Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIOKIMIA

LIPID

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Krismawati Haria (2116150001) - Pendidikan Kimia

Dosen Pengampu :

Ibu St.Fatimah Azzahra S.Pd, M.Pd

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji  syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


yang telah memberi kami rahmat dan karunia-Nya sehingga
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.
            Makalah yang kami susun ini berjudul “LIPID “. Makalah
ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
BIOKIMIA . Dalam  makalah ini kami menguraikan pembahasan
mengenai “LIPID”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari sempuna.  Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami
nantikan. Terima kasih atas segala partisipasi semua pihak yang
mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala kekurangan dan
kesalahannya kami mohon maaf.

Jakarta,14 Maret 2023

Penulis

Krismawati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Lipid
2.2 Pengelompokan Lipid
2.3 Asam Lemak
2.4 Sifat-sifat asam lemak
2.5 Lemak netral, fosfolipid,sfingolipida,glikolipidasi,steroid
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu
senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organic. Contohnya
benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen
dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya.
Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya
(seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat
(glikolipid), kombinasi dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi
struktur dan fungsinya, mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet
alam.Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple
lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan(derived lipid).
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst),
lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid
majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat di sabunkan,
sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat
di sabunkan. Lipid seperti lilin (wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester
yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan asam lemak dan senyawa lainnya termasuk
alkohol. Steroid tidak mengandunga asam lemak dan tidak dapat dihidolisis. Lipid
berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam
bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator
organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga
sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada
fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus
alcohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin
(sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin. Sebagian besar lemak dan minyak di
alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida
terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam
ikatandengan gliserol maka dinamakan monogliserida.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana Definisi lipid ?
2. Bagaimanapengelompokkan lipid ?
3. Bagaimana Jenis asam lemak ?
4. Bagaimana sifat-sifat asam lemak?
5. Bagaimana lemak netral, fosfolipid,sfingolipida, glikolipida dan steroid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Lipid
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan

atau manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel.

Senyawa lipid tidak mempunyai rumus empiris tertentu atau struktur yang serupa,

tetapi terdiri atas beberapa golongan.Berbeda dengan karbohidrat dan protein,

lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik

nonpolar seperti eter, kloroform, aseton dan benzena. Berdasarkan sifat demikian,

lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan

menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya (Poedijiadi, 2005).

Lipid yang terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak. Lipid

merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai

fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari tubuh, makin banyak

jumlah lemak makin banyak fungsinya mempertahankan panas dalam tubuh.

Proses oksidasi 1 gram lemak dihasilkan energi sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram

karbohidrat maupun protein hanya menghasilkan 4 kkal. Lemak juga mempunyai

fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan atau

goncangan. Lemak juga merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung

vitamin A D E & K ( Anna poedjiadi, 2006 ).

Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan

lambung tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak.Dalam usus

lemak diubah dalam bentuk emulsi, sehingga mudah berhubungan dengan enzim

steapsin dalam cairan prankeas. Hasil akhir proses pencernaan lemak ialah asam

lemak, gliserol, monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida (Anna Poedjiadi,

2006).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak.
Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya
(termasuk tri-,di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang
mengandung sterol, sepertikolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki
metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan
melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.

2.2 Klasifikasi atau pengelompokkan Lipid

Menurut sifat kimia (berdasarkan atas reaksinya dengan basa kuat)


1. Lipid tersabunkan (hidrolisis dengan basa)(latin: sapo, soap=sabun=garam asam
lemak).contohnya adalah TAG (triasil gliserol) dan fosfolipid.
2. Lipid tak tersabunkan. contohnya: sterol (kolesterol), vitamin yang larut dalam lemak.

Menurut Bloor
1. Lipid sederhana. contohnya: fat/minyak (TAG/trigliserida) jika dihidrolisis
menghasilkan asam lemak dan gliserol.
2. Lipid kompleks. contohnya: fosfolipid dan glikolipid.
Fosfolipid + H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat + senyawa
nitrogen. 
Glikolipid + H2O menghasilkan asam lemak + karbohidrat + sfingosin.
3. Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid sederhana dan lipid
kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid,
keton bodies.
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dibagi dalam beberapa golongan, ada

beberapa cara penggolongan yang dikenal, bloor membagi lipid dalam 3 golongan besar

yaitu : lipid sederhana (trigliserida dan lilin), lipid gabungan (fosfolipid dan

serebrosida), derifat lipid (asam lemak gliserol dan steror). Berdasarkan sifak kimia

lipid dapat dibagi kedalam 2 golongan yang besar, yaitu lipid yang dapat disabunkan

(dapat dihidrolisis dengan basa) contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat

disabunkan contohnya steroid (Anna Pujiadi, 2006).

Sejumlah senyawa kimia dalam makanan dan tubuh, digolongakan dalam lipid.

Senyawa tersebut adalah : Lemak netral, Fosfolipid, Kolesterol, Senyawa- senyawa lain,

Karena tidak larut dalam air untuk mengedarkan keseluruh tubuh, lipid membutuhkan
pengangkut yang disebut apoprotein, sedangkan kombinasi antara apoprotein dan zat

lemak yang harus diangkut disebut lipoprotein (Peter A. Mayes, 1995).

Ada 4 kelas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas

beberapa jenis lipid, yaitu :

a)Kilomikron merupakan lipoprotein paling besar dan mengangkut lipid yang berasal

dari makanan dan disalurkan dari saluran cerna ke seluruh tubuh, jenis lipid yang

terbesar sekitar 80-90% adalah trigliserida dan sisanya adalah kolestrol, fosfolipid dan

sedikit protein.

b). VLDL merupakan lipoprotein yang mengangkut sekitar 65% trigliserida, 10-15%

kolesterol, 20% fosfolipid dan 5% protein.

C). LDL merupakan lipoprotein yang sebagian besar atau sekitar 45% kolesterol, 10%

trigleserida, 22% fosfolipid dan 25% protein.

d). HDL merupakan lipoprotein yang 45-50% merupakan protein, 5% trigliserida, 20%

kolesterol dan 22% fosfolipid (Sunita Almatsiet, 2004).

2.3 Asam lemak

Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang


panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari
lipid, asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam
jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga
dikenal sebagai asam lemak bebas.
Asam lemak merupakan komponen utama makanan yang memberikan dampak

positif dan negatif terhadap kesehatan, lemak juga mempunyai multifungsi, yaitu sebagai

penyumbang nutrisi terbanyak 30% serta merupakan sumber asam lemak esensial linoleat

dan linolenat, (Sartika, 2008). Bayi baru lahir memiliki kondisi tubuh yang masih rentan,

oleh sebab itu bayi memerlukan asupan nutrisi yang tepat untuk mendukung tumbuh

kembangnya.
Nutrisi yang paling tepat untuk bayi adalah air susu ibu (ASI). Ramiro et., al.

(2020) menjelaskan bahwa ASI manusia merupakan sumber nutrisi yang optimal untuk

tumbuh kembang bayi. Lemak ASI dan turunannya dari asam lemak dan terminal yang

diturunkan dari asam lemak mediator tidak hanya menyediakan sumber energi tetapi juga

merupakan pengatur pembangunan yang penting, fungsi kekebalan, dan metabolisme. Air

susu ibu mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya

tanpa ditambah dengan bahan makanan atau minuman lainnya, (Tristanti, 2018). Asi

mengandung lemak 49% sisanya berupa karbohidrat 44% dan protein 7%, (Koletzko,

2016). Asam lemak merupakan salah satu sumber energi tubuh terutama otak bayi baru

lahir yang sedang mengalami fase pertumbuhan, (Nadeak, 2019).

2.3 Klasifikasi dan Sifat-Sifat Lemak

KLASIFIKASI LEMAK
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan
1 . Jenis-jenis Asam

Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari


gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada
jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:

a. Asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam
stearat.

b. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada
rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak

Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari
alkohol dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari
reaksi esterifikasi disebut reaksi hidrolisis ester.

R–CO–OH             +     R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O

asam karboksilat        alkohol                    ester

Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.

Berdasarkan struktur kimianya :


a.    Lemak sederhana (lemak & minyak)
b.    Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)
c.    Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol
Berdasarkan Sumbernya:
a.   Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan
b.  Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan
Berdasarkan konsistensinya:
a.    Lemak padat
b.   Lemak cair
Berdasarkan wujudnya:
a.    Lemak terlihat
b.    Lemak tak terlihat

C. SIFAT FISIK KIMIA LEMAK


Lemak memiliki sifat-sifat antara lain seperti berikut.
1. Sifat Fisika Lemak

a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan
asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga
mempunyai titik lebur yang tinggi.
b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat
diempukkan (cream), yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang
plastis biasanya mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida cair.
Bentuk ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu
lemak didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul
tersebut mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara molekul yang
disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung pada molekul yang
berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul relatif tinggi.
Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan
tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.
Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β' (intermediate) yang masing-
masing memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer α , β,
dan β' berikut.

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (μm)

Α Rapuh, transparan, pipih 5


β' Jarum halus 1
β Besar-besar dan berkelompok 25 – 50, kadang-kadang
100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk
kristalnya itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk
kristal α yang segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada beberapa
lemak bentuk β' ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi
bentuk intermediat dan akhirnya berubah menjadi bentuk β yang besar.
Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak
mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer
mempunyai titik cair 64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan
lemak mulai mencair pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila
perlahan-lahan dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.
Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal yang
halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan; misalnya
untuk mentega berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.
c. Titik Lebur Lemak
Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik
lebur lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga
mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan
antara radikal asam lemak dalam kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini
berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak,
makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak dengan
ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang lebih sedikit, sehingga energi
panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan titik
leburnya akan lebih rendah.
Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu
gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh
panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tidak
jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi.
Titik lebur menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini
dikarenakan ikatan antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat.

d. Bilangan Iodium
Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak
jenuh dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam lemak
dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah gram
iodium yang diserap oleh 100 gram lemak.
Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak
Sumber Bilangan iodium
Minyak kelapa 8 – 10
Minyak jagung 115 – 127
Minyak wijen 79 – 90
Minyak kacang
130 – 138
kedelai
Lemak daging
35 – 45
sapi
Lemak babi 50 – 65
Lemak unggas 80
Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai
menunjukkan derajat ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak
kelapa (bilangan iodium 8).

e. Bilangan Penyabunan
Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak
pecah menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali
tersebut dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang
dibutuhkan dalam reaksi penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.

2. Sifat Kimia Lemak


a. Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh
dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas,
peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn;
logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim
lipoksidase
Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh
mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan
oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat
sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih
pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-
senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida
dan keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak.
Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer
ultraviolet dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.


Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap
dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus
dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan
makanan, pola ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi
kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang manis akan lebih tahan daripada
yang tidak bergula.
Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi.
Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja
ditambahkan.

b. Hidrolisis Lemak
Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh
enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang
mengandung minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak
rendah (lebih kecil dari C14) seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak
kelapa. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah
terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya menurun. Selama penyimpanan dan
pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan
dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik
mutunya.

2.4 Defenisi fosfolipid, sfingolipida, glikolipida, steroid 


Fosfolipid merupakan golongan senyawa lipid yang mengandung gugus ester
fosfat dan merupakan bagian dari membran sel makhluk hidup, bersama
dengan protein, glikolipid dan kolesterol.

Struktur
Fosfolipid terdiri atas empat komponen:

 Asam lemak
 gugus fosfat,
 alkohol yang mengandung nitrogen, dan
 suatu kerangka.

Fosfolipid memiliki kerangkagliserol dan dua gugus. Pada posisi ketiga dari


kerangka gliserol ditempati oleh gugus fosfat  yang terikat pada amino alkohol.
Molekul fosfolipid dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian
kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian
kepala memiliki muatan dan bersifat hidrofilik  atau larut dalam air, sedangkan bagian
ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid
amfipatik dan bersifat surfaktan netral.
Fungsi
Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel.
Membran-membran sel tersusun dari protein yang tertanam dan menyatu dengan suatu
lapisan rangkap dari molekul fosfolipid. Lesitin dan sefalin merupakan jenis fosfolipid
yang ditemukan pada beberapa bagian tubuh, seperti otak, sel syaraf, dan hati. Zat
tersebut juga ditemukan pada kecambah gandum, ragi, dan kedelai.  Beberapa fungsi
biologis fosfolipid antara lain adalah sebagaisurfaktan paru-paru yang mencegah
perlekatan dinding alveolus  paru-paru sewaktu ekspirasi.
Fosfolipid merupakan salah satu zat pengemulsi yang baik. Pada industri makanan,
contohnya mayonnaise, suatu fosfogliserida dari kuning telur berfungsi menjaga agar
minyak nabati tetap teremulsi dengan cuka. Fosfolipid alami maupun sintetis juga
digunakan pada pembuatan obat-obatan, pelumas, penstabil liposom, serta pada bahan
dari kosmetik.

Sfingolipid adalah sebuah kelompok lipid yang banyak ditemukan di membran


eukariot. Pada manusia, konsentrasinya yang tertinggi terdapat di jaringan sarafsistem
saraf pusat, khususnya di zat putih  di otak. Sfingolipid mengandung rantai basa sfingoid,
satu set alkohol amino alifatik seperti sfingosin. Disamping perannya sebagai struktur
penyusun membran sel, metabolit sfingolipid seperti ceramide, sfingosin, dan sfingosin-
1-phosfat juga menarik karena perannya sebagai molekul bioactiv
dalam pensinyalan. Keberadaan metabolit-metabolit ini berperan dalam pertumbuhan sel,
diferensiasi dan penuaan. Fungsi Sfingolipid adalah komponen utama dari [membran
myelin] dari sel saraf. Struktur Sfingomyelin adalah satu-satunya dari kelas sfingolipid
yang memiliki gugus fosfat dan tidak memiliki struktur gula dalam molekulnya. contoh:
Sfingosin dan Ceramid B Glikosfingolipid Yang termasuk glykosfingolipid adalah semua
sfingolipid yang memiliki struktur gula atau karbohidrat.
Glikosfingolipid paling sedikit dapat dibagi lagi menjadi 4 kelas, yaitu:

 Cerebrosid
Cerebrosid adalah Ceramidmonohexosid atau memiliki satu molekul gula. Yang
paling menonol dari kelas ini adalah Galaktocerebrosid dan Glukocerebrosid. Cerebrosid
terdapat di bagian saraf akhir dan di membran myelin dari sel saraf
 Sulfate
ß- Sulfogalaktocerebrosid adalah salah satu lapisan lemak juga yang terdapat di
otak, kurang lebih 15 % dari keseluruhan jumlah lemak di zat putih.
 Globosid
Globosid adalah ceramidoligosakarida(memiliki 2 atau lebih molekul gula).
Biasanya galaktosa, glukosa atau N-A-Acetilgalaktosamin. Globosid terdapat diserum,
limpa, hati, dan juga sel darah merah. Lactosilceramid terdapat di membran sel darah
merah.
 Gangliosid
Gangliosid adalah glikospingolipid yang memiliki satu atau lebih asam neuramin.
Biasanya ini adalah  asam sialin. Konzentrasi terbesar terdapat di [sel ganglion] sistem
saraf pusat.
Glikolipid ("lipid bergula") ialah molekul lipid dengan molekul karbohidrat yang
disambung melalui ikatan glikodisik. Peranan glikolipid adalah untuk menjaga
kestabilan membran sel dan membantu dalam pengenalan sel - penting dalam tindak
balas keimunan dan peggabungan sel-sel untuk membentuk tisu.  Glikolipid dijumpai di
semua permukaan sel eukariot, dan terbit dari dwilapisan fosfolipid ke kawasan luar sel.
Ciri asas glikolipid ialah kehadiran monosakarida tau oligosakarida yang terikat pada
bahagian lipid. Lipid-lipid paling lazim di membran sel
termasuk gliserolipid dansfingolipid, masing-masing memiliki bagian gliserol.

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari


hasil reaksi penurunan dariterpena atau skualena. Steroid merupakan
kelompoksenyawa yang penting dengan struktur dasar sterana  jenuh dengan 17
atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid,
misalnya kolesterol,ergosterol,progesteron dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi
sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid
yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-
empat cincin ini dan tahap oksidasi  tiap-tiap cincin.
Semua steroid dibuat di dalamsel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa
lanosetrol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau
manusia dan memegang peranan penting dalam struktur dan fungsi sel. Senyawa-
senyawa yang termasuk lipid dibagi dalam beberapa golongan, ada beberapa cara
penggolongan yang dikenal, bloor membagi lipid dalam 3 golongan besar yaitu : lipid
sederhana (trigliserida dan lilin), lipid gabungan (fosfolipid dan serebrosida), derifat lipid
(asam lemak gliserol dan steror). Berdasarkan sifak kimia lipid dapat dibagi kedalam 2
golongan yang besar, yaitu lipid yang dapat disabunkan (dapat dihidrolisis dengan basa)
contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan contohnya steroid.
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang
panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari
lipid, asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam
jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga
dikenal sebagai asam lemak bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta

Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University
Press: Surabaya

Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta.

Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta.

Robert K,dkk 2009. Biokimia Harper ,Ed 27. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Dawn B,dkk 2000.Biokimia Kedokteran Dasar :Sebuah Pendekatan Klinis .Jakarta ; Penerbit EGC.

Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks


Biokimia.Jakarta:Hipokrates
Montgomery,rex.,Dryer,Robert L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur
A.(1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
Mada University Press
Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa
Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai