Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KIMIA

OLEH

NAMA :MUHAMAD.SANUSI

NIM :201601009

PRODI :KEPERAWATAN

KELAS :Q-1

DOSEN :SRI ANGGARANI RASYID

STIKES MANDALA WALUYA KENDARI

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “
POLISAKARIDA ”. Yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen,dalam mata
kuliah Biomedik untuk menunjang mahasiswa agar lebih menguasai dan memahami tentang
polisakarida dan bagian-bagianya serta susunan kimianya.

Namun kami menyadari bahwa makala ini masih banyak kekuranganya,baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makala
selanjutnya.

Saya mengucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada ibu dosen yang telah memberikan kami
kepercayaan untuk membuat makala ini,dan tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
banyak kepada teman-teman yang telah ikut serta membantu.

Saya berharap Allah memberikan imbalan yang setimpal pada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa
Robbal ‘Alamiin.

Kendari,10 November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………
……
KATA
PENGANTAR………………………………………………
……………..
DARTAR
ISI………………………………………………………………
………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………...
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………..
C.Maksud dan Tujuan……………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………

DISAKARIDA
Disakarida adalah suatu oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam.
Oligosakarida merupakan polimer dengan derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat
larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul disebut sakarida. Disakarida
merupakan kelompok karbohidrat yang tersusun dari dua unit monosakarida. Unit monosakarida
penyusun disakarida itu dapat berasal dari unit yang sama atau berbeda. Ikatan antara unit
monosakarida dalam pembentukan disakarida disebut ikatan glikosida. Salah satu contoh reaksi
pembentukan disakarida adalah sebagai berikut :
C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O12 + H2O
(monosakarida) (disakarida)
Dalam reaksi tersebut di atas terjadi pelepasan air. Beberapa jenis disakarida yang
penting adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa.

Gambar 1. Struktur kimia disakarida

A. Laktosa
Laktosa adalah jenis disakarida yang merupakan gabungan dari dua unit monosakrida
yang berbeda yaitu merupakan karbohidrat dari susu mamalia yang terdiri dari D-galaktosa dan
D-glukosa (gambar 2). Dalam disakarida ini, ikatan glikosidik antara C-1 anomerik dari β-D-
galaktosa dan C-4 non-anomerik dari D-glukosa merupakan β-(1,4).
Sintesis laktosa oleh laktosa sintetase, suatu dimer heterogenosa, merupakan contoh baru
dari modifikasi spesifisitas katalitik oleh pembentukan dimer, (suatu bentuk perubahan alosterik
konformasional). Salah satu dari dua protomer merupakan suatu enzim (galaktosil transferase)
yang terdapat secara luas dalam jaringan hewan, termasuk grandula mammae selama kehamilan
dan menghasilkan katalis reaksi berikut:
UDP-galaktosa + N-asetilglukosamin N-asetilaktosamin + UDP
UDP merupakan uridin difospat, yang bertindak sebagai suatu karier molecular dari
karbohidrat pada reaksi enzimatik tertentu. Untuk produksi susu, protomer kedua dari laktosa
sintetase,laktalbumin-α, disintesis secara spesifik dalam jaringan mammae, dan interaksi protein
ini dengan galaktsil transferase mengubah spesifisitas substrat sehingga enzim dimerik
mengkatalisis sintesis dari laktosa dengan adanya glukosa:
UDP-galatosa + glukosa laktosa + UDP
Laktalbumin- α hanya terjadi dalam jaringan mammae, dengan demikian, laktosa adalah
unik untuk susu mamalia. Laktosa bersifat reduksi dengan struktur cincin. Laktosa banyak
ditemukan dalam susu yaitu sekitar 40 persennya sehingga laktosa sering disebut dengan gula
susu. Laktosa dapat difermentasi oleh bakteri streptococcus laktis menjadi asam laktat. Selain itu
juga jika lakatosa ini dipanaskan sampai suhu 175 oC akan berbentuk laktokaramel.
Gambar 2. Struktur Laktosa
B. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang dibentuk dari unit monosakarida yang berbeda yaitu
antara satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Antara kedua unitmonosakarida tersebut
diikat dengan ikatan α-1, β-2 glikosida. Sukrosa tidak mempunyai sifat reduksi karena sukrosa
dibentuk dari gugus reduksi masing-masing unit monosakrida penyusunnya. Sukrosa banyak
ditemukan dalam tanaman. Sumber yang kaya sukrosa adalah tebu, bit, dan wortel. Hasil
samping pengekstrasi sukrosa baik dari tebu ataupun bit adalah molase. Molase ini berwarna
gelap, cairannya pekat (20 - 30 persen), dan dengan proses kristalisasi tidak dapat diubah lebih
lanjut menjadi sukrosa karena adanya gula reduksi dan kotoran non gula.

Sukrosa (gula meja) terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, dimana mereka disintesis dari D-
glukosa dan D-fruktosa (gambar 3). Suatu ikatan glikosidik anatara C-1 anomerik dari α-D-
glukosa dan C-2 anomerik dari β-D- fruktosa menghubungkan kedua monosakarida melalui
suatu jembatan oksigen, menghasilkan suatu ikatan α-(1,2).

Gambar 3. Struktur Sukrosa


C. Maltosa
Maltosa adalah disakarida yang dibentuk dari dua unit monosakrida yang sama yaitu
glukosa. Antar unit glukosa tersebut diikat dengan ikatan α-1,4 glikosida.
Maltosa adalah gula reduksi dan larut dalam air. Maltosa jarang ditemukan dalam bentuk
bebas di alam. Maltosa hanya ditemukan dari hasil degradasi pati oleh enzim atau hasil proses
pengekstrasi sukrosa. Pada proses pembentukan ber dari kecambah barley (sejenis biji-bijian),
terjadi proses degradasi pati menjadi maltosa oleh enzim amilase.
Maltosa (gambar 4) dan selobiosa (gambar 5) merupakan dua disakarida yang tidak
terdapat secara alamiah tetapi secara komersial masing-masing merupakan produk degradasi dari
zat tepung dan selulosa. Kedua sakarida memiliki dua residu D-glukosil yang dihubungkan oleh
suatu ikatan 1,4 glukosidik, perbedaan structural tunggal antara dua disakarida adalah pada
ikatan dalam maltose adalah α-(1,4) dan dalam selobiosa adalah β-(1,4). Perbedaan yang
tampaknya kecil ini bertindak sebagai suatu ilustrasi terkait mengenai derajat spesifikasi tinggi
yang sering ditemukan dalam system biologi. Polimer D-glukosa dalam ikatan α-(1,4) bertindak
sebagai suplai energy yang tersedia dengan mudah untuk tumbuh-tumbuhan dan hewan,
sementara polimer analog dalam ikatan β-(1,4) merupakan komponen structural dan tidak
didegradasi oleh sebagian besar system kehidupan, yang tidak memiliki kemampuan enzimatik
untuk menghidrolisis ikatan β-(1,4) glikosidik. Ruminansia (pemamah biak), contohnya sapi,
menggunakan selulosa sebagai sumber makanan hanya karena bacteria dalam lambungnya dapat
mencerna polisakarida. Bahkan rayap mengandalkan pada mikroflora dalam ususnya untuk
mendegradasi kayu. Jika bukan untuk kemampuan dari bakteri tertentu dan jamur untuk
menghidrolisis ikatan β-(1,4) yang ditemukan dalam polisakarida tumbuh-tumbuhan yang mati
akan menimbulkan masalah ekologi yang serius.

Gambar 4. Struktur Maltosa

Gambar 5. Struktur Selobiosa

Anda mungkin juga menyukai