LIPIDA
DOSEN PENGAMPU:
1. Ir. Tiur Hermawati, M.Si
2. Dr. Lizawati, S.P., M.S
ASISTEN DOSEN :
Arya Yudha Saputra
Disusun Oleh
Kelompok 2
1. Elsa Aprillia Maharani (D1A018072)
2. Preti Camelaini (DIA018080)
3. Risna Awaliya (D1A018093)
4. Gilang Rusdian ( D1A018100)
5. Dodi Herlambang (D1A018086)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk melihat daya kelarutan
lipida dan asam-asam lemak adalah sebagai pelarut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah lipida menunjuk ke zat-zat yang dapat diekstraksi dari materi hidup
dengan menggunakan pelarut hidrokarbon seperti ligroin, benzena, etil eter atau
kloroform. Fungsi-fungsi lipida termasuk: sebagai penyimpan energi dan transpor,
struktur membran, komponen dinding sel (kulit pelindung), dan sebagai
penyampai kimia. Asam lemak terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester
dalam gabungan dengan fungsi alkohol. Asam-asam lemak linolenat dan asam-
asam lemak poli tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada
hewan bertingkat lebih tinggi dan itu diistilahkan sebagai asam lemak esensial
(Page, 1985).
Lemak atau minyak bersifat non-polar hanya dapat larut dalam pelarut
organik non-pola, seperti heksana, petroleum eter, atau dietil eter. Sifat kelarutan
lemak atau minyak dalam pelarut organik non-polar digunakan untuk melakukan
ekstraksi lemak atau minyak. Lemak atau minyak tidak larut dalam air karena air
bersifat polar. Minyak atau lemak dapat membentuk emulsi dengan air. Kapasitas
mengabsorpi air oleh minyak atau lemak merupakan sifat yang penting dalam
sebuah emulsi (Kusnandar, 2010).
Pada umumnya asam lemak yang tidak jenuh ikatan rangkapnya adalah sis
(cis). Dengan demikian, maka asam lemak tidak jenuh yang mengandung banyak
ikatan ganda akan membelok dan menutup. Asam linoleat, linolenat dan
arakidonat termasuk asam lemak esensial. Sebagaimana asam karboksilat, maka
asam lemak dapat membentuk ester, membentuk halida dan sebagainya. Bentuk
ikatan sis dapat diubah menjadi trans, adanya ikatan ganda bisa direduksi,
dioksidasi dan lain sebagainya. Dalam cairan yang mengandung asam lemak
dikenal peristiwa “tengik”. Bau yang khas ini disebabkan karena adanya senyawa
campuran asam keto dan asam hidroksi keto yang berasal dari dekomposisi asam
lemak yang terdapat dalam cairan itu. Sampai sekarang reaksi menjadi tengik
dikenal sebagai reaksi radikal asam lemak tidak jenuh (Martoharsono, 1990).
Emulsifikasi lipid yang ada dalam kime berair terjadi dalam duodenum
dimana lipid berantaraksi dengan empedu. Bagian empedu yang menyebabkan
emulsifikasi adalah asam empedu terkonjugasi, fosfatidilkolin dan kolesterol.
Misel adalah suatu agregat yang dibentuk dalam larutan berair oleh suatu
substansi yang terdiri dari gugus-gugus polar dan non-polar. Komponen nonpolar
menyusun dirinya sendiri menghadap ke dalam agregat sementara gugusgugus
polar ada diluar, dimana mereka berinteraksi dengan molekul air di sekelilingnya.
Misel campuran adalah misel yang tersusun lebih dari satu senyawa. Misalnya,
penyusun lipid dalam empedu fosfatidilkolin, kolesterol dan asam empedu
terkonjugasi (Montgomery, 1993).
Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak,
mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum.
Sebagian besar lipid sel jaringan terdapat sebagai komponen utama membran sel
dan berperan mengatur jalannya metabolisme. Trigliserida merupakan senyawa
lipid utama yang terkandung dalam bahan makanan. Lipid tumbuhan mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh dan sedikit senyawa sterol (Wirahadikusuma,
1985).
Lemak atau minyak yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat kita adalah
berupa hasil olahan dari kelapa sawit yang diekstraksi dari biji kelapa sawit
menjadi minyak kelapa sawit, selain itu minyak juga dapat berasal dari jagung,
kacang kedele, bunga matahari, biji zaitun, dan biji kapas. Bahan dasar minyak
mempengaruhi tingkat kejenuhan dan jenis asam lemak yang dikandungnya.
Minyak yang berasal dari kelapa sawit mempunyai kadar asam lemak jenuh
sebesar 51% dan asam lemak tak jenuh 49%; sedangkan minyak dari jagung
mempunyai kadar asam lemak jenuh 20% dan asam lemak tak jenuh 80%. Asam
lemak tidak jenuh yang terdapat di dalam lemak atau minyak, terutama dari
sumber nabati, dapat mengalami perubahan atau kerusakan, baik secara fisik atau
kimia. Penyebab perubahan atau kerusakan ini antara lain adalah karena proses
oksidasi. Minyak yang mengandung asam lemak yang banyak ikatan rangkapnya
dapat teroksidasi secara spontan oleh udara pada suhu ruang (Edwar, 2011).
Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat
ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak
kelapa kaya akan asam lemak berantai sedang (C8–C14), khususnya asam laurat
dan asam meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (median chain fat) yang
relatif tinggi membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh
terhadap beberapa senyawa yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Sifat inilah
yang didayagunakan pada pembuatan minyak kelapa murni (virgin coconut oil).
Minyak kelapa merupakan zat makanan yang diperlukan sebagai sumber kalori.
Dalam bidang pangan, selain berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh juga
berguna sebagai media penghantar panas dan penambah cita rasa(Angginasari,
2001). Asam oleat(omega-9) adalah asam lemak yang ditemukan dalam minyak
hewani dan nabati, seperti minyak zaitun (extra virgin atau virgin), zaitun,
alpukat, almond, kacang tanah, minyak wijen, kemiri, pistachiokacang-
kacangan,kacang mete, hazelnut, kacang macadamia, dll. Initerjadi secara alami
dalamjumlah yang lebih besar daripada asam lemak lainnya. Ini menurunkan
resiko serangan jantung dan artherosclerosis, dan membantu dalam pencegahan
kanker. Hal ini penting tetapi secara teknis tidakEFA (asam lemak esensial),
karena tubuh manusia dapat memproduksi dalam tersedia bahwa EFA penting
yang hadir. Hal jumlah ini terbatas, digunakan dalam industri makanan untuk
membuat sintetis mentega dan keju. Hal ini juga digunakan untuk membumbui di
pemanggangan, permen, es krim dansoda (Win, 2005).
4.1 Hasil
1. Tabel Larutan Lemak Sebelum Dikocok
Pelarut
No Lemak
Aquades Etanol Klorofom Alkohol Aquades+PT
1. Zaitun Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
Bunga
2. Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mangapung
Matahari
3. Jagung Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
4. Kedelai Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
5. Sawit Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
Bunga
6. Mengapung Tenggelam Mengapung Tenggelam Mengapung
Matahari
3. Kejernihan Minyak
No Lemak Keterangan
1. Zaitun Kekuningan
2. Bunga Matahari Jernih
3. Jagung Jernih
4. Kedelai Jernih
5. Sawit Jernih
6. Bunga Matahari Jernih
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini melakukan uji daya kelarutan lipid dengan
menggunakan empat macam pelarut, yaitu Aquades (2 sampel), Etanol,
Klorofom dan Alkohol. Adapun berbagai macam Lipida yang kami gunakan
yaitu minyak zaitun, bunga matahari, jagung, kedelai dan sawit.
Pada sampel Klorofom sebelum dikocok menunjukan tidak terlarut
dengan minyak dan setelah di kocok Klorofom menunjukan hasil positif
minyak larut dalam Klorofom, karena sampel tersebut merupakan senyawa
non-polar sehingga sampel dengan minyak dapat saling tarik-menarik antar
molekul. Hal ini sudah sesuai dengan teori Kusnandar (2010) bahwa lemak
atau minyak bersifat non-polar sehingga hanya dapat larut dalam pelarut
organic non-polar, seperti Klorofom, Heksana, Petroleum Eter , atau Dietil
Eter.
Untuk sampel aquades menunjukan hasil negative, minyak tidak larut
dalam aquades. Aquades adalah pelarut yang bersifat polar sedangkan minyak
bersifat non polar, sehingga kedua zat ini tidak bias bercampur. Pada sampel
alcohol terjadi hasil negative, ini merupakan sifat dari alkohol yaitu alkohol
adalah amfipatik (mengandung ujung polar dan nonpolar). Untuk hasil sampel
etanol, etanol merupak larutan yang bersifat polar sehingga kedua zat tidak
dapat bercampur. Hasil percobaan ini telah sesuai dengan teori Kusnandar
(2010) bahwa lemak atau minyak tidak larut dalam air atau aquades karena air
bersifat polar.
Emulsi adalah suatu disperse atau suspensi suatu cairan dalam cairan
yang lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur
tetapi saling antagonistic. Menurut Kusnandar (2010) minyak atau lemak
dapat membentuk emulsi dengan air. Kapasitas mangabsobsi air oleh minyak
atau lemak merupakan sifat yang penting dalam sebuah emulsi. Pada
umumnya emulsi bersifat tidak stabil, yaitu dapat pecah atau lemak dan air
akan terpisah, tergantung dari keadaan lingkungannya. Emulsi ada dua macam
yaitu emulsi air dalam lemak dan emulsi lemak dalam air. Pada pengujian
emulsi salah satu sampel aquades dicampurkan mengunakan putih telur.
Sampel yang dicampur denggan putih telur terjadi emulsi, karena putih telur
merupakan bahan pengemulsi yang sangat kuat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini didapatkan kesimpulan, antaralain:
1. Minyak bersifat non-polar sehingga hanya dapat larut dan pelarut organic
non-polar, salah satunya yaitu Klorofom.
2. Minyak tidak larut dalam aquades, karena aquades bersifat polar.
3. etanol merupak larutan yang bersifat polar sehingga kedua zat tidak dapat
bercampur
4. alkohol adalah amfipatik (mengandung ujung polar dan nonpolar).
5. Emulsi adalah suatu disperse atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang
lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur
tetapi saling antagonistic.
6. . Putih terul merupakan bahan pengemulsi yang sangat kuat.
5.2 Saran
Pada praktikum ini dan seterusnya di harapkan para praktikan
membawa buku penuntun terlebih dahulu agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar. Dan semoga dalam menyusun laporan kedepannya lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, Fransiska, 2014. Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida. Diunduh dari
https://www.slideshare.net/fransiskaputeri/laporan-biokimia-itp-uns-smt3-
lipida (diakses pada tanggal 05 November 2019)
Anggia P. 2015. Laporan Praktikum Biokimia Uji Lipid dan Kolestrol. Diunduh
dari http://genjaku15.blogspot.com/2015/10/laporan-praktikum-biokimia-
uji-lipid.html (diakses pada tanggal 05 November 2019)