Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOSINTESIS ASAM LEMAK

Oleh :
Marisa Zuardi (1806207002)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS INDNESIA
DEPARTEMEN KIMIA
DEPOK
2020

1
ABSTRAK
Asam lemak digunakan dalam proses pengubahan karbohidrat menjadi lemak. Asam lemak
dibentuk oleh kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Pada tumbuhan, sintesis asam
lemak biasanya terjadi di kloroplas daun serta di proplastida biji dan akar. Pada sintesis asam
lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil berperan untuk membantu membentuk rantai asam
lemak dengan menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari asetat dalam
bentuk asetil CoA dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam bentuk malonil
CoA. Sintesis Asam Lemak berlangsung berlangsung melalui pengulangan siklus pembentukan
rantai asam lemak hingga memiliki jumlah atom karbon yang lengkap. Asam lemak yang
diproduksi dapat langsung diesterifikasi dengan gliserol untuk membentuk oleosom

2
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………………1

ABSTRAK………………………………………………………………………………………...2

DAFTAR SI……………………………………………………………………………………….3

KATA PENNGANTAR…………………………………………………………………………..4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lipid


2.2 Pengertian Lemak
2.3 Asam Lemk
2.3.1 Asam Lemak Jenuh
2.3.2 Asam Lemak Tak jenuh

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jenis dan Sifat Asam Lemak


3.2 Biosintesis Asam Lemak

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

3
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Biosintesis Asam Lemak ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas untuk Ujian
Tengah Semester dari Prof. Dr. Sumi Hudiyoonno PWS pada mata kuliah Struktur dan Fungsi
Biomolekul. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi
lipid, secara spesifiknya pada materi biosintesis asam lemak bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sumi Hudiiyono PWS, selaku dosen dari mata
kuliah Struktur dan Fungsi Biomolekul yang telah memberikan tugas Ujian Tengah Semester ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 9 April 2020

Marisa Zuardi

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Dalam mata kuliah Struktur dan Fungsi Biomolekul, kita banyak mempelajari tentang lemak,
protein, karbohidrat, enzim dan vitamin. Lemak berbeda dari produk-produk alamiah lainnya
karena dapat larut dalam pelarut non-polar antara lain eter, kloroform dan benzena, tetapi tidak
larut dalam air. Komposisi ekstrak lemak heterogen umumnya terdiri dari campuran kompleks
berbagai senyawa dengan struktur yang sangat beragam. Kelompok-kelompok senyawa yang
beragam ini disebut lipid sebagai sebutan untuk material yang larut dalam senyawa organik
tetapi khas tidak larut dalam air. (Weete, 1980)

Makalah ini terfokus pada asam lemak pada tumbuhan. Asam lemak pada tumbuhan
umumnya terdapat dalam bentuk lemak dan minyak. Lemak dan minyak yang tergolong lipida
berfungsi sebagai pembentuk struktur membran sel, sebagai bahan cadangan dan sebagai sumber
energi. Selain dalam bentuk minyak dan lemak, asam lemak juga terdapat dalam bentuk senyawa
lapisan pelindung pada epidermis batang, daun dan buah. (Estiti, 1995)

Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak dan lemak dalam jumlah yang relatip besar
dapat ditemukan sebagai bahan cadangan penting dalam buah dan biji-bijian (Estiti, 1995).
Cadangan ini tersimpan dalam endosperm atau perisperm dalam bentuk lipid dengan kandungan
yang beragam. Persentase kandungan lipid pada beberapa biji-bijian diberikan pada Tabel 1.
Lipid tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel yang menyimpan minyak. Tubuh
minyak ini dinamakan vakuola berisi lipid, sebagai sferosom yang dikelilingi satuan membran.
(Salisbury dan Ross, 1995)

Asam lemak adalah senyawa potensil dari sejumlah besar kelas lipid di alam. Sementara
dalam sistem biologi umumnya asam lemak kebanyakan terdapat menyatu dalam kompleks lipid.
Asam lemak yang menyatu terdapat berupa ester, gliserol, sterol dan berbagai senyawa lainnya.
Rantai hidrokarbon dari asam lemak dapat juga berikatan dengan phospogliserol melalui ikatan
ether dan vinyl ether.(Weete, 1980)

5
Lemak atau lipida terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama
cadangan lemak dan minyak dalam biji-bijian adalah sebagai sumber energi. Cadangan ini
merupakan salah-satu bentuk penyimpanan energi yang penting bagi pertumbuhan. Penguraian
lemak secara kimiawi menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih besar sekitar dua kali lipat
dibandingkan dengan energi yang dihasilkan dari penguraian karbohidrat. (Estiti, 1995)
Pada sel tumbuhan, cadangan lipid adalah asam lemak. Cadangan ini oleh lipase dihidrolisir
menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis fosfolipid dan
glikolipid yang diperlukan untuk pembentukan organel. Sebagian besar diubah menjadi gula dan
diangkut untuk pertumbuhan kecambah.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah :


1. Untuk memberikan informasi tentang bagaimana biosintesis asam lemak pada tumbuhan
2. Untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester dari Prof. Dr. Sumi Hudiyono dalam mata
kuliah Struktur dan Fungsi Biomolekul

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lipid

Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tidak larut dalam air yang diekstrak dari
organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut nonpolar. Senyawa
yang termasuk kedalam golongan lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip,
bahkan sifat kimia dan fungsi biologisnya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli
biokimia sepakat bahwa Lemak dan senyawa organik lain yang mempunyai sifat fisik seperti
lemak dimasukan dalam suatu kelompok yang disebut Lipid. Sifat-sifat fisik yang dimaksud
ialah :

1.Tidak larut dalam air, tapi larut dalam satu atau lebih dari suatu pelarut organik
misalnya eter, aseton, kloroform dan benzena.

2. Adanya keterkatian antara asam-asam lemak atau esternya.

3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Lipid yang diperoleh


sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserida (ester antara
gliserol dengan 3 asam lemak).

2.2 Pengertian Lemak

Lemak adalah suatu molekul asam lemak yang terikat dengan gliserol. Lemak terdiri dari
sel-sel lemak yang disebut adiposit. Sel adiposit ini berisi molekul lemak (trigeliserida) yakni
R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH. Molekul lemak atau trigeliserida ini dapat dipecah
menjadi molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan tiga buah asam lemak. Gliserol adalah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon, jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –
OH.

2.3 Asam Lemak

Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Asam lemak merupakan
penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipid pada
makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak goreng, margarin, atau lemak hewan.

7
Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (sebagai lemak yang terhidrolisis) maupun
terikat sebagai gliserida (terikat dengan gliserol)

Asam lemak merupakan asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon
dari 4 sampai 24.(biasanya asam lemak memiliki atom karbon yang selalu genap). asam lemak
memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang, yang
menyebabkan kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak.

Asam lemak tidak terdapat secara bebas di dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat dalam bentuk
yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipid yang berbeda. Asam lemak dapat di
bebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis kimia atau enzimatik. Beberapa asam lemak juga
memiliki cabang gugus metil.

Asam lemak adalah asam alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus kimia R-COOH
or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format,
CH3-COOH yang adalah asam asetat, C2H5-COOH yang adalah asam propionat, C3H7-COOH
adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan valensi
tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.

Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya
berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya,
semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak dibedakan menjadi asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

2.3.1 Asam Lemak Jenuh

Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang hanya memiliki ikatan tunggal antara atom-
atom karbon penyusunnya (tidak memiliki ikatan rantai ganda). Asam lemak jenuh bersifat lebih
stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak
jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi).

Asam lemak jenuh mempunyai atom hidrogen dua kali lebih banyak dari atom
karbonnya, dan tiap molekulnya mengandung dua atom oksigen. Asam lemak jenuh

8
mengandung semua atom hidrogen yang mungkin, dan atam karbon yang berdekatan
dihubungkan oleh ikatan valensi tunggal. Asam lemak jenuh dapat dipandang berdasarkan asam
asetat sebagai anggota pertama dari rangkaiannya.

Asam-asam lemak jenuh memiliki titik cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam
yang tidak jenuh, untuk atom C yang sama banyaknya. Rantai asam lemak jenuh yang lebih
panjang memiliki titik cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang rantainya lebih pendek.

2.3.2 Asam Lemah Tak Jenuh

Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang memiliki ikaran rantai ganda pada atom-
atom penyusunnya.Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya
memiliki dua bentuk yakni bentuk cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki
bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", seperti yang dipelajari pafa mata kuliah Kimia Organik).
Asam lemak bentuk trans (dilambangkan dengan "E") hanya diproduksi oleh sisa metabolisme
hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang
melengkung. sedangkan Asamlemak tak jenuh- trans tidak mengalami efek polarisasi yang kuat
dan rantainya tetap relatif lurus karna letak atom H nya bersebrangan.

Asam lemak tak jenuh dapat dibagi menurut derajat ketidak jenuhannya, yaitu asam
lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated, monoetenoid, monoenoat), asam lemak tak jenuh
banyak (polyunsaturated, polietenoid, polienoat) yang terbentuk apabila beberapa pasang dari
atom karbon yang berdekatan mengandung ikatan rangkap dan eikosanoid. Eikosanoid adalah
senyawa yang berasal dari asam lemak eikosapolienoat, yang mencakup prostanoid dan
leukotrien (LT). Prostanoid termasuk prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan tromboxan
(TX). Istilah prostaglandin sering digunakan dengan longgar termasuk semua prostanoid.

9
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jenis dan Sifat Asam Lemak

Asam lemak pada tumbuhan terdapat dalam bentuk senyawa-senyawa lipid. Senyawa
yang termasuk lipid adalah lemak dan minyak, fosfolipid, glikolipid dan berbagai komponen
kutin dan suberin. Timbunan lemak pada biji terdapat dalam sitoplas dan juga pada koletidon
atau endosperm yang dinamakan sferosom. Lemak dan minyak selalu disimpan dalam benda
khusus di sitosol dan sering terdapat ratusan sampai ribuan benda di tiap sel penyimpan. Benda
ini disebut benda lipid, sferosom dan oleosom. Sebutan oleosom lebih banyak digunakan untuk
menyatakan benda yang mengandung minyak dan agar mudah membedakannya dengan
peroksisom dan glioksisom. Sedangkan istilah sferosom telah lama digunakan untuk
menerangkan organel yang mengandung sedikit lemak. Sferosom mempunyai membran tipis
yang memisahkan trigliserida dari cairan sitoplasma.

Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak terjadi di kloroplas daun serta di proplastida
biji dan akar. Lemak yang disimpan dalam biji tidak diangkut dari daun, tetapi disintetis in situ
dari sukrosa atau gula terangkut lainnya. Walaupun daun memproduksi lemak dan minyak,
pemindahannya ke buah tidak dapat melalui floem dan xilem karena tidak larut dalam air.

Secara kimiawi, senyawa lemak serupa dengan senyawa minyak. Keduanya terdiri dari
asam lemak berantai panjang yang teresterifikasi oleh gugus karboksil tunggalnya menjadi
hiroksil dari alkohol tiga karbon gliserol. Dengan adanyatiga molekul asam lemak yang
teresterifikasi maka lemak dan minyak sering disebut trigliserida. Rumus umum lemak
ditunjukkan pada

10
Gambar 1.

Sifat lemak umumnya ditentukan oleh jenis asam lemak yang dikandung-nya. Asam-
asam lemak yang membentuk lemak biasanya berbeda, dan kadang dua di antaranya sama.
Panjang rantai ketiga asam lemak hampir selalu sama dengan jumlah atom karbon genap
sebanyak 16 dan 18. Jumlah atom karbon asam lemak biasanya paling rendah adalah 12 dan
paling banyak 20. Beberapa asam lemak termasuk asam lemak tidak jenuh karena mengandung
ikatan rangkap.

Titik leleh lemak dan minyak tergantung pada jumlah ikatan rangkap yang terkandung
dalam tiap asam lemak. Pada setiap asam lemak minyak terdapat satu sampai tiga ikatan rangkap
sehingga minyak dengan titik leleh yang cukup rendah membuatnya cair pada suhu kamar.
Sedangkan lemak dengan titik leleh yang relatif lebih tinggi pada umumnya berbentuk padat
pada suhu kamar karena memiliki asam lemak jenuh. (Salisbury dan Ross, 1995)

Berbagai jenis asam lemak tumbuhan yang penting umumnya diperoleh dari biji-bijian
antara lain dari biji kapas, jagung, kacang dan kedelai. Jenis-jenis asam lemak tumbuhan yang
lazim ditemukan diberikan pada Tabel 2. Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak di alam ialah
asam oleat dan asam linoleat. Asam lemak jenuh terbanyak adalah asam palmitat, asam stearat
dan asam laurat. Asam lemak jenuh dengan jumlah atom karbon rendah adalah asam propionat
dan asam butyrat.

11
Asam-asam lemak yang diberikan pada Tabel 2 mencakup asam lemak yang terdapat
pada lipid membran tumbuhan dan pada biji. Jenis asam lemak lainnya yang tidak penting pada
lipid membran tumbuhan dapat ditemukan pada biji-bijian seperti misalnya asam risinoleat pada
biji jarak. (Salisbury dan Ross, 1995)

Asam lemak pada tanaman sangat bervariasi dengan berbagai gugus asil, epoksi, hidroksi
dan gugus karbonil atau cincin cyclopropen dan cyclopenten. Asam lemak yang memiliki ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbonnya memiliki struktur isomer cis dan trans ditunjukkan pada
contoh di bawah ini. Kebanyakan asam lemak tidak jenuh memiliki struktur isomer cis yang
kurang stabil daripada struktur isomer trans yang lebih stabil (Conn, 1987)

3.2 Biosintesis Asam Lemak

Proses pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan
gliserol sebagai rangka sehingga asam dapat teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh
kondensasi berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak
terjadi hanya di kloroplas daun serta di proplastida biji dan akar. Sebagian besar asam lemak
yang disintesis di kedua organel ini adalah asam palmitat dan asam oleat. Asetil CoA yang
digunakan untuk membentuk lemak di kloroplas sering dihasilkan oleh piruvat dehidrogenase
dengan menggunakan piruvat yang dibentuk pada glikolisis di sitosol. Sumber lain asetil CoA

12
pada kloroplas beberapa tumbuhan adalah asetat bebas dari mikotondria. Asetat ini diserap oleh
plastida dan diubah menjadi asetil CoA, untuk digunakan dalam proses pembuatan asam lemak
dan lipid lainnya. (Salisbury dan Ross, 1995)

Rangkuman reaksi sintetis asam lemak dengan contoh asam palmitat dapat diberikan
sebagai berikut.

8 asetil CoA + 7ATP3+ 14 NADPH +14 H+  palmitil CoA + 7 CoA + 7 ADP2- + 7


H2PO4- + 14 NADP+ + 7 H2O

Pada reaksi sintesis asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil (ACP)
mempunyai peranan penting. Enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asam lemak dengan
menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari asetat dalam bentuk asetil CoA
dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam bentuk malonil CoA, seperti
ditunjukkan pada reaksi berikut. (Weete, 1980)

Acetil CoA + n Malonil CoA + 2n ADPH + 2n H +  CH3(CH2-CH2)n CO CoA + n CO2 +


n CoASH + 2n NADP+ + (n-1) H2O

Sintesis asam lemak berlangsung bertahap dengan siklus reaksi perpanjangan rantai asam
lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18. Tahapan reaksi ini dapat ditunjukkan
dalam bentuk lintasan biosintesis pada Gambar 2.

13
Bahan utama yang digunakan pada biosintesis asam lemak adalah senyawa asetil CoA
dan senyawa malonil CoA. Malonil CoA disintesis dari asetil CoA dengan penambahan CO2
oleh asetil CoA karboksilase.

Reaksi pertama pada biosintesis asam lemak adalah pemindahan gugus asetil dan gugus
malonil dari CoA ke ACP dengan katalis asetil-CoA; ACP transilase dan malonil-CoA;ACP
transilase. Reaksi berikutnya adalah pengkondensasian gugus malonil membentuk asetoasetil-
ACP dengan melepaskan CO2.

14
Setelah penkondensasian asetil dengan malonil, tahapan selanjutnya terdiri dari urutan
reaksi reduksi dengan katalis 3-ketoasil ACP reduktase, reaksi dehidrasi dengan katalis 3-
hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi dengan katalis enoil ACP reduktase. Urutan reaksi-
reaksi ini merupakan siklus lintasan pembentukan dan penambahan panjang rantai asam lemak.
Hasil sintesis dari urutan reaksi ini adalah molekul asam lemak yang terikat dengan ACP.

Hasil sintesis awal adalah asam lemak rendah dengan jumlah atom karbon sebanyak 4.
Hasil sintesis ini selanjutnya kembali memasuki siklus ‘kondensasi-reduksi-dehidrase-reduksi’
untuk menambah panjang rantai asam lemak dengan 2 atom karbon. Bila panjang rantai molekul
asam lemak hasil sintesis belum cukup, sintesis lanjut berlangsung kembali melalui siklus yang
sama.

Hasil sintesis asam lemak terikat dengan ACP dan CoA. Kemudian CoA akan
terhidrolisis dan keluar bila asam lemak bergabung dengan gliserol selama pembentukan lemak
atau lipid membran sebagai berikut

Pada reaksi pembentukan asam lemak dibutuhkan banyak energi, di mana dua pasang
elektron (2NADPH) dan satu ATP diperlukan untuk tiap gugus asetil. Kebutuhan energi ini di
daun dapat tersedia dari fotosintesis yang menyediakan sebagian besar NADPH dan ATP
sehingga pembentukan asam lemak pada keadaan terang dapat berlangsung lebih cepat daripada
pembentukan asam lemak pada keadaan gelap. Pada tempat gelap di proplastid biji dan akar,
NADPH dapat tersedia dari lintasan respirasi pentosa fosfat, dan ATP dari glikolisis piruvat yang
merupakan senyawa asal dari asetil CoA. Lintasan pembentukan asam lemak dari piruvat melalui
tahapan pembentukan asetil CoA dan malonil CoA pada plastid disajikan pada Gambar 3.

15
16
Sebagian besar asam lemak terbentuk di ER walaupun asam oleat dan asam palmitat
dibentuk di plastida. Sebagian besar asam lemak yang disintesis di proplastida biji dan akar
adalah asam palmitat dan asam oleat. Pada biji, asam lemak yang diproduksi dapat langsung
diesterifikasi dengan gliserol membentuk oleosom. Kemungkinan lainnya adalah asam lemak
diangkut balik ke proplastida untuk membentuk oleosom. Asam lemak dapat diubah menjadi
fosfolipid di ER semua sel sebagai bahan untuk pertumbuhan membran ER dan membran sel
lainnya. Di ER pada daun, asam linoleat dan asam linolenat yang disintesis kemudian diangkut
dari ER ke kloroplas dan ditimbun sebagai lipid di membran tilakoid.

Pada berbagai tumbuhan, timbunan lemak terdapat beragam sesuai dengan


lingkungannya, terutama dengan suhu sebagai faktor pengendali utama. Pada suhu rendah, asam
lemak cenderung lebih tidak jenuh dibandingkan pada suhu tinggi sehingga membran lebih cair
dan membentuk oleosom. Kecenderungan ini dapat dijelaskan dengan peningkatan kelarutan
oksigen di air sejalan dengan turunnya suhu. Hal ini akan menyediakan O2 sebagai penerima
esensial atom hidrogen bagi proses ketidakjenuhan di ER sehingga menyebabkan lebih banyak
asam lemak tidak jenuh.

17
BAB IV. KESIMPULAN

1. Asam lemak dalam bentuk lemak dan minyak sebagai senyawa trigliserida umumnya
terdapat pada biji-bijian. Lemak dan minyak yang tergolong lipida terdapat sebagai
tumpukan bahan cadangan dan sumber energi.
2. Asam lemak atau minyak diproduksi pada daun. Namun minyak dan lemak pada biji-
bijian diproduksi dengan biosintesis in situ karena lemak dan minyak yang tidak larut
dalam air tidak dapat diangkut ke bagian-bagian lain tanaman melalui floem dan xylem.
3. Pada biji-bijian, lemak diproduksi dari asetil CoA dalam proplastida. Energi yang
diperlukan untuk sintesis asam lemak yaitu elektron NADPH yang tersedia dari lintasan
respirasi pentosa fosfat, dan ATP dari glikolisis piruvat.
4. Sintesis asam lemak dari malonil ACP yang ditransfer dari malonil CoA hasil sintesis
dari asetil CoA, berlangsung melalui pengulangan siklus pembentukan rantai asam lemak
hingga memiliki jumlah atom karbon yang lengkap. Asam lemak yang diproduksi dapat
langsung diesterifikasi dengan gliserol untuk membentuk oleosom

18
DAFTAR PUSTAKA

Conn, E.E. et al. 1987. Outlines of Biochemistry 5/E. John Wiley and Sons Inc. New York, pp.
413-455
Estiti, B.H. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB Bandung, hal. 247-255
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta, hal 24.
Lehninger, A.L. 1993. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 2. Terjemahan dari Principles of
Biochemistry oleh Thenawijaya, M. IPB. Bogor. Erlangga. Jakarta, hal. 277-307
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan dari Plant
Physiology oleh D.R Lukman dan Sumaryono, Penerbit ITB Bandung, hal. 133-139

Sheeler, P. and D.E. Bianchi. 1987. Cell and Molecular Biology. Third Edition. John Wiley and
Sons Inc. New York, pp. 139-140

Taiz, L. and E. Zeiger. 1991. Plant Physiology. The Benjamin/Cummings Publishing Co.
California, pp. 284-290

Weete, J.D. 1980. Lipid Biochemistry. Prenum Press New York, pp. 1-129

19

Anda mungkin juga menyukai