Anda di halaman 1dari 9

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lipid, yang merupakan makronutrien penghasil energi kedua, terus mengalami perkembangan.

Walaupun kita biasa mendengar tentang bahaya diet berlemak tinggi dan risiko penyakit jantung, tetapi kita juga membaca tentang manfaat kesehatan dari diet Mediterania yang cukup tinggi kandungan lemaknya. Sebuah survei konsumen terbaru menyelidiki alasan-alasan mengapa masyarakat umum sangat menyukai hamburger-hamburger siap saji dan survei ini menemukan jawaban antara lain Memiliki rasa yang tidak ada duanya, Cukup hangat dan menggoda, dan Tepat mengobati rasa lapar. Sebagian besar dari opini ini disebabkan oleh lemak. Lemak menambahkan cita rasa dan sensasi dalam mulut yang nikmat bagi makanan kita dan berkontribusi bagi perasaan puas kita. Lemak sendiri adalah sebuah gizi yang esensial. Lazimnya, lemak memiliki tempat yang utama dalam diet orang-orang Amerika. Akan tetapi, karena adanya pertimbangan-pertimbangan kesehatan, sikap kita terhadap lipid makanan mulai berubah. Kita perlu menilai bukan hanya seberapa banyak lemak yang kita makan, tetapi juga jenis lemak apa, karena lemak-lemak berbeda memiliki efek yang berbeda terhadap tubuh dan kesehatan kita. Sebagai profesional kesehatan kita perlu berfokus pada diet total, bukan pada satu gizi saja. Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simplelipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri darisubkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena.Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. Komponen-komponencampuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannyadidalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol danlemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton.Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan pembahasan lipid dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk mengetahui pengertian lipid Untuk mengetahui karakteristik lipid Untuk memahami fungsi lipid Untuk mengetahui metabolisme lipid Untuk mengetahui klasifikasi lipid Untuk memahami hubungan lipid dengan hormon dan vitamin

2 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Lipid Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974) B. Fungsi Lipid Fungsi lipid adalah sebagai berikut : 1. Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam pembentukkan ATP. Lipid adalah kelompok nutrien yang sangat kaya energi. Perbandingan nilai energi lipid dengan zat-zat gizi adalah sebagai berikut : a. Lipid 9,5 kkal/g b. Protein 5,6 kkal/g c. Karbohidrat 4,1 kkal/g Berdasarkan hal tersebut, lipid dapat digunakan sebagai pengganti protein yang sangat berharga untuk pertumbuhan, karena dalam keadaan tertentu, trigliserida (fat dan oil) dapat diubah menjadi asam lemak bebas sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi metabolik dalam otot ternak, khususnya unggas dan monogastrik. 2. Lipid adalah komponen esensial dalam membran sel dan membran sub sel. Lipid yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam lemak polyunsaturated/PUFA yang mengandung fosfolipid dan ester sterol. 3. Lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K. 4. Lipid adalah sebagai sumber asam lemak esensial, yang bersifat sebagai pemelihara dan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasan fosfolipid sebagai agen pengemulsi). 5. Sebagai prekursor hormon-hormon sex seperti prostagtandin hormon endrogen, estrogen. 6. Lipid berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang vital. 7. Lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologis yang penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem pemeliharaan membran, untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3 asam empedu dan, adrenal dan kortikosteroid). 8. Dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan yang berbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan berperan dalam kelezatan makanan. C. Karakteristik Lipid Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi

3 dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino. Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya, sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar (Armstrong, 1995). Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kirakira sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30% (Riawan, 1990). Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah kelompok senyawa kimia yang mempunyai sifat-sifat : 1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, CHCl3, benzen,alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut. 2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat 95%asam lemak). 3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam linolenat dan asam arakidonat. Dalam penjelasan yang lain di sebutkan bahwa karakteristik suatu lipid dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut : Karakteristik Fisik Lipid

Berikut ini adalah beberapa karakteristik fisik lipid, yaitu : Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur 17 C. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik. Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan minyak. Jika berbentuk padat disebut sebagai lemak. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat penting dalam pembentukan membran sel Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air). Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi kadar oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki karbohidrat. Juga larut dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Minyak mempunyai titik leleh dan titik didih lebih rendah daripada lemak.

4 Karakteristik Kimia Lipid

Beberapa karakteristik lipid adalah sebagai berikut (Iskandar, 1974): Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun) Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun. D. Klasifikasi Lipid Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5 grup, seperti pada tabel di bawah. Asam lemak, kelas pertama , berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam lemak adalah blok pembangun dario asamlemak ini kompleks kompleks lipid disintetis. Prostaglandin, yang dibentukdariasam lemak tidak jenuh ganda tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang mengubah tanggapan tanggapan sel terhadap rangsangan luar. Karena prostaglandin berperan dalam kerja hormon. Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula asilgliserol, yang selain merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk penyimpanan asam lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel. Sfingolipid, kelas ketiga, juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari alkohollemak sfingosin. Sterol mencangkup kelas ke empat lipid. Derivat sterol, termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D sangat penting dari segi kesehatan. Aspek-aspek metabolisme ester kolesteril yang berkaitan dengan bagian-bagian asam lemaknya. Terpen, kelas terakhir lipid, mencangkup dolikol dan vitamin A, E, K yang larut dalam lemak. Derivat-derivat isoprene ini terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah. Tabel klasifikasi dan fungsi lipid No 1 Lipid Asam Lemak Prostaglandin EstergliserilAsilgliserol Fungsi Bahan bakar metabolik, blok pembangun untuk lipid lainModulator intrasel Penyimpanan asam lemak, senyawa metabolik Struktur membran 3 Fosfogliseril SfingolipidSfingomielin Glikosfingolipid Derivat sterolKolesterol Ester Kolesterol Asam empedu Hormon steroid Vitamin D TerpenDolikol Vitamin A Vitamin E Vitamin K Struktur membran Membran antigen, permukaan Membran dan struktur lipoprotein Penyimpanan dan angkutan Pencernaan lipid dan absorbsi Pengaturan metabolik Metabolisme kalsium dan fosfor Sintesis glikoprotein Penglihatan, integritas epitel Antioksidan lipid Pejendalan darah

5 Asam Lemak Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus kimiawi sebagai R-COOH, dengan R adlah rantai alkil yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Ester kolesterol Ester kolesterol mengandung asam lemak yang diesterkan menjadi gugus 3--hidroksil dari sistem cincin steroid. Terbentuk dalam tetesan lipid intrasel dan dalam lipoprotein plasma Asilgiserol (gliserid) Ester asam lemak dari gliserol, asilgliserol, sering dinamakan gliserid. Kelas gliserid tergantung pada jumlah gugus alkohol gliserol yang diesterkan. Fosfogliserid Asilgliserol yang mengandung stasam fosfat diesterkan pada gugus C3-hidroksil disebut fosfogliserid. Molekul ini membentuk lapis ganda yang bila dihamburkan pada larutan berair, dan merupakan bentuk utama struktur membran sel. Sfingomielin Struktur ini merupakan komponen utama dari banyak membran eritrosit manusia. E. Metabolisme Lipid Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi dalam Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika

6 sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian. F. Reaksi Kimia Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain: 1. Hidrolisis Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol. 2. Penyabunan Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun. 3. Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak. Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri. Oksigen udara dianggap menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan peroksida. Dengan demikian bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan. Mengasingkan oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan. Radikal-radikal bebas dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas.

G. Dampak terhadap lingkungan Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak "sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap lingkungan udara dan dampak terhadap lingkungan air. Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas transportasi. Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar konservatif yang meliputi: Karbon monoksida (CO) Oksida sulfur (SOx) Oksida nitrogen (NOx) Hidrokarbon (HC) Timbal (Pb) Ozon perkotaan (O3) Partikulat (debu). Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air yang terbuang dari jalan raya, terutama terbawa oleh

7 air hujan, akan mengandung bocoran bahan bakar dan juga larutan dari pencemar udara yang tercampur dengan air tersebut. dampak penggunaan minyak Bumi terhadap lingkungan adalah pencemaran lingkungan dgn CO2. Minyak bumi senantiasa mengandung senyawa dgn ikatan nCH..... Kalau ini dibakar, maka senantiasa akan terjadi sisa pembakaran, baik karbon, residu maupun asap. Selama masih ada paru2 bumi dlm bentuk hutan lindung, dgn pepohonan berhijau daun yg membutuhkan CO2 utk proses asimilasinya, dan perbandi ngan kemampuan serap pepohoinan terhadap gas sisa pembakaran masih sesuai . Cara Menganalisa dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan adalah dengan melihat lingkungan sekitar kita , bagaiman keadaannya baru kita bisa menganalisa dampak negatif dari bahan bakar. . Minyak bumi digunakan dengan cara dibakar. Hasil pembakaran minyak bumi selain berupa energi panas juga dapat berupa gas CO2 dan CO, partikulat berupa jelaga, timbal (timah hitam) dan komponen lain yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Jadi dampak minyak bumi terhadap lingkungan adalah terjadinya pencemaran lingkungan. H. Contoh soal 1. Sebutkan perbedaan sifat-sifat lemak dan minyak. Mengapa minyak dan lemak berbeda, padahal struktur dan jenis unsur yang dikandungnya sama? Penyelesaian : Lemak Padat pada suhu kamar, mengandung asam lemak jenuh, dan banyak terdapat dalam hewan. Adapun minyak cair pada suhu kamar, mengandung asam lemak takjenuh, dan banyak terdapat dalam tanaman. Perbedaannya disebabkan adanya ikatan rangkap (tidak jenuh) pada minyak. 2. Suatu lemak setelah disafonifikasi dan diasamkan, menghasilkan dua ekuivalen asam palmitat dan satu ekuivalen asam oleat. Gambarkan struktur dari asam lemak tersebut. Penyelesaian : Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010). Lemak adalah senyawa gliserida, yaitu suatu ester dari gliserol dengan asam lemak. Gliserol merupakan alkohol polivalen, tepatnya alkohol trivalen. Rumus struktur gliserol adalah CH2CHOHCH2OH. Nama kimianya 1,2,3-propanatriol. Asam lemak adalah senyawa asam karboksilat suku tinggi, artinya rantai atom C-nya panjang. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh, ikatan kovalen pada rantai atom C semuanya tunggal. Sedang asam lemak tak jenuh, pada rantai atom C mengandung

8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan diatas didapatkan kesimpulan, bahwa: Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik. Lipid memiliki fungsi penting, yaitu: 1. Sebagai penyusun struktur membran sel 2. Sebagai cadangan energi 3. Sebagai hormon dan vitamin Sifat-sifat Lipid : Sifat Fisik Lemak Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair. Sifat Kimia Lemak Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung hidrokarbon adalah nonpolar. Akan tetapi asam lemak, beberapa fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih banyak bagian yang polar dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu dinamakan polar lipid. Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian lain larut dalam pelarutan nonpolar.

B. Saran Lipid merupakan molekul yang sangat dibutuhkan bagi tubuh namun juga memberikan dampak negatif jika berlebihan. Oleh karena itu, konsumsi lipid harus dalam keadaan seimbang. Lipid dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain berdasarkan berbagai bentuknya. Misalnya minyak.

9 DAFTAR PUSTAKA Bagus, Aden. 2011. Pengertian Hormon. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomyagriculture/2198674-pengertian hormon/#ixzz1tRNjxij3. Diakses tanggal 29 April 2012 Iskandar, Yuli. 1974. Biokimia Bagian I. Yayasan Dharma Graha : Jakarta. Mcglivery, Robert. 1996. Biokimia : Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi Ketiga. Airlangga University Press : Surabaya. Montgomery, Rex. 1993. BIOKIMIA : Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Gadjah Mada University Press. : Yogyakarta. Rolifartika. 2011. Sifat Lipid. http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/8-makromolekul/alemak/sifat-lemak/. Diakses tanggal 29 April 2012 Toha, Abdul Hamid A.,2005. BIOKIMIA : Metabolisme Biomolekul. Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI ) : Manokwari Zulfikar, 2010. Steroid. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiakesehatan/biomolekul/steroid/. Diakses tanggal 29 April 2012

Anda mungkin juga menyukai