Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BIOKIMIA

LIPIDA

DOSEN PENGAMPU:
1. Ir. Tiur Hermawati, M.Si
2. Dr. Lizawati, S.P., M.S

ASISTEN DOSEN :
Arya Yudha Saputra

Disusun Oleh
Kelompok 2
1. Elsa Aprillia Maharani (D1A018072)
2. Preti Camelaini (DIA018080)
3. Risna Awaliya (D1A018093)
4. Gilang Rusdian ( D1A018100)
5. Dodi Herlambang (D1A018086)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERRSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
mengenai “Lipida”
Laporan ini disusun sebagai pelengkap mata kuliah Biokimia. Dengan
selesainya laporan pengamatan ini, tidak terlepas dari bimbingan asisten dosen
yaitukepada Bang Arya Yudha Saputra
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..… 1
1.1 Latar Belakan ….…………………………………………....... 1
1.2 Tujuan Praktikum …………………………………………..… 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 2


BAB III METODOLOGI ……………………………………………….. 5
3.1 Waktu dan Tempat ……………………………………………. 5
3.2 Alat dan Bahan ………………………………………………… 5
3.3 Cara Kerja ……………………………………………………… 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 6


4.1 Hasil ……………………………………………………………. 6
4.2 Pembahasan ……………………………………………………. 6

BAB V PENUTUP ………………………………………………………… 8


5.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 8
5.2 Saran …………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 9


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak dapat
larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan
kloroform (Sloane 2003). Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus
agar bersirkulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam
sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai
golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan lipid
serta pengangkutannya dari saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor
spesifik untuk apolopoprotein (Sacher et al2004).
Lipid atau biasa disebut juga dengan lemak terdiri dari berbagai
macam jenis. Menurut struktur kimianya, lemak terdiri dari lemak netral
(triglyceride), phospholipida ,lecithine, dan sphyngomyelineb. Menurut
sumbernya (bahan makanannya), lemak terdiri dari lemak hewani dan lemak
nabati. Menurut konsistennya, lemak terdiri dari dari lemak padat (lemak atau
gaji) dan lemak cair (minyak). Menurut wujudnya, lemak terdiri dari lemak
tak terlihat ( invisible fat ) dan lemak terlihat (visible fat). Lemak nabati
mengandung lebih bayak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair
yang lebih rendah dan berbentuk cair (minyak), sedangkan lemak hewani
mengandung asam lemak jenuh, khususnya yang mempunyai rantai karbon
panjang yang berbentuk padat (Riawan 1990).
Lipid memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah
menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh, menghasilkan asam lemak
esensial, pelumas di antara persendian, membantu pengeluaran sisa makanan,
dan memberi kepuasan cita rasa. Lipid merupakan sumber energi yang pekat,
1 gram lipid memberikan 9 gram kalori. Energi yang berlebihan dalam tubuh
akan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai energi potensial. Lipid adiposa
ini tersimpan dalam jaringan di bawah kulit/ sub cutaneus tissues sebanyak
50%, sekeliling alat tubuh dalam rongga perut sebanyak 45%, dan dalam
jaringan bagian dalam otot/ intra muscular tissues sebanyak 5% (Suhardjo et
al. 2010).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk melihat daya kelarutan
lipida dan asam-asam lemak adalah sebagai pelarut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah lipida menunjuk ke zat-zat yang dapat diekstraksi dari materi hidup
dengan menggunakan pelarut hidrokarbon seperti ligroin, benzena, etil eter atau
kloroform. Fungsi-fungsi lipida termasuk: sebagai penyimpan energi dan transpor,
struktur membran, komponen dinding sel (kulit pelindung), dan sebagai
penyampai kimia. Asam lemak terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester
dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam-asam lemak linolenat dan asam-
asam lemak poli tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada
hewan bertingkat lebih tinggi dan itu diistilahkan sebagai asam lemak esensial
(Page, 1985).

Lemak atau minyak bersifat non-polar hanya dapat larut dalam pelarut
organik non-pola, seperti heksana, petroleum eter, atau dietil eter. Sifat kelarutan
lemak atau minyak dalam pelarut organik non-polar digunakan untuk melakukan
ekstraksi lemak atau minyak. Lemak atau minyak tidak larut dalam air karena air
bersifat polar. Minyak atau lemak dapat membentuk emulsi dengan air. Kapasitas
mengabsorpi air oleh minyak atau lemak merupakan sifat yang penting dalam
sebuah emulsi (Kusnandar, 2010).

Pada umumnya asam lemak yang tidak jenuh ikatan rangkapnya adalah sis
(cis). Dengan demikian, maka asam lemak tidak jenuh yang mengandung banyak
ikatan ganda akan membelok dan menutup. Asam linoleat, linolenat dan
arakidonat termasuk asam lemak esensial. Sebagaimana asam karboksilat, maka
asam lemak dapat membentuk ester, membentuk halida dan sebagainya. Bentuk
ikatan sis dapat diubah menjadi trans, adanya ikatan ganda bisa direduksi,
dioksidasi dan lain sebagainya. Dalam cairan yang mengandung asam lemak
dikenal peristiwa “tengik”. Bau yang khas ini disebabkan karena adanya senyawa
campuran asam keto dan asam hidroksi keto yang berasal dari dekomposisi asam
lemak yang terdapat dalam cairan itu. Sampai sekarang reaksi menjadi tengik
dikenal sebagai reaksi radikal asam lemak tidak jenuh (Martoharsono, 1990).

Emulsifikasi lipid yang ada dalam kime berair terjadi dalam duodenum
dimana lipid berantaraksi dengan empedu. Bagian empedu yang menyebabkan
emulsifikasi adalah asam empedu terkonjugasi, fosfatidilkolin dan kolesterol.
Misel adalah suatu agregat yang dibentuk dalam larutan berair oleh suatu
substansi yang terdiri dari gugus-gugus polar dan non-polar. Komponen nonpolar
menyusun dirinya sendiri menghadap ke dalam agregat sementara gugusgugus
polar ada diluar, dimana mereka berinteraksi dengan molekul air di sekelilingnya.
Misel campuran adalah misel yang tersusun lebih dari satu senyawa. Misalnya,
penyusun lipid dalam empedu fosfatidilkolin, kolesterol dan asam empedu
terkonjugasi (Montgomery, 1993).

Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan


komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum
untuk steroida lain termasuk hormon steroida dan garam empedu. Pada manusia
kolesterol diperoleh secara langsung dari makanan dan juga biosintesa dari asetat
melalui skualena di dalam limpa. Jumlah seluruh kolesterol dalam darah
tergantung pada sebagian besar makanan, umur dan kelamin. Nilai normal adalah
kira-kira 1,7 gram per liter darah, tetapi pada orang tua naik sampai 2,5 g/liter atau
lebih (Page, 1985).
Minyak kelapa diyakini meningkatkan kolesterol darahkarena
mengandung asam lemak jenuh sebagian. Biasanya minyak kelapa diperoleh
dengan proses kering dari kopra, yang terkena suhu yang sangat tinggi atau sinar
matahari selama beberapa hari sampai sebagian besar kelembaban akan dihapus.
Paparan suhu sinar matahari atau tinggi dapat menonaktifkan minor komponen
seperti tokoferol, tokotrienol, dan polifenol. Di sisi lain , virgin coconut oil (VCO)
diekstraksi dengan proses basah langsung dari santan bawah terkontrol. Suhu
mungkin memiliki efek yang lebih menguntungkan daripada minyak kopra (CO)
karena mempertahankan sebagian besar komponen yang terkandung di dalamnya
(Nevin, 2004).

Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak,
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum.
Sebagian besar lipid sel jaringan terdapat sebagai komponen utama membran sel
dan berperan mengatur jalannya metabolisme. Trigliserida merupakan senyawa
lipid utama yang terkandung dalam bahan makanan. Lipid tumbuhan mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh dan sedikit senyawa sterol (Wirahadikusuma,
1985).

Lemak makanan merupakan manusia yang dimetabolisme dan kondisi


konsumsi kronis bagian pentingdari disimpan oleh hati. Seperti kalori yang diet
Dalam berlebihan(overfeeding) ataugangguanmetabolisme asam lemak,
akumulasihasillipidsteatosis hati. Kadar lemak meningkat sehinggaderegulasi
metabolisme lipid hati dapat menimbulkan perifertrigliserida(TG) yang tersimpan
dalam adiposa secara berlebihan, TG makanan (kilomikron) dioverfeeding,
penurunan ekspor lipid dari hati sebagai lipoprotein densitas sangat rendah,
meningkatnya denovolipogenesis, dan mengurangi β-oksidasi asam lemak.
Sementara lemak jenuh yang berlebihan mempromosikan penyimpanan lemak dan
peradangan. Asam lemaktak jenuh ganda, khususnya omega-3 FA, memainkan
peranhepatoprotektif. Omega3 FAmengurangisintesis danoksidasi asam
lemakjenuhdan asam lemaktak jenuh tunggal, menurunkanlemak dalam hati, dan
dengan demikian mencegahakumulasi danakhirnyasteatosis (Chang, 2012).

Lemak atau minyak yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat kita adalah
berupa hasil olahan dari kelapa sawit yang diekstraksi dari biji kelapa sawit
menjadi minyak kelapa sawit, selain itu minyak juga dapat berasal dari jagung,
kacang kedele, bunga matahari, biji zaitun, dan biji kapas. Bahan dasar minyak
mempengaruhi tingkat kejenuhan dan jenis asam lemak yang dikandungnya.
Minyak yang berasal dari kelapa sawit mempunyai kadar asam lemak jenuh
sebesar 51% dan asam lemak tak jenuh 49%; sedangkan minyak dari jagung
mempunyai kadar asam lemak jenuh 20% dan asam lemak tak jenuh 80%. Asam
lemak tidak jenuh yang terdapat di dalam lemak atau minyak, terutama dari
sumber nabati, dapat mengalami perubahan atau kerusakan, baik secara fisik atau
kimia. Penyebab perubahan atau kerusakan ini antara lain adalah karena proses
oksidasi. Minyak yang mengandung asam lemak yang banyak ikatan rangkapnya
dapat teroksidasi secara spontan oleh udara pada suhu ruang (Edwar, 2011).

Komponen terbesar minyak nabati adalah trigeliserida yang merupakan


ikatan asam-asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh berantai lurus
bila mengalami alkoholisis akan menjadi ester jenuh berantai lurus. Ester ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin diesel (biodiesel) yang
memiliki angka cetana tinggi. Tiap jenis minyak nabati memiliki karakteristik
tersendiri, tergantung pada kandungan asam lemak yang terdapat didalamnya.
Minyak nabati yang dominan mengandung asam lemak tak jenuh diantaranya biji
karet, minyak jagung, minyak kemiri, minyak kedelai dan minyak kacang
(Setyawardhani, 2007).

Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat
ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak
kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8–C14), khususnya asam laurat
dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (median chain fat) yang
relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh
terhadap beberapa senyawa yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah
yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (virgin coconut oil).
Minyak kelapa merupakan zat makanan yang diperlukan sebagai sumber kalori.
Dalam bidang pangan, selain berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh juga
berguna sebagai media penghantar panas dan penambah cita rasa(Angginasari,
2001). Asam oleat(omega-9) adalah asam lemak yang ditemukan dalam minyak
hewani dan nabati, seperti minyak zaitun (extra virgin atau virgin), zaitun,
alpukat, almond, kacang tanah, minyak wijen, kemiri, pistachiokacang-
kacangan,kacang mete, hazelnut, kacang macadamia, dll. Initerjadi secara alami
dalamjumlah yang lebih besar daripada asam lemak lainnya. Ini menurunkan
resiko serangan jantung dan artherosclerosis, dan membantu dalam pencegahan
kanker. Hal ini penting tetapi secara teknis tidakEFA (asam lemak esensial),
karena tubuh manusia dapat memproduksi dalam tersedia bahwa EFA penting
yang hadir. Hal jumlah ini terbatas, digunakan dalam industri makanan untuk
membuat sintetis mentega dan keju. Hal ini juga digunakan untuk membumbui di
pemanggangan, permen, es krim dansoda (Win, 2005).

Metode iod hubl dalam menganalis minyak ini, seperti diketahui,


tergantung padafakta bahwa gliserida tak produk samping dengan yodium: jenuh
dalam memiliki bahwa produk substitusi terbentuk juga. Jika pembentukan
dicegah lebih meningkatkan nilai dan itu untuk mungkin bahwa penyelidikan ini
dilakukan (Gill, 1899).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum kali ini dilakukan pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2019 di
Laboratorium Biokimia.

3.2 Alat dan Bahan


Bahan :
1. Asam-asam lemak (butirat, stearate dan asam oleat)
2. Lemak dan minyak (lard, butter, margarine, olive)
3. Fosfolipida (lesitin telur)
4. Kolesterol
5. Pelarut (aseton, alcohol, kloroform, dan ester)
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Kertas saring
3. Pipet tetes
4. Erlenmeyer

3.3 Cara Kerja


1. Periksalah larutan lipida dan asam-asam lemak dalam air dan pelarut-
pelarut diatas, catat perbedaan di antara gugus-gugus utama lipida
2. Teteskan 1 tetes larutan lipida diatas pada kertas saring dan biarkan kering.
Amati pembentukan suatu noda lemak yang jernih
3. Masukkan 1 ml air, tambahkan lipida yang telah dilarutkan dalam etanol
ke dalam tabung reaksi. Catat penampakan larutan segera setelah
pencampuran dan setelah dibiarkan beberapa menit
4. Masukkan air 3 ml kedalam tabung reaksi dalam 2 tabung reaksi,
tambahkan 2 tetes minyak zaitun (olive) ke dalam 2 bungkus tabung reaksi
tersebut. Tambahkan lagi larutan lesitin ke dalam salah satu tabung reaksi,
dan minyak zaitun kedala tabung reaksi yang lain. Kocok campurkan
dengan baik dan bandingkan stabilitas yang terbentuk. Apa pengaruh
lisetin dan mengapa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Tabel Larutan Lemak Sebelum Dikocok
Pelarut
No Lemak
Aquades Etanol Klorofom Alkohol Aquades+PT
1. Zaitun Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
Bunga
2. Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mangapung
Matahari
3. Jagung Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
4. Kedelai Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
5. Sawit Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
Bunga
6. Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
Matahari

2. Table Larutan Lemak Setelah Dikocok


Pelarut
No Lemak
Aquades Etanol Klorofom Alkohol Aquades+PT
1. Zaitun Terpisah Terpisah Terlarut Terpisah Teremulsi
Bunga
2. Terpisah Terpisah Terlarut Terpisah Teremulsi
Matahari
3. Jagung Terpisah Terpisah Terlarut Terpisah Teremulsi
4. Kedelai Terpisah Terpisah Terlarut Teremulsi Teremulsi
5. Sawit Terpisah Terpisah Terlarut Terpisah Teremulsi
Bunga
6. Terpisah Terpisah Terlarut Terpisah Teremulsi
Matahari

3. Kejernihan Minyak
No Lemak Keterangan
1. Zaitun Kekuningan
2. Bunga Matahari Jernih
3. Jagung Jernih
4. Kedelai Jernih
5. Sawit Jernih
6. Bunga Matahari Jernih

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini melakukan uji daya kelarutan lipid dengan
menggunakan empat macam pelarut, yaitu Aquades (2 sampel), Etanol,
Klorofom dan Alkohol. Adapun berbagai macam Lipida yang kami gunakan
yaitu minyak zaitun, bunga matahari, jagung, kedelai dan sawit.
Pada sampel Klorofom sebelum dikocok menunjukan tidak terlarut
dengan minyak dan setelah di kocok Klorofom menunjukan hasil positif
minyak larut dalam Klorofom, karena sampel tersebut merupakan senyawa
non-polar sehingga sampel dengan minyak dapat saling tarik-menarik antar
molekul. Hal ini sudah sesuai dengan teori Kusnandar (2010) bahwa lemak
atau minyak bersifat non-polar sehingga hanya dapat larut dalam pelarut
organic non-polar, seperti Klorofom, Heksana, Petroleum Eter , atau Dietil
Eter.
Untuk sampel aquades menunjukan hasil negative, minyak tidak larut
dalam aquades. Aquades adalah pelarut yang bersifat polar sedangkan minyak
bersifat non polar, sehingga kedua zat ini tidak bias bercampur. Pada sampel
alcohol terjadi hasil negative, ini merupakan sifat dari alkohol yaitu alkohol
adalah amfipatik (mengandung ujung polar dan nonpolar). Untuk hasil sampel
etanol, etanol merupak larutan yang bersifat polar sehingga kedua zat tidak
dapat bercampur. Hasil percobaan ini telah sesuai dengan teori Kusnandar
(2010) bahwa lemak atau minyak tidak larut dalam air atau aquades karena air
bersifat polar.
Emulsi adalah suatu disperse atau suspensi suatu cairan dalam cairan
yang lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur
tetapi saling antagonistic. Menurut Kusnandar (2010) minyak atau lemak
dapat membentuk emulsi dengan air. Kapasitas mangabsobsi air oleh minyak
atau lemak merupakan sifat yang penting dalam sebuah emulsi. Pada
umumnya emulsi bersifat tidak stabil, yaitu dapat pecah atau lemak dan air
akan terpisah, tergantung dari keadaan lingkungannya. Emulsi ada dua macam
yaitu emulsi air dalam lemak dan emulsi lemak dalam air. Pada pengujian
emulsi salah satu sampel aquades dicampurkan mengunakan putih telur.
Sampel yang dicampur denggan putih telur terjadi emulsi, karena putih telur
merupakan bahan pengemulsi yang sangat kuat.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini didapatkan kesimpulan, antaralain:
1. Minyak bersifat non-polar sehingga hanya dapat larut dan pelarut organic
non-polar, salah satunya yaitu Klorofom.
2. Minyak tidak larut dalam aquades, karena aquades bersifat polar.
3. etanol merupak larutan yang bersifat polar sehingga kedua zat tidak dapat
bercampur
4. alkohol adalah amfipatik (mengandung ujung polar dan nonpolar).
5. Emulsi adalah suatu disperse atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang
lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur
tetapi saling antagonistic.
6. . Putih terul merupakan bahan pengemulsi yang sangat kuat.

5.2 Saran
Pada praktikum ini dan seterusnya di harapkan para praktikan
membawa buku penuntun terlebih dahulu agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar. Dan semoga dalam menyusun laporan kedepannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Elfatih, 2019. Uji Kualitatif Lipid. Diunduh dari


https://www.scribd.com/document/343803756/Laporan-Praktikum-5-
Biokimia-Uji-Kualitatif-Lipid (diakses pada tanggal 05 November 2019)

Melinda, Ayu, 2019. Laporan Praktikum Biokimia Lipid. Diunduh dari


https://www.academia.edu/28842744/Laporan_Praktikum_Biokimia_Lipi
d (diakses pada tanggal 05 November 2019)

Putri, Fransiska, 2014. Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida. Diunduh dari
https://www.slideshare.net/fransiskaputeri/laporan-biokimia-itp-uns-smt3-
lipida (diakses pada tanggal 05 November 2019)

Anggia P. 2015. Laporan Praktikum Biokimia Uji Lipid dan Kolestrol. Diunduh
dari http://genjaku15.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-biokimia-
uji-lipid.html (diakses pada tanggal 05 November 2019)

Dame H.A Sitorus, 2014. Laporan Biokimia Lipid. Diunduh dari


https://www.academia.edu/9702781/Laporan_Biokimia_Lipid (diakses
pada tanggal 05 November 2019)

M Ampri, 2014. Laporan Resmi Kimia Organik II Lemak. Diunduh dari


https://www.academia.edu/33321090/LAPORAN_RESMI_KIMIA_ORG
ANIK_II_LEMAK_Oleh (diakses pada tanggal 05 November 2019)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai