Anda di halaman 1dari 23

Tugas individu

SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNITAS


“Asuhan Keperawatan Anemia Defisiensi Besi Dan Hiv/Aids”

Dosen : Mimi Yati S.Kep.,Ns.,M.,Kes

Oleh:

MUHAMAD SANUSI
P 201601009
KELAS Q1 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi

B. Etiologi
1. Asupan zat besi yang tidak cukup (kurang dari 2 mg/hari) terjjadi pada
konsumsi ASI atau susu botol yang tidak dberi suplemen tambahan
pada bayi usia lebih dari 6 bulan (tidak makan padat); selama priode
stress, missal pertumbuhan yang cepat pada anak dan remaja; pada
golongan usia lanjut dengan diet yang tidak seimbang
2. Malabsorps zat besi, pada diare kronis, gastrektomi parsial atau, serta
sindrom malabsorpsi seperti penyakit seliak
3. Kehilangan darah (penyebab yang umum pada dewasa) sekunder
karena perdarahan saluran cerna yang diinduksi oleh obat (dari
antikoagulan, aspirin, steroid) atau karena menstruasi yang sangat
banyak, perdarahan karena trauma, ulkus saluran cerna, tumor ganas,
atau varises
4. Kehamilan, dimana suolai zat besi ibu dialihkan kejanin untuk
eritropoiesis
5. Hemoglobinuria yang diinduksi oleh hemolisis intravascular atau
paroksimal nocturnal hemoglobinuria
6. Trauma eritrosit mekanis karena katup jantung buatan atau filter vena
kava

C. Manifestas klinis
1. Lelah
2. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
3. Sakit kepala
4. Sesak nafas (terutama saat lelah)
5. Peningkatan frekuensi infeksi
6. Pika (hasrat yang tidak dapat dikontrol untuk memakan benda asing,
seperti lempung, kanji, es, dan pada anak, timbal)
7. Riwayat manoragia
8. Disfagia
9. Gangguan vasomotor
10. Mati rasa atau kesemutan pada eksremitas
11. Nyeri neuralgia
12. Lidah yang merah, bengkak, licin, megkilap, nyeri (pada glositis)
13. Erosi, bengkak, dan nyeri pada sudut mulut (dengan stomatitis
angular)
14. Kuku berbentuk sendok dan rapuh
15. Takikardia, peningkatan curah jantung, dan saturasi oksigen kurang
dari 90% (pada anemia defisiensi zat besi yang berat)

D. Patofisiologi
Zat besi terdapat padasemua gugus heme dalam Hb; gugus heme
menyusun dua pertiga zat besi tubuh. Zat besi juga penting dalam
sintesis DNA dan transport electron. Konsentrasi zat besi diatur oleh sel
penyerap di bagian proksimal usus halus. Sel ini mengatur absorpsi
sesuai kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan dapat mengakibatkan
anemia. Untungnya saluran cerna mampu meningkatkan penyerapan
besi dari 10% menjadi 20-30% per hari. Ini adalah cara tubuh
mengompensasi hilangnya persediaan besi karena kurangnya asupan
besi atau hilangnya besi. Satu pertiga besi tubuh disimpan dalam bentuk
feritin, sebuah kompleks protein-fosfor-besi yang mengandung sekitar
23% zat besi.
E. Pathway

Pendarahan saluran cerna Defisiensi besi, vit B 12, As. Overaktif RES, produksi
F.uterus,
- hidung luka Folat, depresi sumsung SDM abnormal
tulang eritopoetin

G.
Kehilangan SDM (sel Penghancuran SDM
Produksi SDM
H.darah merah)

Pertahanan sekunder tidak Resiko infeksi


adekuat

Penurunan jumlah eritosit Penurunan kadar Hb Efek Gl

Gangguan penyerapan nutrisi &


Konpensasi jantung Kompensasi paru defensiesi folat

Peningkatan frekuensi Glositis berat (lidah


Beban kerja dan curah
nafas meradang),
jantung meningkat
diare,
kehilangan nafsu
Takikardia, angina Dyspnea (kesulitan Intake nutrisi turun
(nyeri dada), iskemia bernafas) makan
(anoreksia)
miokardium, beban
kerja jantung Ketidakseimbangan
Penurunan transport O2
nutrisi kurang dari
Ketidakefektifan perfusi kebutuhan tubuh

jaringan perifer nyeri akut Hipoksia

Peningkatan
Lemah lesu, parestesia, mati Ketidakefektifan pola
kontraktililas rasa, ataksia, gangguan nafas
Palpatasi koodinasi, bingung

Penenbalan dinding
ventikel Defisit perawatan diri
intoleransi aktivitas
kardiomegali
F. Penatalaksanaan
1. Penggantian zat besi yang mencakup preparat oral zat besi atau
kombinasi zat besi dengan asam askorat (yang akan meningkatkan
absorsi)
2. Zat beri yang diberikan secara parenteral (pada beberapa kasus).
3. Pemberian intarvena dosis total suplementasi zat besi, untuk pasien
hamil dan usia lanjut dengan anemia defisiensi anemia berat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus
Seorang perempuan berusia 45 tahun, datang ke RS karena
mengeluh sakit kepala, kelelahan, sesak nafas terutama saat lelah, mati
rasa dan kesemutan pada lengan dan kaki, nyeri pada daerah wajah
(nyeri neuralgia). Klien juga mengatakan sering kehilangan konsentrasi
bahkan tidak mampu untuk berkonsentrasi dan kesulitan menelan pada
saat makan. Pada pengkajian diperoleh skala nyeri 4,TD 90/80 mmHg,
frekuensi nadi 102x/menit, suhu 36,8 ◦C,frekuensi nafas 28x/menit, BB 47
kg dan TB 160 cm, konjungtiva pucat. Klien memiliki riwayat menoragia,
lidah klien merah dan bengkak, kuku rapuh,bengkak pada sudut mulut,
saturasi oksigen 70%, hemoglobin 7 g/dl.

A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Data demografis
Nama : Ny Y
Jenis kelamin: Perempuan
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
b. Keluhan utama
Klien mengeluh sakit kepala
c. Riwayat kesehataan sekarang
Mengeluh sakit kepala, kelelahan, sesak nafas terutama saat lelah,
mati rasa dan kesemutan pada lengan dan kaki, nyeri pada daerah
wajah (nyeri neuralgia).
d. Riwayat kesehataan dahulu
Lidah klien merah dan bengkak, kuku rapuh,bengkak pada sudut
mulut
e. Riwayat kesehataan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami penyakit yang
sama diderita oleh klien
2. Pengkajian fisik
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.
Kehilangan produktivitas; penurunan semangat untuk
bekerja
Toleransi terhadap latihan rendah
Kebutuhan untuk tidur dan istrahat lebih banyak
Tanda : Takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya.
Ataksia, tubuh tidak tegak
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-
tanda lain yang menunjukkan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI
kronis menstruasi berat (DB); angina CHF (akibat kerja
jantung berlebihan)
Riwayat endokarditis infektif kronis
Palpitasi (takikardia kompensasi)
Tanda : TD: Peningkatan sistolik stabil dan tekanan nadi melebar:
hipotensi postural
Distrimia: Abnormalitas EKG, missal depresi segmen
STdan pendaratan atau depresi gelombang T: takikardia
Bunyi jantung: Murmur sistolik (DN)
Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membrane
mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan; pada pasien kulit hitam, pucat dan tampak
sebagai keabu-abuan); kkulit seperti berlilin, pucat,
(aplasti AP) atau kuning lemon terang (AP)
Sklera: Biru atau putih seperti mutiara (DB)
Pengisian kapiler melambat (penurunan alliran darah ke
perifer dan vasokonstrksi kompensasi);
Kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
(DB)
Rambut: keriting, mudah putus, menipis; tumbuh uban
secara premature (AP)
c. Integritas Ego
Gejala : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misal, penolakan transfusi darah
Tanda : Depresi
d. Eliminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
Diare atau konstipasi
Penurunan haluaran urine
Tanda ; Distensi abdomen
e. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB).
Nyeri mulut ataua lidah, kesullitan menelan (ulkus pada
laring)
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
Adanya penurunn berat badan
Tanda : Lidah tampak merah daging/halus (AP;defisiensi asam
folat dan vitamin B12)
Membrane mukosakering, pucat
Turgor kulit; Buruk, kering, tampak kisut/hlang elastisitas
(DB)
Bibir; Selitis, missal, inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah (DB)
f. Hiigiene
Tanda : kurang bertenaga, penampilan tak rapih
g. Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, berdenyut, puing, vertigo, tinits,
ketidakmampuan berkonsentrasi
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada
mata
Kelemaha, keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia
tangan/kaki (AP); klaudikasi
Sensasi menjadi dingin
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis
Mental : tak mampu berespons lambat dan dangkal
Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang (aplastik)
Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan
posisi, tanda Romberg positif, paralisis (AP)
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen samar; sakit kepala (DP)
i. Pernafasan
Gejala : Riwayat TB, abses paru
Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : Takipnuea, ortopnea, dan dispnea
j. Keamanan
Gejala : Tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas
Transfusi darah sebelumnya
Gangguan penglihatan
Penyyembuhan luka buruk, sering infeksi
Tanda : Demam merendah, menggigil,berkeringat malam,
Limfadenopati umum
k. Seksualitas
Gejala : Perubahan aliran menstruasi missal menoragia atau
amenore (DB)
Hilang lobido (pria dan wanita)
Impoten
Tanda : Serviks dan dinding vagina pucat
A. Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi, penurunan
transfer oksigen ke paru
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b,d
kegagalanuntuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna
makanan/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan SDM
normal
4. Nyeri akut b.d perubahan frekuensi jantung
5. Resiko infeksi b.d penurunan hemoglobin
6. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, proses metabolism yang terganggu

B. INTERVENSI
NO Diagnosa Rencana
. Keperawatan
NOC NIC
1 1. Ketidakefektifan Tujuan dan criteria Mandiri
pola nafas b.d hasil 1. Buka jalan
sindrom 1. Mendemostrasika nafas, gunakan
hipoventilasi, n batuk efektif dan teknik chin lift
penurunan suara nafas yang atau jaw thust
transfer oksigen bersih, tidak ada bila perlu
ke paru sianosis dan 2. Posisikan
dyspneu (mampu pasien untuk
mengeluarkan memaksimalkan
sputum, mampu ventiasi
bernafas, tidak 3. Identifikasi
ada surpetlips ) pasien perlunya
2. Menunjukan jalan pemasangan
nafas yang paten ( alat jalan nafas
klien merasa buatan
tercekik irama 4. Keluarkan
nafas, frekuensi secret dengan
pernapasan dalam batuk atau
rentan normal, suction
tidak ada suara 5. Auskultasi suara
nafas abnormal ). nafas, catat
3. TTV dalam rentang adanya suara
normal tambahan
6. Berikan
pelembab udara
kassa basah
NaCl lembab
7. Atur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
8. Monitor
respirasi dan
status O2
2 Ketidakefektifan Tujuan dan criteria Mandiri
perfusi jaringan hasil 1. Awasi tanda vital,
b.d penurunan Menunjukkan perfusi kaji pengisian
komponen seluler adekuat missal tanda kapiler, warna
yang diperlukan stabil;mebran kulit/membran
untuk pengiriman mukosa merah mukosa, dasar kuku
oksigen /nutrisi mudah, pengisian 2. Tinggikan kepala
kapiler baik, haluaran tempat tidur sesuai
urine adekuat; toleransi
mental seperti biasa 3. Awasi upaya
pernafasan;
auskultasi bunyi
nafas perhatikan
bunyi adventisius
4. Selidiki keluhan
nyeri dada, palpasi
5. Kaji untuk respons
verbal melmbat,
mudah terangsang,
agitasi, gangguan
memori, bingung
6. Orientasi/orientasika
n-ulang pasien
sesuai kebutuhan.
Catat jadwal
aktivitas pasien
untuk dirujuk.
Berikan cukup
waktu untuk pasien
berfikir, komunikasi
dan aktivitas
7. Catat keluhan rasa
dngin, pertahankan
suhu lingkunga dan
tubuh hangat sesua
indikas
8. Hindari penggunaan
bantalan
penghangat atau
botol air panas.
Ukur suhu air mandi
dengan
thermometer
Kolaborasi
1. Awasi pemeriksaan
laboratorium, mis.,
Hb/Ht dan jumlah
SDM, GDA
2. Berikan SDM darah
lengkap/packed,
produk darah sesuai
indikasi, awasi ketat
untuk komplikasi
transfuse
3. Berikan oksigen
tambahan sesuai
indikasi
4. Siapkan intervensi
pembedahan sesuai
indikasi
3 Ketidakseimbanga Tujuan dan kriteria Mandiri
n nutrisi kurang hasil 1. Kaji riwayat nutrisi,
dari kebutuhan 1. Menujukkan termasuk makanan
tubuh b,d peningkatan berat yang diisukai
kegagalan untuk badan atau berat 2. Observasi dan catat
mencerna atau badan stabil masukan makanan
ketidak mampuan dengan nilai pasien
mencerna laboratorium 3. Timbang berat
makanan/absorpsi normal badan tiap hari
nutrient yang 2. Tidak mengalami 4. Berikan makan
diperlukan untuk tanda malnutrisi sedikit dan
pembentukan 3. Menunjukkan frekuensi sering
SDM normal perilaku, dan/atau makan
perubahan pola diantara waktu
hidup untuk makan
menigkatkan 5. Observasi dan catat
dan/atau kejadian
mempertahankan mual/muntah, flatus,
berat badan yang dan gejala lain yang
sesuai berhubungan
6. Berikan dn bantu
higienne mulut yang
baik; sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat gigi
halus untuk
penyikatan yang
lembut. Beikan
pncuci mulut yang
diencerkan bila
mukosa oral luka
Kolaborasi
1. Konsul pada ahli
gizi
2. Pentau
pemeriksaan
laboratorium,
missal, Hb/Ht, BU,
al-bumin, protein,
transferin, besi
serum, B12, asam
flat, TIBC, elektrollit
serum
3. Berikan obat sesuai
indikasi, misal,
a. Vitamin dan
sulemen mineral,
missal
sianokobalamin
(vitamin B12),
asam folat
(Flovite); asam
askorbat (vitamin
C)
b. Besi dextran
(IM/IV)
c. Tambahkan besi
oral, missal, fero
sulfat (feosol);
fero glukonat
(fergon)
d. Asam
hidroklorida
(HCI)
4. Anti jamur atau
pencuci mulut
aseptic jika
diindikasi
5. Berikan diet halus,
rendah serat,
menghindari
makanan panas,
pedas, terlalu asam
sesuai indikasi
6. Berikan suplemen
nutrisi missal,
ensure, isocal.
4 Nyeri akut b.d Tujuan dan kriteria Mandiri
perubahan hasil 1. Lakukan pengkajian
frekuensi jantung 1. Mampu nyeri secara
mengontrol nyeri komprehensif
(tahu penyebab termasuk lokasi,
nyeri, mampu karakteristik, durasi,
mengunakan frekuensi, kualitas
teknik dan faktor
nonfarmakologi presipitasi
untuk mengurangi 2. Observasi reaksi
nyeri, mencari nonverbal dari
bantuan) ketidaknyamanan
2. Melaporkan bahwa 3. Gubaka teknik
nyeri berkurang komunikasi
dengan terapeutik untuk
mengguankan mengetahui
manajemen nyeri pengalama nyeri
3. Mampu mengenali pasien
nyeri (skala, 4. Kai kultur yang
intensitas, mempengaruh
frekuensi dan respon nyeri
tanda nyeri) 5. Evaluasi
4. Menyatakan rasa pengalaman nyeri
nyaman setelah masa lampau
nyeri berkurang 6. Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
control nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga
untukmencari dan
menemukan
dukungan
8. kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri sepeti suhu
ruangan,
pencahayaan, dan
kebisingan
9. kueangi faktor
presipitasi nyeri
10. pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakolongi, non
farmakologi dan
interpersonal)
11. kaji dan tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
13. berikan analgetik
untuk mengurangi
9nyeri
14. tingkatkan istirahat
15. kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri todak
berhasil
16. monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
5 Resiko infeksi b.d Tujuan dan criteria Mandiri
penurunan hasil 1. Tingkatkan cuci
hemoglobin 1. mengidentifikasi tangan yang baik
perilaku untuk oleh pemberi
mencegah/menuru peraatan dan
nkan resiko infeksi pasien
2. meningkatkan 2. Pertahankan teknik
penyembuhan aseptic ketat pada
luka, bebas prosedur/perawatan
drainase purulen luka
atau eritema, dan 3. Berikan perawatan
demam kulit, perianal dan
oral denga cermat
4. Dorong perubahan
posisi/ambulasi
yang sering, latihan
batuk, dan nafas
dalam
5. Tingkatkan
masukan cairan
adekuat
6. Pantau/batasi
pengujung. Berikan
isolasi bila
memungkinkan.
Batasi tumbuhn
hidup/bunga potong
7. Pantau suhu. Catat
adanya mengigil
dan takikardia
dengan atau tanpa
demam
8. Amati
eritema/cairan luka
Kolaborasi
1. Ambil specimen
untuk
kultur/sensitivitas
sesuai indikasi
2. Berikan antiseptic
topical; antibiotic
sisemik

6 Intoleransi Tujuan dan criteria Mandiri


aktivitas b.d hasil 1. Kaji kemampuan
ketidakseimbanga 1. Melaporkan pasien untuk
n antara suplai peningakatan melakukan
dan kebutuhan toleransi aktivitas tugas/AKS normal,
oksigen, proses (termasuk aktivtas catat laporan
metabolism yang sehari-hari) kelelahan,
terganggu 2. Menunjukkan keletihan, dan
penuruan tanda kesulitan
fisiologis menyelesaikan
intoleransi, tugas
misalnya nadi, 2. Kaji
pernafasan, dan kehilangan/ganggua
TD masih dalam n keseimbangan
retang normal gaya jalan,
pasien. kelemahan otot
3. Awasi TD, nadi,
pernapasan,
selama dan
sesudah aktivitas
4. Catat respon
terhadap aktivitas
(misalnya
peningkatan denyut
jantung/TD,
disritmia, pusing,
dispnea, takipnea
dan sebagainya)
5. Berikan lingkungan
tenang.
Pertahankan tirah
baring bila
iindikasikan. Pantau
dan batasi
pengunung,
telepon, dan
gangguan berulang
tindakan yang tak
direncanakan
6. Ubah posisi pasien
dengan perlahan
dan pantau
terhadap pusing
7. Prioritaskan jadwal
asuhan
keperawatan untuk
meningkatkan
istirahat. Pilih
periode istirahat
dengan periode
aktivitas
8. Berikan bantuan
dalam
aktivitas/ambulasi
bila perlu,
memunkinkan
pasien untuk
melakukannya
sebanyak mungkin
9. Rencanakan
kemajuan aktivitas
dengan pasien,
termasuk aktivitas
yang pasien
pandang perlu.
Tingkatkan tingkat
aktivitas sesuai
toleransi
10. Gunakan tekhnik
penghematan
energy, misalnya
mandi dengan
duduk, duduk untuk
melakukan tugas-
tugas
11. Anjurkan pasien
untuk menghentikan
aktivitas bila
palpitasi, nyeri
dada, napas
pendek, kelemahan,
atau pusing terjadi
Daftar pustaka
Amin huda nurarif & hardhi kusuma. 2015 Aplikasi Nanda Nic-Noc jilid
1 . Jogjakarta: Mediaction
Dr. Lyndon Saputra. 2014 Visual Nursing Hematologi & Imunologi.
Jakarta: Bina rupa aksara
Joyce M. black & Jane hokanson hawks. 2014 keperaatan medical
bedah edisi 8 jilid 3. Indonesia: Elsevier
Marilynn E. Doenges dkk. 2012 rencana asuhan keperawatan edisi 3.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai