Anda di halaman 1dari 6

BIOSINTESIS ASAM AMINO ESENSIAL

1. Biosintesis Asam Amino Esensial


Lintas bagi sintesis asam amino esensial pada nutrisi tikus albino dan manusia telah
disimpulkan dari penelitian biokimiawi dan genetic mikroorganisme yang mampu membuat
senyawa ini. Kita tidak akan mengamati lintas ini, tetapi kita dapat membuat beberapa
kesumpulan umum mengenai lintas ini. Lintas yang mengarah kepada sintesis asam amino
esensial biasanya lebih panjang (5 sampai 15 tahap) dan lebih kompleks dibandingkan dengan
lintas yang menuju asam amino nonesensial, yang kebanyakan dibentuk melalui beberapa asam
amino esensial, karena tidak memiliki satu atau dua enzim pada lintas sintesis tersebut. Lintas
asam amino esensial yang paling kompleks adalah lintas menuju fenilalanin, triptofan, dan
histidin, yang memiliki cincin benzene atau heterosiklik. Sintesis cincin ini, terutama kedua
cincin pusat triptofan, memerlukan sejumlah tahap reaksi enzimatis yang kompleks. (Lehninger. :
321).
Jasad hidup tingkat tinggi tidak dapat mensintesa asam amino esensial. Mekanisme reaksi
pembentukannya disusun dari biosintesa asam tersebut dalam bakteri dan dalam tanaman. Yang
tergolong dalam asam amino esensial adalah valin, leusin, isoleusin, fenilalanin, metionin,
treonin, ornitin, arginin, histidin (Martoharsono. 1982:129) Lima asam amino esensial bagi
hewan disintesis oleh tanaman dan mikroorganisme dari asam amino nonesensial: treonin,
metionin, dan lisin dibentuk dari aspartat, arginin dan histidin dibentuk dari glutamate.
Isoleusin dibentuk oleh bakteri dari asam amino esensial treonin. (Lehninger. : 321).

a. Sintesa valin, isoleusin dan leusin


Ketiga asam amino yang tergolong dalam nir-polar hidrofonik ini disintesa melalui jalur
yang hampir serupa. Isoleusin dibentuk dari treonin. Selanjutnya senyawa tersebut mengalami
dehidratasi dan berubah menjadi α-ketobutirat. Reaksi ini dikatalisa oleh treonin dehidratase.
Tahap reaksi berikutnya sehingga menjadi isoleusin berlangsung seperti pada perubahan asam
piruvat (asam α-keto juga) menjadi valin.
Reaksi pertama biosintesa valin dan treonin dikatalisa oleh asetolaktat sintesa. Kemudian
terjadilah pemindahan gugus CH3 atau C2H5 yang dilaksanakan oleh enzim asetolaktat mutase
dan dilanjutkan dengan reduksi sehingga terbentuk asam dihidroksi isovalerat atau β-
metilvaleratnya. Tahap berikutnya ialah dehidratasi oleh asam dihidroksi dehidratase yang
menghasilkan asam α-keto dan setelah itu terjadilah reaksi transaminasi menjadi valin atau
isoleusin.
Leusin disintesa dari α-keto-isovalerat yang berkondensasi dengan asetil-KoA menjadi
asam α-isopropilmalat yang dikatalisa oleh α-isopropilmalat sintase.

Sintesis valin, leusin dan isoleusin


Perubahan dari α menjadi β-isopropilmalat dikatalisa oleh α-isopropil-malat dehidratase
dan kemudian β-isopropilmalat dehidrogenase mengubah senyawa yang terakhir ini menjadi α-
ketoisokaproat dan yang selanjutnya enzim leusin trasaminase mengubah senyawa bentuk keto
menjadi aminoleusin.
b. Pembentukan fenilalanin dan triptofan
Dua asam ini termasuk dalam asam amino aromatik, mengandung cincin benzena, yang
disintesa dari rantai karbon alifatik. Prekursornya adalah asam fosfoenol piruvat dan eritrosa 4-P

Sintesis Triptofan
Hasil kondensasi antara fosfoenol piruvat dan eritrosa 4-P dikatalisa oleh aldolase.
Hasilnya yaitu asam 3-deoksi-α-arabinoheptulosonat 7-P yang kemudian membentuk senyawa
yang siklik sambil menghilangkan gugus fosfatnya. Senyawa siklik yang dinamakan 5-
dehidroshikimat. Selanjutnya senyawa terakhir ini direduksi oleh shikimat dehidrogenase yang
dibantu ileh NADPH menghasilkan asam shikimat. Setelah bergabung dengan fosfoenol piruvat
maka asam shikimat berubah menjadi asam 5-enolpiruvil shikimat. Reaksi ini dikatalisa oleh
sebuah sintetase. Asam khorismat yang terbentuk merupakan senyawa dasar bagi biosintesa
triptofan, tirosin dan fenilalanin.

Sintesis Fenilalanin
c. Biosintesa histidin
Jalur yang dilalui pada pembentukan asam amino esensial ini sangat kompleks. Berkat
hasil penelitian B. Ames dan lain-lainnya telah dapat diungkapkan biosintesa histidin. Pada
umumnya mereka menggunakan mutan Salmonella typhimurium dan E. coli untuk mengetahui
tahapan reaksi dan senyawa antara yang terbentuk. Reaksi sintesa histidin diawali dengan
pembentukan N1-(5’-fosforibosil)-ATP dari 5-fosforibosil 1-pirofosfat (PRPP) dan ATP.

Sintesis Histidin
Dari Tahapan reaksi sebagaimana disajikan di atas dapat diketahui bahwa molekul histidin
berasal dari ATP, amida dari glutamine dan gugus robosil dari gosforibosil-pirofosfat (PRPP).
d. Biosintesa lisin
Ada dua jalur pembentukan lisin yang berlangsung dalam jasad hidup yaitu pertama
terjadi pada bakteri dan tanaman tingkat tinggi dan kedua berlangsung dalam kebanyakan jamur.
Jalur yang pertama melalui senyawa asam diaminopimelat dan yang kedua via asam α-
aminoadipat. Jalur diaminopimelat dimulai dari asam aspartat yang diaktifkan oleh ATP.

Sintesis Lisin

Jalur α-aminoadipat yang berlangsung dalam jamur adalah sebagai berikut,

Biosintesis lisin pada jamur


e. Biosintesa treonin dan metionin
Dua asam amino esensial ini mempunyai precursor yang sama yaitu homoserin, sebagai
berikut:

Sintesis Metionin dan Treonin


Homoserin yang merupakan senyawa dasar biosintesa berasal dari asam aspartat.
Perubahan asam aspartat menjadi homoserin tidak berlangsung alama mamalia.
Gugus β-karboksil yang ada pada asam aspartat diaktifkan dengan ATP dan kemudian
direduksi sehingga terbentuk aspartat semialdehida dan selanjutnya menjadi homoserin.
f. Biosintesa ornitin dan arginin
Pada lingkaran urea dapat diketahui bahwa argini dapat dihasilkan dari ornitin dan
sebaliknya argini dapat diubah menjadi ornitin.
Dalam bakteri dan tanaman ornitin dibentuk dari asam glutamate sebagai berikut:

Biosintesis Ornitin dan Arginin


Pada tahap terakhir ini, perubahan N-asetil-ornitin menjadi ornitin tergantung dari jenis
jasad hidup. Pada E. coli maka N-asetilornitin dihidrolisis menjadi ornitin dan asan asetat bebas.
Sedangkan pada jenis renik lain dan tanaman gugus asetil yang ada apada N-asetilornitin
diserahkan pada asam glutamate sehingga terbentuk ornitin dan N-asetilglutamat.
Ornitin yang dihasilkan ini bisa diubah menjadi argini sebagai berikut:
Ornitin + karbamoil-P sitrulin + Pan
Sitrulin + aspartat + ATP arginosuksinat + AMP + P-P
Arginosuksinat arginin + fumarat
Reaksi pertama dikatalisa oleh ornitin-karbamoil transferase yang terdapat dalam
mitochondrial matriks. Sitrulin yang dihasilkan ini bisa keluar mitokhondria dan menuju ke
sitosol. Reaksi kedua dikatalisa oleh arginosuksinat sintetase, selanjutnya arginosuksinat yang
terbentuk mengalami reaksi eliminasi yang disebabkan oleh kegiatan enzim arginosuksinat liase.
Dalam sebagian besar bakteri arginin merupakan hasil akhir, oleh karena tidak adanya enzim
arginase yang mengubahnya menjadi urea dan ornitin.

D. BIOSINTESIS ASAM AMINO NON-ESENSIAL


Asam amino yang digolongkan ke dalam asam amino non-esensial adalah alanin, prolin,
glisin, serin, sistein, tirosin, asparagin, glutamin, asam aspartat, asam glutamat.
a. Sintesis alanin dan aspartat
Ketiga asam amino dikelompokan menjadi satu oleh karena biosintesisnya ampir tidak
berbeda. Baik alanin maupun asam aspartat dibentuk melalui reaksi transminasi,
Glutamat + piruvat ↔ alanin + α-ketoglutarat
Glutamat + oksalasetat ↔ aspartat + α- ketoglutarat
Dalam beberapa tanaman alanin dan aspartat disintesis melalui aminasi reduktif dengan
amoniak. Reaksi di atas dikatalisis oleh transaminase.
Asparagin dapat disintesis dari asam aspartat yang dikatalisis oleh asparagin sintetase,
NH3 + aspartat + ATP ↔ asparagin + ADP + P
Pada beberapa jasad sintesis asparagin dapat berlangsung melalui reaksi transfer gugus
amida yang ada pada glutamin yang dikatalisis oleh asparagin sintetase
ATP + glutamin + aspartat↔ asparagin + glutamat + AMP + P – P

b. Biosintesis asam glutamat, glutamin dan prolin


Asam glutamat terutama disintesis dari –ketoglutarat melalui reaksi aminasi,
NH3 + α-ketoglutarat + NAD(P)H + H+↔ L – glutamat + NAD (P)+ + H2O
Glutamat dehidrogenase yang mengkatalisis reaksi di atas adalah enzim regulatorik.
Glutamin disintesis dari asm glutamat yang dikatalisis oleh glutamin sintesis,
NH3 + glutamat + ATP ↔ glutamin + ADP + Pan
Amoniak menempel pada gugus karboksil asam glutamat yang telah menjadi aktif karena
gugus fosfat dari ATP,

ϒ-glutamilfosfat
Prolin, berasal dari asam glutamat yang diubah dulu menjadi aldehidanya dan emudian
membentuk cincin,

Perubahan glutamat menjadi asam glutamat semialdehida dikatalisis oleh glutamat


kinase dan dehidrogenase, yang dihambat secara umpan balik oleh prolin. ∆1Pirolin 5-
karboksilat, yang terbentuk dari siklisasi semialdehida, direduksi oleh NADPH menjadi prolin
oleh prolin 5-reduktase
c. Serin dan glisin
Dua senyawa ini termaksud dalam golongan asam amino polar. Serin disintesis dari asam
3-fosfogliserat. Setelah dioksidasi, transaminasi dan pemisahan fosfat berubah menjadi serin.
Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi adalah fosfogliserat dehidrogenase yang
dibantu oleh NAD+. Reaksi transaminasi melibatkan glutamat sebagai donor gugus amino
sehingga terbentuk 3-Fosfoserin. Reaksi terakhir ialah pemisah gugus fosfat senyawa terakhir
oleh fosfoserin fosfatase sehingga terbentuk serin. Glisin atau alanin dapat pula bertindak sebagai
gonor gugus amino.
Glisin dihasilkan dari karbondioksida dan amoniak yang dikatalisis oleh glisin sintase.
Reaksi ini merupakan jalur utama yang terjadi dalam hati vertebrata.
CO2 + NH3 + N5N10- metilenatetrahidrofolat + NADH + H+↔glisin + tetrahidrofolat + NAD+
Cara lain untuk menghasilkan glisin ialah,
L-Serin + tetrahidrofolat↔ glisin + N5N10-metilena-tetrahidrofolat
Reaksi di atas dikatalisis oleh serin hidroksimetil-transferase yang mengandung gugus
prostetis piridoksal-fosfat.
Tirosin, dihasilkan dari asam amino esensial fenilalanin, melalui reaksi hidroksilasi yang
dikatalisis oleh fenilalanin 4- monooksigenase . oksigenase fungsi campuran ini membutuhkan
NADPH sebagai koreduktan dan dihidrobiopterin,
Fenilalanin + NADPH + H++ O2↔tirosin + NADP+ + H+O
Sistein, disintesis dari metion, sebuah asam amino esensial dan serin. Proses ini
dinamakan trans-sulfurasi, oleh karena atom S itu dapat dipindahan maka metionin itu diubah
dulu menjadi homosistein

Enzim yang mengatalisis reaksi transfer gugus adenosil-transferase. Senyawa yang


terbentu dapat bertindak sebagai donor metil dengan bantuan enzim metil-transferase. Pindahnya
gugus ini menyebabkan senyawa donor berubah menjadi S-adenosil-metionin yang setelah
dihidrolisis menjadi homosistein dan adenosin bebas.

Reaksi hidrolisis S-adenosil-homosistein menjadi adenosin bebas dan homosistein


dikatalisis oleh adenosil-homosisteinase. L-Sistation terjadi dari kondensasi homosistein dan
serin. Dari reaksi tersebut bisa disimak bahwa gugus OH yang ada pada serin hilang menjadi
bagian dari air. Senyawa terakhir ini kemudian berubah menjadi sistein dengan bantuan enzim
sistationin-liase, yang dapat dihambat oleh hasil akhirnya (sistein).

Anda mungkin juga menyukai