Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FARMAKOGNOSI

LIPID
Dosen Pengampu:
Roihatul Mutiah M.Kes. Apt

Disusun Oleh :
Eka Diana Rahmawati (13670057)

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya di artikan sebagai suatu senyawa

yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut dalam organic. Contohnya benzena,
eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai
kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber
penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid
ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin,
trigliserida, steril

ester

dan

fosfolipid),

kombinasi

dengan

karbohidrat

(glikolipid), kombinasi dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan
fungsinya, mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Berdasarkan komponen
dasarnya, lipid terbagi kedalam lipid sederhana, lipid majemuk, dan lipid turunan.
Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst),
lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk
karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat di sabunkan, sedangkan lipid
sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat di sabunkan. Lipid seperti lilin
(wax), lemak, minyak, dan fosfolipid adalah ester yang jika dihidrolisis dapat menghasilkan
asam lemak dan senyawa lainnya termasuk alkohol. Steroid tidak mengandunga asam lemak
dan tidak dapat dihidolisis. Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel.
Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan
pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal
kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. . Sebagian besar lemak dan minyak di
alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida
terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat satu asam lemak dalam
ikatandengan gliserol maka dinamakan monogliserida.
Lemak memiliki sifat-sifat yang khas yaitu tidak larut atau sedikit larut dalam air dan
dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton
dan alcohol panas. Lemak mempunyai banyak fungsi biologis yang sangat menunjang
kehidupan organisme, antara lai berperan dalam transport aktif sel, penyusun membrane sel,

sebagai cadangan energi dan isolator panas, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lemak
dapat mengalami reaksi hidrolisis, ketengikan, hidrogenasi, penyabunan dan lain-lain.

1.2.

Rumusan Masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka

penulis membatasi masalah masalah yang akan di bahas diantarannya :


1. Bagaimana definisi lipid ?
2. Apa sajakah jenis-Jenis lipid?
3.

Bagaimana biosintesis asam lemak?

4.

Apa sajakah contoh tumbuhan yang mengandung asam lemak?

1.3. Tujuan
Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1.

Untuk mengetahui Definisi lipid

2.

Untuk mengetahui jenis-Jenis lipid

3.

Untuk mengetahui biosintesis asam lemak

4.

Untuk mengetahui tumbuhan yang mengandung asam lemak

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Lipid


Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik.
Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya
untuk

menyimpan

energi,

sebagai

komponen

struktural membran

sel,

dan

sebagai pensinyalan molekul.


Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur
seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis
seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia:
gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi
ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid,sfingolipid, sakarolipid,
dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid
prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid
juga

meliputi

molekul-molekul

seperti asam

lemak dan

turunan-turunannya

(termasuk tri-,di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol,
sepertikolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan
membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh
melalui makanan.
Rumus umum lipid adalah:

2.2. Jenis-jenis Lipid


Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
1.

Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh

2.

Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida

3.

Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid

4.

Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

1.

Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum

dari asam lemak adalah:


CH3(CH2)nCOOH

atau

CnH2n+1-COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak
yaitu:
1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
2. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
2. Gliserida
Gliserida terdiri dari:
a.

Netral (Lemak Netral)


Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari

gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol
mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol
berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak
disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida.
Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.
Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya
merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:

Lemak

Umumnya diperoleh dari hewan

Berwujud padat pada suhu ruang

Tersusun dari asam lemak jenuh

Minyak

Umumnya diperoleh dari tumbuhan

Berwujud cair pada suhu ruang

Tersusun dari asam lemak tak jenuh

b.

Fosfogliserida (Fosfolipid)

Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti
salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1. Sebagai komponen penyusun membran sel
2. Sebagi agen emulsi
3.

Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari

lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.


a.

Lipoprotein Dan Glikolipid


Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Ada 4 klas mayor dari

lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid, yaitu:
1.

Kilomikron

Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali
ginjal
2.

VLDL (very low - density lypoproteins)

VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak
3.

LDL (low - density lypoproteins)

LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer


4.

HDL (high - density lypoproteins)

HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.


4.

Lipid non gliserida


Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-

molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol
dan malam.
a.

Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer

dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25%
dari lipid merupakan sfingolipid.
b.

Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma.

Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol berhubungan dengan
pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan

peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang.
Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.
c.

Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.

Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme
karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.
d.

Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai

lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam
lemak dengan alkohol rantai panjang.
2.3. Biosintesis Asam Lemak
Pengubahan karbohidrat menjadi lemak memerlukan produksi asam lemak dan
gliserol sebagai rangka sehingga asam teresterifikasi. Asam lemak dibentuk oleh kondensasi
berganda unit asetat dari asetil CoA. Sebagian besar reaksi sintetis asam lemak terjadi hanya
di kloroplas daun serta di proplastid biji dan akar. Asam lemak yang disintesis di kedua
organel ini terutama adalah asam palmitat dan asam oleat. Asetil CoA yang digunakan untuk
membentuk lemak di kloroplas sering dihasilkan oleh piruvat dehidrogenase dengan
menggunakan piruvat yang dibentuk pada glikolisis di sitosol. Sumber lain asetil CoA pada
kloroplas beberapa tumbuhan adalah asetat bebas dari mikotondria. Asetat ini diserap oleh
plastid dan diubah menjadi asetil CoA, untuk digunakan membentuk asam lemak dan lipid
lainnya. (Salisbury dan Ross, 1995)
Rangkuman reaksi sintetis asam lemak dengan contoh asam palmitat dapat diberikan sebagai
berikut.
8 asetil CoA+7ATP3+14 NADPH+14 H +

palmitil CoA + 7 CoA + 7 ADP2 - + 7

H2PO4- + 14 NADP+ + 7 H2O


Pada reaksi sintesa asam lemak, enzim CoA dan protein pembawa asil (ACP)
mempunyai peranan penting. Enzim-enzim ini berperan membentuk rantai asam lemak
dengan menggabungkan secara bertahap satu gugus asetil turunan dari asetat dalam bentuk
asetil CoA dengan sebanyak n gugus malonil turunan dari malonat dalam bentuk malonil
CoA, seperti ditunjukkan pada reaksi berikut. (Weete, 1980)
Acetil CoA + n Malonil CoA + 2n ADPH + 2n H+
+ n CO2 + n CoASH + 2n NADP+ + (n-1) H2O

CH3(CH2-CH2)n CO CoA

Sintesa asam lemak berlangsung bertahap dengan siklus reaksi perpanjangan rantai
asam lemak hingga membentuk rantai komplit C16 dan C18. Tahapan reaksi ini dapat
ditunjukkan dalam bentuk lintasan biosintesis pada reaksi berikut ini:

Bahan utama yang digunakan pada biosintesis asam lemak adalah senyawa
asetil CoA dan senyawa malonil CoA. Malonil CoA disintesis dari asetil CoA dengan
penambahan CO2 oleh asetil CoA karboksilase.
Reaksi pertama pada biosintesis asam lemak adalah pemindahan gugus asetil dan
gugus malonil dari CoA ke ACP dengan katalis asetil-CoA; ACP transilase dan malonil
CoA;ACP transilase. Reaksi berikutnya adalah pengkondensasian gugus malonil membentuk
asetoasetil-ACP dengan melepaskan CO2. Setelah penkondensasian asetil dengan malonil,
tahapan selanjutnya terdiri dari urutan reaksi reduksi dengan katalis 3-ketoasil ACP
reduktase, reaksi dehidrasi dengan katalis 3-hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi
dengan katalis enoil ACP reduktase. Urutan reaksi-reaksi ini merupakan siklus lintasan
pembentukan dan penambahan panjang rantai asam lemak. Hasil sintesa dari urutan reaksi ini
adalah molekul asam lemak yang terikat dengan ACP.
Hasil sintesa awal adalah asam lemak rendah dengan jumlah atom karbon sebanyak 4.
Hasil sintesis ini selanjutnya kembali memasuki siklus kondensasireduksi- dehidrasereduksi untuk menambah panjang rantai asam lemak dengan 2 atom karbon. Bila panjang

rantai molekul asam lemak hasil sintesis belum cukup, sintesis lanjut berlangsung kembali
melalui siklus yang sama.
Hasil sintesis asam lemak terdapat terikat dengan ACP dan CoA. Kemudian
CoA akan terhidrolisis dan keluar bila asam lemak bergabung dengan gliserol selama
pembentukan lemak atau lipid membran sebagai berikut:

Pada reaksi pembentukan asam lemak dibutuhkan banyak energi, di mana dua pasang
elektron (2NADPH) dan satu ATP diperlukan untuk tiap gugus asetil. Kebutuhan energi ini di
daun dapat tersedia dari fotosintesis yang menyediakan sebagian besar NADPH dan ATP
sehingga pembentukan asam lemak pada keadaan terang dapat berlangsung lebih cepat
daripada pembentukan pada keadaan gelap. Pada tempat gelap di proplastid biji dan akar,
NADPH dapat tersedia dari lintasan respirasi pentosa fosfat, dan ATP dari glikolisis piruvat
yang merupakan senyawa asal dari asetil CoA. Lintasan pembentukan asam lemak dari
piruvat melalui tahapan pembentukan asetil CoA dan malonil CoA pada plastid disajikan
reaksi dibawah berikut ini.
Sebagian besar asam lemak terbentuk di ER walaupun asam oleat dan asam palmitat
dibentuk di plastid. Asam lemak yang disintesis di proplastid biji dan akar terutama adalah
asam palmitat dan asam oleat. Pada biji, asam lemak yang diproduksi dapat langsung
diesterifikasi dengan gliserol membentuk oleosom. Kemungkinan lainnya ialah asam lemak
diangkut balik ke proplastid untuk membentuk oleosom. Asam lemak dapat diubah menjadi
fosfolipid di ER semua sel sebagai bahan untuk pertumbuhan membran ER dan membran sel
lainnya. Di ER pada daun, asam linoleat dan asam linolenat yang disintesis kemudian
diangkut dari ER ke kloroplas dan ditimbun sebagai lipid di membran tilakoid.
Pada berbagai tumbuhan, timbunan lemak terdapat beragam sesuai dengan
lingkungannya, terutama dengan suhu sebagai faktor pengendali utama. Pada suhu rendah,
asam lemak cenderung lebih tidak jenuh dibandingkan pada suhu tinggi sehingga membran
lebih cair dan membentuk oleosom. Kecenderungan ini dapat dijelaskan dengan peningkatan
kelarutan oksigen di air sejalan dengan turunnya suhu. Hal ini akan menyediakan O2 sebagai

penerima esensial atom hidrogen bagi proses ketidakjenuhan di ER sehingga menyebabkan


lebih banyak asam lemak tidak jenuh.

2.4. Contoh Tanaman yang Mengandung Asam Lemak


Asam lemak pada tumbuhan umumnya terdapat dalam bentuk lemak dan minyak.
Lemak dan minyak yang tergolong lipida berfungsi sebagai pembentuk struktur membran sel,
sebagai bahan cadangan dan sebagai sumber energi. Selain dalam bentuk minyak dan lemak,
asam lemak juga terdapat dalam bentuk senyawa lapisan pelindung pada epidermis batang,
daun dan buah. (Estiti, 1995)
Penyimpanan asam lemak berbentuk minyak dan lemak dalam jumlah yang
relatip besar dapat ditemukan sebagai bahan cadangan penting dalam buah dan bijibijian
(Estiti, 1995).
Cadangan ini tersimpan dalam endosperm atau perisperm dalam bentuk lipid dengan
kandungan yang beragam. Persentase kandungan lipid pada beberapa biji-bijian diberikan
pada Tabel dibawah ini.

Pada sel tumbuhan, cadangan lipid adalah asam lemak. Cadangan ini oleh lipase
dihidrolisir menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak ini dipakai dalam sintesis
fosfolipid dan glikolipid yang diperlukan untuk pembentukan organel. Sebagian besar diubah
menjadi gula dan diangkut untuk pertumbuhan kecambah.
Asam lemak tidak jenuh yang terbanyak di alam ialah asam oleat dan asam linoleat.
Asam lemak jenuh terbanyak adalah asam palmitat, asam stearat dan asam laurat. Asam
lemak jenuh dengan jumlah atom karbon rendah adalah asam propionat dan asam butyrat.
Jenis asam lemak lainnya yang tidak penting pada lipid membran tumbuhan dapat ditemukan
pada biji-bijian seperti misalnya asam risinoleat pada biji jarak. (Salisbury dan Ross, 1995)
Berikut ini adalah nama-nama asam lemak yang lazim di temukan pada tumbuhan
yang ada pada tabel diatas dan tumbuhan-tubuhan lainnya.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik. Fungsi biologis terpenting lipid di
antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan
sebagai pensinyalan molekul.
2. Beberapa jenis lipid yaitu: Asam lemak, Gliserida,

Lipid kompleks dan Non

gliserida,
3. Reaksi pertama pada biosintesis asam lemak adalah pemindahan gugus asetil dan
gugus malonil dari CoA ke ACP dengan katalis asetil-CoA; ACP transilase dan
malonil CoA;ACP transilase. Reaksi berikutnya adalah pengkondensasian gugus
malonil

membentuk

asetoasetil-ACP

dengan

melepaskan

CO2.

Setelah

penkondensasian asetil dengan malonil, tahapan selanjutnya terdiri dari urutan reaksi
reduksi dengan katalis 3-ketoasil ACP reduktase, reaksi dehidrasi dengan katalis 3hidroksi ACP dehidrase, dan reaksi reduksi dengan katalis enoil ACP reduktase
4. Tumbuhan penghasil asam lemak yang tinggi terdapat dalam jagung, kapri, kacang
tanah, gandung, jarak dan bunga matahari

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNya kita masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga kita

sanjung sajikan selawat beriringkan salam kepada nabi kita nyakni Nabi Muhammad SWA
yang mana beliu membawa kita dari alam kebodohan hingga alam yang penuh pengetahuan
yang seperti kita rasakan pada saat ini.
Tak lupa saya ucapkan dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberi
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini
masih banyak kekurang, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun motifasi. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat mermanfaat bagi
membaca dan teman-teman. Amin

Malang, 3 Juni 2015

Penulis

Anda mungkin juga menyukai