MAKALAH
Dosen Pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga mampu menyelesaikan makalah yang berjudul Metabolisme Lipid guna memenuhi
tugas mata kuliah iokimia.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi,
sehingga proses dan kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, bimbingan dari orang-orang sekitar, khususnya dari Ibu Firdania Firdaus Rosyida,
S.Si.,M,Sc sehingga dapat teratasi.
Makalah ini disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Untuk itu, diharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
I.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan.................................................................................................25
III.2 Saran...........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan lipid?
2. Apa yang dimaksud metabolisme lipid?
3. Bagaimana fungsi lipid di dalam tubuh makhluk hidup?
4. Bagaimana penggolongan dari lipid?
5. Apa saja penyakit akibat gangguan metabolisme lipid?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi lipid
2. Untuk mengetahui metabolisme lipid
3. Untuk mengetahui fungsi lipid di dalam tubuh makhluk hidup.
4. Untuk mengetahui penggolongan dari lipid.
5. Untuk mengetahui penyakit akibat gangguan metabolisme lipid.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Christine F Mamuaja, Lipida (Manado:Unsrat Press, 2017), hlm.1-2
3
II.2 Metabolisme Lipid
Lipid yang penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak netral (trigliserida),
fosfolipid, atau senyawa sejenis, dan sterol. Trigliserida terdiri dari 3 asam lemak
yang berikatan dengan gliserol. Asam lemak merupakan bagian struktur membrana
biologik yang penting sebagai sumber energi bagi jaringan otot bahkan pada
keadaan tersedianya glukosa (Murray et al., 2000; Mahan & Stump, 1996).
Metabolisme mencakup proses anabolisme dan katabolisme. Hati merupakan
pusat metabolisme lipid yang bertanggung jawab dalam pengaturan kadar lipid
dalam tubuh. Metabolisme lipid yang akan dibahas meliputi : metabolisme
triglyceride, metabolisme kolesterol, dan metabolisme lipoprotrein.
a. Metabolisme Triglyceride
Penggunaan lemak oleh tubuh untuk energi sama pentingnya seperti
penggunaan karbohidrat. Triglycerida merupakan bentuk lemak yang disimpan
untuk energi dan merupakan bentuk paling banyak dalam bahan makanan dan
jaringan (Aminuddir, 1992). Sejumlah karbohidrat yang dimakan diubah mejadi
triglycerida kemudian disimpan dan digunakan sebagai triglycerida untuk energi.
Jadi lebih dari setengah keseluruhan energi yang digunakan oleh sel disuplai
asam lemak yang berasal dari triglycerida atau secara tidak langsung dari
karbohidrat (Andrianto, 1996).
Triglycerida yang digunakan untuk energi berasal dari makanan atau
lemak yang disimpan dalam jaringan lemak. Tahap pertama dalam penggunaan
triglycerida untuk energi adalah hidrolisis dari triglycerida menjadi asam lemak
dan gliserol. Triglycerida dari makanan di katabolisme oleh enzim lipoprotein
lipase yang terletak dalam endotel kapiler yang memecah triglycerida yang ada
dalam darah menjadi asam lemak dan glycerol yang akan disusun kembali
menjadi lemak baru dalam sel lemak.
Triglycerida yang disimpan dalam jaringan lemak di katabolisme oleh
hormon sensitive lipase yang terdapat dalam jaringan lemak dan mengkatalisis
lemak dan gliserol. Kemudian asam lemak dan gliserol ditranspor kejaringan aktif
dimana keduanya dioksidasi dan menghasilkan energi. Gliserol sewaktu
memasuki jaringan aktif segera diubah menjadi gliserol 3 fosfat yang memasuki
jalur glikolitik untuk pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi. Sedangkan
asam lemak sebelumnya melalui proses beta oksidasi menghasilkan acetyl coA
4
yang masuk ke siklus krebs dan menghasilkan energy (Mahan & Stump, 1996;
Aminuddir, 1992).
5
b. Metabolisme Kolestrol
Kolesterol merupakan precursor dari semua steroid lain di tubuh seperti
kortikostoroid, hormon sex, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol adalah
produk metabolisme hewan dan karenanya terdapat dalam makanan yang berasal
dari hewan seperti daging, hati, otak dan kuning telur. Sebagian besar kolesterol
tubuh berasal dari sintesis (kira- kira 700 mg/hari) dan sisanya berasal dari
makanan.Kebanyakan sel dalam tubuh dapat mensintesis kolesterol, walaupun
sebagian besar kolesterol disintesis dalam hati (Murray et al., 2000).
Kolesterol merupakan lipid amphipathic dan sebagai komponen essensial
dari stmktur membran dan lapisan luar dari lipoprolein plasma. Kolesterol
terdapat dalam jaringan dan lipoprotein plasma sebagai kolesterol bebas atau
berikatan dengan asam lemak rantai panjang sebagai kolesterol ester. Jaringan
kolesterol disintesis dari acetyl CoA dan dieliminasi dari tubuh sebagai kolesterol
atau garam empedu lipoprotein mentransport kolesterobebas dalam sirkulasi, agar
terjadi keseimbangan kolesterol pada lipoprotein dan membran.
Low density lipoprotein (LDL) merupakan mediator dari kolesterol dan
kolesteril ester masuk kedalam jaringan. Kolesterol bebas dipindahkan dari
jaringan oleh HDL dan ditransport ke hati untuk dikonversi menjadi asam
empedu dalam proses yang dikenal sebagai reverse cholesterol transport.
Kolesterol memegang peranan utama pada proses patologis pembentukan
atheroskelerosis arteri yang menyebabkan penyakit cerebrovaskuler, penyakit
pembuluh darah koroner. Atheroslerosis pembuluh darah koroner berhubungan
dengan ratio LDL : HDL kolesterol yang tinggi (Murray et al., 2000).
Sintesis kolesterol terdiri atas beberapa tahap dan acetyl CoA merupakan
sumber atom karbon, sintesis kolesterol dimulai dengan pembentukan mevalonat
dari acetyl CoA. Dua molekul acetyl CoA berkondensasi membentuk acetoacetyl
CoAyang dikatalisasi oleh enzim thiolase. Kemudian acetoacelyl CoA
berkondensasi dengan molekul acetyl CoA membentuk β hydroxyl β methyl
glutaryl-CoA (HMG-CoA) yang kemudian dikonversi menjadi mevalonat yang
dikatalisasi oleh enzim HMG-CoA reductase. HMG CoA merupakan perantara
penting dalam biosintesis kolesterol. Dari mevalonat dibentuk isoprenoid dengan
cara decarboxylasi (membuang CO2). Kemudian enam unit isoprenoid
berkondensasi membentuk skualan dan dari skualan dibentuk induk steroid
6
lanosterol dan setelah beberapa langkah termasuk pembuangan 3 gugus methyl
dibentuk kolesterol (Murray et al., 2000; Geoffrey et al., 1995).
Kolesterol dalam makanan diserap dari usus dan bersama dengan lipid lain
termasuk kolesterol yang disintesis dalam usus diinkorporasikan ke dalam
chylomicron dan VLDL. Setelah chyiloinikron melepaskan triglyserida dalam
jaringan adiposa, sisa kilomikron akan membawa kolesterol ke hati. Hati juga
membentuk kolesterol. Sebagian kolesterol hati dieksresikan dalam empedu
dalam bentuk bebas maupun sebagai asam empedu. Sisa kolesterol akan menjadi
satu dengan VLDL. VLDL yang dibentuk dihati mengangkut kolesterol ke dalam
plasma Pada manusia kolesterol total plasma adalah sekitar 200 mg/ dl,
meningkat dengan bertambahnyaumur dan bervariasi diantara individu. VLDL
yang mengandung kolesterol dimetabolisme menjadi IDL dan LDL.
LDL kemudian masuk kedalam sel jaringan ekstrahepatik dengan cara
endositosis. Molekul LDL berikatan dengan reseptor pada membran sel dan
interaksi ini memicu endositosis LDL. Vesikel yang mengandung LDL
bergabung dengan lisosom dan enzim lisosom menghidrolisis ester-ester
kolesterol yang terdapat pada inti LDL. Kolesterol bebas yang terbentuk masuk
ke sitoplasma dan menghambat sintesis kolesterol, menghambat pembentukan
reseptor LDL, sebagian dirubah menjadi ester kolesterol dalam alat golgi dan
berdifusi dalam membran sel.
Dari membran sei, kolesterol diambil oleh HDL dan diubah menjadi ester
kolesterol dan bergerak ke inti HDL, meninggalkan permukaan lipoprotein bebas
untuk menerima lebih banyak kolesterol. Kenaikan kolesterol intrasel
menghambat sintesis kolesterol dalam sel dan mengurangi suplai reseptor HDL
yang baru sehingga intake sel dikurangi. Sebagian dari kolesterol HDL dapat
dipindahkan ke VLDL dan kilomikron dan diolah kembali. Semua kolesterol
yang dibuang dari tubuh harus memasuki hati dan dieksresi dalam empedu baik
sebagai kolesterol maupun sebagai asam kolat dalam garam empedu (Murray et
al., 2000; Geoffrey et al., 1995).
Banyak penyelidik mendapatkan korelasi antara kadar lipid serum dengan
insidens atherosklerosis pada manusia. Dari lipid-lipid serum, kolesterol paling
sering di khususkan penting dalam hubungan ini. Pada penyakit arterial dapat
ditemukan kelainan seperti: kadarVLDL meninggi dengan kadar LDL kolesterol
normal, kadar LDL kolesterol meninggi dengan VLDL normal, kadar VLDL dan
7
LDL meninggi, hubungan terbalik kadar HDL dengan penyakit . Jantung koroner.
Beberapa ahli berpendapat hubungan yang paling prediktif adalah rasio kolesterol
LDL/HDL (Murray et al., 2000).2
c. Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme
eksogen, endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama
berhu-bungan dengan metabolisme kolesterol- LDL dan trigliserida, sedangkan
jalur reverse cholesterol transport dikhususkan ke metabolisme kolesterol-HDL.
2
Fazidah Aguslina, Tri Makmur “Metabolisme Lipid Dalam Tubuh” dalam Jurnal Inovasi Kesehatan
Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2020) , hlm 61-64
8
kolesterol ester; kedua-nya bersama dengan fosfolipid dan apopro-tein B-48
akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron nascent.
Kilomikron diakumulasi di apparatus Golgi dan disekresi ke sisi lateral
enterosit, masuk ke saluran limf dan akhirnya melalui duktus torasikus akan
masuk ke dalam aliran darah. Kilomikron nascent memiliki apoB-48, apoA-1,
apoA-IV, dan mendapat apoC-II dan apoE dari HDL di kelenjar limf dan
darah. Trigliserida dalam kilomikron akan di hidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase (LPL, diaktifkan oleh apoC-II) yang berasal dari endotel kapiler di
jaringan adiposa, jantung, serta otot rangka, dan melepaskan asam lemak bebas
(free fatty acid, FFA). Asam lemak bebas yang dilepaskan diambil oleh miosit
dan adiposit, dioksidasi untuk menghasilkan energi atau diesterifikasi dan
disimpan sebagai trigliserida dalam jaringan adi-posa. Bila asam lemak bebas
terdapat dalam jumlah besar, sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan
pembentuk trigliserida. Kilomikron yang kehilangan sebagian besar
trigliseridanya akan men-jadi kilomikron remnan yang mengandung kolesterol
ester dan akan dibawa ke hati melalui ligan apoE (Gambar 3)
Gambar 3
Jalur metabolism kilomikron. Sumber: Semenkovich CF et al., 2011.
9
lebih lanjut dan mengikat sel permukaan, dan internalisasi yang dimediasi oleh
heparan sulfat proteoglikan.
2) Jalur metabolisme endogen
Deposit lipid dalam hepatosit dimeta-bolisme menjadi trigliserida dan
kolesterol ester. Packaging trigliserida hati dengan komponen lain VLDL
nascent dimediasi o-leh enzim microsomal triglyceride transfer protein
(MTP). Trigliserida dan fosfolipid yang digunakan untuk pembentukan VLDL
disintesis dalam retikulum endoplasma, selanjutnya masuk ke aparatus Golgi,
menyatu dengan permukaan lumen hepato-sit, melepaskan VLDL ke celah
Disse, dan masuk ke kapiler jaringan adiposa dan otot sebagai lipoprotein
VLDL nascent dengan apoB-100.
Lipoprotein VLDL terdiri dari 85-90% lipid (55% trigliserida, 20%
kolesterol, 15% fosfolipid) dan 10-15% protein. Apoprotein apoB-100
merupakan bentuk hepatik dari apoB. Selain itu, VLDL juga berisi apoE dan
apoCs yang didapat dari HDL dalam sirkulasi. Trigliserida VLDL akan
dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) dan hepatic lipase (HL)
menjadi asam lemak bebas. Lipoprotein VLDL dikonversi ke IDL yang hanya
mengandung apoB dan apoE. Lipoprotein IDL dapat diambil oleh reseptor
LDL (LRP, low density lipoprotein receptor-related proteins) di hati.
Lipoprotein IDL dengan apoE normal dihidrolisis oleh LPL dan HL menjadi
LDL.
Lipoprotein LDL merupakan lipo-protein yang paling banyak
mengandung kolesterol dan merupakan produk akhir dari hidrolisis VLDL
yang dimediasi lipase. Sekitar 70% kolesterol plasma total terda-pat di dalam
LDL. Lipoprotein LDL terdiri dari 75% lipid (35% kolesterol ester, 10%
kolesterol bebas, 10% trigliserida, 20% fosfolipid) dan 25% protein.
Sebagian kolesterol LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik
lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor
kolesterol-LDL, dimediasi oleh apoB-100. Lipoprotein LDL didegradasi di
hepatosit dan akan melepaskan kolesterol yang digunakan untuk biosintesis
VLDL dan sintesis mem-bran atau menjadi prekursor biosintesis asam
empedu. Asam empedu dan koles-terol bebas dibawa ke kantong empedu.
Sebagian kecil kolesterol-LDL masuk ke subendotel, mengalami oksidasi,
ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) makro-fag, dan difagositosis oleh
10
makrofag yang akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar
kolesterol-LDL dalam plas-ma, maka makin banyak yang akan mengalami
oksidasi dan ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang akan
teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung dalam LDL
(Gambar 4).
Gambar 4.
Jalur metabolisme eksogen dan endogen. Sumber: Rader DJ dan Hobbs HH, 2008.
11
(LCAT) menjadi kolesterol ester. Kolesterol ester yang lebih hidrofobik akan
pindah ke inti HDL, dan HDL yang telah mendapat lebih banyak kolesterol
ester menjadi bentuk sferis. Tambahan apoprotein dan lipid ditransfer ke HDL
dari permukaan kilomikron dan VLDL selama lipolisis.
Kolesterol HDL ditranspor ke hepa-tosit secara langsung dan tidak
langsung. Kolesterol ester HDL ditransfer ke lipoprotein yang berisi apoB
(VLDL, IDL, LDL) untuk pertukaran dengan trigliserida oleh cholesterol ester
transfer protein (CETP) (Gambar 6). Kolesterol ester ditranspor ke hati setelah
konversi VLDL ke IDL dan ke LDL, kemudian diambil oleh reseptor LDL.
Jalur ini bekerja tidak langsung karena transfer kolesterol ester lipoprotein-
apoB menghasilkan partikel kaya kolesterol yang mungkin diambil oleh sel
busa dalam plak aterosklerosis sebelum dibersihkan oleh hati5 dan dibersihkan
dari sirkulasi melalui endositosis yang di-mediasi reseptor LDL.9 HDL
kolesterol dapat juga diambil secara langsung oleh hepatosit melalui
scavenger receptor class BI (SR-BI), yaitu reseptor permukaan sel yang
memediasi transfer selektif dari lipid ke dalam sel.
Lipoprotein HDL mengalami re-modeling dalam plasma oleh berbagai
protein transfer lipid dan lipase. Protein transfer fosfolipid berefek pada
transfer fosfolipid dari lipoprotein lain ke HDL. Setelah pertukaran lipid yang
dimediasi CETP (Gambar 5, 6), HDL yang kaya trigliserida menjadi substrat
yang lebih baik dari lipase hati, yang menghidrolisis trigli-serida dan fosfolipid
untuk menghasilkan smaller HDL. Enzim yang berperan yaitu endothelial
lipase menghidrolisis fosfolipid HDL, dan menghasilkan smaller HDL yang
dikatabolisme lebih cepat. Remodeling HDL memengaruhi metabolisme,
fungsi, dan konsentrasi HDL plasma.
Gambar 5.
12
Metabolisme HDL dan reverse cholesterol transfer. Sumber: Rader DJ dan Hobbs HH,
2008.
Gambar 6.
Jalur reverse cholesterol transfer. Sumber: Mahley RW, 2001.3
3
Edmond L. Jim “Metabolisme Lipoprotein” dalam Jurnal Biomedik (JBM), Vol. 5 No.3 (2013), hlm 151-155
13
memahami keperluan pemakanan, di Kuba memaksimumkan fungsi makanan untuk
memperbaiki kesehatan serta pembuatan makanan yang mudah dan cepat saji. Pengguna
kini lebih mementingkan produk makanan yang berkhasiat, rendah kandungan lemak,
gula dan garam, tinggi kandungan karbohidrat kompleks serta fiber.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lipid memenuhi fungsi dasar bagi manusia,
yaitu :
a. menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak
b. lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliranair ion, dan
molekul lain, keluar dan masuk kedalam sel
c. lipid dapat berguna sebagai penyerap dan pembawa vitamin A, D, E dan K,
d. berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi
tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat
e. lemak juga merupakan sarana sirkulasi energy di dalam tubuh dan komponen yang
membentuk membrane semua jenis sel
f. lebagai hormon dan vitamin. Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan
vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
g. pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial yang bersifat sebagai pemelihara
dan integritas membran sel, mengoptimalkan transpor lipid (karena keterbatasan
fosfolipid sebagai agen pengemulsi
h. lipid sebagai sumber steroid, yang sifatnya meningkatkan fungsi-fungsi biologisyang
penting Contoh : Sterol (kolesterol) dilibatkan dalam sistem pemeliharaanmembran,
untuk transpor lipid dan sebagai prekursor vitamin D3 asam empedu dan,adrenal dan
kortikosteroid)
i. dari aspek teknologi makanan, lipid bertindak sebagai pelicin makanan
yangberbentuk pellet, sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam makanan dan
berperandalam kelezatan makanan. 4
4
Diansa “Pembahasan Lipid” diakses dari https://www.scribd.com/doc/314941747/Pembahasan-Lipid pada
tanggal 29 November 2021 pukul 20.00
14
1. Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak
atau gliserida dan lilin (waxes).
a. Lemak (Fat)
Lemak (fat) adalah ester dari gliserol dan asam lemak. Secara biokimia Lemak
adalah senyawa triasilgliserol atau trigliserida.
15
2. Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya
fosfolipid, glikolipida, sphingolipida, dll.
a. Fosfolipida
Fosfolipida adalah adalah senyawa lipida yang berisi lipida dan dan asam
phosporik
16
Gambar Rumus bangun spingolipida
d. Lipoprotein
Lipoprotein adalah senyawa lipida yang berisi Lipida dan Protein.
3. Derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya
asam lemak, gliserol dan sterol.
a. Asam Lemak
Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Asam lemak
terbagi atas dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
17
1) Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan
atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh).
Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
18
Gambar Rumus bangun asam stearate
19
2) Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung
ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolenat.
20
b. Gliserol
Gliserol adalah senyawa gliserida yang paling sederhana. Gliserida adalah
ester yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak.
1) Lemak aldehid
Aldehida merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil
terminal. Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan
atom hidrogen dan berikatan rangkap dengan atom oksigen.
21
karbonil dinamakan karbon α. Atom hidrogen yang diikat karbon α dinamakan
hidrogen α.
5
Kesmira Qonita “Makalah Anabolisme Lipid” diakses dari
https://www.scribd.com/document/437191706/Makalah-Anabolisme-Lipid pada tanggal 30 November 2021
pukul 01.00
22
II.5 Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Lipid
6
Gede Gita “ Capsaicin Loaded Nanoliposome Agonis TRPV1 Potensi Terapi Dalam Penatalaksanaan
Aterosklerosis” dalam Essence Of Scientific Medical Jurnal, hlm 31-32
7
Lovina Ramadhita "Pengaruh Daun Salam (Syzygium polyanthum) Terhadap Kadar Trigliserida
dan Kolesterol Total Darah Pada Penderita Dislipidemia" dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Vol.10 No. 2 (2021), hlm 408-409
23
saraf, tulang, dan lainnya ketika defisiensi enzim mencegah kerusakannya.
Meskipun insidennya rendah, tingkat pembawa beberapa bentuk tinggi), kelainan
metabolisme yang diturunkan, akibat defisiensi glukoserebrosidase, menyebabkan
pengendapan glukoserebrosida dan senyawa terkait. Gejala dan tanda bervariasi
menurut jenisnya tetapi paling sering hepatosplenomegali atau perubahan sistem
saraf pusat. Diagnosis dilakukan dengan analisis DNA dan/atau analisis enzim sel
darah putih. Pengobatannya adalah penggantian enzim dengan glukoserebrosidase.
Glucocerebrosidase biasanya menghidrolisis glukoserebrosida menjadi glukosa dan
ceramide. Cacat genetik enzim menyebabkan akumulasi glukoserebrosida dalam
makrofag jaringan melalui fagositosis, membentuk sel Gaucher. Akumulasi sel
Gaucher di ruang perivaskular di otak menyebabkan gliosis dalam bentuk
neuropatik.
Ada 3 jenis penyakit Gaucher, yang bervariasi dalam epidemiologi, aktivitas enzim,
dan manifestasi.
1) Penyakit Gaucher Tipe I
Tipe I (nonneuronopati) paling umum (90% dari semua pasien).
Aktivitas enzim sisa paling tinggi. Yahudi Ashkenazi berada pada risiko
terbesar; 1/12 adalah pembawa. Onset berkisar dari masa kanak-kanak hingga
dewasa.
Gejala dan tanda penyakit Gaucher tipe I termasuk splenohepatomegaly,
penyakit tulang (misalnya, osteopenia, krisis nyeri, lesi osteolitik dengan patah
tulang), kegagalan pertumbuhan, pubertas tertunda, ekimosis, dan pingueculae.
Epistaksis dan ekimosis akibat trombositopenia sering terjadi.
Sinar-X menunjukkan pelebaran ujung tulang panjang (deformitas labu
Erlenmeyer) dan penipisan kortikal.
2) Penyakit Gaucher Tipe II
Tipe II (neuropatik akut) paling jarang, dan aktivitas enzim residual pada
tipe ini paling rendah. Onset terjadi selama masa bayi.
Gejala dan tanda penyakit Gaucher tipe II adalah kerusakan neurologis
progresif (misalnya, kekakuan, kejang) dan kematian pada usia 2 tahun.
3) Penyakit Gaucher Tipe III
Tipe III (neuropati subakut) berada di antara tipe I dan II dalam insiden,
aktivitas enzim, dan keparahan klinis. Onset terjadi kapan saja selama masa
kanak-kanak.
24
Manifestasi klinis bervariasi menurut subtipe dan termasuk demensia
progresif dan ataksia (IIIa), keterlibatan tulang dan viseral (IIIb), dan
kelumpuhan supranuklear dengan kekeruhan kornea (IIIc). Pasien yang
bertahan hidup hingga remaja dapat hidup selama bertahun-tahun.8
d. Xanthomatosis serebrotendinosa
Gangguan ini terjadi ketika kolesterol, produk metabolisme kolesterol,
terakumulasi dalam jaringan. Penyakit ini akhirnya menyebabkan gerakan tidak
terkoordinasi, demensia, katarak, penyakit arteri koroner dini, dan pertumbuhan
lemak (xanthomas) pada tendon. Gejala penonaktifan sering muncul setelah usia 30
tahun
e. Sitosterolemia
Pada gangguan ini, lemak dari buah dan sayuran menumpuk di darah dan
jaringan. Penumpukan lemak menyebabkan aterosklerosis, penyakit arteri koroner
dini, sel darah merah abnormal, dan xantoma pada tendon.
Pengobatan sitosterolemia terdiri dari mengurangi asupan makanan yang kaya
akan lemak nabati, seperti minyak sayur, dan mengonsumsi resin cholestyramine.
Dokter juga dapat memberikan obat ezetimibe, yang mengurangi jumlah kolesterol
yang diserap oleh tubuh.9
8
Matt Demczko, MD, Sidney Kimmel Medical College of Thomas Jefferson University “Gaucher Disease”
(2021)
9
Matt Demczko, MD, Sidney Kimmel Medical College of Thomas Jefferson University “Other Rare Hereditary
Disorders of Lipid Metabolism” (2020)
25
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan dalam
sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti (eter,
kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun utama
lipida adalah trigliserida, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam
jenisnya. Penyusun lipida lainnya berupa gliserida, monogliserida, asam lemak bebass,
lilin (wax).
Metabolisme lipid terdiri dari proses katabolisme dan anabolisme.
Metabolisme lipid mencakup metabolisme triglycerida, metabolisme kolesterol dan
metabolisme lipoprotein. Kelainan dalam metabolisme lipid merupakan faktor risiko
terjadinya aterosklerosis yang merupakan pangkal mula terjadinya penyakit jantung
koroner dan stroke. Pengetahuan akan biokimia lipid dan metabolisme lipid penting
dalam memahami peran asam lemak tidak jenuh pada makanan dan kesehatan.
III.2 Saran
Terkait dengan materi Metabolisme Lipid ini disarankan untuk mengulas lebih
banyak lagi terkait Metabolisme Lipid baik dari buku, jurnal maupun refrensi lainnya,
agar dapat mengetahui lebih banyak dan luas mengenai Metabolisme Lipid.
26
DAFTAR PUSTAKA
Fazidah Aguslina, Tri Makmur. 2020. “Metabolisme Lipid Dalam Tubuh” dalam : Jurnal
https://www.scribd.com/document/437191706/Makalah-Anabolisme-Lipid pada
Gede Gita, “ Capsaicin Loaded Nanoliposome Agonis TRPV1 Potensi Terapi Dalam
31-32.
Lovina Ramadhita, 2021. "Pengaruh Daun Salam (Syzygium polyanthum) Terhadap Kadar
Trigliserida dan Kolesterol Total Darah Pada Penderita Dislipidemia" dalam : Jurnal
Matt Demczko,2021. “Gaucher Disease” MD, Sidney Kimmel Medical College of Thomas
Jefferson University.
27
Matt Demczko,2020. “Other Rare Hereditary Disorders of Lipid Metabolism” MD, Sidney
28