irenia Watun
8. Adriana Palla

Poltekkes Kemenkes Kupang

Jurusan Farmasi

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
dan limpahan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Berikut ini kami persembahkan sebuah makalah Kimia Organik tentang Lipid yang
menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari materi
tersebut.

Makalah  ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Sediaan Semi Solid.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
dalam isi makalah ini ada kekurangan dan tulisan yang kurang tepat. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran para
pembaca akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Tuhan memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Kupang, 03 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang..............................................................................

1.2 Tujuan...........................................................................................

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian Lipid................................................................................................

2.2 Struktur Kimia Lipid.........................................................................................

2.3 Fungsi Lipid.......................................................................................................

2.4 Karakteristik Lipid.............................................................................................

2.5 Klasifikasi Lipid.................................................................................................

2.6 Identifikasi Lipid................................................................................................

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan...................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Lipid merupakan makronutrien penghasil energi kedua yang terus mengalami perkembangan.
Walaupun kita biasa mendengar tentang bahaya diet berlemak tinggi dan risiko penyakit
jantung, tetapi kita juga membaca tentang manfaat kesehatan dari diet Mediterania yang
cukup tinggi kandungan lemaknya. Sebuah survei konsumen terbaru menyelidiki alasan-
alasan mengapa masyarakat umum sangat menyukai hamburger-hamburger siap saji dan
survei ini menemukan jawaban antara lain “Memiliki rasa yang tidak ada duanya,” “Cukup
hangat dan menggoda,” dan “Tepat mengobati rasa lapar.” Sebagian besar dari opini ini
disebabkan oleh lemak. Lemak menambahkan cita rasa dan sensasi dalam mulut yang nikmat
bagi makanan kita dan berkontribusi bagi “perasaan puas kita”. Lemak sendiri adalah sebuah
gizi yang esensial.
Lazimnya, lemak memiliki tempat yang utama dalam diet orang-orang Amerika. Akan tetapi,
karena adanya pertimbangan-pertimbangan kesehatan, sikap kita terhadap lipid makanan
mulai berubah. Kita perlu menilai bukan hanya seberapa banyak lemak yang kita makan,
tetapi juga jenis lemak apa, karena lemak-lemak berbeda memiliki efek yang berbeda
terhadap tubuh dan kesehatan kita. Sebagai profesional kesehatan kita perlu berfokus pada
diet total, bukan pada satu gizi saja. Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok lipid sederhana (simplelipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid
sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau
basa dalam air dan terdiri darisubkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan
terpena.Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi
zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.
Komponen-komponencampuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan
perbedaan kelarutannyadidalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat
dipisahkan dari sterol danlemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton.Suatu
reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan.
1. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan lipid dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian lipid
2. Untuk mengetahui struktur kimia lipid
3. Untuk mengetahui fungsi lipid
4. Untuk memahami karakteristik lipid
5. Untuk mengetahui klasifikasi lipid
6. Untuk mengetahui identifikasi lipid
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lipid


Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang
terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut
atau tidak larut dalam air.
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil
eter.
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut
dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida,
xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)

2.2 Struktur Lipid

1. Berdasarkan Struktur Kimia

Berdasarkan struktur kimianya, lipid adalah ester gliserida dengan jumlah atom lebih dari
10 yang terbentuk dari reaksi esterifikasi antara asam lemak dan gliserol. Selain itu ester
gliserida membentuk lemak dan minyak. Struktur asam lemak dan gliserol pada senyawa
lipid adalah  sebagai berikut: 

2. Berdasarkan Struktur Trigliserida

Berdasarkan struktur trigliserida, lipid dibagi menjadi dua jenis yaitu lemak dan minyak.
Lemak dan minyak tergolong senyawa trigliserida atau triasilgliserol yang berarti senyawa
yang memiliki 3 gliserol. Tiga OH dari gliserol ini dapat diubah dengan sejenis sisa asam
atau berbagai jenis sisa asam. Rumus struktur dari lemak atau minyak adalah sebagai
berikut: 
Pada gambar di atas, R1/R2/R3 yang dimaksudkan adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah
atom karbon dari 3 sampai 23. Tetapi paling umum dijumpai adalah 15 atau 17. Lemak yang
terbentuk dari asam karboksilat sejenis (R1= R2=R3) disebut lemak sederhana. Jika terbentuk
dari dua atau tiga jenis asam karboksilat disebut campuran. Penamaan lemak dimulai dengan
kata gliseril yang diikuti nama asam lemaknya.

Penamaan dari lemak dan minyak sering diberikan sesuai dengan asam lemak pembentuknya.
Contoh: tristearin dari gliserol dan tristearat, dan tripalmitin dari gliserol dan tripalmiat.
Selain itu, minyak dan lemak dapat juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk
penamaan suatu ester.

2.3 Fungsi Umum Lipid


Fungsi lipid termasuk :
1. Penyimpan energi dan transport
2. Struktur membran
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampai kimia
Selain itu ada beberapa referensi peran lipid dalam sistem makhluk hidup adalah sebagai
berikut (Toha, 2005)  :
1. Komponen struktur membran
Semua membran sel termasuk mielin mengandung lapisan lipid ganda. Fungsi membran
diantaranya adalah sebagai barier permeabel.
2. Lapisan pelindung pada beberapa jasad
Fungsi membran yang sebagian besar mengandung lipid sperti barier permeabel untuk
mencegah infeksi dan kehilangan atau penambahan air yang berlebihan.
3. Bentuk energi cadangan
Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang ditemukan dalam jaringan adiposa.
4. Kofaktor/prekursor enzim
Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid dalam darah, koenzim A, dan sebagainya.
5. Hormon dan vitamin
Prostaglandin: asam arakidonat adalah prekursor untuk biosintesis prostaglandin, hormon
steroid, dan lain-lain.
6. Insulasi Barier
Untuk menghindari panas, tekanan listrik dan fisik.
 
2.4 Karakteristik Lipid
Lemak berkarakteristik   sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam
air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana,
aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk
riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan
berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap
tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya
karbohidrat dan asam amino.
Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset biokimia,
khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur
lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu
pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai
komponen biologi yang penting, contohnya, sistem transport aktif dan respon selular terhadap
rangsang luar (Armstrong, 1995). Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak
sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan
otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30% (Riawan, 1990).
Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah
kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat :
1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,
CHCl3, benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel
hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.
2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat
95%asam lemak).
3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak essential
(EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam linolenat dan asam
arakidonat.)
Dalam penjelasan yang lain di sebutkan bahwa karakteristik suatu lipid dibagi menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :
2.4.1. Karakteristik Fisik Lipid
Berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu (Rolifartika, 2011) :
1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan
lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh:
Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C,
sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17
°C.
3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak
yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.
4. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut
lemak yang baik.
5. Pada suhu kamar, jika  berbentuk cair cenderung disebut dengan  minyak. Jika berbentuk
padat disebut sebagai lemak.
6. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat penting
dalam pembentukan membran sel
7. Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul yang
nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air).
1. Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar oksigen setiap
molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga larut dalam pelarut nonpolar,
seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai titik leleh dan titik didih lebih rendah
daripada lemak.

2.4.2. Karakteristik Kimia Lipid


Beberapa karakteristik lipid adalah sebagai berikut (Iskandar, 1974):
1. Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)
Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali
disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun
Reaksi umum:
 
Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung
pada panjang pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.
Hidrolisis dari trigliserida biasanya oleh enzim lipase akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak. Fosfolipase merupakan enzim yang menghidrolisis fosfolipid dan ternyata terdapat
beberapa fosfolipase, diantaranya fosfolipase A, yang dapat mengurai ikatan antara gliserol
dan asam lemak tidak jenuh. Fosfolipase B, menguraikan ikatan antara asam lemak baik yang
jenuh dan yang tidak. Fosfolipase C membebaskan ikatan antara gliserol dengan fosfat-basa-
nitrogen. Fosfolipase D akan membebaskan ikatan antara basa-nitrogen dengan asam fosfat.
Reaksi lemak dengan alkali dinamakan penyabunan. Beberapa zat pada lipid tidak dapat
disabunkan, akan tetapi larut dalam eter. Karena sabun tidak larut dalam eter, maka kedua zat
tersebut dapat dipisahkan dengan memakai eter. Beberapa zat yang tidak dapat disabunkan
diantaranya, beberapa macam keton, alkohol dengan jumlah atom C yang tinggi, steroid. Bila
lemak dapat disabunkan maka dia mempunyai nilai yang disebut angka penyabunan. Angka
penyabunan ialah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gr lemak atau
minyak. Gunanya untuk menentukan berat molekul lemak atau minyak tersebut.
2. Pembentukan membran, misel (micelle) dan emulsi.
Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung hidrokarbon adalah nonpolar.
Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih banyak bagian
yang polar dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu dinamakan polar lipid.
Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian lain larut dalam pelarutan nonpolar.
Pada oil water interface, bagian yang polar dalam fase air (water phase) sedangkan bagian
yang nonpolar pada fase minyak (oil phase). Dengan adanya polar lipid tersebut dapat
membentuk membran biologik dengan lapis ganda (double layer).
Misel (Micelle), bila polar lipid mencapai konsentrase tertentu yang terdapat pada aqueous
medium, maka akan terbentuk misel. Pembentukan garam empedu menjadi misel, sehingga
memudahkan pencernaan lemak, merupakan mekanisme yang penting untuk penyerapan
lemak di usus halus.
Emulsi, adalah partikel-partikel koloid yang besar, yang dibentuk dari non polar lipid di
dalam aqueous medium. Untuk kestabilannya biasanya dipakai emulgator (emulsifying agent)
sperti lesitin (polar lipid).
3. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak atau minyak
mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan rangkapnya.
Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap
pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan
untuk menentukan derajat ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam
lemak yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan
yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat bereaksi
dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak.
Tiap molekul yodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu
makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.
4. Hidrogenasi
Dengan adanya katalisator (Pt atau Ni) maka lemak-lemak tak jenuh (biasanya lemak
tumbuh-tumbuhan) dapat dihidrogenasi sehingga membentuk asam lemak jenuh, sehingga
dapat menjadi lebih keras. Metode ini dapat dipakai unutuk membuat lemak buatan
(margarin) dari minyak. Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak
tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi).
Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih
dikenal dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen
dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C) yang mengandung katalis nikel yang
terdispersi.
5. Ransid, Tengik (Rancidity)
Ransid atau tengik adalah perubahan kimiawi dari lemak atau minyak sehingga terjadi
perubahan bau dan rasa dari minyak tersebut. Proses ini agaknya proses oksidasi dari udara
bebas, pada ikatan rangkap sehingga terbentuk ikatan peroksida. Timbel (Pb) dan tembaga
(Cu) mempercepat proses ketengikan. Sebaliknya menghindarkan udara dan pemberian
antioksidan mencegah ketengikan.
6. Angka Keasaman
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas dari 1 gr lemak.
Gunanya untuk menetukan banyaknya asam lemak yang terdapat pada lemak tersebut.
7. Angka Iodine
Banyaknya iodine (dalam gr) yang diperlukan untuk diabsorbsi oleh 100 gr lemak (minyak).
Gunanya untuk menetukan banyaknya (derajad) ketidakjenuhan dari lemak.
8. Angka Asetat
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralisasikan asam asetat yang didapat dari 1 gr
lemak yang telah diasetilkan. Gunanya untuk menetukan banyaknya gugusan hidroksil dari
lemak tersebut.
 

 
2.5 Klasifikasi Lipid
Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5
grup, seperti pada tabel di bawah. Asam lemak, kelas pertama , berfungsi sebagai sumber
energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam lemak adalah blok pembangun dario asamlemak ini
kompleks – kompleks lipid disintetis. Prostaglandin, yang dibentukdariasam lemak tidak
jenuh ganda tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang mengubah tanggapan –
tanggapan sel terhadap rangsangan luar. Karena prostaglandin berperan dalam kerja hormon.
Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula asilgliserol,
yang selain merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk penyimpanan
asam lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel.
Sfingolipid, kelas ketiga, juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari
alkohollemak sfingosin. Sterol mencangkup kelas ke empat lipid. Derivat sterol, termasuk
kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D sangat penting dari segi kesehatan.
Aspek-aspek metabolisme ester kolesteril yang berkaitan dengan bagian-bagian asam
lemaknya. Terpen, kelas terakhir lipid, mencangkup dolikol dan vitamin A, E, K yang larut
dalam lemak. Derivat-derivat isoprene ini terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai
fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah.
 
Tabel klasifikasi dan fungsi lipid
No Lipid Fungsi

1 Asam Lemak  Bahan bakar metabolik, blok pembangun


Prostaglandin untuk lipid lainModulator intrasel

2 Estergliseril Penyimpanan asam lemak, senyawa


Asilgliserol  metabolik
Fosfogliseril Struktur membran

3 Sfingolipid Struktur membran


Sfingomielin Membran antigen, permukaan
Glikosfingolipid
4 Derivat sterol Membran dan struktur lipoprotein
Kolesterol Penyimpanan dan angkutan
Ester Kolesterol Pencernaan lipid dan absorbsi
Asam empedu Pengaturan metabolik
Hormon steroid Metabolisme kalsium dan fosfor
Vitamin D

5 TerpenDolikol Sintesis glikoprotein


Vitamin A Penglihatan, integritas epitel
Vitamin E Antioksidan lipid
Vitamin K Pejendalan darah

 
 
1. Asam Lemak
Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus kimiawi sebagai R-
COOH, dengan R adlah rantai alkil yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen.
2. Ester kolesterol
Ester kolesterol mengandung asam lemak yang diesterkan menjadi gugus 3-β-hidroksil dari
sistem cincin steroid. Terbentuk dalam tetesan lipid intrasel dan dalam lipoprotein plasma
3. Asilgiserol (gliserid)
Ester asam lemak dari gliserol, asilgliserol, sering dinamakan gliserid. Kelas gliserid
tergantung pada jumlah gugus alkohol gliserol yang diesterkan.
4. Fosfogliserid
Asilgliserol yang mengandung stasam fosfat diesterkan pada gugus C3-hidroksil disebut
fosfogliserid. Molekul ini membentuk lapis ganda yang bila dihamburkan pada larutan berair,
dan merupakan bentuk utama struktur membran sel.
5. Sfingomielin
Struktur ini merupakan komponen utama dari banyak membran eritrosit manusia.

2.6 Identifikasi Lipid


Banyak uji identifikasi lipid yang dapat dilakukan seperti uji kelarutan lipid, uji akrolein dan
uji Lieberman-Burchard.

 Uji Kelarutan Lipid

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam
pelarut.Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut. Hal tersebut
karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama
nonpolar. Berikut adalah reaksinya :

 Uji Akrolein

Uji kualitatif lipid lainnya adalah uji akrolein.Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam
bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut
Scy Tech Encyclopedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin
atau lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO4) yang
akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh
atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan
ditandai dengan asap putih.

Dengan reaksi sebagai berikut:


CH2 OH
KHSO4
CH OH [CH=CHCHO] + H2O
CH2 OH
Gliserol Akrolein

 Uji Lieberman-Burchard

Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini adalah
mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran.
Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan gliserol. Setelah itu,
asam sulfat pekat ditambahkan. Dikocok perlahan dan dibiarkan beberapa menit.
Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam sulfat ditambahkan ke dalam
campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air berpindah dari gugus C3 kolesterol,
kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi
polimer yang mengandung kromofor yang menghasilkan warna hijau.Warna hijau ini
menandakan hasil yang positif. Reaksi positif uji ini ditandai dengan adanya perubahan
warna dari terbentuknya warna pink kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi
hijau tua.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas didapatkan kesimpulan, bahwa:
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut-pelarut organik.
Lipid memiliki fungsi penting, yaitu:
1. Sebagai penyusun struktur  membran sel
2. Sebagai cadangan energi
3. Sebagai hormon dan vitamin
Sifat-sifat Lipid
Sifat Fisik Lemak
Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari
tumbuhan berupa zat cair.
Sifat Kimia Lemak
Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung hidrokarbon adalah nonpolar.
Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih banyak bagian
yang polar dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu dinamakan polar lipid.
Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian lain larut dalam pelarutan nonpolar.

3.2. Saran
Lipid merupakan molekul yang sangat dibutuhkan bagi tubuh namun juga memberikan
dampak negatif jika berlebihan. Oleh karena itu, konsumsi lipid harus dalam keadaan
seimbang. Lipid dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain berdasarkan berbagai bentuknya.
Misalnya minyak.
 
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Aden. 2011. Pengertian Hormon.  http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-
agriculture/2198674-pengertian hormon/#ixzz1tRNjxij3. Diakses tanggal 29 April 2012
Iskandar, Yuli. 1974. Biokimia Bagian I. Yayasan Dharma Graha : Jakarta.
Mcglivery, Robert. 1996. Biokimia : Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi Ketiga.  Airlangga
University Press : Surabaya.
Montgomery, Rex. 1993. BIOKIMIA : Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Gadjah Mada
University Press. : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai