Anda di halaman 1dari 15

ACC ASDOS

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA BLOK 2 : BIOMEDIS 1

“LIPID”

DISUSUN OLEH

Nama : Lania Putri


Stambuk : N10122092
Kelompok : 07
Asisten Dosen : Annisa Nurul Fadilla

PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Lipid...............................................................................................................3
2.2 Pengelompokan Lipid.....................................................................................3
BAB III....................................................................................................................5
METODOLOGI PRAKTIKUM..............................................................................5
3.1 Alat dan Bahan...............................................................................................5
3.2 Prosedur..........................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................12
5. 1 Kesimpulan..................................................................................................12
5.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi tubuh
selain karbohidrat. Lipid disebut sebagai senyawa biologis nonpolar dengan
struktur yang mengisi tubuh bawah kulit pada lapisan epidermis, seperti pada
organ-organ kosong. Lipid bisa kita didefinisikan berdasarkan kelarutannya.
Lipid yang sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam pelarut organik
misalnya adalah klorofrom atau aseton. Dalam hal kelarutan, lemak serta
minyak adalah suatu jenis lipid yang bisa dibilang khas (Fitriana & Fitri, 2019).

Lipid adalah sebuah senyawa kimia yang biasa kita termui pada
kehidupan sehari-hari terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan
memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel. Hal yang
membedakan lipid dengan senyawa lain adalah dikenal sebagai sekelompok
besar senyawa alam yang tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
non polar seperti n-heksan, kloroform, dan dietil eter. Lemak dan minyak
merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok ipid, yaitu sebagai
komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting
bagi manusia karena adanya asam-asam lemak essensial yang terkandung di
dalamnya. Selain itu, jika asam lemak yang terdapat dalam minyak memiliki
berat molekul rendah maka jumlah gliseridanya semakin banyak dan
menyebabkan bilangan penyabunan meningkat (Fitriana & Fitri, 2019).

Berdasarkan kategori penggolongannya lipid dibedakan menjadi


beberapa bagian, yaitu didasarkan atas sifatnya dibedakan menjadi dua
golongan yaitu lipid yang dapat disaponifikasi yaitu golongan lipid yang dapat
dihidrolisis dengan alkali dan panas sehingga terbentuk garam asam lemak dan
kompenen molekul penyusun lainnya. Kedua adalah lipid yang tidak dapat
disaponifikasi, yaitu golongan lipid yang disintesis dari unit isopren kolestrol
dan lain-lain sterol 2 dan steroid, dolikil, ubiquinon, vitamin A, D, E, dan K.

1
Berdasarkan struktur, Bloor menggolongkan lipid menjadi tiga golongan, yaitu
lipid sederhana, lipid majemuk, dan lipid turunan. Menurut Lehninger,
berdasarkan stukturnya, lipid digolongkan menjadi lima golongan lipid utama,
yaitu triasilgliserol, lilin, fosfogliserida, spingolipida, dan sterol dan ester asam
lemaknya. Penyusun asam lemak dibedakan menjadi dua bagian yaitu lemak
jenuh dan tidak jenuh. Lemak jenuh banyak mengandung komponen asam
lemak jenuh dan memiliki ikatan rangkap, sehingga bersifat padat/solid pada
suhu ruang. Asam lemak jenuh sering disebut lemak. Sedangkan asam lemak
tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya.
Lipid yang mengandung asam lemak tak jenuh bersifat cair pada suhu kamar.
Asam lemak tidak jenuh ini biasa disebut minyak (Rodwell et al., 2018).

Fungsi lipid lainnya adalah sebagai insulator elektrik pada lipid


nonpolar. Hal ini memungkinkan adanya gelombang yang dijalarkan dalam
syaraf bermielin jika dilihat dari sisi biomedisnya. Lipid merupakan senyawa
penting yang menyusun tubuh, tidak hanya sebagai energi, tetapi juga karena
suatu senyawa yang mengandung asam lemak esensial dan vitamin larut lemak
serta mikronutrien lipofilik lain yang terkandung di dalam suatu senyawa lipid.
Dalam peran kesehatan dan penjalanaran nutrisi, lipid memiliki peran yang
penting sehingga diperlukan pemahaman kondisi biomedis lipid
(Rodwell et al., 2018).

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui kelarutan, kejenuhan, kandungan, dan sifat kimia-fisik lipid\
2. Memahami prinsip uji kualitatif lipid yang digunakan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
Lipid didefinisikan sebagai zat atau senyawa yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Di sisi lain, beberapa organ tubuh yang berfungsi
sebagal pengantar impuls/rangsangan selalu dibungkus oleh lipid sebagai
isolator, misalnya pada organ saraf hewan tingkat tinggi seperti manusia.
Lipid berfungsi sebagai peredam yang kedap suhu karena itu lipid juga
berfungsi sebagai Isolator suhu. Hewan-hewan yang hidup di kutub di bawah
kulitnya disimpan lapisan lemak yang tebal untuk mampu mempertahankan
suhu tubuh di ambang batas normal. Lemak (lipid) adalah zat organik
hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air. Namun, lemak dapat larut pada
larutan non polar seperti eter, alkohol, kloroform, dan benzena. Lemak
merupakan zat yang kaya akan energi fungsinya sebagai sumber energi yang
berperan dalam proses metabolisme lemak di dalam tubuh
(Fitriana & Fitri, 2020).

2.2 Pengelompokan Lipid


Lipid dikelompokan menurut fungsi biologi di dalam tubuh, yaitu
lemak simpanan dan lemak struktural. Lemak simpanan terutama terdiri atas
trigliserida yang disimpan dalam jaringan tumbuh tumbuhan dan hewan.
Lemak ini merupakan simpanan lemak yang paling utama di dalam tubuh dan
merupakan sumber zat gizi esensial. Komposisi asam lemak trigliserida
simpanan lemak ini bergantung pada susunan makanan. Lemak struktural
terutama terdiri atas fosfolipid dan kolesterol. Setelah protein, ikatan
struktural lemak ini merupakan yang paling penting di dalam tubuh. Di dalam
otak, lemak struktural terdapat dalam konsentrasi tinggi
(Azrimaidaliza et al., 2020).

Sebagai sumber energi yang efisien, lipid tersimpan dalam jaringan


adiposa bagi tubuh. Selain itu, lipid berfungsi sebagai sumber asam lemak
essensial, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, dan penyekat panas di

3
sekeliling organ tertentu dan seperti di katakana sebelumnya bahwa lipid
merupakan penyekat pada sistem syaraf tubuh. Asam lemak merupakan asam
organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24.
Asam lemak mempunyai gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non
polar yang panjang yang menyebabkan kebanyakan lipid bersifat tidak larut
dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Penyusun asam lemak
dibedakan menjadi dua bagian yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Lemak
jenuh terdapat komponen asam lemak jenuh dan memiliki ikatan rangkap di
dalamnya, sehingga bersifat padat/solid pada suhu ruang. Asam lemak jenuh
sering disebut lemak, sedangkan asam lemak tidak jenuh molekulnya
mempunyai ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Sifatnya cair pada suhu
ruang dan contohnya adalah minyak (Fitriana & Fitri, 2019).

Terdapat dua sumber lemak yang beredar dalam tubuh, yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hari, yang bisa disimpan di dalam sel-sel
lemak sebagai cadangan energi. Pada hewan ini tingkat tinggi, kelebihan
glukosa yang digunakan sebagai bahan bakar diubah kedalam lemak melalui
senyawa lain membentuk fosfolipida, sfingolipida, dan lilin. Lipid berperan
aktif baik secara langsung maupun tidak langsung didalam aktivitas-aktivitas
metabolisme. Lipid ini berfungsi tepat guna, yaitu sebagai sumber energi
utama, sebagai aktivator enzim, dan sebagai bagian-bagian dari sistem
transportasi elektron di bagian dalam membran mitokondria
(Mamuaja, 2017)
.

Selain itu, lipid juga termasuk bagian pelindung baik selular maupun
aselular. Pelindung selular karena lipid merupakan bagian integral dari
membran sel, di mana membran sel adalah pelindung utama sel. Sebagai
pelindung aselular, lipid dikatakan sebagal pelindung organisme. Lipid
sebagai pelindung organisme dalam bentuk jaringan integumen karena
jaringan integumen banyak mengandung lipid, lipid tersebut membungkus
kuncup-kuncup daun, buah, bunga, dan putik terutama dari serangan air dan
racun-racun serangga (Azrimaidaliza, 2020).

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pipet mikro
4. Rak Tabung
5. Pipet Ukur
6. Botol Semprot
7. Bola Hisap
8. Cawan porselen
9. Busen
b. Bahan
1. Kloroform
2. Eter
3. Akuades
4. Natrium karbonat 1%
5. Larutan empedu
6. Hubl iodin
7. Minyak kelapa
8. Mentega
9. Margarain
10. Gliserol
11. Kristal KHSO4

12. Kertas
13. Minyak Wijen

5
3.2 Prosedur
Percobaan 1 Larutan lemak dan emulsi

1. Masukkan 2 ml dari kloroform, eter, air, natrium karbonat 1 %


(Na2CO3), dan larutan empedu ke dalam 5 tabung yang berbeda.
2. Tambahkan 1 tetes minyak kelapa ke dalam masing-masing tabung.
3. Tutup tabung dengan jempol, kemudian kocok dengan kuat.
4. Amati setelah 5 menit!
Percobaan 2. Asam lemak tidak jenuh (Uji Absorpsi Yodium)

1. Masukkan 5 ml kloroform dalam tabung reaksi


2. Kemudian tambahkan 10 tetes larutan Hubl Iodin (akan terbentuk
warna merah muda akibat adanya iodin bebas)
3. Bagi larutan tersebut ke dalam 3 tabung yang lain.
4. Teteskan minyak buah kelapa, minyak wijen dan lemak mentega
pada setiap tabung sambil digoyangkan.

6
5. Hitung jumlah tetesan minyak yang diberikan. Apa yang terjadi?
Percobaan 3. Pembentukan akrolein

1. Siapkan 2 tabung dan masukkan 3 tetes gliserol ke dalam tabung I


2. Masukkan 3 tetes minyak ke dalam tabung II
3. Tambahkan kira-kira 1 cm kristal KHSO4 ke dalam masing-
masing tabung
4. Panaskan dan cium aromanya
Percobaan 4. Uji Bercak Lemak (Grease spot test)

1. Masukkan sejumlah kecil dari minyak kelapa (5 tetes) atau 1 cm lemak


padat (mentega) ke dalam tabung.
2. Tambahkan 4 mL eter, kocok kuat.
3. Tuang lapisan eter ke cawan porselen dan biarkan eter menguap.
4. Kemudian lap dasar cawan porselen dengan kertas.
5. Amati timbulnya semitransparan pada kertas

7
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Percobaan 1 Larutan lemak dan emulsi

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan uji pada sebuah lipid.
Pada percobaan ini lakukan tahap uji dengan menggunakan lima tabung yang
berisi air, natrium karbonat, eter, kloroform, dan larutan empedu. Adapun
setelah dilakukan uji, terdapat hasil berikut:
a. Pencampuran air dengan lipid setelah diuji terdapat kesesuaian sesuai
dengan teori, yaitu lipid tidak dapat larut ke dalam air karena sifat air
yang polar. Secara teoritis, lipid hanya kana larut dalam larutan
nonpolar.
b. Pengujian dengan natrium karbonat. Hasil dari uji coba tersebut
disimpulkan bahwa proses yang terjadi pada pencampuran natrium
karbonat dengan minyak kelapa adalah saponifikasi atau penyabuanan,
ini dapat dilihat dari larutan yang menghasilkan buih. Hal tersebut
terjadi karena ketika lipid atau lemak bertemu dengan alkali atau basa
maka akan terjadi safonifikasi atau disebut juga dengan penyabunan.
Adapun buih yang muncul adalah hasil reaksi yang terjadi yang
membuktikan adanya reaksi saponifikasi sehingga disimpulkan bahwa
lipid dengan natrium karbonat menghasilkan reaksi saponifikasi.
Saponifikasi adalah proses penyabunan yang mereaksikan suatu lemak
atau gliserida dengan basa. Semua jenis sabun menggunakan bahan
dasar yang sama, yaitu minyak atau trigliserida. Komponen minyak
kelapa murni terdiri dari asam lemak jenuh (90%). Kandungan asam
lemak jenuh tersebut adalah asam lemak larut (Khuzaimah, 2020).

8
c. Percampuran dengan eter. Seperti yang kita ketahui bahwa eter
merupakan salah satu contoh dari larutan nonpolar. Sesuai dengan teori
yang telah ada bahwa lipid akan larut dalam eter, dalam percobaan
kami terjadi juga kelarutan pada percampuran eter dan minyak kelapa
d. Percampuran kloroform : kloroform bersifat non polar dan merupakan
pelarut lemak sehingga minyak kelapa larut dalam kloroform. Seperti
halnya eter, lipid akan larut dalam larutan nonpolar sehingga terjadi
kelarutan antara kedua campuran tersebut.
e. Larutan empedu yang direaksikan dengan lipid menghasilkan emulsi.
Emulsi adalah suatu sistem terdispersi kasar dari dua atau lebih cairan
yang tidak larut satu sama lain. Emulsi dikategorikan ke dalam tiga
jenis yaitu emulsi makroemulsil, mikroemulsi dan nanoemulsi yang
dibedakan berdasarkan ukuran partikel, stabilitas, fase terdispersi dan
kenampakannya. Makroemulsi memiliki ukuran partikel diatas 100 nm,
mikroemulsi dan nanoemulsi memiliki ukuran partikel < 25 nm untuk
mikroemulsi dan < 100 nm untuk nanoemulsi.
2. Percobaan 2. Asam lemak tidak jenuh (Uji Absorpsi Yodium)

Derajat ketidakjenuhan dinyatakan dengan bilangan iodin. Uji


ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji
merupakan asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Hubl iodin
digunakan sebagai indikator perubahan. Reaksi positif ditandai dengan
timbulnya warna merah muda, lalu warna kembali lagi menjadi warna asal
yaitu bening. Warna yang kembali ke warna asal menandakan bahwa banyak

9
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Warna merah muda hilang
selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi
pereaksi Hubl Iodin

Uji asam lemak tak jenuh ini dilakukan menggunakan tiga larutan lipid
terdiri dari minyak kelapa, minyak wijen, dan lemak mentega. Hasil yang
didapatkan dari praktikum adalah bahwa lemak yang paling jenuh adalah
minyak wijen karena memiliki tetesan terbanyak yaitu 20 tetes untuk berubah
warna. Hal ini berkaitan dengan jumlah tetesan mempengaruhi jenuh atau tidak
jenuhnya suatu larutan. Jika semakin banyak jumlah tetesan untuk perubahan
warna, semakin jenuh pula larutannya dan semakin sedikit ikatan rangkapnya.
Begitu pun sebaliknya, jika semakin sedikit tetesannya, semakin tak jenuh
tetesan dan semakin banyak ikatan rangkapnya. Larutan wijen sebanyak 20
tetesan untuk mengalami perubahan warna, lemak mentega sebanyak 12
tetesan, dan minyak kelapa sebanyak 10 tetes. berdasarkan urutan kejenuhan,
maka minyak wijen merupakan larutan yang paling jenuh dibanding ketiganya
dan minyak kelapa menjadi latrutan yang tidak jenuh.
3. Percobaan 3 Pembentukan akrolein

Tahap pengujian akrolein merupakan uji pada gliserol yang terdapat pada
lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid aksilat
atau disebut juga dengan akrolein. Apabila lemak yang dipanaskan dan
terdehidrasi memiliki bau lemak terbakar maka hasil uji menimbulkan uji
positif. Ketengikan dari kedua sampel disebabkan oleh adanya reaksi antara
molekul oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Ketengikan juga terjadi
bila triasilgrilserol yang mengandung asam lemak tak jenuh mengalami proses

10
oksidasi. Pada percobaan ini, dilakukan suatu hasil uji yang mana bertujuan
untuk menguji timbulnya akrolein pada kedua bahan yang diujikan pada reaksi
yang terjadi, sebagai berikut.

a. Gliserol ditambahkan kristal KHSO4


b. Minyak kelapa ditambahkan KHSO4
Hasil yang timbul adalah pada percobaan tabung 1 (gliserol) setelah
dipanaskan dengan bunsen menghasilkan bau yang sangat menyengat seperti
bau minyak yang terbakar, sedangkan pada tabung 2 (minyak kelapa) bau
menyengat yang dicium tidak sepekat dan sekuat gliserol setelah dilakukannya
pemanasan dengan bunsen. ini berarti pada gliserol yang ditambahkan KHSO4
terbentuk akrolein yang menyebabkan bau menyengat yang sangat kuat seperti
bau minyak terbakar dan berjalan sesuai dengan teori, sedangkan pada minyak
terbentuk akrolein dengan jumlah yang sangat kecil
4. Percobaan 4 Uji Bercak Lemak (Grease spot test)

Percobaan ini bertujuan melihat hasil semitransparan pada kertas yang


ditempatkan minyak dan lemak. Hasil yang di dapatkan adalah kertas yang di
usapkan menjadi semitransparan pada titik kontak dengan lemak pada cawan.
Kandungan lipid pada percobaan ini menunjukkan hasil positif yang
ditunjukkan dengan terlihatnya semi-transparansi pada kertas uji. Hal ini dapat
terjadi karena adanya gaya adhesi yang kuat antara lipid dari larutan dan
selulosa pada kertas. Gaya adhesi lipid-selulosa yang kuat membuat gaya
kohesi lipid-lipid menjadi melemah sehingga terjadilah semi-transparansi pada
kertas saring. Percobaan ini dapat dilakukan pada kertas lain dengan catatan
mempunyai serat selulosa yang baik sehingga dapat terjadi gaya adhesi antara

11
lipid-selulosa. Lipid yang diperoleh dari larutan yang telah menguap atau
hanya menyisihkan lemak akan digunakan sebagai sampel. Lemak dari hasil
ekstraksi akan diusapkan sedikit di atas kertas putih. Uji ini menunjukkan sifat
semi transparan dari lipid.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
1. Lipid bersifat non polar sehingga akan larut dalam pelarut polar yaitu
kloroform, eter dan Na2CO3. Lipid tidak larut dalam aquades karena
aquades bersifat polar.
2. Minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega tergolong ke dalam
asam lemak jenuh. Sedangkan minyak zaitun merupakan asam lemak tak
jenuh.
3. Laju reaksi dapat dipercepat jika pada percobaan reaksi penyabunan perlu
dilakukan pemanasan.
5.2 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, diharapkan mampu:
1. Memahami prosedur dan penyediaan alat yang lebih lengkap lagi
mengingat jumlah praktikan sangat banyak.
2. Diharapkan agar percobaan ke depannya dibuat lebih menarik dan
interaktif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arinda Nur Fitriana, Y., & Shabrina Fitri, A. (2019). Uji Lipid pada Minyak Kelapa,
Margarin, dan Gliserol Lipid Tests on Coconut Oil, Margarin, and Glycerol. 16(1).
Viewed on 24 November 2022. From: HYPERLINK
"http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/view/7013"http://
jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/SAINTEKS/article/view/7013

Azrimaidaliza, R. W. I. F. Y. (2020). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan


Masyarakat. Padang: FKM Universitas Andalas.

Fitriana, Y. A. N., & Fitri, A. S. (2020). Uji Lipid pada Minyak Kelapa, Margarin,
dan Gliserol. Sainteks, 16(1). Viewed on 23 November 2022. From:
https://doi.org/10.30595/sainteks.v16i1.7013

Khuzaimah, S. (2020). Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Ekstrak Kulit Citrus


reticulata sebagai Bahan Pembuatan Sabun. Viewed on 22 November
2022. From:
https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/jti-unugha/article/view/84/62

Mamuaja, C. F. (2017). Lipida (1st ed.). Manado: Unsrat Press

Rodwell, V. W. (2018). Biokimia Harper (31st ed.). Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai