MONOSAKARIDA
Disusun oleh :
Gunawan 134190072
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga segala bantuan dan dukungan
yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang berlipat dari Allah Subhanahu Wata’ala,
amin.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah. Atas
saran, kritik maupun bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Semoga apa yang ditulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka........................................................................................................................ 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Monosakarida atau yang disebut gula sederhana merupakan salah satu senyawa dasar
yang berfungsi sebagai bahan penyusun karbohidrat. Monosakarida adalah aldehida polihidroksi
atau keton, yaitu mereka adalah molekul dengan lebih dari satu gugus hidroksil (-OH) dan gugus
karbonil (C=O) baik pada ataom karbon terminal (aldosa) atau atom karbon kedua (Ketosa).
Gugus karbonil bergabing dalam larutan air dengan satu gugus hidroksil membentuk senyawa
siklik (hemi-asetal atau hemi-ketal)
Struktur monosakarida ada yang ditulis dalam bentuk rantai lurus, ada pula dalam bentuk
cincin. Monosakarida yang memiliki lima atau lebih atom karbonnya biasanya berada dalam
struktur cincin, di mana gugus karbonil membentuk ikatan kovalen dengan atom oksigen dari
gugus hidroksil pada atom karbon lainnya. Struktur cincin piranosa (turunan dari piran)
terbentuk karena aldehida bereaksi dengan alkohol dan membentuk senyawa turunan yang
disebut hemiasetal. Reaksi ini terjadi antara atom karbon aldehida no 1 dengan gugus hidroksil
bebas pada atom karbon ke-5 sehingga terbentuk struktur cincin bersudut 6. Hanya aldosa yang
memiliki 5 atau lebih atom karbon yang dapat membentuk cincin piranosa yang stabil. Ada pula
reaksi yang membentuk cincin 5 sudut beranggotakan lima furan yang disebut furanosa. Pada
ketoheksosa gugus hidroksil pada atom karbon 5 bereaksi dengan gugus karbonil pada atom
karbon 2, membentuk cincin furanosa yang mengandung suatu ikatan hemiaketal.
Penggambaran struktur piranosa dan furanosa karbohidrat biasanya dilakukan dengan
menggunakan proyeksi Haworth. Pinggir cincin yang dekat dengan pembaca ditulis lebih tebal.
Cincin piranosa terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk kapal dan bentuk kursi. Bentuk yang
paling umum adalah bentuk kursi karena bentuk ini lebih stabil daripada bentuk kapal.
5
Rumus kimia yang dimiliki sebagian besar monosakarida yakni Cx(H2O)y, di mana umumnya
x≥ 3. Molekul selalu dibentuk oleh tiga unsure dan tiga unsure saja: Karbon (C), Hidrogen (H)
dan Oksigen (O).
◉ Merupakan karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat dihidrolisis lebih lanjut..
◉ Membentuk sebuah Kristal yang padat dan biosa larut diair, tidak larut dalam pelarut
nonpolar
◉ Tidak berwarna
◉ Berasa manis
◉ Struktur Monosakarida
Monosakarida memiliki dua klasifikasi luas berdasarkan kelompok fungsional yang ada
di dalamnya. Jadi jika mereka mengandung gugus aldehida mereka dikenal sebagai “aldosa”.
Dan jika mereka mengandung gugus keto kita menyebutnya “ketosa”. Ada juga klasifikasi
tambahan tentang jumlah atom karbon yang terdiri dari setiap molekul.
6
Jumlah Atom Karbon Aldehid Keton
3 Aldotriosa Ketotrios
4 Aldotetrosa Ketotetros
5 Aldopentosa Ketopentos
6 Aldoheksosa Ketoheksos
7 Aldoheptosa Ketoheptos
Beberapa monosakarida ditunjukkan berdasarkan jumlah atom karbon, seperti berikut ini.
1. Triosa
7
Triosa adalah monosakarida yang mempunyai tiga atom karbon dalam senyawanya.
Contohnya adalah gliseraldehida dan dihidroksi aseton. Gliseraldehida diklasifikasikan sebagai
aldotriosa dan merupakan gula yang paling sederhana, sedangkan dihidroksiaseton
diklasifikasikan sebagai ketotriosa. Kedua senyawa ini terdapat pada sel tumbuhan dan sel
binatang serta memainkan peranan penting pada metabolisme otot yaitu hasil pemecahan
seksosa (Rusmono, 2000).
2. Pentosa
Pentosa merupakan monosakarida dengan 3 atom karbon. Ribosa dan deoksiribosa (ribosa
yang kekurangan satu atom oksigen merupakan pentosa yang umumnya di alam terikat sebagai
asam nukleat.
Ribosa adalah bagian dari asam ribonukleat (RNA) dan dioksiribosa adalah bagian dari asam
deoksiri bonukleat (DNA). RNA dan DNA adalah komponen inti sel dan plasma sel. Pada
metabolisme karbohidrat, ribosa merupakan hasil antara komponen beberapa enzim. Beberapa
pentosa yang lainnya yaitu rebulosa (terbentuk sebagai pecahan pada metabolisme glukosa),
heksosa (terdapat pada otot jantung), arabinosa (terdapat pada gum arabik) dan sikulosa
(terdapat pada buah-buahan seperti ceri dan anggur) (Rusmono, 2000).
3. Heksosa
Gula sederhana yang mempunyai 6 atom karbon dan umum terdapat dalam bahan makanan
adalah heksosa. Tiga senyawa heksosa yang paling penting yaitu glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Glukosa dan galaktosa adalah gula aldosa sedangkan fruktosa adalah gula ketosa.
Ketiga senyawa heksosa ini adalah isomer karena mempunyai rumus molekul yang sama
(C6H12O6) tetapi rumus strukturnya berbeda (Rusmono, 2000).
Monosakarida disebut D jika gugus -OH dari atom C* yang letaknya paling jauh dari
gugus
O
C C O
atau
H
8
terletak disebelah kanan. Dan diberi nama L jika gugus OH dari atom C* tersebut berada
disebelah kiri.
A. Glukosa
9
Jika berada di kanan proyeksi Fischer, maka bentuk cincinnya adalah enantiomer D, kalau ke
kiri, maka menjadi enantiomer L. Sangat mudah diingat, merujuk pada D untuk "dextro”, yang
merupakan akar bahasa Latin untuk "right" (kanan), sedangkan L untuk "levo" yang merupakan
akar kata "left" (kiri). Struktur cincinnya sendiri dapat terbentuk melalui dua cara yang berbeda,
yang menghasilkan glukosa-α (alfa) jeungt β (beta). Secara struktur, glukosa-α jeung -β berbeda
pada gugus hidroksil yang terikat pada karbon pertama pada cincinnya. Bentuk α memiliki
gugus hidroksil "di bawah" hidrogennya (sebagaimana molekul ini biasa digambarkan, seperti
terlihat pada gambar di atas), sedangkan bentuk β gugus hidroksilnya berada "di atas"
hidrogennya. Dua bentuk ini terbentuk bergantian sepanjang waktu dalam larutan air, hingga
mencapai nisbah stabil α:β 36:64, dalam proses yang disebut mutarotasi yang dapat dipercepat.
Pada struktur linear, gugus –OH dituliskan kearah kanan untuk D–isomer atau kearah kiri untuk
L–isomer. Kedua isomer tersebut dikenal sebagai bentuk alfa (α) dan bentuk beta (β). Keduanya
berbeda pada atom karbon pertama (C1) dalam hal posisi gugus –OH.
Glukosa (C6H12O6) yang juga dinamakan dekstrosa adalah komponen dari polisakarida seperti
selulosa, pati, dan glikogen.
B. Fruktosa
10
Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose), atau gula buah, adalah monosakarida yang
ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting
bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama
pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh kimiawan Prancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun
1847.[4] Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan
sangat mudah larut dalam air.[5] Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon
buah, bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida dan/atau
sebagai komponen dari sukrosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida yang merupakan
gabungan dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Fruktosa adalah polihidroksiketon dengan 6 atom karbon. Fruktosa merupakan isomer dari
glukosa; keduanya memiliki rumus molekul yang sama.
Fruktosa disebut juga levulosa atau gula buah, memiliki rumus molekul sama seperti glukosa,
tetapi mengandung keton sebagai gugus fungsionalnya. Fruktosa yang terdapat pada buah-
11
buahan dan madu merupakan monosakarida, ditemukan menyatu dengan glukosa dalam bentuk
disakarida. Di antara semua sakarida, fruktosa paling manis. Fruktosa dua kali lebih manis
dibandingkan dengan sukrosa dengan berat yang sama. Jika suatu sakarida dilarutkan dalam air,
akan terjadi peristiwa yang disebut mutarotasi, yaitu rotasi optic dengan nilai yang khas untuk
setiap sakarida. Peristiwa mutarotasi disebabkan perubahan bentuk dari isomer α menjadi isomer
β atau sebaliknya.
C. Galaktosa
Galaktosa merupakan senyawa karbohidrat yang tergolong dalam monosakarida, termasuk juga
golongan heksosa karena mempunyai 6 atom C dalam molekulnya. Galaktosa merupakan salah
satu monomer pembentuk laktosa, senyawa ini dapat ditemukan pada susu. Galaktosa memiliki
kemampuan menyerap di dalam darah sehingga memiliki nilai glycaemic index yang lebih
rendah dibandingkan dengan sukrosa.
Adalah glukosa yang dilarutkan ke dalam basa encer, beberapa jam kemudian dihasilkan
campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa semula. Sedangkan, dalam
basa encer, monosakarida sangat stabil, tetapi jika aldoheksosa dipanaskan dalam asam kuat,
akan mengalami dehidrasi dan diperoleh bentuk hidroksimetil furtural. Dalam bentuk yang sama,
pentose juga akan berubah menjadi bentuk furtural.
12
2. Gula pereduksi
Adalah Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan
adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam.
Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral
oleh zat pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus
alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus
aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula
alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
3. Pembentukan glikosida
Adalah Monosakarida yang dapat membentuk glikosida dan asetal. Jika gugus hidroksil pada
sebuah molekul gula bereaksi dengan hidroksil dari hemiasetal atau hemiaketal molekul gula
yang lain, maka akan terbentuk glikosida yang disebut disakarida. Ikatan ini dinamakan ikatan
glikosida yang berfungsi untuk menghubungkan sejumlah besar unit monosakarida menjadi
polisakarida.
4. Pembentukan ester
Adalah monosakarida atau polisakarida dapat terasetilasi oleh asam asetat anhidrida yang
berlebihan membentuk O-asetil-α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara ester ini bisa
dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan struktur
karbohidrat. Senyawa ester yang penting dalam dalam metabolisme adalah ester fosfat.
Adalah Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenil hidrazin dalam suasana asam pada
suhu 100oC, membentuk ozazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah mengkristal.
Glukosa, fruktosa, dan manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama, selanjutnya, akan
terbentuk asazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat digunakan untuk
menentukan jenis karbohidrat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Sunarya, Y. Dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3 : Untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta, p.298
15