A. Definisi AIDS
AIDS saat ini merupakan penyakit yang tersebar luas didunia, acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) atau sindrom imunodefisiensi yang didapat,
ditandai dengan kegagalan progresif sistem imun. Walaupun diidentikkan dengan
kerusakan secara bertahap pada imunitas yang diperentarai sel (sel-T), penyakit
ini juga mengenai sistem imunitas humoral bahkan autoimunitas karena peran
sentral limfosit T CD4+ pada reaksi imun. Imunodefesiensi yang terjadi
mengakibatkan pasien rentang terhadap infeksi oportunistik, kanker yang tidak
umum, dan kelainan lain yang didefenisikan sebagai AIDS.
Retrovirus adalah human immunodeficiency virus (HIV) tipe I merupakan
penyebab utama. Transmisi HIV terjadi melalui kontak dengan darah atau cairan
tubuh yang terinfeksi serta terkait dengan perilaku berisiko tinggi. Oleh karena itu
penyakit ini banyak terjadi pada kalangan pria homoseksual dan biseksual,
pengguna obat-obatan intravena, neonatus dari ibu yang terinfeksi HIV, resipien
darah atau produk darah yang terkontraminasi (menurun secara tajam sejak
pertengahan tahun 1985), serta pasangan heteroseksual pada golongan yang telah
disebutkan sebelumnya. Karena jalur transmisi yang hampir sama, pola
epidemiologik AIDS menyerupai hepatitis B dan penyakit menular seksual
lainnya.
HIV ditularkan melalui inokulasi langsung saat hubungan seksual,
khususnya terkait dengan trauma mukosa pada hubungan seks anal; transfusi
sarah atau produk darah yang terkontaminasi (risiko menurun dengan pemeriksaan
rutin semua produk darah); penggunaan bersama jarum yang terkontaminasi; serta
transmisi transplasenta atau postpartum dari ibu yang terinfeksi ke janin (melalui
kontak darah atau serviks saat proses melahirkan dan menyusui).
HIV tidak ditularkan melalui kontak ringan dalam rumah tangga atau
kontak sosial. Rerata waktu antara pajanan virus dengan ditegakkannya diagnosis
sekitar 8 sampai 10 tahun, namun waktu inkubasi dapat lebih singkat atau lama.
Sebagian besar orang memiliki antibodi dalam 6 sampai 8 minggu setelah kontak
dengan virus.
B. Etiologi
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang disebut
HIV dari kelompok virus yang dikenal retrovirus yang disebut Lympadenopathy
Associated Virus (LAV) atau Human T-Cell Leukemia Virus (HTL-III yang juga
disebut Human T-Cell Lympadenopathy Virus (retrovirus). Retrovirus mengubah
asam rebonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiri bunokleat (DNA) setelah
masuk kedalam sel pejamu.
Penularan virus ditularkan melalui:
1. Hubungan seksual (anal, oral, vagina) yang tidak terlindungi (tanpa kondom)
dengan orang yang telah terinfeksi HIV
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
3. Mendapatkan transfusi darah mengandung virus HIV
4. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalan kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
C. Manifestasi Klinis
Berdasarkan gambaran klinik (WHO 2006)
Tanpa gejala : Fase klinik 1
Ringan : Fase klinik 2
Lanjut : Fase klinik 3
Parah : Fase klinik 4
Fase klinik HIV
Fase klinik 1.
Tanpa gejala, limfadenopati (gangguan kelenjar/pembuluh limfe)
menetap dan menyeluruh.
Fase klinik 2
Penurunan BB (<10%) tanpa sebab. Infeksi saluran pernapasan atas
(sinusitis, tonsilitis, otitis media, pharyngitis) berulang. Herpes zoster, infeksi
sudut bibir, ulkus mulut berulang, popular pruritic eruptions, seborrhoic
dermatitis, infeksi jamur pada kuku.
Fase klinik 3
Penurunan BB (>10%) tanpa sebab. Diare kronik tanpa sebab sampai
>1 bulan. Demam menetap (interminten atau tetap >1 bulan). Kandidiasis oral
menetap. TB plumonal (baru), plak putih pada mulut, infeksi bakteri berat
misalnya: pneumonia, empyeman (nana dirongga tubuh terutama pleura, abses
pada otot skelet, infeksi sendi atau tulang), meningitis, bakteremia, gangguan
inflamasi berat pada pelvik, acute necrotizing ulcerative stomatitis, gingivitis
atau periodontitis anemia yang penyebabnya tidak diketahui (<8 g/dll),
neutropenia (< 0,5 X 109/I) dan atau trombositopenia kronik (<50X109/I).
Fase klinik 4
Gejalah menjadi kurus (HIV wasting syndrome), pneumocystis
(pneumonia karena pneumocytis carinii), pneumonia bakteri berulang, infeksi
herpes simplex kronik (orolabial, genital atau anorektal >1 bulan)
Oesophageal candidiasis, TBC ekstrapulmonal, Cytomegaloviru, Toksoplasma
di SSP, HIV encephalopaty, meningitis, infektion progresive multivokal,
lympoma, invasive cervical carsinoma, leukoencephalopathy.
Fase-fase infeksi HIV dan AIDS
Antibodi
Gejala- Dapat
Fase Lama Fase yang
gejala Ditularkan
Terdeteksi
1. Periode 4 minggu-6
Tidak Tidak ada Ya
jendela bulan infeksi
2. Infeksi HIV Sakit seperti
1-2 minggu Mungkin Ya
primer akut flu
3. Infeksi
Asimptoma 1-15 thn/lebih Ya Tidak ada Ya
tik
4. Supresi Sampai 3 Ya Demam, Ya
imun tahun keringat
simptomati pada malam
k hari, BB
turun, diare,
neuropatik,
keletihan,
ruamkulit,
limadenopat
i,
perlambatan
kognitif, lesi
oral
5. AIDS 1-5 thn dari Ya Infeksi Ya
pertama oportunistik
penentuan berat dan
kondisi AIDS tumor,
manifestasi
neurologik
System tahapan klinis untuk anak menurut WHO yang telah diadaptasi:
Stadium - Gizi kurang yang tak dapat dijelaskan dan tidak bereaksi
3 terhadap pengobatan baku
- Diaere persiten yang tidak dapat dijelaskan (>14 hari)
- Demam persiten yang tidak dapat dijelaskan (interminten atau
konstan, selama > 1 bulan)
- Kandidiasi oral (diluar massa 6-8 minggu pertama kehidupan)
- Oral hairy leukoplakia
- Tuberkolusis paru
- Pneumonia bacterial berat yang berulang ( 2 atau lebih episode
dalam 6 bulan)
- Gingivitis atau stomatitis ulseratif nekrotikans akut
- LIP (lymphoid interstisial pneumonia) simtomatik
- Anemia yang tak dapat dijelaskan (<8g/dll), neutropenia
(<500/mm3) atau
- Trombositopenia (<30.000/mm3) selama lebih dari 1 bulaan
Stadium - Sangar kurus (wasting) yang tidak dapat dijelaskan atau gizi
4 buruk yang tidak bereaksi terhadap pengobatan baku
- Pneumonia pneumosistis
- Dicurigai infeksi bakteri berat atau berulang (2 atau lebih episode
dalam 1 tahun, misalnya empiema, piomiositis, infeksi tulang atau
sendi, meningitis, tidak termasuk pneumonia)
- Infeksi herpes simplek kronis (orolabial atau kutaneosus selama
>1 bulan atau viseralis dilokasi manapun)
- Tuberculosis ekstraplumonal atau diseminata
- Sarcoma kaposi
- Kandidiasis esophagus
- Anak <18 bulan dengan simtomatik HIV seropasitif dengan 2
atau lebih dari hal berikut : oral thrush, +/- pneumonia berat, +/-
gagal tumbuh, +/- sepsis berat2
- Infeksi sitomegalovirus (CMV) retinitis atau pada organ lain
dengan onset > 1 bulan
- Toksoplasmosis susunan syaraf pusat (diluar massa neonatus)
- Kriptokokosis termasuk meningitis
- Mikosis ensdemik diseminata (histoplasmosis, koksidiomikosis,
penisiliosis)
- Kriptosporidiosis kronik atau isosporiasis (dengan diare > 1
bulan)
- Infeksi sitomegalovirus (onset pada umur > 1 bulan pada organ
selain hati, limpa atau kelenjar limfe)
- Penyakit mikrobakterium diseminata selain tuberculosis
- Kandida pada trakea, bronkus atau paru
- Acquired HIV-related-vesico fistula
- Limfoma sel B non-Hodgkin’s atau limfoma serebral
- Progressive multifocal leukoencephalopthy (PML)
- Ensefalopi HIV
- HIV-related cardiomyopathy
- HIV-related nephropathy
Ket :
(provirus
J. Mr nadi translasi
RNA genom dilepas ke
K. sitoplama
Prot. virus
Tunas virus
CD 8
rangsanganpembent
AIDS Infeksi sel T ukansel B
Penurunan IL-2
Respon imun Definisi pengetahuan
Humoral Seluler
sel B dihasilkan
antybody spesifikk Intoleransi aktivitas APC aktifkan CD4+
Diferensiasi dalam Penurunan aktivitas terinfeksi virus (sel t
plasma helper)
CD 4+
gangguanhargadiri
selretan rentaninfeksi
mutasi
pengeluaran aktifkan flora normal
gen
mediator kimia
pembelaha resikoinfeksi
peningkatansitokinin
nselbe (oportunistik)
rlebiha
pirogenindogen
n
picuselkank
er
setsuhutubuholehhipota
demam
lamus anterior
ketidakefektif
menginfeksiparu-paru saluranpencernaan
antermore
gulasi
eksudat mukosateriritasi
gangguanjal inhalasidanekhalasiterga pelepasanasam
annafas nggu amino
metabolisme
suplai o2 ketidakefektifanbersihanj
protein BB<dari
turun alannafas
normal
ketidakseimbangan
tergang rikebutuhantub
gu uh
ATP kelemahan bakterimudahmasu
hipoksia
kimuntakada
VL<100.000 VL>100.000
SKENARIO II
A. Pengkajian
1.bjnjhj
2. pengkajian fisik
Data tergantung dari organ-organ/jaringan tubuh yang terkena dan infeksi
oportunistik atau kanker spesifik.
Aktivitas /istirahat
Gejala : Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelahan/malaise.
Perubahan pola tidur
Tanda : kelemahan otot, menurunya masa otot
Respons fisiologi terhadap aktifitas seperti perubahan dalam TD,
frekuensi jantung, pernapasan.
Sirkulasi
Gejala : Proses penyumbatan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama
pada cedera (jarang terjadi)
Tanda : Takikardia, perubahan TD postural
Menurunnya volume nadi perifer.
Pucat atau sianosis; perpanjangan pengisian kapiler
Integritas Igo
Gejala : faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, misalnya
dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan, gaya
hidup tertentu, dan distres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat, dan menurunnya
berat badan.
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak
berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata
yang kurang.
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala
yang sama.
Eliminasi
Gejala : Diare yang interminten, terus-menerus, sering dengan atau tanpa
disertai kram abdormal
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feses encer dengan atau tanpa disertai mukus atau darah.
Diare pekat yang sering.
Nyeri tekan abdominal
Lesi atau abses rektal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.
Makanan/cairan
Gejala : Tidak napsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali
Makan, mual/muntah
Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan
Penurunan berat badan yang cepat/progresif
Tanda : Dapat menunjukan adanya bising usus hiperaktif
Penurunan berat badan: perawakan kurus, menurunya lemak
subkutan/massa otot.
Turgor kulit buruk
Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan warna.
Kesehatan gigi/lesi yang buruk, adanya gigi yang tanggal.
Edema (umum, dependen)
Higiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS.
Tanda : Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi
Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas
perawatan diri.
Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala.
Perubahan status mental, kehilangan ketajaman atau kemampuan diri
unruk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi
menurun.
Kerusakan sensasi atau intra posisi dan getaran. Kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan.
Bebas, kesemutan pada eksremitas(kaki tampak menunjukan
perubahan paling awal).
Tanda : Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mentala sampai
demensia, lupa, kosentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis,
retardasi spikomotor/respons melambat.
Ide paranoit, ansietas yang berkembang bebas, harapan tidak realitis.
Timbul refleks tidak normal, menurunya kekuatan otot, dan gaya
berjalan ataksia.
Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis;
hemiparesis, kejang.
Hemoragi retina dan eksudat (renitis CMV).
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri umum atau lokal sakit, rasa terbakar pada kaki.
Sakit kepala (keterlibatan SSP).
Nyeri dada pleuritis.
Tanda : Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang.
Gerak otot melindungi bagian yang sakit.
Pernapasan
Gejala : ISK sering, menetap.
Nafas pendek yang progresif
Batuk ( mulai dari sedang sampai parah) produktif/non-produktif
sputum (tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodik saat
nafas dalam ).
Mendungan atau sesak pada dada
Tanda : Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi nafas/bunyi nafas adfensitius.
Sputum : kuning ( pada pneumonia yang menghasilkan seputum)
Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses
penyembuhannya.
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis,
hemofilia, operasi, vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut.
Riwayat/berulangnya infeksi dengan PHS.
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu
intermiten/memucat; berkeringat malam perubahan
Tanda : Integritas kulit: terpotong, ruam, misalnya ekzema, eksantem,
psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/warna mola; mudah
terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Rektum, luka perianal atau apses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar linfe. Pada dua area
tubuh atau lebih ( misalnya leher, ketiak, paha).
Menurunya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya
berjalan.
Seksualitas
Gejala: Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual
dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel,
aktivitas seksual yang tidak terlindung, dan sek anal.
Menurun nya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks.
Penggunaan kondom yang tidak konsisten.
Minggunakan pil pencegah kehamilan ( meningkatkan kerentangan
terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat terpajan karena
meningkatkan kekeringan/friabilitas fagina).
Tanda : Kehamilan atau resiko terhadap hamil.
Genitalia: manifestasi kulit (misalnya herpes, kutil): rabas.
Interaksi sosial
Gejala: Masalah yang dtimbulkan oleh diagnosis misalnya kehilangan
kerabat/orang tedekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan/kehilangan
pendapatan.
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang
meninggal karena AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu
membuat rencana.
Tanda: Perubahan pada intraksi keluarga/orang terdekat
Aktivitas yang terorganisasi, perubahan penyusunan perubahan.
B. DIAGNOSA
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keadaan letih,
kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
2. Kekuranagan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
yangbberlebihan : diare berat, berkeringat, muntah
3. Perubahan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan atau
perubahan pada kemampuan untuk mencerna, mengunyah atau
nutrisi metabolisme,mual/muntah, refleks, yang hiperaktif
gangguan intestinal.
4. Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan
penuruna imunitas tubuh
5. Integritas kulit berhubungan dengan defisit imunologis
dihubungkan radang dan mikroorganisme
6. Perubahan membran mulkosa berhubungan dengan kesehatan
oral tidak efektif.
7. Defisiesi pengetahuan berhubungan dengan cara-cara
mencegah penularan HIV dan perawatan mandiri
C. Intervensi
N Diagnosa Rencana
o keperawatan
NOC NIC
1. Intoleransi Tujuan dan Mandiri
aktivitas kriteria hasil: 1. Kolaborasi dengan
berhubungan 1. Berparsitipasi Tenaga Rehabilitas
dengan keadaan dalam aktivitas Medik dalam
letih, kelemahan, fisik tanpa merencanakaan
malnutrisi, disertai program terapi yang
gangguan peningkatan tepat.
keseimbangan tekanan darah, 2. Bantu klien untuk
cairan dan nadi, dan RR. mengidentifikasi
elektrolit 2. Mampu aktivitas yang mampu
melakukan dilakukan
aktivitas sehari- 3. Bantuan untuk memilih
hari (ADLs) aktivitas konsisten yang
secara mandiri. sesuai dengan
3. Tanda-tanda kemampuan fisik,
vital normal. psikologi dan social.
4. Enargy 4. Bantu untuk
psikomotor. mengidentifikasi dan
5. Level mendapatkan sumber
kelemahan. yang di perlukan untuk
6. Mampu aktivitas yang
berpindah: diinginkan.
dengan atau 5. Bantu untuk
tanpa bantuan mendapatkan alat
alat. bantuan aktivitas
7. Status seperti kursi roda, krek.
kardiopulmonari 6. Bantu untuk
adekuat. mengidentifikasi
8. Sirkulasi status aktivitas yang disukai.
baik. 7. Bantu klien untuk
9. Status respirasi: membuat jadwal latihan
pertukaran gas diwaktu luang.
dan ventilasi 8. Bantu pasien/keluarga
adekuat. dalam beraktivitas.
9. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas.
10. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
11. Monitor respon fisi,
emosi, social dan
spiritual.
Kolaborasi
1. Berikan
cairan/elektrolit
melalui serang pemberi
makanan/IV.
2. Pantau hasil
pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi, mis.,:
a. Hb/Ht
b. Elektrolit
serum/urena
c. BUN/Kr
3. Berikan obat-obatan
sesuai indikasi.
a. Antimetik, mis;
proklorterazin
maleat
(kompazine;trimeto
benzamid ( tigan);
metoklopramid
(Reglan);
b. Matidiarea,
mis;divenoksialt
(lomotil),
loperamid
imodium, paregore,
atau antispasmodik,
mis.,mempenzolat
bromida (cantil);
c. Antipiretik,
mis.,asetaminofen
(Tylenol)
4. Pertahankan selimut
hipotemia bila
digunakan.
1. tinjau ulang
pemeriksaan
laboratorium,mis.,
BUN ,glukosa, fungsi
hepar, elektrolit,
protein dan albumin.
2. Pertahankan status
puasa jika di
indikasikan.
3. Pasa atau pertahankan
sela NG sesuai
petunjuk
4. Konsultasi dengan tim
pendukung ahli
diet/gizi.
5. Berikan NPT
(hiperalimentasii/intrali
pit) sesuai petunjuk.
6. Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk:
a. Antiemetik,mis.,met
oklopramid
(reglan).
b. Suplemen vitamin.
Kolaborasi
Klaborasi
1. Dapatkan spesimen
kultur lesi.
2. Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk, mis.,
nistatin (Mycotatin),
ketoko nazol (nizora).
3. Rujuk untuk konsultasi
gigi, jika di perlukan.