Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ARRIZAL SURYADIRJA

NIM : K1A014006

Jalur Metabolisme Sekunder

Metabolit sekunder merupakan bahan kedua yang sebenarnya tidaklah seesensial yang
pertama dalam keberadaan organisme. Namun metabolit ini sering berperan penting dalam
mempertahankan kehidupan organisme. Sebagai contoh, bahan kimia untuk pertahanan
(detoksifikasi), penarik lawan jenis dan yang memungkinkan seekor hewan berkomunikasi
dengan anggota lainnya.Bahan-bahan ini dapat berupa terpen, alkoloid atau pun pigmen.
Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari goIongan senyawa yang
bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada tiga
jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalonat.

1. Jalur Asam Asetat


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimiaasamorganik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3
COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial)
adalah cairanhigroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7C. Cuka
mengandung 39% volume asam asetat, menjadikannya asam asetat adalah komponen
utama cuka selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain
diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai
prekursor untuk polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai
asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyerang kulit.

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan bakuindustri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksipolimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat, dengan
kode aditif makanan E260, digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga,
asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Sebagai aditif makanan,
asam asetat disetujui penggunaannya di banyak negara, termasuk Kanada, Uni Eropa,
Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.

Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersarna
berdasarkan pada biosintesisnya.Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan sebagai
turunan rantai poli--keto,terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C2)via reaksik
ondensas, misalnya n CH3CO2H [CH3C0]n

Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika


makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan
rantai poli--keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman
melibatkan urutan -oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-
KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian
reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli--keto yang cukup . Akan tetapi
studi tentang enzim yang terlibat dalam biosintesis asam Iemak belum terungkap secara
rinci. Namun demikian, dalam pembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak
sintase seperti yang dibahas di atas.

2. Jalur Asam Sikimat

Jalur asam sikimat merupakan jalur alternatif menuju senyawa aromatik,


utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam
mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam
amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat dalam diet
manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang
ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam
metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia
coli.Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi zantara asam
korismat.
Kombinasi dari jalur shikimate dan jalur asetat bertanggung jawab untuk
biosintesis dari styrylpyrones, flavonoid dan stilbenes, flavonolignans, dan isoflavonoid.
Kuinon terpenoid dibentuk oleh kombinasi dari jalur shikimate dengan jalur terpenoid.
topik monografi memberikan informasi lebih rinci tentang agen obat termasuk asam
folat, kloramfenikol, podofilum, minyak atsiri, dicoumarol dan warfarin, psoralens,
kava, Silybum marianum, phyto-estrogen, derris dan lonchocarpus, vitamin E, dan
vitamin K. Jalur shikimate menyediakan alternatif rute ke senyawa aromatik, khususnya
aromatik Asam amino L-fenilalanin, tirosin L- dan L-triptofan. Jalur ini digunakan oleh
mikroorganisme dan tanaman, tetapi tidak oleh hewan, dan dengan demikian asam
amino aromatik termasuk asam amino esensial bagi manusia yang harus diperoleh
dalam makanan. Jalur asam shikimat (Gambar), diperoleh dari suatu senyawa yang telah
diisolasi dari tanaman spesies Illicium (Jepang 'Shikimi') bertahun-tahun sebelum
perannya dalam metabolisme telah ditemukan. Sebagian besar zat antara di jalur ini
diidentifikasi oleh studi yang cermat dengan serangkaian Escherichia coli mutan yang
disiapkan oleh Iradiasi UV.

Kebutuhan gizi mereka untuk pertumbuhan, dan setiap produk sampingan yang
terbentuk, kemudian ditandai. Sebuah strain mutan yang mampu tumbuh biasanya
berbeda dari induknya hanya satu gen, dan efek yang biasa adalah sintesis terganggu
oleh enzim tunggal. Biasanya, mutan diblokir dalam transformasi senyawa A ke
senyawa B akan memerlukan B untuk pertumbuhan sementara mengumpulkan A dalam
medium. dalam hal ini cara, jalur dari fosfoenolpiruvat (dari glikolisis) dan D-erythrose
4-fosfat (dari siklus pentosa fosfat) ke amino aromatik asam itu luas diuraikan.
fenilalanin dan tirosin membentuk dasar C6C3 fenilpropana unit ditemukan di banyak
produk alami,misalnya sinamat asam, kumarin, lignan, dan flavonoid, dan bersama
dengan triptofan merupakan prekursor dari lebar berbagai struktur alkaloid. Selain itu,
ditemukan bahwa banyak turunan asam benzoat sederhana, mis asam galat (Gambar)
dan asam p-aminobenzoic (Asam 4-aminobenzoic) yang diproduksi melalui
branchpoints di jalur shikimate.

Jalur shikimate dimulai dengan kopling dari fosfoenolpiruvat (PEP) dan D-


erythrose 4-fosfat untuk memberikan tujuh karbon 3-deoxy-D-arabino heptulosonic
asam 7-fosfat (DAHP) (Gambar). Reaksi ini, yang ditampilkan di sini sebagai aldol-
jenis kondensasi, dikenal secara mekanis lebih kompleks dalam versi enzim-katalis ;
beberapa transformasi lain dalam jalur ini juga telah ditemukan untuk menjadi
kompleks.

Penghapusan fosfat asam sebenarnya mengikuti suatu NAD tergantung oksidasi


hidroksil pusat, dan ini kemudian kembali terbentuk dalam reaksi reduksi tergantung
NADH pada senyawa karbonil antara sebelum dengan reaksi aldol terjadi. Semua
perubahan ini terjadi dengan adanya enzim tunggal. pengurangan asam 3-dehydroquinic
menghasilkan asam Quinic, produk alami cukup umum ditemukan di bentuk bebas,
seperti ester, atau dalam kombinasi dengan alkaloid seperti kina. Asam Shikimic sendiri
terbentuk dari 3-dehydroquinic asam melalui asam 3-dehydroshikimic oleh dehidrasi
dan langkah pengurangan. Sederhana asam fenolat protocatechuic asam (asam 3,4-
Dihydroxybenzoic) dan asam galat (asam 3,4,5-rihydroxybenzoic) dapat dibentuk oleh
reaksi branchpoint dari 3-dehydroshikimic asam, yang melibatkan dehidrasi dan
enolization, atau, dalam kasus asam gallic, dehidrogenasi dan enolization. Fitur asam
galat sebagai komponen dari banyak bahan tanin (gallotannins), mis
pentagalloylglucose, ditemukan pada tumbuhan, bahan yang telah digunakan selama
ribuan tahun dalam penyamakan hewan menyembunyikan membuat kulit, karena
kemampuan mereka untuk crossling molekul protein. Tanin juga berkontribusi terhadap
yang astringency makanan dan minuman, terutama teh, kopi dan anggur.

3. Jalur Asam Mevalonat


Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar
dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan dalam
model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari
metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat (mevalonic acid : MVA).

Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid adalah asam asetat


setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan
asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan
kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan
pada asam mevalinat, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforialsi,eliminasi asam fosfat
dan dekarboksilasi menghasilkan isopentenil (IPP) yangselanjutnya berisomerisasi
menjadi dimetil alil piropospat (DMAPP) oleh enzimisomeriasi. IPP sebagai unti
isoprene aktif bergabung secara kepala ke ekordengan DMAPP dan penggabungan ini
merupakan langkah pertama dari polimerisasi isoprene untuk menghasilkan
terpenoid.Penggabungan ini terjadi karena serangan electron dari ikatan rangkap
IPPterhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan electron diikuti
olehpenyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan geranil.pirofosfat (GPP)
yaitusenyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.Penggabungan selanjutnya
antara satu unti IPP dan GPP dengan menaismeyang sama menghasilkan Farnesil
pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawaantara bagi semua senyawa seskuiterpenoid.
Senyawa diterpenoid diturunkan dariGeranil-Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal
dari kondensasi antara satu untiIPP dan GPP dengan mekanisme yang sama.

Secara umum biosintesa dari terpenoid terjadi 3 reaksi dasar yaitu:


a) Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
b) Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk
mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
c) Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan
triterpenoid dan steroid.

Anda mungkin juga menyukai